DEFINISI
Perdarahan yang berasal dari organ traktus gastrointestinalis yang terletak proksimal dari Ligamentum Treitz
KRITERIA PERDARAHAN
Hematemesis Melena Hematokezia
ETIOLOGI
Ulkus peptikum (35-62%) Varises esofagus (4-31%) Sindrom Mallory-Weiss tear (4-13%) Gastritis erosif (3-11%) Varises lambung Kanker lambung (1-4%) Lesi Dieulafoy Lesi vaskuler Esofagitis Angiodisplasia Gastropati kongestif
PATOFISIOLOGI
ULKUS PEPTIKUM
Gangguan keseimbangan antara faktor asam dan pepsin (mukus, bikarbonat, aliran darah) mukosa dinding lambung melemah pecah perdarahan Infeksi kuman Helicobacter Pylori peradangan langsung pada mukosa lambung dan duodenum produksi asam berlebih membebani lapisan mukosa lambung sakit maag Obat-obatan anti inflamasi non steroid (NSAID), misalnya aspirin, ibuprofen, naproxen, dan diklofenak Konsumsi dalam jangka waktu yang panjang merusak lapisan mukosa ulkus peptikum
PATOFISIOLOGI
VARISES ESOFAGUS
Obstruksi
sistem vena portal tekanan portal meningkat pelebaran pembuluh darah di anastomosis varises esofagus dinding varises yang rapuh bisa pecah 7 perdarahan
Varises Esofagus
PATOFISIOLOGI
MALLORY-WEISS TEAR
Kenaikan
tekanan intragastrik yang tiba-tiba atau prolaps lambung ke esofagus timbul laserasi longitudinal di mukosa lambung maupun esofagus sumber perdarahan
Mallory-Weiss tear
Anamnesis tentang riwayat penggunaan NSAID atau obat antikoagulan, adanya sakit perut atau tidak, adanya diare dan demam yang dialami sebelumnya yang dapat mengarah pada colitis baik infeksi atau iskemi Anamnesis riwayat penyakit dahulu untuk mengetahui adanya faktor resiko terjadinya perdarahan Pemeriksaannya fisik meliputi tekanan darah dan nadi posisi baring, perubahan ortostatik tekanan darah dan nadi, ada tidaknya vasokonstriksi perifer (akral dingin), pernapasan, tingkat kesadaran, dan produksi urin
DIAGNOSA
Upper endoskopi Push Enteroskopi Angiografi/Arteriografi Blood Flow Scientigraphy (Nuclear Scientigraphy) Operasi Laparatomi Eksplorasi
KOMPLIKASI
Syok hipovolemik Gagal ginjal akut Anemia Infeksi Reaksi tranfusi Perforasi abdomen
PENATALAKSANAAN
NON ENDOSKOPIS
Stabilisasi keadaan umum Vitamin K 1 mg/kgBB/i.m. (maks. 10 mg) bila ada koagulopati Tranfusi suspensi trombosit dapat diberikan bila diperlukan Pembilasan lambung : Dilakukan melalui NGT dengan 50100 ml NaCl 0,9% berulang kali tiap 1-3 jam tergantung perdarahannya sampai cairan lambung sebersih mungkin. Bolus vasopressin 50 unit dalam 100 ml dekstrose 5%, diberikan 0,5-1 mg/menit/iv selama 20-60 menit, dan dapat diulang tiap 3-6 jam. Atau setelah pemberian pertama dilanjutkan per infus 0,1-0,5 U/menit. Untuk menurunkan aliran darah splanknik dapat diberikan bolus Somatostatin 250 mcg/iv, dilanjutkan per infus 250 mcg/jam selama 12-24 jam atau sampai perdarahan berhenti.
PENATALAKSANAAN
80 mg/iv, kemudian dilanjutkan per infus 8 mg/kgBB/jam selama 72 jam. Antasida diberikan tiap 1-2 jam dengan dosis 0,5 ml/kgBB/dosis (maks. 30 ml/dosis) untuk mempertahankan pH > 5 H2 reseptor antagonis Simetidin : 7,5 ml/kgBB tiap 6 jam atau Ranitidin : 1,25-2 mg/kgBB tiap 12 jam
Bila ada varises esofagus Pemasangan Sengstaken-Blackmore tube (SB-tube) untuk menghentikan perdarahan
PENATALAKSANAAN
ENDOSKOPIS
Contact
thermal (monopolar atau bipolar elektrokoagulasi, heater probe) Noncontact thermal (laser) Nonthermal (misalnya suntikan adrenalin, polidokanol, alkohol, cyanoacrylate, atau pemakaian klip)
PENATALAKSANAAN
TERAPI RADIOLOGI
Penyuntikan
PEMBEDAHAN
PROGNOSIS
Prognosis penyakit dipengaruhi oleh usia penderita, penyakit penyerta, dan kondisi hemodinamik. Tingginya tingkat kematian sangat dipengaruhi oleh penyakit serius yang mendasarinya.
TERIMA KASIH