Anda di halaman 1dari 45

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Pertamina UP III adalah industri di sektor minyak dan gas bumi, dimana melakukan pengolahan minyak mentah menjadi produk-produk seperti bahan bakar minyak (BBM), non-bahan bakar minyak (NBM), dan petrokimia. Pada kilang BBM, minyak bumi mengalami dua proses utama, yaitu primary process (distillation, treating, blending) dan secondary process (polymerization, alkylation, utilities). Unit proses primer mengolah minyak bumi dengan ara memisahkan minyak bumi mentah menjadi !raksi-!raksinya dengan menggunakan prinsip distilasi. Unitunit di Pertamina "U III yang digunakan pada proses ini adalah unit #rude $istiller (#$), yang terdiri dari lima #$ (#$-II, #$-III, #$-I%, #$-%, dan #$-%I), &igh %a uum Unit (&%U), 'tabili(er #)*)B, '"M+# ('traight "un Motor +as #ompressor),dan BBM+# (Butane-Butylene Motor +as #ompressor), serta BB $istiller (Butane-Butylene $istiller) dan BB ,reating. &%U II (High Vacuum Unit II) merupakan unit yang mengolah produk bottom dari unit #$U II)III)I%)% dan #$U %I. *gar temperatur operasi tidak melampaui temperatur ra king maka tekanan kolom harus diturunkan sehingga residu tersebut dapat diolah di unit ini dengan ara distilasi hampa dimana tekanan normal operasinya diba-ah . atm (/0 mmhg). Produk yang dihasilkan adalah 1%+2,M%+2,&%+2 dan %a uum "esidu. $imana produk M%+2 dan &%+2 digunakan sebagai umpan ) feed untuk unit "3##U dan produk 1%+2 digunakan sebagai komponen blending produk diesel (*$2) serta Vacuum Residue digunakan sebagai komponen produk fuel oil. Pada &%U II diperlukan suatu alat yang berperan penting untuk meman!aatkan panas dari suatu !luida untuk dipindahkan ke !luida lainya agar energi yang dihasilkan dari proses tidak terbuang sia-sia, alat tersebut adalah Heat Exchanger (&4). Heat Exchanger 4-.5-00.. *B pada &%U II berperan penting dalam membantu menurunkan suhu dari 6a um residu serta merubah air menjadi steam dengan meman!aatkan panas dari 6a um residu yang akan diakumulasikan dengan steam lain sebagai pemanas !eed. Pemakaian alat perpindahan panas dilakukan se ara kontinyu sehingga jumlah panas per satuan luas yang dipindahkan semakin menurun, yang mengakibatkan
1

kemampuan kerja dari alat perpindahan panas ini menurun. &al ini disebabkan terjadinya ouling actor yang dikarenakan adanya pengotor berat yaitu kerak keras yang berasal dari hasil korosi atau coke serta pengotor berpori berupa kerak lunak yang berasal dari dekomposisi akibat dari media yang digunakan, sehingga menghambat jalannya proses perpindahan panas. &al inilah yang melatar belakangi penulis dalam pemilihan judul studi kasus ini. $engan menganalisa kinerja Heat Exchanger 4-.5-00.. *B maka akan diketahui kemampuan alat perpindahan panas dengan ara menghitung e!isiensi kinerja alat Heat Exchanger yang ditinjau dari unit &%U II. 1.2 Tujuan ,ujuan dari studi kasus ini adalah untuk menganalisa kinerja Heat Exchanger pada Unit &%U II P,. P4",*MIN* (Persero) "U III, dimana tujuan yang ingin di apai antara lain 7 a. Mengetahui kinerja Heat Exchanger 4-.5-00.. *B pada Unit &%U II. b. Mempelajari 6ariabel proses yang mempengaruhi kondisi operasi (Heat !oss, fouling factor, o"erall heat coefficient, pressure drop, effisiensi#. 1.3 Batasan Masalah "uang lingkup masalah pada laporan ini dibatasi pada e6aluasi kinerja regenerator yang meliputi perhitungan kinerja Heat Exchanger 4-.5-00.. berdasarkan data operasi a tual. 'ehingga akan didapatkan nilai e!isiensi Heat Exchanger 4-.5-00.. e!isiensi design. aktual yang selanjutnya akan dibandingkan dengan nilai

1.4 S ste!at ka Penul san 'istematika penulisan dalam laporan kerja praktek ini disusun dalam beberapa bahasan (Bab) antara lain 7
2

I.

Pendahuluan Membahas mengenai latar belakang, tujuan, batasan masalah dan sistematika penulisan.

II.

2rientasi Umum Menjelaskan sejarah singkat P,. Pertamina (Persero) "U III Plaju, !ungsi dan seksi &%U II, sarana dan !asilitas, lindungan lingkungan, serta 'truktur 2rganisasi Unit &%U II.

III. ,injauan Pustaka Menjelaskan dan menjelaskan dasar teori dan pengetahuan umum mengenai Heat Exchanger. I%. $ata Pengamatan dan Perhitungan Berisi data-data pengamatan "egenerator dan perhitungan dengan metode 8ern. %. 8esimpulan dan 'aran Men akup kesimpulan dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dan beberapa saran yang didapat setelah dilakukan pengamatan dan perhitungan.

BAB II "#IENTASI UMUM 2.1 Sejarah S ngkat P,.Pertamina (Persero) adalah badan usaha milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang penambangan minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia. Pertamina berkomitmen mendorong proses trans!ormasi internal dan pengembangan yang berkelanjutan guna men apai standar internasional dalam pelaksanaan operasional dan tatakelola lingkungan yang lebih baik, serta peningkatan kinerja perusahaan sebagai sasaran bersama. Pada bulan 9anuari .:;., diidirikan Perusahaan ,ambang Minyak "epublik Indonesia yang kegiatannya meliputi -ilayah 9a-a ,engah dan 'umatera Utara. 'etelah menngalami perdebatan, pada bulan 2ktober .:;/ di tetapkan bah-a lapangan minyak 'umatera Utara tidak dikembalikan ke $hell dan berada di ba-ah penga-asan Pemerintah Pusat. Pada tanggal << 9uli .:;=, pemerintah memutuskan menyerahkan lapangan minyak 'umatera Utara kepada 8'*$, yang kemudian mengubah namanya menjadi P,.4>plotasi ,ambang Minyak 'umatera (P,.4,M'U). Pada tahun .:/0 pemerintah mengeluarkan undang-undang untuk membentuk tiga perusahaan negara di sektor minyak dan gas bumi. 8etiga perusahaan tersebut adalah 7 .. PN. P4",*MIN, Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Indonesia (disahkan berdasarkan PP No. ?).:/.). Perusahaan ini bermula dari perusahaan %ederlandsche Indische &ardolie 'aatschappi( (NI*M) yang didirikan tahun .:<.. Pada tanggal . 9anuari .:;: namanya berubah menjadi P,. Pertambangan Minyak Indonesia (P,. P4"MIN$2). 8emudian pada tahun .:/; PN ini mengambil alih semua kekayaan P,. $hell Indonesia termasuk di dalamnya kilang Plaju, Balikpapan, dan @onokromo. <. PN. P4"MIN*, Perusahaan Negara Perusahaan Minyak Nasional (disahkan berdasarkan PP No. .:A).:/.). Perusahaan ini merupakan peralihan nama dari P,. 4,M'U. 'ejak tahun .:/. PN inilah yang melakukan operasi penyediaan dan pelayanan bahan bakar minyak dalam negeri.
4

?.

PN. P4"MI+*N, Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan +as Nasional (disahkan berdasarkan PP No. .::).:/.). Perusahaan ini semula berasal dari Perusahaan ,ambang Minyak "akyat Indonesia (P,M"I) yang berlokasi di 'umatera Utara, namanya berubah menjadi PN. P4"MI+*N pada tahun .:/.. Pada tanggal / *pril .:/<, pemerintah Indonesia membeli semua !asilitas penyulingan dan produksi P,. $hell di 9a-a ,engah. Namun karena kinerjanya yang semakin memburuk, PN ini dibubarkan pada tahun .:/; melalui '8 Menteri Urusan Minyak dan +as Bumi No. /)M)MI+*') //. 8ekayaan yang dimilikinya berupa sumur minyak dan penyulingan di #epu dijadikan pusat pendidikan dengan dibukanya *kademi Minyak dan +as Bumi. 3asilitas pemasarannya diserahkan pada PN. P4",*MIN sedangkan !asilitas produksinya diserahkan pada PN. P4"MIN*. Pada tanggal <0 *gustus .:/A dalam rangka mempertegas struktur dan

prosedur kerja demi memperlan ar usaha peningkatan produksi minyak dan gas bumi, dibentuk Perusahaan Negara Pertambangan minyak dan +as Bumi Nasional (PN P4",*MIN*) yang melebur PN P4"MIN* dan PN P4",*MIN. ,ujuan peleburan ini adalah agar dapat meningkatkan produkti6itas, e!ekti6itas, dan e!isiensi di bidang perminyakan nasional di dalam -adah suatu Integrated )il *ompany dengan satu manajemen yang sempurna. 8emudian PN P4",*MIN* diubah menjadi P4",*MIN* (Pertambangan Minyak dan +as negara). $an pada tahun <00?, P4",*MIN* dijadikan Persero dengan nama P,. P4",*MIN* ( Persero). Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dalam negeri, P,. P4",*MIN* hingga saat ini telah mengoperasikan enam Refinery Unit ("U) yang tersebar di Indonesia. 8eenam Unit Pengolahan itu adalah 7 .. <. ?. 5. ;. /. "U-II "U-III "U-I% "U-% "U-%I $umai,"iau Plaju-'ungai +erong, 'umatera 'elatan #ila ap, 9a-a ,engah Balikpapan, 8alimantan ,imur Balongan, 9a-a Barat
5

"U-%II 8asim, Papua

Pada tahun pemerintah &india Belanda membangun dengan tujuan untuk mengolah minyak bumi yang berasal dari Prabumulih dan 9ambi. Pada tahun .:;= kilang ini diusahakan oleh P,. $hell Indonesia yang merupakan perusahaan minyak milik Inggris. 8emudian pada tahun .:/;, pemerintah Indonesia mengambil alih kilang Plaju dari P,. 'hell Indonesia. 8ilang Plaju terletak dibagian 'elatan 'ungai Musi dan sebelah Barat bagian 'ungai 8omering dengan kapasitas .00 MB'$ ('ilion +arrel ,er *alender -ay). 8ilang minyak 'ungai +erong dibangun pada tahun .:<0 oleh 4''2 (',*N%*#) yang merupakan sebuah perusahaan minyak *merika. P4",*MIN* membeli kilang ini terletak di persimpangan 'ungai Musi dan 'ungai 8omering dengan kapasitas mula-mula =0 MB#$, sekarang kapasitasnya tinggal <; MB#$ sesuai dengan unit yang masih ada. Pada tahun .:=< di Plaju didirikan &sphalt +lo.ing ,lant ($emolish) dengan kapasitas produksi 5;.000 ton)tahun. Pada tahun .:=?, di Plaju didirikan pabrik ,olypropylene yang mengolah ,ropylene menjadi ,olypropylene dengan produk berbentuk pellet. Bersamaan dengan dibangunnya pabrik ,olypropylene, dibangun 9embatan pipa integrasi yang menghubungkan kilang Plaju dan kilang 'ungai +erong (sekarang dikenal kilang musi). Pada tahun .:A< dilaksanakan pembangunan Proyek ,la(u &romatic *enter ( P*# ) dan proyek Musi Phase .( P8M I ). 8edua proyek ini dibangun se ara terintegrasi yang berupa proyek pipanisasi di dalam penyedian sistem penunjang (utilitas) dan !asilitas lindungan lingkungan. ,la(u &romatic *enter didirikan di area kilang Plaju. Pembangunan kilang Musi berlanjut dengan pembangunan &igt %a uum $istilation Unit II ( &%U) pada tahun .:A? mulai beroperasi tahun .:A/. 'ejarah lengkap tentang P4",*MIN* dapat dilihat pada tabel . berikut.

Ta$el 1. Sejarah Perta! na #U III Plaju%Sunga &er'ng Tahun .:0? .:</ .:/; .:=0 .:=< .:=? .:=? .:A< .:A< .:A5 .:A/ .:A= .:AA .::0 .::5 Sejarah (an )erke!$angan Pembangunan 8ilang Minyak di Plaju oleh 'hell (Belanda). 8ilang 'ungai +erong $ibangun 2leh ',*N%*# (*'). 8ilang Plaju)'hell $engan 8apasitas ..0 MB#$ $ibeli 2leh Negara)Pertamina 8ilang 'ungai +erong)',*N%*# dibeli oleh Negara)Pertamina Pembangunan &sphalt +lo.ing ,lant 8apasitas 5;.000 ,on),ahun Pendirian 8ilang ,olypropylene Untuk Memproduksi ,ellet Polytam $engan 8apasitas <0000 ,on),ahun. Integrasi 2perasi 8ilang Plaju-'ungai +erong. Pendirian ,la(u &romatic *enter (P*#) dan Proyek 8ilang Musi (P8M .) Bang Berkapasitas :A MB#$. Pembangunan High Vacum Unit (&%U) 'ungai +erong $an "e6amping #$U (konser6asi 4nergi). Proyek Pembangunan 8ilang ,*)P,* $engan 8apasitas Produksi .;0.000 ton)tahun. 8ilang P,* Mulai Beroperasi $engan 8apasitas ,on),ahun. Proyek Pengembangan 8onser6asi 4nergi) Energy *onser"ation Industry (4#I) Proyek Usaha Peningkatan 4!isiensi $an Produksi 8ilang (UP48) -ebotlenecking kapasitas kilang P,* menjadi <<;.000 ton)tahun. P8M II 7 Pembangunan unit ,olypropylene baru dengan kapasitas 5;.<00 ton)tahun, "e6amping "3##U-'ungai +erong dan unit *lkilasi, Redesign $ilikon "3##U-'ungai +erong, modi!ikasi unit redistilling I)II Plaju, pemasangan /as 0urbine /enerator *omplex (+,+#) dan perubahan !rekuensi listrik dari /: &( ke ;0 &(, dan pembangunan 1ater 0reatment Unit (@,U) dan $hulpuric &cid Reco"ery Unit ('*U). <00< <00? Pembangunan jembatan integrasi 8ilang Musi 9embatan integrasi 8ilang Musi yang menghubungkan 8ilang Plaju
7

.;0.000

dengan 8ilang 'ungai +erong diresmikan Pembangunan jembatan integrasi kilang Musi. 9embatan intgrasi kilang musi diresmikan.

Sumber : Pedoman BPST Angkatan XIV. Penerbit PERTAMINA, Palembang, P4",*MIN* "U-III memiliki < buah kilang, yaitu 7 .. <. 8ilang minyak Plaju, yang berbatasan dengan 'ungai Musi di sebelah selatan dan 'ungai 8omering di sebelah barat 8ilang minyak 'ungai +erong, yang terletak di persimpangan 'ungai Musi dan 'ungai 8omering. 8ilang "U-III Plaju)'ungai +erong mempunyai < unit produksi yaitu 7 .. <. Unit Produksi I (8ilang BBM)Petroleum) yang mengolah minyak mentah. 8ilang BBM)Petroleum terdiri dari primary proses dan secondary proses Unit Produksi II (8ilang Petrokimia) 8ilang petrokimia yang terdiri dari kilang ,olypropylene. * s Perta! na 7 Menjadi perusahaan Migas Nasional 8elas $unia M s Perta! na 7 .. <. ?. Melakukan usaha dalam bidang energi dan petrokimia. Merupakan entitas bisnis yang dikelola se ara pro!esional, kompetiti!, berdasarkan tata nilai unggulan dan berorientasi laba. Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan, pekerja dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. 2.2. Tugas (an +ungs H*U II &igh %a uum unit (&%U) berkapasitas ;5 MB'$ atau =A00 ,'$. 1ong residue yang diolah di &%U II adalah bottom produ t dari unit destilasi yaitu #rude $istiller (#$) II) III) I% dan #$ % (Plaju) serta #$ %I ('ungai +erong). &%U II merupakan unit distilasi dengan menggunakan proses distilasi hampa. Pengolahan
8

minyak bumi yang memiliki titik didih yang sangat tinggi (;00 C#) tanpa mendapatkan kerugian atau loss akibat perengkahan thermal (,hermal #ra king) pada temperature yang tinggi. 3eed yang diolah pada kolom distilasi hampa ini adalah produk ba-ah (bottom produ t) dari proses destilasi atmos!erik, yaitu berupa produk long residue yang memiliki nilai jual yang rendah. Pada kondisi tekanan di ba-ah . atm, titik didih airan akan turun sehingga pemisahan dapat dilakukan pada suhu (?/0 D ?A0 C#). jika proses ini dilakukan pada distilasi atmos!erik maka untuk memisahkan !raksi minyak tersebut membutuhkan temperature yang tinggi (E ;00 C#), ini dapat mengakibatkan terjadinya perengkahan thermal. $engan kata lain, pada tekanan hampa, trayek titik didih airan akan turun jika dibandingkan dengan tekanan atmos!er sehingga tidak terjadi perengkahan. Produk D produk yang dihasilkan adalah 1ight %a uum +as 2il (1%+2), Middle %a uum +as 2il (M%+2), &ea6y %a uum +as 2il (&%+2) dan 6a uum residue. Produk M%+2 dan &%+2 digunakan sebagai !eed untuk unit "iser 3luidi(ed #atalyti #ra king Unit ("3##U), sedangkan 1ight %a uum +as 2il (1%+2) sebagai komponen blending produk *utomoti6e $iesel 2il (*$2) serta 6a uum residue sebagai komponen produk !uel oil. 2.2.1. Sarana (an +as l tas 'arana penunjang yang terdapat di &%U II ber!ungsi untuk mendukung kelan aran operasi kilang, sehingga mendapatkan produksi yang optimal, antara lain7 .. Utilities Ber!ungsi untuk menyediakan steam, udara bertekanan, air, juga listrik untuk penggerak motor D motor pompa maupun untuk penerangan kilang. <. 1aboratorium Ber!ungsi sebagai ontrol kualitas, analisa sampel serta penelitian yang

dilakukan untuk pengembangan produk kilang. ?. &ealth 'a!ety and 4n6ironment (&'4)
9

Mempunyai tugas pokok yaitu untuk men egah terjadinya ke elakaan kerja, bahay kebakaran dan bahaya pen emaran.

2.2.2. Health Sa,et- an( En. r'n!ent /HSE0 8eselamatan kerja disamping untuk men egah terjadinya ke elakaan kerja, juga untuk melindungi lingkungan sekitar di sekitar daerah operasi perusahaan dengan menerapkan hal D hal sebagai berikut7 .. 'e ara akti! menggalakkan lindungan lingkungan dengan meredam dampak terhadap lingkungannya dan menekan jumlah polusi yang timbul akibat pengoperasian perusahaan serta menekan jumlah limbah dengan meningkatkan kualitas pengolahan limbah yang ditimbulkan. <. Instalasi baru akan dilengkapi dengan sistem pengendalian polusi yang baik agar dapat memenuhi peraturan yang terkait maupun standard industry.

2.2.3. Struktur "rgan sas "e!inery unit III P,. P4",*MIN* (Persero) dipimpin oleh seorang +eneral Manager. $i ba-ah general manager "U III adalah produ tion manager, #$ F 1 Unit berada langsung di ba-ah Produ tion Manager, #$ F 1. unit dipimpin oleh seorang se tion head yang memba-ahi dua bagian yaitu #$ Unit dan #14 unit yang masing D masing dipimpin oleh seorang senior super6isor dan dibantu oleh tenaga administrasi. #14 senior super6isor memba-ahi penga-as jaga, yaitu penga-as jaga "3##U dan penga-as jaga +as plant, dan diba-ah penga-as jaga langsung ,enaga 2perator 8ilang (,28), yaitu lapangan dan onsole ( onsole &%U).

10

2.3.

Struktur 'rgan sas un t H*U II


KEPALA BAGAN CD &L

PTR ADM

KEPALA CLE

PENGAWAS UTAMA CD I DAN HVU II

PERATI N ENGINEER

PENGAWA S !AGA CD I

PENGAWA S !AGA HVU II

T"# 2$ % 1 VCH

T"# S$ % 1 C"/,01* HVU II

T"# S$ % 3 V&'( T")*$

T"# S$ % 3 V&'( S+,-*.

T"# S$ % 3

+ambar <./. 'truktur organisasi unit &%U II 'ungai +erong


11

HVU II

BAB III TIN1AUAN PUSTA2A 3.1. H*U II ( ig! Va"uum #nit II$ &%U II 2High Vacuum Unit II# Unit ini mengolah produk bottom dari unit #$U II)III)I%)% dan #$U %I sungai gerong, old !eed dari tanki dan minyak pelumas yang sudah terpakai ) digunakan. Produk yang dihasilkan adalah 1%+2, M%+2, &%+2 dan %a uum "esidu.$imana produk M%+2 dan &%+2 digunakan sebagai umpan ) !eed untuk unit "3##U dan produk 1%+2 digunakan sebagai komponen blending produk diesel (*$2) serta %a uum "esidu digunakan sebagai komponen produk !uel oil. Pengolahan minyak bumi ini menggunakan proses distilasi hampa yang bertujuan untuk mengambil sebanyak-banyaknya produk minyak bumi yang masih terikut dalam !raksi minyak bumi yang memiliki trayek titik didih yang sangat tinggi (;00o#) tanpa mendapatkan kerugian atau loss akibat perengkahan termal (,hermal #ra king) pada temperatur tinggi. eed long residue dari #$ II, III dan I% dialirkan menuju hot feed drum (%/.-00.), long residue dari #$ % juga dialirkan menuju hot feed drum yang sama dimana sebelumnya dile-atkan pada box cooler. 'edangkan untuk long residue dari #$ %I dapat langsung dialirkan menuju &%U sebagai feed. !ong residue yang masuk ke hot feed drum diharapkan memiliki temperatur .50-.5; o#, dengan tekanan di 0.< kg) mG pada saat normal operasi. Proses dia-ali dengan memanaskan feed dengan menggunakan heat exchanger (sebagai pre3heater), yang kemudian dipanaskan lebih lanjut di dalam furnace. Beberapa heat exchanger yang digunakan sebagai pre3heater adalah 4-.500/ *)B (&%+2 exchanger), 4-.5-00? *)B)# (M%+2 exchanger), 4-.5-0.0 * ("acuum residue exchanger) dan 4-.5-00: *)B)#)$ ("acuum residue exchanger). "angkaian heat exchanger ini diharapkan dapat menghasilkan feed untuk furnace dengan #I, sebesar </<-<=0o#, serta untuk menekan penggunaan energi pendinginan untuk produk dari &%U sendiri. eed dari pre3heater kemudian dipanaskan lebih lanjut di dalam furnace,
12

yang diharapkan akan meningkatkan temperatur feed hingga ?/0-?A0o#.

urnace

&%U menggunakan tiga ma am !uel, yaitu !uel oil, !uel gas dan o!! gas (o!! gas ini merupaan peman!aatan produk atas dari &%U sendiri, dengan tujuan e!isiensi produk o!! gas). Parameter utama dari !urna e &%U ini adalah temperature tube skin (ma>imum /:0 o#) dan #2, menuju kolom 6akum. Heated feed dari furnace kemudian dialirkan menuju kolom 6akum (#-.500.) untuk dipisahkan menjadi produk-produk. Proses distilasi ini dilakukan pada tekanan di ba-ah tekanan atmos!ir (/0-/; mm&g). $istilasi 6akum ini diharapkan dapat memisahkan produk dengan titik didih yang lebih tinggi dengan bantuan "acuum pressure. eed &%U dimasukkan pada flash zone dengan posisi tangensial, dengan harapan pemisahan antara liHuid dan 6apor akan terjadi akibat adanya gaya sentri!ugal pada flash zone tersebut. 1iHuid akan menuju ke ba-ah setelah jatuh dari cap pada tray. 'edangkan 6apor akan bergerak ke atas setelah keluar dari tray cap. 1ashing section, sebagai bagian utama dalam menghasilkan gasoil, terletak di atas flash zone. 1ash section bertujuan untuk mempertajam produk gasoil, dengan melepaskan residu yang terperangkap pada 6apor yang naik dari flash zone. 8ontrol utama pada bagian ini adalah concarbon le6el dan metal content, karena menjadi ra un pada katalis, karena peningkatan produk gasoilakan memungkinkan peningkatan le6el concarbon dan metal sebagai akibat dari deep cut operation. -ra. off diberlakukan untuk produk gasoil (1%+2, M%+2 dan &%+2). 1%+2 untuk re!luks didinginkan oleh 4-.5-00., sedangkan sebagai produk 1%+2 didinginkan oleh 4-.5-00<. Untuk M%+2 dan &%+2 digunakan sebagai feed untuk 3##U baik se ara langsung (sebagai hot M%+2 dan &%+2) maupun cold feed (yang diambil dari ,-.:.).:<). )"erflash section, diperoleh dengan melakukan injeksi recycle pada feed. Recycle yang diinjeksikan berupa produk antara &%+2 dengan "acuum residue. Recycle ini juga bertujuan sebagai e!isiensi dalam feed in(ection serta untuk mempertajam produk gasoil. Vacuum residue section, sebagai dra. off "acuum residue dan sebagai posisi injeksi stripping steam. $tripping steam digunakan untuk membantu mengangkat light distillate yang masih terba-a di hea"y distillate agar dapat terangkat ke atas. $tripping steam ini berasal dari lo. pressure steam yang
13

telah dipanaskan di !urna e menjadi dry dan superheated steam. )"erhead product dari #-.5-00. tersebut kemudian didinginkan oleh tiga kondensor (4-.5-0.?)0.5)0.;), yang kemudian dihilangkan kandungan steam-nya menggunakan tiga rangkaian (et e(ector yang dipasang se ara seri. Penghilangan steam dari o"erhead product dilakukan dengan teknik perubahan energi kinetik menjadi energi mekanik melalui injeksi medium pressure steam, dengan tekanan A kg) m<g. Pemasangan (et e(ector ada pada masing-masing kondenser. 4et e(ector ini juga ber!ungsi untuk memperoleh tekanan 6akum di dalam #-.5-00.. 8ondensat keluaran kondenser kemudian dialirkan menuju %-.5-00< untuk dipisahkan antara !ase gas dan liHuid, dimana liHuid-nya dialirkan menuju se.er. 'edangkan untuk uncondesable gas dialirkan ke %-.5-00< lalu ke 4-.5-00? untuk menyerap condensable gas, dimana gas keluaran dari 4-.5-00? dijadikan sebagai off gas (sebagai refinery fuel gas untuk furnace &%U). Injeksi ammonia pada kondensat dilakukan sebagai pen egahan terhadap korosi pada alat, yang timbul akibat kontaminasi impurities (seperti sul!ir dan asam). 'ehingga p& kondensat dapat dijaga pada kondisi basa paling minimum. 'ebagian 1%+2 dari kolom dikembalikan sebagai re!luks (4-.5-00.) yang sebelumnya didinginkan oleh fin3fan cooler. 'ebagian lainnya kemudian menjadi produk (4-.5-00<) untuk komponen blending produk diesel. M%+2 dan &%+2 dari kolom didinginkan dengan bantuan heat exchanger, 4-.5-00? *)B)#, dimana panasnya diman!aatkan sebagai pre3heater untuk feed &%U. 'ebagian dikembalikan sebagai re!luks (4-.5-005) dan sebagian lainnya digunakan sebagai feed untuk 3##U (4-.5-00;). 'aat ini, sebagian dari M%+2 juga dijadikan sebagai blending component dengan 1%+2 untuk menjadi bahan bakan solar. Vacuum residue didinginkan menggunakan heat exchanger 4-.500:)0.0)0.. (sebagai !ungsi pemanas feed), sebagian dikembalikan sebagai 5uenching untuk mempertahankan temperatur di bottom kolom, dan sebagian juga digunakan sebagai produk untuk komponen blending produk fuel oil.

3.2. Pr'(uk (ar Pr'ses H*U II


14

8apasitas produksi &%U II adalah ;5 MB'$, dengan produk sebagai berikut 7 a. Produk atas berupa !ight Vacuum /as )il (1%+2) yang digunakan sebagai komponen motor gas. b. Produk tengah berupa 'edium Vacuum /as )il (M%+2), dan &ea6y %a uum +as 2il (&%+2). Produk tengah ini merupakan umpan "3##U. . Produk ba-ah berupa !ight $ulphur 1axes Residue (1'@"). 3.3. Pr ns ) 2erja Alat eat E%"!anger

$estilasi pada umumnya proses yang terjadi didalam industri-industri kimia yang melibatkan energi panas, misalnya proses perpindahan panas. Pengetahuan tentang proses perpindahan panas sangat diperlukan untuk dapat memahami peristi-a-peristi-a yang berlangsung dalam proses pemanasan, pendinginan, e6aporasi, kondensasi dan lain-lain. Industri kimia membutuhkan alat bantu untuk melaksanakan operasi pertukaran panas (heat transfer) yang disebut alat penukar panas, dimana dengan alat ini dapat dilakukan pengendalian terhadap panas yang terlibat dalam proses. $hell and 0ube Exchanger merupakan salah satu alat bantu dalam melakukan operasi pertukaran panas di industri kimia.(M .#abe, .:::) Perpindahan panas (heat transfer) adalah ilmu yang mempelajari perpindahan energi panas karena ada perbedaan temperatur diantara material. 'i!at perpindahan panas adalah bila dua buah benda mempunyai suhu yang berbeda mengalami kontak baik se ara langsung maupun tidak langsung, maka panas akan mengalir dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah.

,. Permukaan panas
15

Permukaan dingin ,<

I> Proses perpindahan panas yang terjadi di dalam proses-proses kimia dapat berlangsung dengan tiga ara yaitu 7 (M .#abe, .:::) .. Perpindahan panas se ara konduksi <. Perpindahan panas se ara kon6eksi ?. Perpindahan panas se ara radiasi. 3.3.1. eat E%"!anger Heat Exchanger adalah suatu alat penukar panas yang digunakan untuk meman!aatkan atau mengambil panas dari suatu !luida yang dipindahkan ke !luida lainnya melalui proses yang disebut proses perpindahan panas (heat exchanger#. Proses perpindahan panas ini dapat terjadi pada !ase air ke !ase uap atau !ase uap ke !ase air se ara langsung dimana !luida panas akan ter ampur se ara langsung dengan !luida dingin atau se ara tidak langsung menggunakan media perantara. Peralatan Heat Exchanger yang biasanya digunakan diindustri kimia adalah sebagai berikut ('ubagjio, .::.) 7 6. *ooler *lat ini digunakan untuk mendinginkan !luida panas agar men apai kondisi yang diinginkan dengan menggunakan media pendingin berupa air atau udara. 7. *ondensor *lat ini digunakan untuk mengambil panas laten !luida yang berbentuk uap sehingga terjadi perubahan !ase dari uap menjadi air. 8. Reboiler *lat ini digunakan untuk menguapkan li5uid pada bagian dasar kolom destilasi sehingga !raksi yang ringan akan terikut dalam hasil destilasi pada kolom atas. 'ebagai media pemanas dapat berupa steam atau !luida panas.
16

9. ,reheater *lat ini digunakan untuk memanaskan !luida air dengan menggunakan steam atau panas pembakaran bahan bakar. :. *hiller *lat ini digunakan untuk mendinginkan !luida pada suhu yang lebih rendah dimana !luida pendingin dapat berupat air, propana, !reon ataupun ammonia. ;. E"aporator *lat ini digunakan untuk menguapkan !luida air dengan menggunakan steam atau media pemanas yang lainnya. &eat 4> hanger dapat dikelompokan menjadi beberapa ma am berdasarkan bentuknya, yaitu7 ('ubagjo, .::.) .. $ouble-Pipe4> hanger <. 'hell and ,ube 4> hanger ?. Plate and 3rame 4> hanger 5. *ir #ooled ;. $ire t #onta t 4> hange +akt'r Peng't'r /+'ul ng +a3t'r0 3ouling !a tor adalah suatu angka yang menunjukkan hambatan akibat adanya kotoran yang terba-a oleh !luida yang mengalir dalam &eat 4> hanger, yang melapisi bagian dalam dan luar tube. 3ouling !a tor sangat berpengaruh terhadap proses perpindahan panas, karena pergerakannya terhambat oleh deposit. 3ouling !a tor ditentukan berdasarkan harga koe!isien perpindahan panas menyeluruh untuk kondisi bersih maupun kotor pada alat penukar panas yang digunakan. Nilai 3ouling 3a tor didapat dari perhitungan dan disain yang dapat dilihat dari ,abel .< 8ern. *pabila nilai !ouling !a tor hasil perhitungan lebih besar dari nilai !ouling !a tor disain maka perpindahan panas yang terjadi di dalam alat tidak memenuhi kebutuhan prosesnya dan harus segera dibersihkan. Nilai !ouling !a tor dijaga agar tidak melebihi nilai !ouling !a tor disainnya agar alat &eat 4> hanger
17

dapat mentrans!er panas lebih besar untuk keperluan prosesnya. Perhitungan !ouling !a tor berguna dalam mengetahui apakah terdapat kotoran di dalam alat dan kapan harus dilakukan pen u ian. 3ouling dapat terjadi dikarenakan adanya 7 .. Pengotor berat (&ard $eposit), yaitu kerak keras yang berasal dari hasil korosi atau oke keras. <. Pengotor berpori (Porous $eposit), yaitu kerak lunak yang berasal dari dekomposisi kerak keras. Beberapa !aktor yang menyebabkan terjadinya !ouling pada alat &eat 4> hanger adalah 7 ('ubagjo, .::.). .. 8e epatan aliran !luida. <. ,emperatur !luida. ?. ,emperatur permukaan dinding tube. 5. 3luida yang mengalir didalam dinding tube. Pen egahan !ouling dapat dilakukan dengan tindakan-tindakan sebagai berikut 7 ('ubagjo, .::.). .. Menggunakan bahan kontruksi yang tahan terhadap korosi <. Menekan potensi !ouling, misalnya dengan melakukan penyaringan. Persa!aan 4 eat E%"!anger !et'(e 2ern

1. Perh tungan Nera3a Panas / eat Ballan"e0 5 6 7 8) 7 /T1 9 t20 5 : 7 3) 7 /t2 9 t10

$imana 7 J @ #p K 8alor jenis, Btu)hr K laju alir !luida panas, lb)hr K laju alir !luida dingin, lb)hr K 8apasitas panas !luida panas, Btu)lb 03
18

p ,. ,< t. t<

K 8apasitas panas !luida dingin, Btu)lb 03 K ,emperatur !luida panas masuk, 03 K ,emperatur !luida panas keluar, 03 K ,emperatur !luida dingin masuk, 03 K ,emperatur !luida dingin keluar, 03

2. Perh tungan &og Mean Tem'erature (i))erent, &MT( Untuk alat penukar panas aliran counterflo., beda temperatur rata-rata dihitung dengan beda temperatur rata-rata logaritmik

LMTD 5

(0. t< ) (0< t. ) (0 t ) ln . < (0< t. )

3. Mengh tung +akt'r k'reks (engan !engh tung # (an S 'uatu koreksi 1M,$ dinyatakan dengan !aktor 8oreksi (3 ,), oleh sebab itu untuk tujuan tersebut dibutuhkan besaran " dan '. ' menyatakan e!isiensi temperatur dan " merupakan pembanding daya tampung kalor !luida dingin dan !luida panas, # 5

(0. 0< ) ( t< t. ) ( t< t. ) (0. t. )

S 5

$engan besaran " dan ' tersebut didapat 3, menggunakan kur6a pada ig.6< =ern sehingga didapat 7 ;t 5 +T 7 LMTD
19

4. Perh tungan Te!)eratur 2al'r k /T3 (an t30 ,emperatur alori dita!sirkan sebagai temperatur rata-rata !luida yang terlibat dalam pertukaran panas. T3 5 T2 < +3 /T1 9 T20 t3 5 T1 < +3 /t2 9 t10 $ari 3ig..= 8ern, .:/; didapat harga 8 dan 3 dengan perbandingan
tc 0 t = < . 0c 0. t <

=. Perh tungan *lo+ Area lo. area merupakan luas penampang yang tegak lurus arah aliran $hell side as5 ID 7 8> 7 B ? /144 7 PT0 $imana 7I$ # B P, 0ube side at 5 NT 7 a@t ? /144 7 n0 $imana 7N, aLt n K 9umlah tube K Internal area (0able 6> =ern) K jumlah tube passes K Inside -iameter (in) K 9arak antar tube (in) K 9arak baffle (in) K ,ube ,itch (in)

A. Perh tungan Ma,, Velo"it8e epatan massa merupakan perbandingan laju alir dengan flo. area

20

$hell side +s $imana 7@ K @ ) as K 1aju alir !luida panas (lb)hr)

0ube side +t $imana 7K - ) at K 1aju alir !luida dingin (lb)hr)

B. Perh tungan Re-nold Number Reynold number menunjukkan tipe aliran !luida di dalam pipa $hell side "es $imana 7$e +s M K $e > +s ) M K E5ui"alent diameter (!t) (3ig.<A 8ern) K 'ass "elocity (lb)hr !t<) K %iskositas !luida pada suhu ,

0ube side "et $imana 7$ +t M K $ > +t ) M K Inside diameter (!t) (,abel .0 8ern) K 'ass "elocity (lb)hr !t<) K %iskositas !luida pada suhu t eat Tran,)er *a"tor /1H0

C. Perh tungan $hell side

Nilai 9& untuk sisi shell dapat diketahui dari ig.7< =ern 0ube side Nilai 9& untuk sisi tube dapat diketahui dari ig.79 =ern
21

D. Menentukan Termal *un"tion Pada tiap suhu, yaitu , (hot fluid) untuk shell dan t (cold fluid) untuk tube diperoleh masing-masing nilai (kondukti6itas thermal) 2fig.6 =ern# /3 7 E ? k01?3 $imana 7 k 1F. Menentukan n la /oe))i"ient /h 0 $hell side !o 0ube side !i
hio = t

(fig.9 =ern#, N (6iskositas) dan k

K panas spesi!ik (Btu)lb 03) K kondukti6itas thermal (Btu)hr.!t 03) .ut,ide )ilm /oe))i"ient /h'0 dan In,ide *ilm

0 1

k c -e k

.) ?

2,

0 1

k c - k

.) ?

2t

hi Ix t )-

$imana 7ho hi

K )utside film coefficient (Btu)hr.!t 03) K Inside film coefficient (Btu)hr.!t 03)

11. Menentukan Tube +all Tem'eratureGt: ,emperatur dinding rata-rata tube dapat dihitung dengan temperature kalorik, jika diketahui nilai koe!isien perpindahan panas !luida shell dan tube pada kondisi operasi sedang berlangsung. t. ? tc @
ho ) s x ( 0c tc ) hio ) t + ho ) s
22

$imana 7 t-

K temperatur dinding tube (03)

12. Perh tungan /orre"ted "oe))i"ient h' (an h ' )a(a t: $hell side 2,
0 .
0 ,.5

!o 0ube side 2,

ho x s s

0 .

0 ,.5

!io

hio x t t

13. Perh tungan /lean .3erall /oe))i"ientG U3 U merupakan o"erall heat transfer coefficient jika tidak terjadi

fouling)kerak. #/ $imana 7 U# K )"erall heat transfer coefficient (Btu)hr.!t< o3) 14. Perh tungan D rt- ".erall 8'e,, 3 entG UD U$ merupakan o"erall heat transfer coefficient jika terjadi fouling)kerak. A $imana 7 5 NT 7 a> 7 L * N, K Heat transfer surface (!t<) K 9umlah tube
23

hio x ho hio + ho

aO 1 Maka 7 #( 0

K luas area (!t<)lin !t), ,abel .0 8ern K Panjang tube

A & x t

$imana 7 U$ K )"erall heat transfer coefficient (Btu)hr.!t< o3) 1=. Perh tungan D rt +a3t'rG #( Rd 0
U* U U* x U -

$imana 7

"d

ouling actor (hr.!t<.o3) Btu)

1A. Perh tungan Pressure Dr') $hell side ;Ps

f x /s x -s x % + . 5 ;,<< x.0.0 -e x s x s
K ,otal ,ressure drop pada shell (psi) K riction factor shell (!t<)in<) (3ig.<:,8ern) K 'ass "elocity (lb)hr.!t<)

<

$imana 7 PPs ! +s

K $pec./ra"ity

N Q . K jumlah lintasan aliran melalui baffle 0ube side ;Pt

f x /t x ! x n 5 ;,<< x .0.0 - x s x t
K ,ressure drop pada tube (psi)
24

<

$imana 7 PPt

! +t s $ n

K riction factor tube (!t<)in<) (3ig.</, 8ern) K 'ass "elocity (lb)hr.!t<) K $pec./ra"ity K Inside diameter (!t) K jumlah pass tube

;Pr

5 xn V< x s <g

$imana 7 PPr
V< <g

K Return ,ressure drop pada tube (psi) K %elo ity head (psi) K $pec./ra"ity

s Maka 7 ;PT

5 ;Pt < ;Pr K ,otal ,ressure -rop pada tube (psi)

$imana 7 PP,

Perh tungan E,, s ens H $imana 7 R 5 A design x .00 0 0 K Effisiensi ker(a HE (S)
A actual

25

BAB I* DATA PEN&AMATAN DAN PE#HITUN&AN Ta$el 2'n( s ")eras Pemeriksaan Parameter 'uhu masuk !luida panas (,.) 'uhu masuk !luida dingin (t.) 'uhu keluar !luida panas (,<) 'uhu keluar !luida dingin (t<) ('umber 7 Morning report unit &%U II P,. P4",*MIN* "U III)
o o o o

eat E%"!anger ,anggal

'atuan .<)?).< # <5= .?)?).< <5=

.5)?).< <;=

.;)?).< <5;

./)?).< <5=

?<

?<

?<

?<

?<

.=A

.A0

.==

.=A

.=A

.;0

.;<

.;0

.;5

.;0

4.1. Perh tungan )ouling )a"tor (an 're,,uredro' !eat e%"!anger E%14%F11 se3ara aktual
26

$iketahui7 Pa(a tube K 6ater t. t< t < D t. @ 'pgr /0)/0


2

K ?<o# K .;0o# K <.<,5o3 K :/,/ ,)$ K 0,::

K A:,/o3 K ?0<o3

K AA=;,.<; lb)hr

*PI

K 0,:: .?..; =..,5<:

.5.,;

Pa(a ,!ell K Vacuum Residue ,. ,< ,. D ,< @ 'pgr /0)/0


2

K <5=o# K .=Ao#

K 5=/,/ o3 K ?;<,5 o3

K .<5,< o3 K ??<. ,)$ K 0,:/;= K 0,:/;= .?..; =.;


.5.,;

K ?0;.../,A=; lb)hr

*PI

.. N4"*#* P*N*' (&eat Balan e), J J K @. # (,. D ,<) K -. (t. D t<)

a. Pada tube

$iketahui7
27

,*% K

( t. + t < )
<

( A:,/ + ?0<)
<

= .:;,A

K 0,: B,U)lb.o3

(fig.7 =ern#

maka, J. K - T (t. D t<) K AA=;,.<;lb)hr T 0,:B,U)lb.o3 T <.<,5o3 K ./:/;/A,A:;B,U)hr K ./:/;/A,A:;T


0,<;<kcal ) hr .+0U ) hr

K 5<=;?;,?/ 8 al)hr

b. Pada ,!ell 7

$iketahui 7

,*% K

(0. +0< )
<

5=/,/ + ?;<,5 = 5.5,; <

# K 0,?5 B,U)hr

(grafik6Bfig.9 =ern#

Maka,

J. K @ T # (,. D ,<)
28

K ?0;.../,A=; lb)hr T 0,?5 B,U)hr T .<5,5o3 K .<:0;<<?,?;B,U)hr K .<:0;<<?,?; >


0,<;<kcal ) hr .+0U ) hr

5 ?<;<../,<A? k al)hr

<. LMTD (an ;t

T1 T2

H't ,lu (a 4BAGA'+ 3=2G4'+ 441G2'+ /T1 9T20

H gher te!) L':er Te!) D ,,eren3es

t2 t1

8'l( +lu (a 3F2'+ CDGA'+ 212G4'+ /t2 9 t10

D ,,eren3es 1B4GA'+ 2A2GC'+ %CCG2

;t2 ;t1 ;t2 9 ;t1

LMTD

t < t. AA,< AA,< = = <<0 o = in.=5,/ ) </<,A 0,5 int < ) t.

0. 0< = <.<,5 o t < t.

55.,< o

=<

t < t. <.<,5 = = 0,A </<,A 0. t.


29

Maka didapatkan 3aktor 8oreksi 3t K 0,A;

2fig.6< =ern#

K 1M,$ > 3t K <<0 > 0,A; K .A=

?. TEMPE#ATU# 2AL"#I /T3 (an t30

tc t. </<,A = = = .,; th t < .=5,/


D ketahu I ,. D ,< K 55.,<
o

&,I
Maka didapat 7 8 3 t (tube)

5 ..,5<:

K< K 0,5 K t. Q 3 T (t< D t.) K A:,/


o

2fig 6C =ern# 2fig 6C =ern#

Q 0,5 > (<.<,5

K .=5,;/

, ('hell)

K ,< Q 3 T (,.-,<) K ?;<,5 Q 0,5 > (55.,< K ;<A,AA


o o

30

5.

LUAS ALI#AN /+L"6 Area0G as (an at a. Pa(a shell $iketahui 7 I$ P, B #LL K .?;0 mm K ?= mm K <A K 0,5; in K ;?,.; in K .,5; in

8arena disusun seri menggunakan < &4, maka 7

as =

;?,.;inx0,5;inx <A x < = /,5 ft < .55 x.,5;

$.

Pa(a Tu$e D ketahu I Nt N 2$ K ..A5 K< K . in

B@+ K .< Maka 7

aLt

0,5<. in<

31

at

% t xa U t .55n

8arena disusun seri menggunakan < &4, maka 7

..A5 x0,5<.x < = ?,5/ .55 x <

;. 2E8EPATAN MASSA /Mass *el0G &s (an &t a. Pa(a Shell $iketahui 7 @s as K ?0;.../,A=; lb)hr K /,5 !t<

/s =

1s ?0;.../,A=; lb)hr = = 5=/=5,;<lb)hr!t < < as /,5 !t

$. Pa(a Tu$e $iketahui 7 @t at K AA=;,.<; lb)hr K ?,5/ !t<

32

/t =

1t AA=;,.<; lb)hr = = <;/;,0/lb)hr!t < at ?,5/ !t <

/. BILAN&AN #EJN"LD

Bilangan reynold pada shell dapat diperoleh sebagai berikut 7 a. Pa(a Shell $iketahui 7 , '+ Pt M #st M K ;<A,AA o3 K 0,A K .,5; in K 0,.; > 0,A K 0,.< p K 0,.< p > <,5< K 0,<: lb)!thr 2fig.;.=ern#

-e =

5 (Pt < .)- < ) 5) x)-

-e =

5 (.,5; < ?,.5..< ) 5) =.,/=in ) .< = 0,.5 ft ?,.5 x.

"e s =

0,.5 ftx 5=/=5,;<lb)hr!t < = <?0.;,<A 0,<: lb)!thr

33

$. Pa(a Tu$e $iketahui 7 t '+ M #st M K .=5,;/ o3 K 0,:; K 0,?=> 0,:; K 0,?; p K 0,?; p > <,5< K 0,A;lb)!thr 2fig.;.=ern#

Maka, $t K 0,=A< in ).< K 0,0/; !t

"e t =

0,0/; ftx <;/;,0/lb)hr!t < = .:/,.; 0,A;lb)!thr

B.+A2T"# PE#PINDAHAN PANASG jH a. Pa(a Shell #es jH 5 <?0.;,<A 5 <; ( ig 7<. =ern#

$. Pa(a Tu$e #et 1 $ 1)$ K .:/,.; 5 /,. m K <0 !t K 0,0/; !t K <0 !t)0,0/;!t K ?0=,=
34

jH

K5

2 ig 79.=ern#

C.2"E+ISIEN PE#PINDAHAN PANAS a. Pa(a Shell

, # 8

K ;<A,AA o3 K 0,// btu)lb 3 K 0,0;: btu)hr!t< 3)!t (!ig.5 8ern) (!ig.. 8ern)

Maka,

c. 0,//btu ) lb x0,<: = .5A = < k 0,0;:btu ) hrft ) ft

.) ?

.) ?

$. Pa(a Tu$e

, # 8

K .=5,;/ o3 K 0,5= btu)lb 3 K 0,/;: btu)hr!t< 3)!t (!ig.5 8ern) (!ig.. 8ern)

35

c. 0,5=btu)lb 3>0,A; = 0,A; = k 0,/;: btu)hr!t< 3)!t

.) ?

.) ?

D.h' (an h ' a. pada 'hell $iketahui7 j& 8)$ Maka7


ho = 4H . = *. . - =
.) ?

K <; K 0,0;:)0,.5 K 0,5<

ho = (*.). ) ? = 4H . = s k
ho = <; x 0,5< x.,5A s

K .;,;5

a. pada ,ube $iketahui7 9& K5 K .0,.5 36

8)$ K 0,/;:)0,0/;

Maka7 ..
= * . ho = 4H . - =
.) ?

s
.) ?

ho = *. = 4H . s - =

ho = 5 x.0,.5 x 0,/; s

5 </,?/5

<.

hio ho I= = s . )-

= </,?/5 K <0,/

0,=A< .

1F.Tu$e 6all Te!) ,K 0c +


ho ) s = (0c tc ) hio ) . + ho ) s + .;,;5 (;<A,AA <.=5,;/) <0,/ +.;,;5

5 .=5,;/ 5

?</,: 3

11.s (an t a. Pada 'hell diketahui7 tK ?</,: o3


37

'g M st M-

K 0,AA K 0,5; T 0,AA K 0,?:/ #p K 0,?:/ <,5< K 0,:;A


lb ) ft .hr *p

Maka7 s
K .
0 ,.5

0,<: = 0,:;A

0 ,.5

= 0,A5/

$. Pa(a Tu$e t'g M st MK ?</,: K 0,A: K 0,.< T 0,A: K 0,.0/A #p K 0,.0/A <,5< K 0,<;A
lb ) ft .hr *p

Maka7
t = .
0 ,.5

0,A; = 0,<;A

0 ,.5

= .,.A

12.h' (an h ' a. Pa(a Shell


38

ho

s K s

ho

5 .;,;5 > 0,A5/ 5 .?,.5/ $. Pa(a Tu$e


hio = hio t t

K <0,/T.,.A K<5,?0A

13.8LEAN "*E#ALL 8"E++I8IENTG U3

Uc =

hio .ho <5,?0A x.?,.5/ = = A,;?+tu ) hr. ft < . hio .ho <5,?0A + .?,.5/

14.DESI&N "*E#ALL 8"E++I8IENTG U( $iketahuiV 2$ K .in

B@+ K .<
39

<

aO 1 Nt Maka7 *

K 0,</.A !t )in.!t K <0 !t K ..A5)shell

K aO T 1 T Nt
<

K < (0,</.A 3t )in.!t T <03t T ..A5)


<

K .<?:A,A5A 3t 'ehinggaV
U- = A .<:0;<<?,?; = = ;,;/ &.t .<?:A,A5A .A=

1=.+A2T"# PEN&"T"#G #(
Rd = U * U - A,;? ;,;/ = = 0,0/</hr. ft < . ) +tu U * .U A,;? ;,;/

1A.P#ESSU#E D#"P a. Pada 'hell


s

.. Untuk "e MakaV

K <?0.;,<A

40

<

3 '
-s =

K 0,00.:!t )in K 0,A:


I;?,.;in = = 5,5? ft .<in ) ft .<in ) ft

<. No.o! rosses,

% +. =

.< ! .< <0 = = A,;= + <A

?. Pressure drop (IP )

f ./s .-s .( % + .) p s = ;,<< .0.0.-e .$ .s


= 0,00.: ft < ) in < ( 5=/=5,;<) < lb ) hr. ft < 5,5? ft .=,.5 ?<=A::;?/= = ;;0<5A;;<0 (;,<< .0.0 ) 0,.5 0,A:0 0,A5/

<

5 0,0;:;: Psi

= 0,0;:;: psi

.kg ) cm < = 0,005<kg ) cm < .5,<?? psi

$.Pa(a Tu$e
t

Untuk "e Maka7

K .:/,.;

3 K 0,00;
41

' K 0,:;

.. Pressure drop (IP )

f ./t .-s .!.n pt = ;,<< .0.0.-e .$ .t


pt =
=

<

0,00; (<;/;,0/) < lb ) hr. ft < .<0.<.< (;,<< .0.0 ) 0,0/;. 0,:; .,.A

;</?/</<5? = .,?A ?A0?;;?000

<. +

K <;/;0/

"< = 0,00< psi <g

MakaK

p r =

5 n " < s <g 5 < x< 0,00< = 0,0?? psi 0,:;


t r

?.

LP

5 IP Q IP K ..?APsi Q 0,0??
= 0.,5.?= ,si
<

.kg ) cm < .5,<??,si

K 0,0:: kg) m
42

1A.E++ISIENSI 2E#1A HE

Aactual .00S Adesain

?<;<../,<A? .00S ?,;A .0 / = :0S =

43

4.2. Pe!$ahasan

Berdasarkan hasil perhitungan &4 4-.5-0.. dengan metode 8ern, maka diperoleh beberapa nilai yang berkaitan dengan kinerja &eat e> hanger 4-.5-.. seperti 7 (Heat !oss, fouling factor, o"erall heat coefficient, pressure drop, effisiensi#. Heat Exchanger 4-.5-00.. *B pada &%U II berperan penting dalam membantu menurunkan suhu dari 6a um residu serta merubah air menjadi steam dengan meman!aatkan panas dari 6a um residu yang akan diakumulasikan dengan steam lain sebagai pemanas !eed. $ari perhitungan terihat besarnya nilai fouling factor sebesar 0,0/</ melebihi design yaitu sebsesar 0,00<. &al ini dikarenakan adanya hambatan panas yang diakibatkan oleh kotoran !luida, panas yang terserap akan terhalang oleh adanya kotoran yang menempel sehingga membuat I$ menjadi lebih ke il. Menge ilnya I$ akibat oke yang terbentuk menyebabkan perpindahan panas terganggu atau berkurang, konduksi semakin tinggi mengakibatkan adanya Heat !oss dan flo.rate menjadi ke il (laminar)

44

BAB * 2ESIMPULAN DAN SA#AN =.1 2es !)ulan $ari data real dan hasil perhitungan dapat disimpulkan bah-a 7 a. 3ungsi dari &4 4-.5-0.. menghasilkan steam dengan meman!aatkan panas dari "acuum residue.
4( 3ouling !a tor sangat berpengaruh terhadap proses perpindahan panas dan

kinerja Heat Exchanger. $ari perhitungan terihat besarnya nilai fouling factor sebesar 0,0/</ melebihi design yaitu sebsesar 0,00<. &al ini dikarenakan adanya hambatan panas yang diakibatkan oleh kotoran !luida. . 4!!isiensi kinerja &4 4-.5-0.. yang didapat dari perhitungan adalah :0S sehingga kondisi alat ini masih e!isien ) dalam keadaan baik yang mempengaruhinya antara lain )"erall Heat *oefficient (U$), ouling factor ("$), ,ressure -rop. =.2 Saran 'etelah dianalisa dari hasil perhitungan , penulis dapat memberikan saran sebagai berikut 7 a. Nilai !ouling !a tor harus tetap dijaga agar tidak melebihi nilai design sehingga heat e> hanger dapat mentrans!er panas lebih besar untuk keperluan prosesnya. b. 8ondisi &eat 4> hanger 4-.5-0.. masih dalam kondisi baik, sehingga harus dijaga dengan melakukan pembersihan atau pen u ian se ara rutin. . 3ouling juga dapat dihinari dengan ara menginjeksikan anti !oulant pada !luida.

45

Anda mungkin juga menyukai