8, diketahui bahwa rata-rata kemauan membayar responden terhadap pelayanan kesehatan masyarakat dalam bentuk pelayanan KIA adalah Rp 4.266,00, dengan kemauan membayar minimum sebesar Rp 0 dan maksimum sebesar Rp 20.000,00. Pelayanan KIA adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Tujuan
pelayanan KIA
melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya (Nuraeni, 2011).
Tabel PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS No. 1. KIA/ KB/ Imunisasi Pemeriksaan KIA (ANC Ibu hamil, Nifas, Bayi, Balita) 2. 3. 4. Pemasangan IUD 109.500 97.500 19.000 47.000 Non Subsidi 17.000 Subsidi 5.000
Pencabutan IUD tanpa penyulit 31.000 Pencabutan penyulit IUD dengan 58.500
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Kontrol IUD Pemasangan implant Pencabutan Implant Suntik KB Pil KB Kondom KB Vaginal Toucher (VT)
112.000 31.500
15.
Konsultasi KIA/KB/Reproduksi
14.000
6000
Kemauan membayar pada masyarakat di Desa Kalitinggar rendah bila dibandingkan dengan tabel di atas. Hal ini dikarenakan masyarakat telah menggunakan Jaminan Persalinan yang telah mencangkup semua pelayanan kesehatan ibu hamil sehingga gratis. Selain itu rendahnya kemauan membayar pelayanan KIA rendah karena ketidaktahuan masyarakat terhadap pentingnya KIA masih kurang, contohnya pada konsultasi KIA.
2. PELAYANAN GIZI Berdasarkan data pada tabel 4.8, diketahui bahwa rata-rata kemauan membayar responden terhadap pelayanan kesehatan masyarakat dalam bentuk pelayanan gizi adalah Rp 4.933,00 dengan kemauan membayar minimum sebesar Rp 0 dan maksimum sebesar Rp 20.000,00. Pelayanan gizi merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang memiliki peran strategis dan menentukan mutu pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pelayanan kesehatan yang bermutu tidak mungkin dapat diberikan tanpa pelayanan gizi yang baik. Oleh karena itu peranan tenaga gizi di fasilitas pelayanan kesehatan menjadi penting. Agar dapat memberikan pelayanan gizi yang bermutu, selain jumlah tenaga gizi yang cukup diperlukan pula kualifikasi tenaga gizi yang memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang harus diberikan. Oleh karena itu diperlukan tenaga gizi yang memenuhi kualifikasi kompetensi dalam melakukan praktek kegizian (DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA , 2012). Menurut PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA
PUSKESMAS, tarif pelayanan konsultasi gizi di Puskesmas non subsidi sebesar Rp. 14.000,00 sedangkan subsidi sebesar Rp. 6000,00. Berdasarkan hasil wawancara, masyarakat di Desa Kalitinggar memiliki kemauan yang rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan gizi.
PELAYANAN
KESEHATAN
DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA, 2012, Peningkatan Kompetensi THE & Sertifikasi Gizi, PENYELENGGARAAN 3RDPROFESSIONAL
EDUCATION QUALITY CONFERENCE PROFESI GIZI, Bogor Nuraeni, Asti, 2011, Sistem Informasi dan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi di Puskesmas, Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Jakarta