Anda di halaman 1dari 9

I

Judul Percobaan

: Destilasi

II

Hari/Tanggal Percobaan

: Selasa, 23 Oktober 2012

III

Selesai Percobaan

: Selasa, 23 Oktober 2012

IV

Tujuan Percobaan

1. Memisahkan dan memurnikan zat cair. 2. Menentukan titik didih zat cair. V Tinjauan Pustaka :

Campuran dapat dipisahkan dengan menggunakan berbagai macam metode. Metode-metode tersebut yaitu pengayakan, penyaringan, sentrifugasi, evaporasi, pemisahan campuran denagn menggunakan magnet, sublimasi, destilasi, corong pisah, dan kromatografi. Destilasi adalah pemisahan zat cair atau padat yang terdapat dalam dua atau lebih campuran, berdasarkan perbedaan titik didihnya. Peralatan destilasi dibagi menjadi dua, yaitu: destilasi basah dan destilasi kering. Destilasi juga dapat diartikan sebagai proses pemisahan termal yang di gunakan secara luas di bidang teknik untuk memisahkan campuran(larutan) dalam jumlah yang besar. Pada dasarnya, destilasi basah dan destilasi kering adalah serupa, yaitu pemisahan yang terjadi oleh penguapan salah satu komponen dari campuran, artinya dengan cara mengubah bagian-bagian yang sama dari keadaan cair menjadi berbentuk uap. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murninya. Senyawa-senyawanya yang terdapat dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didihnya masing-masing. Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap senyawa dalam campuran. Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan kembali menjadi cairan. Destilasi banyak di dapat pada proses destilasi dan penyulingan larutan untuk mengurangi volume dan konsentrasi zat terlarut, pada destilasiproduk antara produk akhir yang di peroleh pada reaksi kimia, serta pada rektrifikasi pelarut organik yang telah tercemar agar diperoleh cairan murni yang dapat di pakai kembali. Unit operasi destilasi merupakan metode yang di gunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu larutan atau campuran dan tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan fasa cair. Penguapan dan destilasi umumnya merupakan proses pemisahan satu tahap. Proses ini dapat dilakukan secara tidak kontinue atau kontinue, pada tekanan normal atau vakum. Pada destilasi sederhana, yang paling sering dilakukan adalah operasi tidak kontinue. Dalam hal ini campuran yang akan dipisahkan dimasukan dalam penguap (Umumnya alat penguap labu) dan dididihkan. Hal khusus dari destilasi sederhana adalah destilasi kukus, destilasi molekuler dan destilasi refluks.

Penguapan yang berlangsung juga tidak dapat dipisahkan oleh air, jika material air tidak dimasukkan kedalam ketel maka suatu kesalahan besar jika menganggap proses hidrodestilasi dapat berlangsung karena air jika dimasukkan kedalam tabung yang dipanaskan pada temperature tinggi akan menghasilkan Uap panas, dan jika air tersebut dicampur dengan senyawa hidro lainnya maka 80% kemungkinan uap yang ada akan menimbulkan bau dari senyawa hidro tersebut. Pada campuran dua cairan yang tidak larut, tekanan uap total adalah penjumlahan tekanan uap dari masing masing komponen dalam keadaan murni. Tekanan uap tersebut tidak tergantung pada perbandinan antar komponen. Tekanan uap total dari campuran dapat menyamai tekanan udara pada suhu yang lebih rendah dari pada suhu yang dicapai sehinggga titik didih campuran selalu lebih rendah dari pada titik didih terendah dari komponen yang membentuknya. Bila campuran mengandung komponen lebih dari dua, maka penguapan dan pengembunan dilakukan bertahap sesuai dengan jumlah komponen itu,dimulai dari titik didih yang paling rendah. Akan tetapi pemisahan campuran ini sulit dan biasanya hasil yang didapat sedikit tercampur komponen lain yang titik didihnya berdekatan.

VI 1.

Cara Kerja
1 gram NaCl

- Dimasukkan dalam gelas kimia - Ditambahkan 100mL aquades


Larutan NaCl

Di masukkan ke dalam labu destilasi yang sudah diiisi dengan batu didih Dijalankan air melalui kondensor Dipanaskan labu destilasi sampai mendidih atau suhu konstan Di ambil kenaikan suhu Dibuang 2mL pertama distilat

10mL distilat

2.

5mL larutan NaCl

Ditambahkan larutan AgNO3 0,1M

Terbentuk endapan AgCl dan larutan NaNO3 berwarna putih NaCl(aq) + AgNO3(l) AgCl(s)+ NaNO3(aq)

3.

5mL H2O

Ditambahkan larutan AgNO3 0,1M

Larutan AgNO3 tidak berwarna dan tidak terjadi endapan AgNO3(l) + H2O(l) AgNO3(aq)

4.

5mL distilat

Ditambahkan larutan AgNO3 0,1M

Larutan AgNO3 tidak berwarna dan tidak membentuk endapan AgNO3(s) + H2O(l) AgNO3(aq)

VII

Hasil Pengamatan

: Hasil Dugaan/Rea ksi - Suhu awal: - Larutan 33C NaCl - Suhu jernih. konstan: 96 - 2mL distilat di buang - Diperoleh lagi 10mL distilat,disti lasi dihentikan. - 5mL distilat ditetesi AgNO3 0,1M membentuk - Larutan larutan AgNO3 NaNO3 (tidak berwarna berwarna) keruh.
- Terbentuk - 5mL endapan larutan AgCl putih. NaCl ditambahka NaCl(aq) + n 2 tetes AgNO3

No. Prosedur/Alur Kerja 1.


1 gram NaCl

Kesimpulan - Larutan NaCl di ditilasi, setelah mendidh dan diperoleh 2mL pertama,di buang. Dan diperoleh lagi 10mL. Distilasi dihentikan, ditetesi dengan 2 tetes AgNO3 0,1M membentuk larutan berwarna putih dan endapan AgCl. Hal ini berbeda dengan dugaan. - Larutan NaCl di tetesi dengan 2 tetes AgNO3 0,1M
membentuk endapan AgCl berwarna putih. Hal ini sesuai dengan dugaan.

- Dimasukkan dalam gelas kimia - Ditambahkan 100mL aquades


Larutan NaCl - Di masukkan ke dalam labu destilasi yang sudah diiisi dengan betu didih - Dijalankan air melalui kondensor - Dipanaskan labu destilasi sampai mendidih atau suhu konstan - Di ambil kenaikan suhu 10mL distilat

-5mL distilat - Ditambahkan larutan AgNO3 0,1M


Distilat tidak berwarna (bening) H2O(aq) + AgNO3(l) AgNO3(aq)

2.

5mL larutan NaCl

- Ditambahkan larutan AgNO3 0,1M


Terbentuk endapan AgCl berwarna putih
NaCl(aq) + AgNO3(l) AgCl(s)+ NaNO3 (aq)

0,1M
membentuk endapan AgCl dan larutan NaNO3 berwarna putih. - 5mL H2O ditetesi 2 tetes

AgNO3(l) AgCl(s)+ NaNO3(aq)

3.

5mL H2O

- Ditambahkan larutan AgNO3 0,1M


Larutan AgNO3 jernih tidak terjadi endapan AgNO3(l) + H2O(l) AgNO3(aq)

AgNO3 0,1M membentuk larutan


AgNO3 tidak berwarna dan tidak

- Larutan AgNO3 tidak berwarna dan tidak terjadi endapan AgNO3(l) + H2O(l) AgNO3(aq)

- H2O ditetesi 2 tetes AgNO3

0,1M membentuk larutan AgNO3


tidak berwarna dan tidak terjadi endapan. Hal ini sesuai dengan dugaan.

terjadi endapan.

VII. Analisis Data

Dari percobaan yang telah dilakukan, didapat beberapa data yang diambil berdasarkan hasil selama proses percobaan destilasi berlangsung. Data tersebut berisi tentang hasil seperti perbedaan larutan sebelum dan sesudah dilakukannya destilasi. Hal pertama yang dilakukan setelah merangkai alat dengan benar adalah melarutkan 1 gram NaCl padat dengan 100mL aquades di dalam gelas kimia yang kemudian membentuk larutan NaCl sebagai larutan yang nanti akan didestilasi untuk dipisahkan. Setelah itu, larutan tersebut dimasukkan ke dalam labu destilasi yang sebelumnya telah dirangkai sedemikian rupa dan diisi dengan batu didih secara perlahan menggunakan bantuan dari spatula (pengaduk) kemudian ditutup dan dicatat suhu awal sebelum dilakukan pemanasan, yaitu 33C. Selanjutnya, pemanasan yang telah dilakukan kemudian ditunggu hingga larutan di dalam labu destilasi mendidih dan suhunya konstan yaitu (dalam percobaan ini didapatkan suhu 96C. Pada tahap, ini masih belum didapatkan uap air yang mengalir ke gelas ukur yang berada di ujung kondensor. Namun beberapa saat kemudian distilat (hasil destilasi) mengalir dari dalam kondensor dan menetes ke dalam gelas ukur yang kemudian ditunggu hingga mencapai 2mL, lalu setelah itu dibuang terlebih dahulu dan gelas ukur diletakkan di ujung kondensor kemudian dilanjutkan lagi hingga didapat 10mL distilat. Setelah hal ini dilakukan, maka bunsen dimatikan dan dilakukan pengamatan kedua. Hal kedua yang dilakukan adalah membandingkan destilat, air, dan larutan NaCl dengan cara memberikan 2 tetes AgNO3 0,1M ke dalam masing-masing larutan tersebut. Pertama-tama dimulai dari 5mL distilat yang ternyata setelah ditetesi dengan AgNO3 menjadikan larutan berwarna putih keruh namun tidak seputih larutan NaCl yang ditetesi AgNO3. Hal ini menunjukkan bahwa dugaan yang telah ditulis sebelumnya tidak sama dengan hasil yang didapatkan setelah dilakukan percobaan. Berikutnya adalah larutan NaCl yang ditetesi dengan AgNO3 yang sesuai dengan dugaan semula bahwa larutan akan berubah warna menjadi putih dan menghasilkan endapan di dasar tabung reaksi. Untuk tabung reaksi yang terakhir (namun dalam praktikum menggunakan gelas ukur) yaitu H2O setelah ditetesi AgNO3 menghasilkan larutan berwarna bening yang sesuai dengan dugaan sebelumnya.

IX

Pembahasan

Pemisahan menggunakan metode destilasi yang dilakukan menggunakan larutan NaCl sebagai larutan yang akan dipisahkan. Seperti yang telah diketahui bahwa destilasi memisahkan berdasarkan titik didih, maka air yang merupakan titik didihnya lebih rendah dibanding dengan larutan NaCl diuapkan, kemudian uapnya didinginkan oleh kondensor yang telah teraliri air sehingga uapnya mengalir ke ujung kondensor yang telah diberi gelas ukur.

2mL pertama distilat yang telah mengalir melalui kondensor dibuang untuk mendapatkan hasil yang benar-benar baik karena setelah hal itu dilakukan, kemudian pengambilan distilat dilanjutkan hingga cairan yang berada di dalam gelas ukur mencapai 10mL. Setelah itu dilakukan percobaan perbandingan antara distilat, larutan NaCl, dan H2O menggunakan AgNO3. Pada H2O yang ditetesi oleh AgNO3 tidak menghasilkan perubahan baik pada warna maupun endapan karena sesuai dengan reaksi AgNO3(l) + H2O(l) AgNO3(aq) Maka hasil dari pencampuran kedua larutan tersebut adalah larutan AgNO3. Pada tabung reaksi yang berisi larutan NaCl juga ditetesi AgNO3 yang kemudian menghasilkan larutan berwarna putih serta ada endapan di dasar tabung reaksi. Hal ini sesuai dengan reaksi NaCl(aq) + AgNO3(l) AgCl(s)+ NaNO3 (aq) Yang menandakan bahwa terjadi endapan AgCl berwarna putih di dasar tabung. Seperti yang telah disebutkan pada analisis data, untuk distilat yang ditetesi AgNO3 menghasilkan larutan berwarna putih keruh namun tidak lebih dari sama dengan putih yang terjadi pada larutan NaCl yang ditambahkan dengan AgNO3. Hal ini menandakan bahwa distilat memiliki kadar garam yang tidak setinggi kadar garam para larutan NaCl sebelum dilakukan distilasi. Namun seharusnya hasil dari destilasi (distilat) yang ditetesi AgNO3 tersebut tidak mengalami perubahan warna sehingga warnanya tetap bening dengan reaksi yang sama dengan ketika H2O ditambahkan AgNO3. Fenomena ini tidak sesuai dengan dugaan serta literatur yang telah kami pelajari sebelumnya. Namun setelah ditelaah lagi dari berbagai literatur serta diskusi yang kami lakukan, hal ini terjadi karena suhu larutan NaCl yang semula konstan, menjadi tidak stabil karena api yang digunakan menyala terus-menerus serta kasa yang digunakan hanya satu yang juga dapat menyebabkan suhu terlalu panas sehingga suhunya naik melebihi 100C dan hal ini membuat destilasi yang menggunakan prinsip perbedaan titik didih menjadi sedikit kacau yang seharusnya hanya H2O yang menguap, tetapi dalam percobaan ini larutan NaCl turut menguap sehingga ketika dsitilat ditetesi dengan AgNO3 menghasilkan larutan NaCl berwarna keruh yang kadarnya tidak setinggi larutan NaCl sebelum didestilasi.

Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan destilasi tersebut, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Destilasi menggunakan perbedaan titik didih sebagai metode pemisahannya. Hasil dari destilasi juga bergantung pada kenaikan suhu yang seharusnya konstan agar mendapatkan distilat yang sempurna dan tidak mengandung campuran komponen yang diinginkan. Dalam destilasi diperhatikan juga kebersihan alat karena selain suhu, tentunya kebersihan alat juga berpengaruh terhadap hasil yang didapatkan. Selalu perhatikan kenaikan suhu pada thermometer sehingga ketika suhu sudah mulai tidak konstan, pemanasan dapat diatur lagi hingga suhunya kembali konstan.

XI

Jawaban Pertanyaan

Hal ini dilakukan agar uap air murni yang mengalami kontak dengan air dingin mengalami pengembunan dan terbentuk titik-titik air murni yang semakin lama semakin banyak sehingga proses pengembunan uap air berlangsung cepat dan agar pendinginan uap air lebih merata dari pada yang searah.

XII

Daftar Pustaka

Cabe MC. L Warren, C. Smith Julian dan Harriot Peter. 1993. OPERASI TEKNIK KIMIA jilid 2. Jakarta : Erlangga. Handoyo, Lienda. 1995. TEKNIK KIMIA 2. Jakarta : Pradnya Paramita. Mikarjudin. 2007. IPA TERPADU. Jakarta : ESIS. Rahayu , Nurhayati. 2011. KIMIA. Jakarta : Gagas Media. Syukri S. 1999. Kimia Dasar. Bandung: ITB. Wahyuni, Jaris. 2011. Laporan Praktikum Destilasi. http://wahyunijaris.blogspot.com. Diakses 22 Oktober 2012.

Lampiran

Gambar 1. Hasil distilat setelah ditambahkan AgNO3

Gambar 2. NaCl(aq) + AgNO3(l) AgCl(s)+ NaNO3 (aq)

Gambar 3. AgNO3(l) + H2O(l) AgNO3(aq)

Anda mungkin juga menyukai