KIMIA FARMASI
ISTILAH DALAM KEFARMASIAN, PENGGUNAAN OBAT,
DAN RUTE PERJALANAN OBAT
DI DALAM TUBUH MANUSIA
Oleh:
WIJO KONGKO Y. K. S.
NURMA ERLITA DAMAYANTI
PUTRI ANDHIKA
ii
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI ....................................................................................................................i
Istilah-istilah dalam Kefarmasian......................................................................................1
Contoh Obat dan Penggunaannya......................................................................................5
Rute Perjalanan Obat.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17
ii
Collutoria: larutan pekat dalam air yang mengandung bahan deodoran, antiseptika,
anestetika local atau astringen.
Collyria: sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas jarah asing, isotonus, digunakan
untuk membersihkan mata. Dapat ditambahkan zat dapar dan zat pengawet.
Compounding: seni meracik obat menjadi bentuk sediaan tertentu hingga siap digunakan.
Desinfektan Antiseptik: obat yang dapat mencegah infeksi dan mencegah perkembangan
efektif (cost-effective).
Ekspektoran: mengurangi batuk berdahak.
Epithema: obat kompres kulit (obat topikal).
Fatigue: keadaan meningkatnya ketidaknyamanan dan menurunnya efisiensi akibat
pekerjaan yang berkepanjangan atau berlebihan; kehilangan tenaga atau kemampuan
menjawab rangsangan.
Gametositosid: membunuh gametosit yang berada dalam eritrosit sehingga transmisinya
ke nyamuk dihambat.
Gansiklovir: antivirus untuk virus CMV, untuk pengobatan atau terapi penyakit yang
penyakit.
Infeksi: masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh, khususnya mikroba.
Influenza: penyakit akut yang di sebabkan oleh virus,ditandai dengan demam,radang
selaput lendir saluran nafas atau saluran cerna.
Inhalation: menghirup udara atau uap lain ke dalam paru-paru.
Injeksi: memasukkan larutan obat atau larutanlarutan lain ke dalam tubuh memakai
semprit.
Iritasi: terjadi kondisi tidak normal, timbul luka, gatal, atau perih pada bagian tubuh
tertentu.
Komplikasi: penyakit ataupun penyakit-penyakit yang muncul bersama-sama dengan
penyakit lainnya.
Kontra indikasi: setiap keadaan, teristimewa setiap keadaan penyakit yang menyebabkan
suatu cara pengobatan tidak tepat atau tidak dikehendaki.
Laxantia Laksativ: melancarkan BAB/pencahar.
Leprostatik: obat yang membunuh atau menghambat Mycobacterium leprae, unsur
penyebab lepra.
Litotriptika: menghancurkan batu pada kandung kemih.
Liniment: suatu larutan alkohol atau berlemak atau emulsi dari macam-macam bahan obat
yang dimaksudkan untuk pemakaian luar pada kulit,biasanya dengan menggosokkannya.
Lozenges: obat isap berbentuk sediaan padat bentuk cakram yang mengandung bahan obat
dan umumnya juga bahan pewangi, dimaksudkan untuk secara perlahan-lahan melarut
dalam rongga mulut untuk efek setempat.
Nematosida: zat untuk membasmi cacing nematoda.
Nikotin: zat racun yg terdapat dl tembakau, digunakan dl perobatan dan untuk insektisida.
Obat generik: obat yang di berikan secara gratis pada puskesmas yang terjamin
keamananya oleh negara.
OHO (Obat Hipoglikemik Oral): obat untuk menurunkan kadar gula darah yang
diberikan secara oral.
Oksitoksik: obat yang dapat menyebabkan oksitosia (kelahiran yang cepat).
Onset: waktu yang diperlukan suatu obat untuk mulai memberikan efeknya setelah
pemberian.
OTC (Over The Counter): merupakan obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter biasa
disebut juga dengan obat bebas yang terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas.
Parasimpatolitika:pelawan efek perangsang saraf parasimpatik.
PBL (Peripheral Blood Lymphocites): limfosit perifer darah yaitu jumlah limfosit
dan didapat dengan harga termurah sesuai dengan hasil klinis dan karakter pasien.
Regimen: pengaturan cara hidup dan makan bagi orang sakit.
Reseptor: tempat obat berikatan dalam tubuh.
Resisten: situasi di mana obat tidak lagi memberikan efek terapi.
Roboransia atau Tonikum: obat kuat.
Sanatogen: obat dalam bentuk cairan untuk penguat darah.
Sedativa: obat penenang.
Simtomatik: berkaitan dengan atau sifat dari suatu gejala.
Skabicida: obat kudis.
Therapeutic drug monitoring (TDM): pemantauan kadar obat dalam darah pada pasien
dan melihat profil farmakokinetik untuk optimasi regimen dosis obat.
3
Contoh:
Salicyl bedak (Pulv. Adspersorius)
Oralit (Pulvis untuk obat dalam) dalam kemasan sachet
Puyer (Pulveres)
2. Tablet (compressi)
Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa cetak, berbentuk pipih
atau silkuler dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu atau
beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan. (Berat tablet normal antara 300 600
mg).
Contoh:
Sediaan paten: Tab. Bactrim, Tab. Pehadoxin
Sediaan generik: Tablet parasetamol, Tablet amoksisilin
dalam mulut.
Contoh: Kalmicyn lozenges
Trochici
Tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa, tablet ini disimpan di dalam suhu kamar
28C. Contoh : FG Trochees
Tablet Sublingual
Tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah, sehingga zat
aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
Contoh : Tablet Cedocard
Tablet Kunyah
Tablet yang penggunaanya dengan dikunyah, memberikan residu dengan rasa enak
dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit, tablet ini
umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai pengikat dan pengisi
yang mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan
dengan gom akasia atau gelatin, sehingga berat tablet bertambah 30-50%.
Contoh: Supra livron
Tablet Salut Film (TSF)
Sediaan ini merupakan tablet kempa cetak yang disalut dengan bahan yang
merupakan derivat cellulose ( film ) yang tipis/transparan, dan hanya menambah berat
tablet 2-3%.
Contoh: Ferro gradumet
Tablet Salut Enterik (TSE)
Sediaan ini disalut dengan tujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet telah
melewati lambung, dilakukan untuk obat yang rusak atau inaktif karena cairan
4. BSO Cair
Solutio
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
Contoh: Enkasari 120 ml solution, Betadin gargle.
Sirup Kering
Suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau granula yang terdiri dari bahan obat,
pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya, kecuali pelarut. Apabiola akan
digunakan ditambah pelarut (air) dan akan menjadi bentuk sediaan suspensi.
Contoh Sirup kering: Cefspan sirup (untuk dibuat Suspensi ) Amcillin DS sirup
(untuk dibuat Suspensi)
Contoh sirup: Biogesic sirup, Dumin sirup
Suspensi
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus yang tidak larut tetapi
terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya mengandung stabilisator untuk
menjamin stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu sebelum dipakai.
Contoh: Sanmag suspensi, Bactricid suspensi.
Elixir
Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven, untuk mengurangi jumlah
etanol bisa ditambah kosolven lain seperti gliserin dan propilenglikol, tetapi etanol
harus ada untuk dapat dinyatakan sebagai elixir. Kadar alcohol antara 3-75%,
biasanya sekitar 315%, keggunaan alcohol selain sebagai pelarut, juga sebagai
pengawet atau korigen saporis.
Contoh: Batugin 300 ml, Mucopect 60 ml (Paediatri).
Tingtura
Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan atau
senyawa kimia. Secara tradisional tingtura tumbuhan berkhasiat obat mengandung
10% bahan tumbuhan, sebagian besar tingtura tumbuhan lain mengandung 20% bahan
tumbuhan.
Contoh : Halog 8 ml.
Gargarisma
8
Guttae
Merupakan sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat
dalam atau obat luar. Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang
menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang
disebutkan farmakope indonesia.
Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain: guttae (obat dalam), guttae oris (tetes
mulut), guttae auriculares (tetes telinga), guttae nasales (tetes hidung), guttae
opthalmicae (tetes mata).
Sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan.
Tetes Oral
Contoh: Multivitaplek 15 ml, Triamic 10 ml, Termagon
Tetes Mata
Contoh: Colme 8 ml, Catarlent 5 ml, Albucid
Tetes telinga
Contoh: Otolin 10 ml, Otopain 8 ml
Tetes Mata dan Telinga
Contoh: Sofradex 3 ml, Kemicort 5 ml
Tetes Hidung
Contoh: Iliadin 10 ml, Vibrosil, Otrivin
Lotion
Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian luar pada kulit.
Contoh: Tolmicen 10 ml
Unguenta (Salep)
Sediaan 1/2 padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan pada kulit dan
tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu, dengan bahan obat yang terkandung hares
terbagi rata atau terdispersi homogen dalam vehikulum.Umumnya memakai dasar
salep Hidrokarbon (vaselin album dan vaselin flavum), dan dasar salep Absorbsi
(adeps lanae, dan lanolin).
Contoh: Tolmicen 10 ml, Polik oint 5 g
Salep Mata
Contoh: Cendocycline 1%, 3,5 gram, Cendomycos 3,5 g, Kemicitine 5g
Jelly (Gel)
Sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan lengket yang mencair waktu kontak
dengan kulit, mengering sebagai suatu lapisan tipis, tidak berminyak. Pada umumnya
menggunakan bahan dasar larut dalam air (PEG, CMG, Tragakanta)
Contoh: Bioplasenton Jelly 15 mg, Voltaren Emulgel 100 g
Cream
Sediaan semi padat yang banyak mengandung air, sehingga memberikan perasaan
sejuk bila dioleskan pada kulit, sebagai vehikulum dapat berupa emulsi 0/W atau
emulsi W/O.
Contoh: Chloramfecort 10 g, Hydrokortison 5g, Scabicid 10 g
Pasta
Masa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentu serbuk dalam
jumlah besar (40-60%), dengan vaselin atau paraffin cair atau bahan dasar tidak
berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilage, sabun.
Contoh: Pasta Lassari
BSO Gas/Aerosol
Sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang diberi
tekanan, berisi propelan yang cukup untuk memancarkan isinya hingga habis,
sedangkan cara penggunaanya dengan ditekan pada tutup botol sehingga
memancarkan cairan dan atau bahan padat dalam media gas. Produk aerosol dapat
dirancang untuk mendorong keluar isinya dalam bentuk kabut halus, kasar, semprotan
basah atau kering atau busa.
Inhalasi
Obat atau larutan obat yang diberikan lewat nasal atau mulut dengan cara dihirup
dimasudkan untuk kerja setempat pada cabang-cabang bronchus atau untuk efek
sistemik lewat paru-paru.
Spray
10
Larutan air atau minyak dalam tetesan kasar atau sebagai zat padat yang
terbagi halus untuk digunakan secara topical, saluran hidung, faring atau kulit
Contoh:
Bricasma Inhaler 400 dose Metered Aerosol
Bricasma Turbuhaler 200 dose serbuk inhaler
Ventolin Rotahaler 200 mcg
Ventolin Rotacaps
Pulmocort Turbuhaler100 mcg/doses 200 dose Serbuk inhaler
Beconase Nasal Spray200 Doses
Injeksi
Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan
dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.
Tujuannya agar kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat
menerima pengobatan melalui mulut.
1) Injeksi dalam Bentuk Larutan
Contoh:
Aminophylin vial 10 ml
Dilantin ampul 2ml
Glukosum flacon 10 ml
ATS ampul 1 ml
Delladyl vial 15 ml
2) Injeksi dalam Bentuk Suspensi
Merupakan sedian cair mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase
cair. macam suspensi antara lain: suspensi oral (juga termasuk susu/magma), suspensi
topikal (penggunaan pada kulit) suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi
optalmik, suspensi sirup kering.
Contoh:
Procaine PenicillinG Flacon 10 ml
Cortisone acetat 100 ml
3) Injeksi dalam Bentuk Serbuk kering
Contoh:
Chloramex vial 1000 mg
11
Suppositoria
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang mengandung obat, cara
penggunaanya dengan memasukkanya kedalam salah satu rongga tubuh.Suppositoria
yang dimasukkan rectum disebut Suppositoria rectal dan bertujuan untuk efek lokal
atau sistemik, sedang yang dimasukkan vagina disebut ovula, untuk efek lokal.
Penggunaan lokal: memudahkan defekasi serta mengobati gatal,iritasi, dan
inflamasi karena hemoroid.
Penggunaan sistematik: aminofilin dan teofilin untuk asma,klorpromazin
untuk anti muntah,kloral hidrat untuk sedatif dan hipnitif,aspirin untuk
analgesik antipiretik.
Contoh:
Anusol, obat dimasukkan kedalam dubur, pagi atau sore hari setelah BAB
Flagyl
Dulcolax 10 mg
Primperan 10 mg atau 20 mg
Nitroderm TTS
13
7. Aural
Diteteskan pada lubang telinga, memberi efek lokal.
8. Intraokular
Diteteskan pada mata, memberi efek lokal.
9. Inhalasi (intrarespiratorial)
Gas dan zat terbang seringkali diberikan sebagai inhalasi, yaitu larutan obat
yang disemprotkan ke dalam mulut dengan alat aerosol. Semprotan obat dihirup
dengan udara dan resorpsi terjadi oleh mukosa mulut, tenggorokan, dan saluran napas.
Tanpa melalui hati, obat dengan pesat memasuki peredaran darah dan menghasilkan
efeknya. Yang digunakan secara inhalasi adalah anastetika umum (eter, halotam) dan
obat-obat asma (adrenalin, isoprenalin, deksametason, dan beklometason) dengan
maksud mencapai kadar setempat yang tinggi dengan efek terhadap bronchia.
10. Intravaginal
Untuk mengobati secara lokal gangguan vagina, tersedia salep atau tablet yang
harus dimasukkan ke dalam vagina dan melarut di situ, misalnya metronidazol dan
pimasirin pada vaginalis (radang) akibat parasit-parasit trichomonas dan candida.
Obat dapat pula digunakan sebagai bilasan untuk mencegah kehamilan, di mana zat
spermisid (mematikan sel-sel mani) dimasukkan dalam bentuk tablet berbusa, krim,
atau foam ke dalam vagina.
11. Kulit (topikal)
Penggunaan obat pada kulit dimaksudkan untuk memperoleh efek pada atau di
dalam kulit. Bentuk obatnya dapat berupa padat, cair, dan semi padat. Hal ini
mengacu pada fungsi salep, yaitu sebagai pembawa obat untuk pengobatan kulit,
pelumas pada kulit, dan pelindung terhadap rangsang pada kulit, bakteri, dan alergan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim._____.
Kamus
Farmasi.
Jakarta:
Kementrian
Kesehatan.
(Online).
17