Anda di halaman 1dari 20

Suplemen PETUNJUK PENULISAN USULAN PENELITIAN DAN TESIS

Oleh: Achmad Djunaedi

Untuk dipakai di

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PERENCANAAN KOTA & DAERAH UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA Edisi Juni 2002

DAFTAR ISI
I. II. Halaman PENGANTAR KESALAHAN UMUM TATA CARA PENGETIKAN A. Jenis huruf B. Bilangan dan satuan C. Alinea baru D. Judul, sub judul, anak sub judul dan lain-lain E. Rincian ke bawah F. Gambar dan Tabel KESALAHAN UMUM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA A. Tanda baca B. Huruf besar C. Alinea dan Kalimat D. Kata depan di E. Kata sambung sedangkan F. Kata tanya dimana G. Kata baku bahasa Indonesia KESALAHAN UMUM SUBSTANTIF A. Penulisan latar belakang permasalahan B. Penulisan pertanyaan penelitian C. Penulisan tinjauan pustaka dan daftar pustaka D. Penulisan metode penelitian E. Penulisan temuan dan pembahasan serta hubungannya dengan kesimpulan KESALAHAN UMUM LAIN-LAIN A. Penghindaran plagiatisme B. Penulisan Abstract (bahasa Inggris) C. Penulisan Lampiran TANDA-TANDA KOREKSI

III.
Edisi Pertama: Mei 2002 Edisi Kedua: Juni 2002

IV.

Djunaedi, A. 2002. Suplemen Petunjuk Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis. Edisi Kedua-Juni 2002. Program Pascasarjana Magister Perencanaan Kota & Daerah (MPKD), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kontak ke penulis: E-mail: achmaddjunaedi@yahoo.com adjun@ugm.ac.id Telpon: 0274-580095 (MPKD) Fax: 0274-580852 SMS: 0811293897 Website: http://mgate.ugm.ac.id/~adjun/

V.

VI.

ii

iii

I. PENGANTAR
VII. TAMBAHAN PEDOMAN PENULISAN KUTIPAN PUSTAKA (CITATION) DAN DAFTAR PUSTAKA A. Penulisan Kutipan Pustaka Cetak dan Elektronis B. Penulisan Daftar Pustaka Cetak dan Elektronis 27 27 28 Maksud penyusunan tulisan ini adalah untuk lebih memperjelas isi buku Petunjuk Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis yang diterbitkan oleh Program Pascasarjana UGM (Edisi Agustus 2001). Meskipun petunjuk tersebut telah lengkap, namun dalam kenyataannya para penulis tesis masih banyak melakukan kesalahan-kesalahan. (beberapa penulis tesis memang belum sempat membaca dengan baik petunjuk tersebut). Di samping itu, suplemen petunjuk ini berupaya menambah hal-hal yang dirasa berguna, terutama karena pemakaian teknologi komputer (dan internet) untuk pengetikan tesis (dengan asumsi: memakai perangkat lunak Microsoft Word untuk PC). Petunjuk yang disusun oleh Program Pascasarjana UGM lebih bernuansa teknologi mesin ketik, maka beberapa hal dalam petunjuk tersebut perlu diinterpretasikan secara hati-hati dalam pemakaian teknologi komputer. Beberapa hal lain yang ditambahkan berkaitan dengan pemakaian bahasa dan penghindaran plagiatisme. Hal-hal ini sebenarnya telah ada dalam buku petunjuk dari Program Pascasarjana tapi dalam jumlah yang sedikit dan beberapa bersifat implisit. Beberapa hal dalam buku suplemen ini dapat dianggap bersifat interpretatif. Oleh karena itu, pemakaian buku suplemen ini harap dibatasi hanya pada Program Magister Perencanaan Kota dan Daerah (MPKD) UGM saja, dan terutama untuk mahasiswa pelaku tesis dalam bimbingan penulis buku suplemen ini.

iv

II.

KESALAHAN UMUM TATA CARA PENGETIKAN A. Jenis Huruf

Dengan mempertimbangkan bahwa kita memakai komputer (Ms. Word) maka untuk huruf dalam alinea atau kalimat pakailah ukuran 12. Macam huruf (font) sebaiknya dipilih salah satu dari bebarapa pilihan berikut ini: 1) Times New Roman (ukuran 12) 2) Arial (ukuran 12) Karena kita memakain teknologi komputer, maka hasil cetakan naskah kita sama dengan standar cetak. Dalam standar cetak, bila dalam naskah ada kata yang diberi garis bawah, maka dalam cetakan, hurufnya akan ditebalkan (bold) atau dimiringkan (italic). Dengan demikian, meskipun dalam buku petunjuk dari Program Pascasarjana dianjurkan pemakaian garis bawah, tetapi itu hanya berlaku untuk penggunaan mesin ketik (yang tidak bisa mengetik huruf tebal, apalagi huruf miring). Berkaitan dengan itu, jangan memakai garis bawah untuk sub judul, kata asing dan sebagainya (meskipun itu dianjurkan dalam buku petunjuk Program Pascasarjana). Catatan: semua kata asing dicetak miring.

(kecuali bila bilangan tersebut mengawali kalimat, maka harus ditulis dalam bentuk kata). Satuan perlu ditulis dengan tanda yang resmi (lihat buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan / EYD). Dengan teknologi komputer, tidak sulit untuk menuliskan huruf kuadrat, yang melayang (superscript), misal km2 , maka tulislah seperti itu (jangan seperti ini: km2).

C. Alinea Baru
Dalam buku petunjuk dari Program Pascasarjana disebutkan bahwa alinea baru dimulai pada ketikan yang ke-6 dari batas tepi kiri. Petunjuk ini mudah diterapkan bila kita menggunakan mesin ketik, tapi bila menggunakan Ms. Word maka akan sulit karena Ms. Word menggunakan azas proporsional untuk menempatkan huruf-hurufnya (artinya jarak antar huruf berbeda, tergantung lebar huruf masing-masing). Jarak yang diukur dengan mengetikkan 5 huruf a akan berbeda dengan jarak 5 huruf w. Untuk mengatasi hal ini, yang penting buatlah jarak tersebut konsisten untuk semua alinea baru. Caranya: pilih huruf yang bukan paling gemuk (w, m) dan bukan paling ramping (i, l), misal pilihlah a atau n. Ketiklah 5 huruf itu dari tepi kiri, perhatikan tanda penggaris di bagian atas layar komputer (Ms. Word) dan tandai jarak lima huruf tersebut dan disitulah letak untuk huruf ke6 atau tempat mulai setiap alinea baru.

B. Bilangan dan Satuan


Tidak perlu memakai standar penulisan akuntan, seperti pada penulisan kuitansi, yaitu menuliskan angka disertai kata di dalam kurung. Misal: 2 (dua), 10 (sepuluh). Penulisan seperti ini tidak perlu dilakukan. Pilih salah satu saja, angka atau kata. Dianjurkan untuk bilangan di bawah 10, pakailah kata (misal: satu, dua, tiga, delapan), sedangkan untuk bilangan 10 ke atas, pakailah angka

D. Judul, Sub Judul, Anak Sub Judul dan Lain-lain


Dalam buku petunjuk dari Program Pascasarjana, untuk sub judul, anak sub judul, dan sub anak sub judul ditulis dengan diberi garis bawah. Untuk pengetikan dengan komputer, sebaiknya tidak

4 memakai garis bawah tapi diganti dengan huruf tebal atau huruf miring, dengan anjuran sebagai berikut: a. Judul bab ditulis dengan huruf besar semua dan diatur supaya simetris, ditempatkan di ujung atas halaman baru; judul diketik dengan huruf tebal (bold); judul ditulis tanpa diakhiri titik. Pakailah ukuran 14 untuk judul bab. b. Sub judul ditulis simetris di tengah-tengah, semua kata dimulai dengan huruf besar (kapital), kecuali kata penghubung dan kata depan, dan semua huruf ditebalkan (bold), tanpa diakhiri dengan titik. Pakailah ukuran 14 untuk sub judul. c. Anak sub judul diketik mulai dari batas tepi kiri; huruf pertama saja yang merupakan huruf besar; huruf ditebalkan (bold), tanpa diakhiri titik. Pakailah ukuran 12 untuk anak sub judul. Kalimat pertama setelah anak sub judul dimulai dengan alinea baru. d. Sub anak sub judul diketik mulai dari batas alinea baru, dengan huruf yang ditebalkan dan sekaligus dimiringkan (bold-italic), dapat diakhiri titik atau tidak. Bila tidak diakhiri titik maka sub anak sub judul tersebut merupakan awal dari suatu kalimat. Bila diakhiri titik maka setelah titik dapat diteruskan dengan kalimat penjelasan dalam judul tersebut. Pakailah ukuran 12 untuk sub anak sub judul. Catatan: jangan tinggalkan sebuah judul sendirian sebagai baris paling bawah pada suatu halaman (dalam hal seperti ini, paksalah judul tersebut pindah ke halaman berikutnya). Untuk memberi gambaran petunjuk penulisan judul-judul tersebut di atas, lihatlah contoh di bawah ini:

Judul bab Anak sub judul

Sub judul Sub anak sub judul

BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan


I.1.1. Latar belakang a. Isu yang mendorong penelitian ini antara lain terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan timbulnya kemiskinan perkotaan. Kemiskinan ini telah memaksa penduduk kota untuk berkreasi dalam mencari nafkahnya, salah satunya....

E. Rincian ke Bawah
Dalam buku petunjuk dari Program Pascasarjana telah jelas bahwa rincian ke bawah perlu menggunakan butir angka atau huruf; tidak boleh menggunakan tanda - atau . atau semacamnya. Tapi masih banyak penulis tesis yang melanggar hal ini. Penggunaan butir (rincian ke bawah) dengan angka memudahkan penunjukan butir tersebut dalam diskusi (misal butir 3 atau butir c). Akan sulit bila digunakan tanda -, maka kita harus menghitung dulu, urutan ke berapa dari atas. Selain itu, permulaan kalimat dalam rincian dapat menggunakan huruf besar atau huruf kecil. Bila diawali dengan huruf besar, maka tiap kalimat perlu diakhiri dengan titik, sedangkan bila diawali dengan huruf kecil, maka tiap kalimat (kecuali butir terbawah) diakhiri dengan koma atau titik koma. Dalam hal ini, butir terbawah diakhiri dengan titik. Contoh format rincian yang dianjurkan terlihat seperti di bawah ini.

6 Macam kota menurut ukurannya sebagai berikut: Kota Besar, misalnya: Jakarta dan Surabaya. Kota Sedang, misalnya: Yogyakarta, Semarang. Kota Kecil, misalnya: Bantul, Wates.

F. Gambar dan Tabel


1. Gambar Semua foto, diagram, chart dianggap sebagai gambar. Judul gambar diletakkan simetris di bawah gambar dan tanpa diakhiri dengan titik. Nomor gambar diurutkan dari halaman paling depan sampai halaman paling belakang buku tesis (tanpa mengandung nomor bab). Dengan kata lain, jangan pakai nomor gambar seperti misalnya: Gambar II.10. Catatan: untuk tahap konsultasi, penomoran dengan mengkaitkan dengan nomor bab masih diperbolehkan karena akan mudah diberi sisipan gambar lagi. Tapi untuk naskah final, semua gambar perlu diurutkan dari sejak halaman 1 sampai dengan halaman-halaman lampiran. 2. Tabel Penomoran untuk tabel juga diurutkan dari halaman terdepan sampai halaman paling belakang tesis. Judul tabel diletakkan simetris di atas tabel dan tanpa diakhiri dengan titik. Usahakan tabel tidak terpotong oleh pergantian halaman; tapi bila terpaksa maka berilah kata (bersambung) pada sisi kiri bawah tabel yang terpotong, dan pada sambungan tabelnya: mulailah dengan kata Tabel ... Lanjutantulis nomor tabel pada tanda titik-titik tersebut. Jangan lupa untu mensalinkan kop tabel ke sambungan tabel. Contoh: Tabel 1: Jumlah penduduk dan luas kota-kota di Propinsi Amarta, Tahun 2002 Nama Kota Jumlah penduduk Luas wilayah (Ha)

1) 2) 3)

Faktor-faktoryang mempengaruhi perkembangan fisik kota, antara lain, sebagai berikut: 1) situasi geografis; 2) kondisi tapak (site); 3) kondisi sosial, ekonomi, dan budaya. Tiap rincian perlu dihantarkan oleh sebuah kalimat, seperti ...sebagai berikut tersebut di atas. Selain itu, jangan tinggalkan sebuah butir rincian sendirian sebagai baris paling bawah pada suatu halaman (dalam hal seperti ini, paksalah butir rincian tersebut pindah ke halaman berikutnya) atau sendirian sebagai baris paling atas dalam sebuah halaman (dalam hal ini, carikan teman satu butir lagi dari halaman sebelumnyadengan memaksa butir yang dijadikan teman tadi ke halaman berikutnya). Catatan: bila rincian diketik mendatar, pakailah tanda angka atau huruf yang diberi kurung buka dan kurung tutup (jangan hanya kurung tutup). Misal: Faktor-faktoryang mempengaruhi perkembangan fisik antara lain, sebagai berikut: (1) situasi geografis; (2) kondisi (site); dan (3) kondisi sosial, ekonomi, dan budaya. Jangan seperti di bawah ini (nampak tidak enak dipandang): Faktor-faktoryang mempengaruhi perkembangan fisik antara lain, sebagai berikut: 1) situasi geografis; 2) kondisi (site); dan 3) kondisi sosial, ekonomi, dan budaya. kota, tapak

kota, tapak (bersambung)

8 Pada halaman berikutnya: Tabel 1 Lanjutan Nama Kota

III. KESALAHAN UMUM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA


Luas wilayah (Ha)

Jumlah penduduk

A. Tanda Baca
1. Tanda tanya Tiap kalimat pertanyaantermasuk pula pertanyaan penelitian yang memakai gaya kalimat tanyaperlu diakhiri dengan tanda tanya (?). Bila suatu kalimat menggunakan kata tanya dianggap merupakan kalimat pertanyaan. Misal: Penelitian ini ingin mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pola-pola perumahan tersebut? Kata tanya yang terkandung dalam kalimat di atas yaitu apa saja. 2. Spasi kosong mendatar Sebelum tanda titik, koma, titik koma, titik dua, tanda tanya, kurung tutup tidak boleh ada spasi kosong mendatar. Contoh pengetikan yang salah terlihat di bawah ini. ...sebagai berikut : seharusnya: ...sebagai berikut: menurut Djunaedi ( 2001 ).... menurut Djunaedi (2001)....

Sumber: Djunaedi (2002: 15) Catatan penting untuk gambar dan tabel: 1) Judul gambar maupun judul tabel tidak diakhiri dengan titik (karena judul bukan merupakan kalimat). 2) Bila diambil dari suatu pustaka (baik pustaka cetak atau dari website) harus disebutkan sumbernyabila tidak kita dapat dianggap melakukan plagiatisme (penjiplakan). Untuk sumber berupa buku, tulis nama pengarang dan tahun penerbitan serta halaman tempat tabel yang diacu (tahun dan halaman di dalam kurung)lihat contoh di atas.

B. Huruf Besar
Untuk tertentu dan untuk kata jenis obyek Misal: nama orang tertentu, bangunan tertentu, jabatan obyek tertentu diawali dengan huruf besar, sedangkan yang menunjukkan macam bangunan, jenis jabatan, dan sebagainya tidak diawali dengan huruf besar.

10 Rapat tersebut dihadiri oleh Gubernur Suwardi serta bupatibupati seluruh Jawa Tengah. Salah satu bupati yang hadir yaitu Bupati Kabupaten Kendal mengajukan pertanyaan yang penting dalam rapat tersebut. Dalam rapat ini, semua camat dari seluruh kecamatan (kecuali dari Kecamatan Ungaran) hadir dan berpartisipasi aktif. Rapat koordinasi tersebut diadakan di Gedung Wanita, Jalan Pemuda, Semarang. Foto suasana rapat terlihat pada Gambar 10 di bawah ini. Perhatikan bahwa huruf besar (kapital)) dipakai untuk Gubernur Suwardi dan Bupati Kabupaten Kendal serta Kecamatan Ungaran, karena merupakan nama jabatan tertentu, sedangkan kata bupati-bupati dan semua camat tidak diawali dengan huruf besar karena merupakan macam jabatan (tidak menunjuk pada orang atau obyek tertentu). Demikian pula, kata Gedung Wanita, Gambar 10 merupakan nama obyek tertentu sehingga perlu diawali dengan huruf besar. Contoh obyek yang tidak tertentu: gambar-gambar, gambar yang dipasang di dinding, gedung-gedung negara. Catatan: mungkin kata tertentu dan tidak tertentu kurang cukup jelas, tapi perhatikan pengertiannya dari contoh-contoh tersebut di atas.

11 baru. Alur pembahasan dari suatu alinea ke alinea berikutnya perlu lancar dan berpindah secara halus. 2. Kalimat Sebuah kalimat paling tidak memuat subyek dan predikat. Seringkali pemakaian keterangan tempat yang mengawali kalimat mengaburkan subyek; misal: Dalam rapat tersebut dihadiri oleh Gubernur Suwardi serta bupati-bupati seluruh Jawa Tengah. seharusnya: Rapat tersebut dihadiri oleh Gubernur Suwardi serta bupatibupati seluruh Jawa Tengah. Pemakaian kata Dalam yang mengawali kalimat tersebut di atas merubah kata rapat menjadi keterangan tempat dan kalimat tersebut tidak mempunyai subyek. Pada perbaikan kalimat di bawahnya, kata Rapat menjadi subyek kalimat setelah kata Dalam dihapus. Seringkali sebuah kalimat tidak mempunyai predikat, hanya memuat subyek saja; contohnya: Dalam rapat tersebut yang dihadiri oleh Gubernur Suwardi serta bupati-bupati seluruh Jawa Tengah. Seharusnya kata yang tersebut di atas tidak dipakai karena membuat bagian kalimat setelah kata yang menjadi bagian dari subyek (bukan lagi bersifat predikat). Sebuah kalimat yang terlalu panjang (misal terdiri dari 15 baris) akan menyiksa pembacanya, karena pembaca baru akan menarik nafas bila telah menjumpai tanda titik. Dalam hal seperti ini, potonglah kalimat tersebut menjadi dua atau tiga kalimat.

C. Alinea dan Kalimat


1. Alinea Dalam tulisan ilmiah, alinea merupakan sekumpulan kalimat yang membahas suatu topik tertentu. Dengan demikian, sebuah alinea tidak mungkin terdiri dari hanya satu kalimat (kecuali dalam novel). Jangan buat alinea yang terlalu panjang, misal satu halaman. Minimum, sebuah alinea terdiri dari dua kalimat. Bila berganti topik pembicaraan, harus ganti alinea (buatlah alinea baru). Namun, bila topik belum berganti, jangan ganti alinea

12

13

D. Kata Depan di
Kata depan di yang diikuti oleh kata yang menunjukkan tempat perlu dipisahkan dari kata penunjuk tempat tersebut; contoh: di sana; di atas; di bawah, di lapangan, di Semarang Kata di yang merupakan awalan untuk kata kerja tidak dipisahkan dari kata kerja tersebut; contoh: dihadiri; dikerjakan, diolah, diamati, diwawancarai

F. Kata Tanya dimana


Kata dimana sering dipakai secara salah (tidak baku), misalnya dipakai sebagai kata where dalam kalimat bahasa Inggrisseperti pada contoh berikut ini: Penelitian ini dilakukan di kota Yogyakarta dimana terdapat banyak perguruan tinggi. Kata dimana yang merupakan kata tanya tidak tepat dipakai dalam kalimat berita (meskipun sering kita gunakan dalam bahasa percakapan). Gantilah kata dimana tersebut dengan kata yang tepat; contohnya: Penelitian ini dilakukan di kota Yogyakarta, tempat banyak terdapat perguruan tinggi. Selain itu, sering pula terjadi kesalahan berkaitan dengan pemakaian kata dari yang diterjemahkan dari kata ofseperti pada contoh berikut ini: Produk dari industri berat perlu digalakkan agar Indonesia menjadi salah satu dari negara industri dan mengurangi dari hutang-hutang dari luar negeri yang telah menumpuk. Pemakain kata dari tersebut di atas terlalu berlebihan. Cobalah hapus kata tersebut satu per satu. Bila penghapusan tersebut tidak mengurangi arti maka hapus saja kata dari tersebut. Misal: Produk industri berat perlu digalakkan agar Indonesia menjadi salah satu negara industri dan mengurangi hutanghutang luar negeri yang telah menumpuk.

E. Kata Sambung sedangkan


Kata sehingga dan sedangkan merupakan kata sambung atau kata hubung yang berfungsi menghubungkan dua anak kalimat, maka jangan pakai kata ini untuk mengawali kalimat. Contoh pemakaian kata sedangkan yang salah: ...dilakukan oleh Pemerintah. Sedangkan masyarakat hanya membantu membersihkan jalan-jalan. Perbaiki kalimat di atas menjadi: ...dilakukan oleh Pemerintah, sedangkan masyarakat hanya membantu membersihkan jalan-jalan. Catatan: pedoman pemakaian kata sedangkan telah dijelaskan pula dalam buku petunjuk dari Program Pascasarjana, Bagian IV, Butir E. Bahasa, sub butir 5. Kesalahan yang sering terjadi.

14 Catatan: pedoman pemakaian kata dimana dan dari telah dijelaskan pula dalam buku petunjuk dari Program Pascasarjana, Bagian IV, Butir E. Bahasa, sub butir 5. Kesalahan yang sering terjadi.

15

IV. KESALAHAN UMUM SUBSTANTIF A. Penulisan Latar Belakang Permasalahan


Isu yang mendorong dilakukannya penelitian harus jelas (dukunglah dengan fakta tertulis dari pustaka, terutama jurnal ilmiah terbaru). Pemilihan kasus harus jelas alasannya (alasan karena peneliti berasal dari kota/daerah yang dijadikan kasus bukan merupakan alasan ilmiah). Tunjukkan bahwa kasus yang dipilih bersifat unik dibandingkan kondisi umumnya (yang sudah menjadi teori/pengetahuan yang umum). Contoh: dipilih kasus interaksi antar kota di Provinsi Maluku karena provinsi tersebut merupakan kepulauan, sedangkan teori interaksi antar kota berdasar asumsi bahwa kota-kota terletak di suatu dataran yang luas. Permasalahan yang akan diteliti perlu ditunjukkan ada kaitannya dengan isi latar belakang tersebut.

G. Kata Baku Bahasa Indonesia


Banyak istilah dari luar Indonesia yang masuk ke bahasa Indonesia dan istilah-istilah tersebut sudah dibakukan oleh Pemerintah. Aculah penggunaan istilah atau kata yang telah dibakukan dari buku-buku tersebut, seperti misalnya buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD).pada penjelasan tentang penulisan unsur serapan (dari bahasa asing ke bahasa Indonesia). Contoh istilah atau kata baku seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2: Sebagian kata dan istilah baku bahasa Indonesia Kata/istilah yang tidak baku Kata/istilah yang baku tehnik teknik kreativ kreatif efektiv efektif eksekutiv eksekutif diskripsi deskripsi synthesis sintesis sistim sistem metoda metode prosentase persentase diskriptiv deskriptif Sumber: buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) oleh G.B. Yuwono dan Tata Iryanto, 1987, diterbitkan oleh Penerbit Indah, Surabaya.

B. Penulisan Pertanyaan Penelitian


Meskipun dapat berupa kalimat berita, sebaiknya pertanyaan penelitian berupa kalimat tanya (yang diakhiri dengan tanda tanya). Bila pertanyaan penelitian lebih dari satu, maka semua pertanyaan haruslah berada dalam satu payung (satu sistem). Bila tidak, maka akan terasa mengerjakan dua tesis sekaligus atau lebih. Untuk memperjelas payung tersebut dapat pula ditulis satu pertanyaan besar yang memayungi sejumlah pertanyaan kecil. Bila perlu, beri penjelasan tentang beberapa istilah dan letakkan penjelasan tersebut di bawah daftar pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan dengan pertanyaan penelitian, tapi tingkatan tujuan tergantung hasil kajian pustaka. Beberapa tingkatan atau macam tujuan penelitian, antara lain:

16 (1) mengeksplorasi; misal: mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi.... (2) mendeskripsikan; misal: mendeskripsikan pola ....; mendeskripsikan perkembangan .....; mendeskripsikan katagori .... (3) menguji hipotesis; misal: menguji hipotesis bahwa tidak ada hubungan antara .... dengan .... (4) mengevaluasi; misal: mengevaluasi ketepatan pemilihan lokasi ibukota ... dengan kriteria akademis. Sebaiknya dirumuskan suatu tujuan bagi setiap pertanyaan penelitian. Tujuan untuk masing-masing pertanyaan penelitian dapat berbeda, tergantung pada status/ujung pengetahuan yang ada saat ini (state of the art)hasil kajian pustakabagi masingmasing pertanyaan penelitian.

17 Contoh pertanyaan penelitian: ...permasalahan yang dihadapi oleh penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Seperti apa pola perkembangan fisik kota pada kasus tersebut? 2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola perkembangan fisik seperti ditemukan pada kasus ini? Contoh alinea pengantar bab tinjauan pustaka yang terkait dengan permasalahan penelitian tersebut di atas:

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


Sesuai dengan permasalahan penelitian tersebut dalam Bab I, pada dasarnya tinjauan pustaka ini diarahkan untuk mencari dari khazanah pengetahuan yang ada sampai saat ini tentang: (1) cara mendeskripsikan pola perkembangan fisik suatu kota, dan (2) daftar faktor-faktor yang mempengaruhi pola perkembangan fisik suatu kota. Untuk menuju pada dua uraian tersebut perlu dikaji lebih dulu beberapa hal, seperti terlihat pada diagram kerangka tinjauan pustaka di bawah ini:

C. Penulisan Tinjauan Pustaka dan Daftar Pustaka


1. Perlunya kerangka isi tinjauan pustaka Seringkali, dalam bab tinjauan pustaka, penulis tesis/proposal langsung saja menulis bahasan tiap topik. Pembaca tesis tidak tahu mau dibawa ke mana isi kajian pustaka tersebut dan tidak tahu pula relevansi topik demi topik yang dibaca dengan fokus penelitian tesis tersebut. Perasaan yang tidak enak ini dapat diatasi bila penulis tesis membuat suatu alinea pengantar di bawah tulisan Bab II. Tinjauan Pustaka. Alinea tersebut berisi kerangka isi tinjauan pustaka (topik demi topik secara sistem). Dalam kerangka tersebut, tunjukkan relevansi tiap topik dengan pertanyaan penelitian, karena pada dasarnya tinjauan pustaka merupakan upaya untuk menjawab pertanyaan penelitian secara umum lewat pengetahuan yang sudah ada (dalam pustaka). Contoh sebuah alinea pengantar seperti terlihat pada kotak berikut (didahului dengan contoh pertanyaan penelitian yang terkait).

A PENGERTIAN KOTA, FISIK KOTA DAN POLA B


CARA MENDESKRIPSIKAN PERKEMBANGAN FISIK KOTA (sebagai masukan untuk metode survei) RAGAM POLA PERKEMBANGAN FISIK KOTA (sebagai teori yang akan dipakai untuk membahas temuan kasus) D DAFTAR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI (POLA) PERKEMBANGAN FISIK KOTA (sebagai landasan teori dan hipotesis)

CARA MEMPOLAKAN PERKEMBANGAN FISIK KOTA (sebagai masukan untuk metode analisis)

18 Catatan: kerangka topik tinjauan pustaka tidak selalu ditampilkan dalam bentuk diagram, tapi dapat pula ditunjukkan dengan narasi (uraian kalimat) atau diperlihatkan dalam bentuk daftar urutan topik, seperti contoh di bawah ini. ... Untuk menuju pada dua uraian tersebut perlu dikaji lebih dulu beberapa hal, seperti terlihat pada daftar urutan topik tinjauan pustaka di bawah ini: A. Pengertian Kota, Fisik Kota dan Pola B. Cara mendeskripsikan perkembangan fisik kota C. Cara mempolakan perkembangan fisik kota D. Ragam pola perkembangan fisik kota E. Landasan teori: Faktor-faktor yang umumnya mempengaruhi perkembangan (pola) fisik kota F. Hipotesis: Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi perkambangan (pola) fisik kota pada kasus yang diteliti Catatan: Topik B berguna sebagai masukan untuk perancangan metode survei, sedangkan Topik C berguna untuk masukan bagi metode analisis, dan Topik D berguna sebagai teori banding untuk membahas pola yang ditemukan pada kasus. 2. Kaitan tinjauan pustaka dengan landasan teori dan hipotesis serta metode penelitian Bilamana kajian pustaka mampu memberikan jawaban secara umum pada pertanyaan penelitian (bukan jawaban pada kasus), maka kita akan mempunyai hipotesis (dugaan secara umum) seperti pada contoh di atas. Dalam hal seperti ini, maka tujuan penelitiannya adalah untuk menguji hipotesis dan metode penelitiannya adalah pengujian hipotesis dengan fakta di lapangan atau kasus (metode ini disebut metode berfikir deduktif). Bila tinjauan pustaka tidak berhasil atau tidak relevan untuk menjawab pertanyaan penelitian, maka kita harus (hanya) mencari jawaban tersebut ke lapangan (mencari fakta empiris) dan metode yang dipakai adalah metode berfikir induktif (membangun teori dari fakta lapangan/ empiris). Mencari fakta di lapangan tanpa

19 bekal teori dapat juga menggunakan cara/ metode survei eksplorasi (penjelajahan). Kadang kajian pustaka tidak mampu menjawab pertanyaan penelitian, tapi berhasil menyiapkan teori-teori yang dapat dipakai untuk mencari jawaban di lapangan. Teori-teori tersebut perlu disusun sebagai landasan teori. Berbekal teori tersebut dapat dikembangkan daftar pertanyaan atau daftar hal-hal yang akan disurvei. Dengan demikian, surveinya lebih terarah dan tidak perlu melakukan survei eksploratif. Berdasar uraian di atas, para mahasiswa perlu sadar bahwa kajian pustaka merupakan hal yang sangat penting dan hasilnya akan mendikte tujuan penelitian dan metode penelitian yang akan dipakai. Maka, susunlah bab tinjauan pustaka secara sistematis, terarah, semua yang ditulis relevan dengan pertanyaan penelitian. Bila memungkinkan akhiri dengan landasan teori dan hipotesis. 3. Kelengkapan informasi dalam daftar pustaka Informasi dalam daftar pustaka mencakup unsur-unsur: (1) nama pengarang, (2) tahun penerbitan, (3) judul karangan/pustaka, (4) penerbit, dan (5) kota penerbitan. Format daftar pustaka yang dipakai di UGM dapat dilihat dalam buku petunjuk penulisan tesis dari Program Pascasarjana. Kadang, penulis tesis menulis informasi daftar pustaka secara tidak lengkap atau tidak sesuai dengan pustaka yang diacu dalam narasi. Misal: dalam narasi disebutkan ... Djunaedi (1993)... tapi dalam daftar pustaka ditulis: Djunaedi, A. 1995. .... Hindarkan kesalahan seperti ini. Teliti tulisan tesis, terutama dalam bab tinjauan pustaka dan bab hasil penelitian dan pembahasan, berkaitan dengan nama-nama penulis yang diacu karyanya. Nama-nama yang diacu tersebut harus muncul di daftar pustaka sebagai informasi pustaka. Hal ini merupakan salah satu cara untuk memberi penghargaan bagi penulis-penulis yang kita acu karyanya. Sehubungan dengan cara menghargai ini, bila dalam narasi pengacuan ditulis dkk, maka dalam daftar pustaka, semua nama penulis perlu dituliskan (jangan

20 hanya dkk). Silahkan baca lagi berkaitan dengan penulisan daftar pustaka dalam buku petunjuk dari Program Pascasarjana.

21 tesis berhenti sampai disini dan menulis ulang temuan tersebut sebagai kesimpulan. Terhadap temuan atau hasil penelitian perlu dilakukan pembahasan sebelum ditarik kesimpulan. Pembahasan dapat dilakukan dengan membandingkan temuan dengan teori yang umum (yang telah ada dalam bab tinjauan pustaka) atau dengan temuan pada kasus-kasus lain yang pernah diteliti sebelumnya. Kedalaman pembahasan inilah yang membedakan tesis yang baik dengan yang biasa saja. Hasil pembahasan ini akan menjadi bahan bagi penulisan kesimpulan dan saran. Misal, bila temuan lapangan/kasus berbeda dengan teori umum, maka perlu dibahas mengapa berbeda? / mengapa sama?. Dari pembahasan muncul dugaan bahwa ada faktor x yang dulu secara umum belum pernah dipertimbangkan, tapi ternyata muncul pada kasus yang diteliti. Maka, kesimpulannya: teori umum tersebut perlu dikaji ulang dan disarankan agar temuan kasus tersebut juga perlu diteliti pada kasus-kasus lain agar temuannya bersifat mantap dan mampu merevisi teori umum tersebut. Sebagai tradisi yang baik, dalam saran, tulislah beberapa judul/ topik yang dapat diteliti sebagai kelanjutan dari tesis Saudara yang dapat diambil oleh mahasiswa lain sebagai judul tesisnyasemoga Saudara mendapat pahala untuk itu. Amien.

D. Penulisan Metode Penelitian


Agar penulisan bab metode penelitian lebih mudah dipahami pembaca, pakailah sistematika yang diuraikan dalam buku petunjuk penulisan tesis dari Program Pascasarjana. Dengan sistematika yang seragam, pembaca dan pembimbing/ penguji (yang telah banyak membaca tesis) akan dapat membaca dan mengevaluasinya dengan lebih cepat. Sambil melihat kembali isi buku petunjuk dari Program Pascasarjana, disini diperlihatkan struktur isi bab metode penelitian: (1) materi penelitian, (2) alat penelitian (termasuk pula: kuesioner), (3) jalan penelitian (metode pengumpulan dan pengolahan data), (4) analisis hasil, dan (5) kesulitan dan cara pemecahan. Bila dalam bab metode penelitian digunakan istilah-istilah metodologi penelitian (misal: metode kualitatif, metode rasionalisme, fenomenologi, dan sebagainya)silahkan beri penjelasan yang cukup (meskipun singkat) agar tidak terjadi kesalah-pahaman di pihak pembaca (catatan: tiap penulis/peneliti mungkin mempunyai pengertian yang berbeda terhadap istilah yang sama). Sebenarnya, penulis tesis tidak perlu menuliskan istilah-istilah tersebut karena dari rancangan (desain) metode penelitiannya, pembaca/pembimbing/penguji dapat mengetahui katagori atau macam metode yang dipakai.

E. Penulisan Temuan dan Pembahasan serta hubungannya dengan Kesimpulan


Hasil analisis data atau hasil pengujian hipotesis disebut sebagai temuan (findings) atau hasil penelitian. Seringkali penulis

22

23

V. KESALAHAN UMUM LAIN-LAIN A. Penghindaran Plagiatisme


Plagiatisme atau penjiplakan dalam dunia akademis dapat dikenakan hukuman yang besar, sampai dengan pencabutan gelar akademis (catatan: sampai dengan tahun 2002, pernah terjadi di UGM, satu kali pencabutan gelar magister, dan satu kali pencabutan gelar doktor). Pada dasarnya, untuk menghindari penjiplakan (tanpa sengaja), bila mengacu karya ilmiah pihak lain, sebutkanlah sumbernya dengan teknik pengacuan yang benar atau baku (diberlakukan di UGM). Karya pihak lain yang diacu dapat berupa hasil pemikiran naratif, berupa gambar atau berbentuk foto. Tulislah nama sumber di bawah gambar yang diambil dari karya pihak lain (Catatan: teliti lagi UU Hak Cipta tentang prosedur pengacuan gambar atau fotoperlukah minta ijin kepada pemilik hak cipta?). Bila kita mengutip kalimat karya pihak lain dengan cara mengutip tepat persis aslinya (disebut sebagai kutipan langsung), maka kita perlu menempatkan kutipan tersebut dalam tanda kutip (.......). Bila tanpa tanda kutip, maka kita dapat dituduh melakukan pencurian karya pihak lain (plagiatisme). Sebaiknya, dalam mengutip narasi (teks) pihak lain, ubahlah narasi tersebut dengan kalimat Saudara sendiri. Kurangi sebanyak mungkin pengutipan langsung.

terjemahan berdasar makna dan beri keleluasaan padanya untuk menangkap makna Intisari (yang telah Saudara buat) dan menuliskannya kembali dalam suatu terjemahan bebas ke bahasa Inggris.

C. Penulisan Lampiran
Materi yang ditempatkan dalam Lampiran bukanlah materi yang penting. Lampiran artinya dapat dilihat dan dapat pula diabaikan. Materi yang umum dilampirkan adalah hasil cetakan SPSS, sedangkan rangkumannya yang telah ditulis kembali ditempatkan di dalam pembahasan bab. Karena bersifat optional, maka lampiran jangan terlalu tebal. Lampiran yang umum ada adalah kuesioner (bila memakai kuesioner).

B. Penulisan Abstract (bahasa Inggris)


Abstract bukan merupakan terjemahan kalimat demi kalimat, kata demi kata dari isi Intisari. Pakailah cara penerjemahan berdasar maknanya (meaning-based translation), kemudian susun kalimat dalam bahasa Inggris menurut gaya dan kultur berbahasa Inggris. Bila minta pertolongan kepada penerjemah, mintalah

24

25

VI. TANDA-TANDA KOREKSI


Belum ada pembakuan tentang tanda koreksi. Meskipun demikian, beberapa tanda koreksi yang terlihat pada tabel di bawah ini sering dipakai oleh Penulis buku suplemen ini dalam memberi koreksi pada naskah tesis. Tabel 3: Contoh pemakaian tanda koreksi Contoh diatas Artinya Pisahkan antara di dan atas. Sambung di dengan kerjakan, menjadi di kerjakan e pengambangan perencanan a perencanaaan sebagai berikut : dikerjakan..

Ganti a dengan e. Sisipkan huruf a.

Hapus huruf a. Hapus spasi sebelum tanda titik dua.

sebagai sebagai ... hal itu. Dalam hal ketertiban .... ...hal itu. Dalam hal....

Hapus kata yang dicoret tersebut. Pisahkan dan ganti alinea baru.

Gabung menjadi satu alinea (alinea teruskan).

26

27

VII. TAMBAHAN PEDOMAN PENULISAN KUTIPAN PUSTAKA (CITATION) DAN DAFTAR PUSTAKA
Dalam buku pedoman penulisan tesis dari Program Pascasarjana UGM Edisi 2001 di halaman 29-31 terdapat tiga versi penulisan daftar pustaka. Untuk keseragaman di program MPKD, dianjurkan untuk memilih salah satu tipe saja, yaitu versi yang ada di halaman 30 (yaitu Lampiran 4b). Selain itu, pada buku pedoman tersebut belum pernah dijelaskan cara penulisan daftar pustaka yang berasal dari sumber elektronis (misal: CD-ROM dan situs web/internet). Berkaitan dengan itu, dalam buku suplemen ini ditambahkan cara pengacuan dan penulisan daftar pustaka elektronis dengan mengacu pada cara yang diterangkan oleh Li dan Crane dalam buku The Research Paper and World Wide Web, Edisi Kedua, tahun 2000, karangan Dawn Rodrigues dan Raymond J. Rodigrues, yang diterbitkan oleh Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey, halaman 129-131.

A. Penulisan Kutipan Pustaka Cetak dan Elektronis


Pada dasarnya penulisan kutipan pustaka (citation) mempunyai dua unsur, yaitu: (1) Bagian nama pengarang/editor yang ditulis di muka dalam daftar pustaka. Dalam tradisi Barat, bagian tersebut adalah nama keluarga (family name), misal bila nama lengkapnya: Robert Rodrigues maka yang dipakai sebagai unsur adalah: Rodrigues. Tetapi pada tradisi Timur, terutama Indonesia, nama belakang tidak selalu nama keluarga. Untuk ini, pengambilan unsur terserah pada penulis tesis. Misal untuk nama lengkap: Achmad Djunaedi, dapat diambil unsur: Djunaedi, atau nama lengkap tersebut ditulis semua sebagai unsur nama dalam kutipan pustaka. Untuk nama Cina dan

28 Korea, misalnya, nama keluarga justru diletakkan di depan. Dengan demikian, bila mengambil nama belakang, justru kita mengambil nama kecil, bukan nama keluarga. Untuk nama dengan bin ..., misal: Achmad Djunaedi bin Tjokromartono, lebih sulit lagi (terserah ke penulis tesis, asalkan konsisten). Bila nama pengarang tidak ada, sering dipakai anonim atau nama lembaga yang bertanggung jawab tapi dipakai singkatannya (karena nama panjangnya akan dituliskan lengkap di daftar pustaka. (2) Tahun penerbitan bagi pustaka cetak atau tahun edisi/revisi bagi pustaka elektronis. Catatan: pustaka dari situs web mengalami revisi atau pembaruan yang jauh lebih sering daripada pustaka cetak. Selain itu, sekali direvisi, maka biasanya edisi sebelumnya sudah tidak dapat diakses (maka diperlukan tanggal akses dalam informasi daftar pustaka). Dua unsur di atas digabung tapi dipisahkan dengan koma (bila tidak di dalam kurung). Bila ingin diperlihatkan nomor halaman, maka ditambah titik dua dan disusul dengan nomor halaman tempat kutipan yang diacu. Contoh: ... menurut Djunaedi (2002: 28).... ... tersebut (Djunaedi, 2002: 28).... ... menurut Li dan Crane (dalam Rodrigues dan Rodrigues, 2000: 129-131).... Catatan: untuk kutipan langsung diperlukan nomor halaman tempat kutipan tersebut berada. 1. Daftar Pustaka bersumber buku

29

Format: Nama mengikuti tradisi tertentu. Tahun. Judul buku diketik miring. Edisi bila ada. Nama penerbit, kota penerbitan. Contoh: Andrew, Jr., H.N. 1961. Studies in Paleobotany. John Wiley & Sons, Inc., New York. Djunaedi, A. 2002. Suplemen Petunjuk Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis. Edisi Kedua-Juni 2002. Program Pascasarjana Magister Perencanaan Kota & Daerah (MPKD), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Catatan: perhatikan tanda pemisah antar unsur; ada yang memakai titik, dan ada yang memakai koma.

2. Daftar Pustaka bersumber artikel/bab dalam buku Format: Nama mengikuti tradisi tertentu. Tahun. Judul artikel/bab. Kata Dalam ditambah Nama editor/penulis buku serta Judul buku diketik miring. Edisi bila ada. Nama penerbit, kota penerbitan. Contoh: Hutt, C. 1978. Towards a taxonomy and conceptual model of play. Dalam S.J. Hutt, D.A. Rogers and C. Hutt (eds.), Developmental processes in early education. Routledge & Kegan Paul, London.

B. Penulisan Daftar Pustaka Cetak dan Elektronis


Sumber pustaka cetak dibedakan dalam bentuk: buku, artikel atau bab dalam buku yang di-edit, artikel dalam jurnal, dan naskah yang tidak diterbitkan. Sumber pustaka elektronis dibedakan dalam dua macam, yaitu: situs web/internet, dan CD-ROM.

30 Catatan: format di atas biasanya untuk buku yang memakai editor (editors) yang di dalamnya banyak penulis (tiap artikel atau bab disusun oleh penulis yang berbeda). Contoh: Djunaedi, 3. Daftar Pustaka bersumber artikel dalam jurnal Format: Nama mengikuti tradisi tertentu. Tahun. Judul artikel/bab. Nama jurnal diketik miring, volume, nomor isu: halaman dari ke. Catatan: nama jurnal dapat disingkat dengan singkatan yang telah berlaku umum. Contoh: Anderson, T.F. 1951. Techniques for the Preservation of Three Dimensional Structure in Preparing Specimens for the Electron Microscope. Trans. N. Y. Acad. Sci. 13: 130-134. Fukui, Y. and Yuu, S. 1985. Removal of Coloidal Particles in Electroflotation. AIChE Journal, 31: 201-208. Catatan: kata and di atas (sesuai bahasa aslinya) dapat diganti dengan dan (bahasa Indonesia) atau lebih generik dapat diganti dengan tanda &.

31 semacam itu. Lembaga yang bertanggung jawab, kotanya.

Achmad. 2001. Memahami Perkembangan Ilmu Arsitektur dalam Lingkup Kelompok Ilmu-ilmu TeknikDi Indonesia pada umumnya dan khususnya di UGM. Karya Ilmiah tidak dipublikasikandisimpan di perpustakaan. Jurusan Teknik Arsitektur FT UGM, Yogyakarta.

5. Daftar Pustaka bersumber situs web/internet Format: Nama mengikuti tradisi tertentu atau bila tidak ada diganti nama lembaga yang bertanggung jawab. Tahun (atau ditambah tanggal di dalam kurung, bila ada) terakhir diperbarui. Judul artikel dan bisa ditambah, bila ada, informasi nama publikasi/judul jurnal elektronik ditulis miring. Tulisan Tersedia di situs: diteruskan dengan alamat situs web ditambah [tanggal akses di dalam kurung seperti ini]. Contoh: Li, X, & N. Crane. 1996 (Agustus 26). Bibliographic format for citing electronic information. Tersedia di: http://www.uvm.edu/~xli/reference/estyles.htm [29 April 1996]. Sanchez, C. 1996 (13 Januari). Future of affirmative action in higher education. National Public Radio. Electric Library, hal. B5 (9 alinea). Tersedia di: http://www.elibrary.com [1 Oktober 1996].

4. Daftar Pustaka bersumber naskah yang tidak diterbitkan Format: Nama mengikuti tradisi tertentu. Tahun. Judul naskah/buku. Tulisan Tidak dipublikasikan atau Tidak dipublikasikan tapi disimpan di perpustakaan atau

32 Catatan: kata http dapat diganti dengan yang lain, misal: fttp, gopher; sesuai dengan cara/teknik pengaksesan yang dipakai. Bila tidak ada informasi tentang tahun terakhir diperbarui, maka ditulis Tanpa tahun.

33

6. Daftar Pustaka bersumber CD-ROM Catatan: CD-ROM biasanya dipunyai oleh perpustakaan yang berlangganan atau mempunyai kontrak layanan dengan produsen CD-ROM tersebut, atau ada juga CD-ROM yang disebarluaskan sebagai pengganti buku/jurnal cetak. Format: Nama mengikuti tradisi tertentu atau bila tidak ada diganti nama lembaga yang bertanggung jawab atau nama ini tidak dicantumkan bila tidak ada. Tahun terbit (ditambah tanggal, bila ada). Judul artikel dan informasi publikasi. Tulisan CD-ROM tersedia: diteruskan dengan nama lembaga pemberi layanan atau penerbitnya ditambah [tanggal akses di dalam kurung seperti ini]. Contoh: Howell, V. & B. Carlton. 1993 (29 Agustus). Growing up tough: New generation fights for its life: Inner-city youths live by rule of vengeance. Birmingham News, hal. 1A (10 halaman). CD-ROM tersedia: 1994 SIRS/ SIRS 1993 Youth/ Volume 4/ Article 56A [16 Juli 1995]. Oxford English Dictionary computer file: On compact disc (2nd ed.). 1992. CD-ROM tersedia: Oxford UP [27 May 1995].

34

35

Anda mungkin juga menyukai