Untuk dipakai di
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PERENCANAAN KOTA & DAERAH UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA Edisi Juni 2002
DAFTAR ISI
I. II. Halaman PENGANTAR KESALAHAN UMUM TATA CARA PENGETIKAN A. Jenis huruf B. Bilangan dan satuan C. Alinea baru D. Judul, sub judul, anak sub judul dan lain-lain E. Rincian ke bawah F. Gambar dan Tabel KESALAHAN UMUM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA A. Tanda baca B. Huruf besar C. Alinea dan Kalimat D. Kata depan di E. Kata sambung sedangkan F. Kata tanya dimana G. Kata baku bahasa Indonesia KESALAHAN UMUM SUBSTANTIF A. Penulisan latar belakang permasalahan B. Penulisan pertanyaan penelitian C. Penulisan tinjauan pustaka dan daftar pustaka D. Penulisan metode penelitian E. Penulisan temuan dan pembahasan serta hubungannya dengan kesimpulan KESALAHAN UMUM LAIN-LAIN A. Penghindaran plagiatisme B. Penulisan Abstract (bahasa Inggris) C. Penulisan Lampiran TANDA-TANDA KOREKSI
III.
Edisi Pertama: Mei 2002 Edisi Kedua: Juni 2002
IV.
Djunaedi, A. 2002. Suplemen Petunjuk Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis. Edisi Kedua-Juni 2002. Program Pascasarjana Magister Perencanaan Kota & Daerah (MPKD), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kontak ke penulis: E-mail: achmaddjunaedi@yahoo.com adjun@ugm.ac.id Telpon: 0274-580095 (MPKD) Fax: 0274-580852 SMS: 0811293897 Website: http://mgate.ugm.ac.id/~adjun/
V.
VI.
ii
iii
I. PENGANTAR
VII. TAMBAHAN PEDOMAN PENULISAN KUTIPAN PUSTAKA (CITATION) DAN DAFTAR PUSTAKA A. Penulisan Kutipan Pustaka Cetak dan Elektronis B. Penulisan Daftar Pustaka Cetak dan Elektronis 27 27 28 Maksud penyusunan tulisan ini adalah untuk lebih memperjelas isi buku Petunjuk Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis yang diterbitkan oleh Program Pascasarjana UGM (Edisi Agustus 2001). Meskipun petunjuk tersebut telah lengkap, namun dalam kenyataannya para penulis tesis masih banyak melakukan kesalahan-kesalahan. (beberapa penulis tesis memang belum sempat membaca dengan baik petunjuk tersebut). Di samping itu, suplemen petunjuk ini berupaya menambah hal-hal yang dirasa berguna, terutama karena pemakaian teknologi komputer (dan internet) untuk pengetikan tesis (dengan asumsi: memakai perangkat lunak Microsoft Word untuk PC). Petunjuk yang disusun oleh Program Pascasarjana UGM lebih bernuansa teknologi mesin ketik, maka beberapa hal dalam petunjuk tersebut perlu diinterpretasikan secara hati-hati dalam pemakaian teknologi komputer. Beberapa hal lain yang ditambahkan berkaitan dengan pemakaian bahasa dan penghindaran plagiatisme. Hal-hal ini sebenarnya telah ada dalam buku petunjuk dari Program Pascasarjana tapi dalam jumlah yang sedikit dan beberapa bersifat implisit. Beberapa hal dalam buku suplemen ini dapat dianggap bersifat interpretatif. Oleh karena itu, pemakaian buku suplemen ini harap dibatasi hanya pada Program Magister Perencanaan Kota dan Daerah (MPKD) UGM saja, dan terutama untuk mahasiswa pelaku tesis dalam bimbingan penulis buku suplemen ini.
iv
II.
Dengan mempertimbangkan bahwa kita memakai komputer (Ms. Word) maka untuk huruf dalam alinea atau kalimat pakailah ukuran 12. Macam huruf (font) sebaiknya dipilih salah satu dari bebarapa pilihan berikut ini: 1) Times New Roman (ukuran 12) 2) Arial (ukuran 12) Karena kita memakain teknologi komputer, maka hasil cetakan naskah kita sama dengan standar cetak. Dalam standar cetak, bila dalam naskah ada kata yang diberi garis bawah, maka dalam cetakan, hurufnya akan ditebalkan (bold) atau dimiringkan (italic). Dengan demikian, meskipun dalam buku petunjuk dari Program Pascasarjana dianjurkan pemakaian garis bawah, tetapi itu hanya berlaku untuk penggunaan mesin ketik (yang tidak bisa mengetik huruf tebal, apalagi huruf miring). Berkaitan dengan itu, jangan memakai garis bawah untuk sub judul, kata asing dan sebagainya (meskipun itu dianjurkan dalam buku petunjuk Program Pascasarjana). Catatan: semua kata asing dicetak miring.
(kecuali bila bilangan tersebut mengawali kalimat, maka harus ditulis dalam bentuk kata). Satuan perlu ditulis dengan tanda yang resmi (lihat buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan / EYD). Dengan teknologi komputer, tidak sulit untuk menuliskan huruf kuadrat, yang melayang (superscript), misal km2 , maka tulislah seperti itu (jangan seperti ini: km2).
C. Alinea Baru
Dalam buku petunjuk dari Program Pascasarjana disebutkan bahwa alinea baru dimulai pada ketikan yang ke-6 dari batas tepi kiri. Petunjuk ini mudah diterapkan bila kita menggunakan mesin ketik, tapi bila menggunakan Ms. Word maka akan sulit karena Ms. Word menggunakan azas proporsional untuk menempatkan huruf-hurufnya (artinya jarak antar huruf berbeda, tergantung lebar huruf masing-masing). Jarak yang diukur dengan mengetikkan 5 huruf a akan berbeda dengan jarak 5 huruf w. Untuk mengatasi hal ini, yang penting buatlah jarak tersebut konsisten untuk semua alinea baru. Caranya: pilih huruf yang bukan paling gemuk (w, m) dan bukan paling ramping (i, l), misal pilihlah a atau n. Ketiklah 5 huruf itu dari tepi kiri, perhatikan tanda penggaris di bagian atas layar komputer (Ms. Word) dan tandai jarak lima huruf tersebut dan disitulah letak untuk huruf ke6 atau tempat mulai setiap alinea baru.
4 memakai garis bawah tapi diganti dengan huruf tebal atau huruf miring, dengan anjuran sebagai berikut: a. Judul bab ditulis dengan huruf besar semua dan diatur supaya simetris, ditempatkan di ujung atas halaman baru; judul diketik dengan huruf tebal (bold); judul ditulis tanpa diakhiri titik. Pakailah ukuran 14 untuk judul bab. b. Sub judul ditulis simetris di tengah-tengah, semua kata dimulai dengan huruf besar (kapital), kecuali kata penghubung dan kata depan, dan semua huruf ditebalkan (bold), tanpa diakhiri dengan titik. Pakailah ukuran 14 untuk sub judul. c. Anak sub judul diketik mulai dari batas tepi kiri; huruf pertama saja yang merupakan huruf besar; huruf ditebalkan (bold), tanpa diakhiri titik. Pakailah ukuran 12 untuk anak sub judul. Kalimat pertama setelah anak sub judul dimulai dengan alinea baru. d. Sub anak sub judul diketik mulai dari batas alinea baru, dengan huruf yang ditebalkan dan sekaligus dimiringkan (bold-italic), dapat diakhiri titik atau tidak. Bila tidak diakhiri titik maka sub anak sub judul tersebut merupakan awal dari suatu kalimat. Bila diakhiri titik maka setelah titik dapat diteruskan dengan kalimat penjelasan dalam judul tersebut. Pakailah ukuran 12 untuk sub anak sub judul. Catatan: jangan tinggalkan sebuah judul sendirian sebagai baris paling bawah pada suatu halaman (dalam hal seperti ini, paksalah judul tersebut pindah ke halaman berikutnya). Untuk memberi gambaran petunjuk penulisan judul-judul tersebut di atas, lihatlah contoh di bawah ini:
E. Rincian ke Bawah
Dalam buku petunjuk dari Program Pascasarjana telah jelas bahwa rincian ke bawah perlu menggunakan butir angka atau huruf; tidak boleh menggunakan tanda - atau . atau semacamnya. Tapi masih banyak penulis tesis yang melanggar hal ini. Penggunaan butir (rincian ke bawah) dengan angka memudahkan penunjukan butir tersebut dalam diskusi (misal butir 3 atau butir c). Akan sulit bila digunakan tanda -, maka kita harus menghitung dulu, urutan ke berapa dari atas. Selain itu, permulaan kalimat dalam rincian dapat menggunakan huruf besar atau huruf kecil. Bila diawali dengan huruf besar, maka tiap kalimat perlu diakhiri dengan titik, sedangkan bila diawali dengan huruf kecil, maka tiap kalimat (kecuali butir terbawah) diakhiri dengan koma atau titik koma. Dalam hal ini, butir terbawah diakhiri dengan titik. Contoh format rincian yang dianjurkan terlihat seperti di bawah ini.
6 Macam kota menurut ukurannya sebagai berikut: Kota Besar, misalnya: Jakarta dan Surabaya. Kota Sedang, misalnya: Yogyakarta, Semarang. Kota Kecil, misalnya: Bantul, Wates.
1) 2) 3)
Faktor-faktoryang mempengaruhi perkembangan fisik kota, antara lain, sebagai berikut: 1) situasi geografis; 2) kondisi tapak (site); 3) kondisi sosial, ekonomi, dan budaya. Tiap rincian perlu dihantarkan oleh sebuah kalimat, seperti ...sebagai berikut tersebut di atas. Selain itu, jangan tinggalkan sebuah butir rincian sendirian sebagai baris paling bawah pada suatu halaman (dalam hal seperti ini, paksalah butir rincian tersebut pindah ke halaman berikutnya) atau sendirian sebagai baris paling atas dalam sebuah halaman (dalam hal ini, carikan teman satu butir lagi dari halaman sebelumnyadengan memaksa butir yang dijadikan teman tadi ke halaman berikutnya). Catatan: bila rincian diketik mendatar, pakailah tanda angka atau huruf yang diberi kurung buka dan kurung tutup (jangan hanya kurung tutup). Misal: Faktor-faktoryang mempengaruhi perkembangan fisik antara lain, sebagai berikut: (1) situasi geografis; (2) kondisi (site); dan (3) kondisi sosial, ekonomi, dan budaya. Jangan seperti di bawah ini (nampak tidak enak dipandang): Faktor-faktoryang mempengaruhi perkembangan fisik antara lain, sebagai berikut: 1) situasi geografis; 2) kondisi (site); dan 3) kondisi sosial, ekonomi, dan budaya. kota, tapak
Jumlah penduduk
A. Tanda Baca
1. Tanda tanya Tiap kalimat pertanyaantermasuk pula pertanyaan penelitian yang memakai gaya kalimat tanyaperlu diakhiri dengan tanda tanya (?). Bila suatu kalimat menggunakan kata tanya dianggap merupakan kalimat pertanyaan. Misal: Penelitian ini ingin mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pola-pola perumahan tersebut? Kata tanya yang terkandung dalam kalimat di atas yaitu apa saja. 2. Spasi kosong mendatar Sebelum tanda titik, koma, titik koma, titik dua, tanda tanya, kurung tutup tidak boleh ada spasi kosong mendatar. Contoh pengetikan yang salah terlihat di bawah ini. ...sebagai berikut : seharusnya: ...sebagai berikut: menurut Djunaedi ( 2001 ).... menurut Djunaedi (2001)....
Sumber: Djunaedi (2002: 15) Catatan penting untuk gambar dan tabel: 1) Judul gambar maupun judul tabel tidak diakhiri dengan titik (karena judul bukan merupakan kalimat). 2) Bila diambil dari suatu pustaka (baik pustaka cetak atau dari website) harus disebutkan sumbernyabila tidak kita dapat dianggap melakukan plagiatisme (penjiplakan). Untuk sumber berupa buku, tulis nama pengarang dan tahun penerbitan serta halaman tempat tabel yang diacu (tahun dan halaman di dalam kurung)lihat contoh di atas.
B. Huruf Besar
Untuk tertentu dan untuk kata jenis obyek Misal: nama orang tertentu, bangunan tertentu, jabatan obyek tertentu diawali dengan huruf besar, sedangkan yang menunjukkan macam bangunan, jenis jabatan, dan sebagainya tidak diawali dengan huruf besar.
10 Rapat tersebut dihadiri oleh Gubernur Suwardi serta bupatibupati seluruh Jawa Tengah. Salah satu bupati yang hadir yaitu Bupati Kabupaten Kendal mengajukan pertanyaan yang penting dalam rapat tersebut. Dalam rapat ini, semua camat dari seluruh kecamatan (kecuali dari Kecamatan Ungaran) hadir dan berpartisipasi aktif. Rapat koordinasi tersebut diadakan di Gedung Wanita, Jalan Pemuda, Semarang. Foto suasana rapat terlihat pada Gambar 10 di bawah ini. Perhatikan bahwa huruf besar (kapital)) dipakai untuk Gubernur Suwardi dan Bupati Kabupaten Kendal serta Kecamatan Ungaran, karena merupakan nama jabatan tertentu, sedangkan kata bupati-bupati dan semua camat tidak diawali dengan huruf besar karena merupakan macam jabatan (tidak menunjuk pada orang atau obyek tertentu). Demikian pula, kata Gedung Wanita, Gambar 10 merupakan nama obyek tertentu sehingga perlu diawali dengan huruf besar. Contoh obyek yang tidak tertentu: gambar-gambar, gambar yang dipasang di dinding, gedung-gedung negara. Catatan: mungkin kata tertentu dan tidak tertentu kurang cukup jelas, tapi perhatikan pengertiannya dari contoh-contoh tersebut di atas.
11 baru. Alur pembahasan dari suatu alinea ke alinea berikutnya perlu lancar dan berpindah secara halus. 2. Kalimat Sebuah kalimat paling tidak memuat subyek dan predikat. Seringkali pemakaian keterangan tempat yang mengawali kalimat mengaburkan subyek; misal: Dalam rapat tersebut dihadiri oleh Gubernur Suwardi serta bupati-bupati seluruh Jawa Tengah. seharusnya: Rapat tersebut dihadiri oleh Gubernur Suwardi serta bupatibupati seluruh Jawa Tengah. Pemakaian kata Dalam yang mengawali kalimat tersebut di atas merubah kata rapat menjadi keterangan tempat dan kalimat tersebut tidak mempunyai subyek. Pada perbaikan kalimat di bawahnya, kata Rapat menjadi subyek kalimat setelah kata Dalam dihapus. Seringkali sebuah kalimat tidak mempunyai predikat, hanya memuat subyek saja; contohnya: Dalam rapat tersebut yang dihadiri oleh Gubernur Suwardi serta bupati-bupati seluruh Jawa Tengah. Seharusnya kata yang tersebut di atas tidak dipakai karena membuat bagian kalimat setelah kata yang menjadi bagian dari subyek (bukan lagi bersifat predikat). Sebuah kalimat yang terlalu panjang (misal terdiri dari 15 baris) akan menyiksa pembacanya, karena pembaca baru akan menarik nafas bila telah menjumpai tanda titik. Dalam hal seperti ini, potonglah kalimat tersebut menjadi dua atau tiga kalimat.
12
13
D. Kata Depan di
Kata depan di yang diikuti oleh kata yang menunjukkan tempat perlu dipisahkan dari kata penunjuk tempat tersebut; contoh: di sana; di atas; di bawah, di lapangan, di Semarang Kata di yang merupakan awalan untuk kata kerja tidak dipisahkan dari kata kerja tersebut; contoh: dihadiri; dikerjakan, diolah, diamati, diwawancarai
14 Catatan: pedoman pemakaian kata dimana dan dari telah dijelaskan pula dalam buku petunjuk dari Program Pascasarjana, Bagian IV, Butir E. Bahasa, sub butir 5. Kesalahan yang sering terjadi.
15
16 (1) mengeksplorasi; misal: mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi.... (2) mendeskripsikan; misal: mendeskripsikan pola ....; mendeskripsikan perkembangan .....; mendeskripsikan katagori .... (3) menguji hipotesis; misal: menguji hipotesis bahwa tidak ada hubungan antara .... dengan .... (4) mengevaluasi; misal: mengevaluasi ketepatan pemilihan lokasi ibukota ... dengan kriteria akademis. Sebaiknya dirumuskan suatu tujuan bagi setiap pertanyaan penelitian. Tujuan untuk masing-masing pertanyaan penelitian dapat berbeda, tergantung pada status/ujung pengetahuan yang ada saat ini (state of the art)hasil kajian pustakabagi masingmasing pertanyaan penelitian.
17 Contoh pertanyaan penelitian: ...permasalahan yang dihadapi oleh penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Seperti apa pola perkembangan fisik kota pada kasus tersebut? 2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola perkembangan fisik seperti ditemukan pada kasus ini? Contoh alinea pengantar bab tinjauan pustaka yang terkait dengan permasalahan penelitian tersebut di atas:
CARA MEMPOLAKAN PERKEMBANGAN FISIK KOTA (sebagai masukan untuk metode analisis)
18 Catatan: kerangka topik tinjauan pustaka tidak selalu ditampilkan dalam bentuk diagram, tapi dapat pula ditunjukkan dengan narasi (uraian kalimat) atau diperlihatkan dalam bentuk daftar urutan topik, seperti contoh di bawah ini. ... Untuk menuju pada dua uraian tersebut perlu dikaji lebih dulu beberapa hal, seperti terlihat pada daftar urutan topik tinjauan pustaka di bawah ini: A. Pengertian Kota, Fisik Kota dan Pola B. Cara mendeskripsikan perkembangan fisik kota C. Cara mempolakan perkembangan fisik kota D. Ragam pola perkembangan fisik kota E. Landasan teori: Faktor-faktor yang umumnya mempengaruhi perkembangan (pola) fisik kota F. Hipotesis: Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi perkambangan (pola) fisik kota pada kasus yang diteliti Catatan: Topik B berguna sebagai masukan untuk perancangan metode survei, sedangkan Topik C berguna untuk masukan bagi metode analisis, dan Topik D berguna sebagai teori banding untuk membahas pola yang ditemukan pada kasus. 2. Kaitan tinjauan pustaka dengan landasan teori dan hipotesis serta metode penelitian Bilamana kajian pustaka mampu memberikan jawaban secara umum pada pertanyaan penelitian (bukan jawaban pada kasus), maka kita akan mempunyai hipotesis (dugaan secara umum) seperti pada contoh di atas. Dalam hal seperti ini, maka tujuan penelitiannya adalah untuk menguji hipotesis dan metode penelitiannya adalah pengujian hipotesis dengan fakta di lapangan atau kasus (metode ini disebut metode berfikir deduktif). Bila tinjauan pustaka tidak berhasil atau tidak relevan untuk menjawab pertanyaan penelitian, maka kita harus (hanya) mencari jawaban tersebut ke lapangan (mencari fakta empiris) dan metode yang dipakai adalah metode berfikir induktif (membangun teori dari fakta lapangan/ empiris). Mencari fakta di lapangan tanpa
19 bekal teori dapat juga menggunakan cara/ metode survei eksplorasi (penjelajahan). Kadang kajian pustaka tidak mampu menjawab pertanyaan penelitian, tapi berhasil menyiapkan teori-teori yang dapat dipakai untuk mencari jawaban di lapangan. Teori-teori tersebut perlu disusun sebagai landasan teori. Berbekal teori tersebut dapat dikembangkan daftar pertanyaan atau daftar hal-hal yang akan disurvei. Dengan demikian, surveinya lebih terarah dan tidak perlu melakukan survei eksploratif. Berdasar uraian di atas, para mahasiswa perlu sadar bahwa kajian pustaka merupakan hal yang sangat penting dan hasilnya akan mendikte tujuan penelitian dan metode penelitian yang akan dipakai. Maka, susunlah bab tinjauan pustaka secara sistematis, terarah, semua yang ditulis relevan dengan pertanyaan penelitian. Bila memungkinkan akhiri dengan landasan teori dan hipotesis. 3. Kelengkapan informasi dalam daftar pustaka Informasi dalam daftar pustaka mencakup unsur-unsur: (1) nama pengarang, (2) tahun penerbitan, (3) judul karangan/pustaka, (4) penerbit, dan (5) kota penerbitan. Format daftar pustaka yang dipakai di UGM dapat dilihat dalam buku petunjuk penulisan tesis dari Program Pascasarjana. Kadang, penulis tesis menulis informasi daftar pustaka secara tidak lengkap atau tidak sesuai dengan pustaka yang diacu dalam narasi. Misal: dalam narasi disebutkan ... Djunaedi (1993)... tapi dalam daftar pustaka ditulis: Djunaedi, A. 1995. .... Hindarkan kesalahan seperti ini. Teliti tulisan tesis, terutama dalam bab tinjauan pustaka dan bab hasil penelitian dan pembahasan, berkaitan dengan nama-nama penulis yang diacu karyanya. Nama-nama yang diacu tersebut harus muncul di daftar pustaka sebagai informasi pustaka. Hal ini merupakan salah satu cara untuk memberi penghargaan bagi penulis-penulis yang kita acu karyanya. Sehubungan dengan cara menghargai ini, bila dalam narasi pengacuan ditulis dkk, maka dalam daftar pustaka, semua nama penulis perlu dituliskan (jangan
20 hanya dkk). Silahkan baca lagi berkaitan dengan penulisan daftar pustaka dalam buku petunjuk dari Program Pascasarjana.
21 tesis berhenti sampai disini dan menulis ulang temuan tersebut sebagai kesimpulan. Terhadap temuan atau hasil penelitian perlu dilakukan pembahasan sebelum ditarik kesimpulan. Pembahasan dapat dilakukan dengan membandingkan temuan dengan teori yang umum (yang telah ada dalam bab tinjauan pustaka) atau dengan temuan pada kasus-kasus lain yang pernah diteliti sebelumnya. Kedalaman pembahasan inilah yang membedakan tesis yang baik dengan yang biasa saja. Hasil pembahasan ini akan menjadi bahan bagi penulisan kesimpulan dan saran. Misal, bila temuan lapangan/kasus berbeda dengan teori umum, maka perlu dibahas mengapa berbeda? / mengapa sama?. Dari pembahasan muncul dugaan bahwa ada faktor x yang dulu secara umum belum pernah dipertimbangkan, tapi ternyata muncul pada kasus yang diteliti. Maka, kesimpulannya: teori umum tersebut perlu dikaji ulang dan disarankan agar temuan kasus tersebut juga perlu diteliti pada kasus-kasus lain agar temuannya bersifat mantap dan mampu merevisi teori umum tersebut. Sebagai tradisi yang baik, dalam saran, tulislah beberapa judul/ topik yang dapat diteliti sebagai kelanjutan dari tesis Saudara yang dapat diambil oleh mahasiswa lain sebagai judul tesisnyasemoga Saudara mendapat pahala untuk itu. Amien.
22
23
terjemahan berdasar makna dan beri keleluasaan padanya untuk menangkap makna Intisari (yang telah Saudara buat) dan menuliskannya kembali dalam suatu terjemahan bebas ke bahasa Inggris.
C. Penulisan Lampiran
Materi yang ditempatkan dalam Lampiran bukanlah materi yang penting. Lampiran artinya dapat dilihat dan dapat pula diabaikan. Materi yang umum dilampirkan adalah hasil cetakan SPSS, sedangkan rangkumannya yang telah ditulis kembali ditempatkan di dalam pembahasan bab. Karena bersifat optional, maka lampiran jangan terlalu tebal. Lampiran yang umum ada adalah kuesioner (bila memakai kuesioner).
24
25
sebagai sebagai ... hal itu. Dalam hal ketertiban .... ...hal itu. Dalam hal....
Hapus kata yang dicoret tersebut. Pisahkan dan ganti alinea baru.
26
27
VII. TAMBAHAN PEDOMAN PENULISAN KUTIPAN PUSTAKA (CITATION) DAN DAFTAR PUSTAKA
Dalam buku pedoman penulisan tesis dari Program Pascasarjana UGM Edisi 2001 di halaman 29-31 terdapat tiga versi penulisan daftar pustaka. Untuk keseragaman di program MPKD, dianjurkan untuk memilih salah satu tipe saja, yaitu versi yang ada di halaman 30 (yaitu Lampiran 4b). Selain itu, pada buku pedoman tersebut belum pernah dijelaskan cara penulisan daftar pustaka yang berasal dari sumber elektronis (misal: CD-ROM dan situs web/internet). Berkaitan dengan itu, dalam buku suplemen ini ditambahkan cara pengacuan dan penulisan daftar pustaka elektronis dengan mengacu pada cara yang diterangkan oleh Li dan Crane dalam buku The Research Paper and World Wide Web, Edisi Kedua, tahun 2000, karangan Dawn Rodrigues dan Raymond J. Rodigrues, yang diterbitkan oleh Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey, halaman 129-131.
28 Korea, misalnya, nama keluarga justru diletakkan di depan. Dengan demikian, bila mengambil nama belakang, justru kita mengambil nama kecil, bukan nama keluarga. Untuk nama dengan bin ..., misal: Achmad Djunaedi bin Tjokromartono, lebih sulit lagi (terserah ke penulis tesis, asalkan konsisten). Bila nama pengarang tidak ada, sering dipakai anonim atau nama lembaga yang bertanggung jawab tapi dipakai singkatannya (karena nama panjangnya akan dituliskan lengkap di daftar pustaka. (2) Tahun penerbitan bagi pustaka cetak atau tahun edisi/revisi bagi pustaka elektronis. Catatan: pustaka dari situs web mengalami revisi atau pembaruan yang jauh lebih sering daripada pustaka cetak. Selain itu, sekali direvisi, maka biasanya edisi sebelumnya sudah tidak dapat diakses (maka diperlukan tanggal akses dalam informasi daftar pustaka). Dua unsur di atas digabung tapi dipisahkan dengan koma (bila tidak di dalam kurung). Bila ingin diperlihatkan nomor halaman, maka ditambah titik dua dan disusul dengan nomor halaman tempat kutipan yang diacu. Contoh: ... menurut Djunaedi (2002: 28).... ... tersebut (Djunaedi, 2002: 28).... ... menurut Li dan Crane (dalam Rodrigues dan Rodrigues, 2000: 129-131).... Catatan: untuk kutipan langsung diperlukan nomor halaman tempat kutipan tersebut berada. 1. Daftar Pustaka bersumber buku
29
Format: Nama mengikuti tradisi tertentu. Tahun. Judul buku diketik miring. Edisi bila ada. Nama penerbit, kota penerbitan. Contoh: Andrew, Jr., H.N. 1961. Studies in Paleobotany. John Wiley & Sons, Inc., New York. Djunaedi, A. 2002. Suplemen Petunjuk Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis. Edisi Kedua-Juni 2002. Program Pascasarjana Magister Perencanaan Kota & Daerah (MPKD), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Catatan: perhatikan tanda pemisah antar unsur; ada yang memakai titik, dan ada yang memakai koma.
2. Daftar Pustaka bersumber artikel/bab dalam buku Format: Nama mengikuti tradisi tertentu. Tahun. Judul artikel/bab. Kata Dalam ditambah Nama editor/penulis buku serta Judul buku diketik miring. Edisi bila ada. Nama penerbit, kota penerbitan. Contoh: Hutt, C. 1978. Towards a taxonomy and conceptual model of play. Dalam S.J. Hutt, D.A. Rogers and C. Hutt (eds.), Developmental processes in early education. Routledge & Kegan Paul, London.
30 Catatan: format di atas biasanya untuk buku yang memakai editor (editors) yang di dalamnya banyak penulis (tiap artikel atau bab disusun oleh penulis yang berbeda). Contoh: Djunaedi, 3. Daftar Pustaka bersumber artikel dalam jurnal Format: Nama mengikuti tradisi tertentu. Tahun. Judul artikel/bab. Nama jurnal diketik miring, volume, nomor isu: halaman dari ke. Catatan: nama jurnal dapat disingkat dengan singkatan yang telah berlaku umum. Contoh: Anderson, T.F. 1951. Techniques for the Preservation of Three Dimensional Structure in Preparing Specimens for the Electron Microscope. Trans. N. Y. Acad. Sci. 13: 130-134. Fukui, Y. and Yuu, S. 1985. Removal of Coloidal Particles in Electroflotation. AIChE Journal, 31: 201-208. Catatan: kata and di atas (sesuai bahasa aslinya) dapat diganti dengan dan (bahasa Indonesia) atau lebih generik dapat diganti dengan tanda &.
Achmad. 2001. Memahami Perkembangan Ilmu Arsitektur dalam Lingkup Kelompok Ilmu-ilmu TeknikDi Indonesia pada umumnya dan khususnya di UGM. Karya Ilmiah tidak dipublikasikandisimpan di perpustakaan. Jurusan Teknik Arsitektur FT UGM, Yogyakarta.
5. Daftar Pustaka bersumber situs web/internet Format: Nama mengikuti tradisi tertentu atau bila tidak ada diganti nama lembaga yang bertanggung jawab. Tahun (atau ditambah tanggal di dalam kurung, bila ada) terakhir diperbarui. Judul artikel dan bisa ditambah, bila ada, informasi nama publikasi/judul jurnal elektronik ditulis miring. Tulisan Tersedia di situs: diteruskan dengan alamat situs web ditambah [tanggal akses di dalam kurung seperti ini]. Contoh: Li, X, & N. Crane. 1996 (Agustus 26). Bibliographic format for citing electronic information. Tersedia di: http://www.uvm.edu/~xli/reference/estyles.htm [29 April 1996]. Sanchez, C. 1996 (13 Januari). Future of affirmative action in higher education. National Public Radio. Electric Library, hal. B5 (9 alinea). Tersedia di: http://www.elibrary.com [1 Oktober 1996].
4. Daftar Pustaka bersumber naskah yang tidak diterbitkan Format: Nama mengikuti tradisi tertentu. Tahun. Judul naskah/buku. Tulisan Tidak dipublikasikan atau Tidak dipublikasikan tapi disimpan di perpustakaan atau
32 Catatan: kata http dapat diganti dengan yang lain, misal: fttp, gopher; sesuai dengan cara/teknik pengaksesan yang dipakai. Bila tidak ada informasi tentang tahun terakhir diperbarui, maka ditulis Tanpa tahun.
33
6. Daftar Pustaka bersumber CD-ROM Catatan: CD-ROM biasanya dipunyai oleh perpustakaan yang berlangganan atau mempunyai kontrak layanan dengan produsen CD-ROM tersebut, atau ada juga CD-ROM yang disebarluaskan sebagai pengganti buku/jurnal cetak. Format: Nama mengikuti tradisi tertentu atau bila tidak ada diganti nama lembaga yang bertanggung jawab atau nama ini tidak dicantumkan bila tidak ada. Tahun terbit (ditambah tanggal, bila ada). Judul artikel dan informasi publikasi. Tulisan CD-ROM tersedia: diteruskan dengan nama lembaga pemberi layanan atau penerbitnya ditambah [tanggal akses di dalam kurung seperti ini]. Contoh: Howell, V. & B. Carlton. 1993 (29 Agustus). Growing up tough: New generation fights for its life: Inner-city youths live by rule of vengeance. Birmingham News, hal. 1A (10 halaman). CD-ROM tersedia: 1994 SIRS/ SIRS 1993 Youth/ Volume 4/ Article 56A [16 Juli 1995]. Oxford English Dictionary computer file: On compact disc (2nd ed.). 1992. CD-ROM tersedia: Oxford UP [27 May 1995].
34
35