Anda di halaman 1dari 11

MAKNA DI BALIK BUDAYA NGIDAK ENDHOG PADA PERKAWINAN ADAT JAWA

Disusun untuk memenuhi tugas akhir Bahasa Indonesia yang dibimbing oleh Bapak Sony Sukmawan

Oleh : Dewi Nur Zanirah (115020300111101) Mila Susanti (115020300111096)

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Desember 2011

MAKNA DI BALIK BUDAYA NGIDAK ENDHOG PADA PERKAWINAN ADAT JAWA

Dewi Nur Zanirah Mila Susanti

ABSTRAK
Perkawinan adalah hal yang sakral bagi siapa saja. Sementara banyak orang kini hanya terfokus pada resepsi, pesta, busana, hingga adat yang akan digunakan dalam upacara perkawinan tersebut. Tapi tidak banyak orang yang memahami apa makna sebenarnya dari upacara perkawinan tersebut. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang mempunyai banyak suku, adat, dan budaya khususnya dalam upacara perkawinan. Salah satu yang dibahas disini adalah perkawinan adat Jawa. Budaya Jawa adalah perilaku, gagasan dan benda-benda hasil perjuangan manusia yang merupakan bukti kejayaan hidup masyarakat Jawa yang dijadikan pedoman dan pengarah serta berguna untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang bersifat damai bagi masyarakat Jawa. Sedangkan perkawinan adalah menyatukan dua insan pria dan wanita yang juga menyatukan keluarga beserta leluhurnya untuk mempertahankan keturunannya dan biasanya dilakukan dengan menggunakan adat yang sesuai dengan sukunya. Dalam perkawinan adat jawa salah satu ritual upacara yang dilakukan adalah Ngidak Endhog. Ngidak Endhog adalah sebuah upacara yang dilakukan setelah akad nikah. Dalam pelaksanaannya, sang pria diharuskan menginjak telur hingga pecah tanpa menggunakan alas kaki dan sang wanita harus membersihkan sisa-sisa pecahan telur di wadah telur itu dan kaki sang pria. Tentu saja hal itu dilakukan karena mempunyai makna tersendiri. Pria menginjak telur menggambarkan sang pria lah yang lebih dominan dalam keluarga dan nantinya akan mendapatkan keperawanan sang wanita selepas akad nikah. Wanita membersihkan pecahan telur mengartikan bahwa wanita itu harus mengabdi pada sang pria yang sudah menjadi suaminya. Kata kunci: Budaya jawa, perkawinan adat, makna ngidak endhog

LATAR BELAKANG Banyaknya kasus perceraian akhir-akhir ini, terutama di lingkungan artis menimbulkan pertanyaan, mengapa begitu gampang orang bercerai? Mengapa sebuah mahligai rumah tangga begitu rapuh? Padahal banyak rumah tangga itu dibangun dengan pesta miliaran rupiah. Memang menjalani kehidupan rumah tangga itu tidak gampang, karena tidak ada sekolah yang mengajarkan tentang hal itu. Tapi sayang sekarang telah jarang ada yang menyadarinya, bahwa harus memiliki persiapan khusus untuk memasuki mahligai perkawinan. Lihat saja, banyak calon pengantin yang hanya sibuk berkonsultasi mengenai bentuk pesta dan soal pakaian saat pesta. Jarang sekali ada yang melakukan konsultasi tentang seluk beluk perkawinan yang harus mereka jalani kelak. Banyak di antara mereka yang justru pusing memilih akan menggelar pernikahan dengan adat apa, entah itu adat Jawa, Sunda, Minang, atau Bali. Masyarakat Indonesia memang merupakan suatu masyarakat yang majemuk yang memiliki keanekaragaman di dalam berbagai aspek kehidupan. Bukti nyata adanya kemajemukan didalam masyarakat kita terlihat dalam beragamnya kebudayaan di Indonesia. Tidak dapat kita pungkiri bahwa budaya merupakan hasil cipta, rasa, karsa manusia yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia. Tidak ada satu masyarakat pun yang tidak memiliki kebudayaan. Begitu pula sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa adanya masyarakat. Ini berarti begitu besar kaitan antara kebudayaan dan masyarakat. Melihat realita bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural maka akan terlihat pula adanya berbagai suku bangsa di Indonesia. Tiap suku bangsa inilah yang kemudian mempunyai ciri khas kebudayaan yang berbeda-beda. Suku Jawa adalah salah satu suku bangsa yang ada di Pulau Jawa. Sebagai salah satu suku bangsa di Indonesia, suku Jawa memiliki karakteristik yang tercermin dari kebudayaan yang mereka miliki baik dari segi agama, mata pencaharian, kesenian dan lain sebagainya. Sungguh ironis melihat keadaan yang terjadi di jaman sekarang. Banyak orang tua yang tidak mengerti makna perkawinan. Misalnya, meski dia menggunakan

tatacara perkawinan adat jawa, tapi dia tidak mengerti makna perkawinan menurut filsafat Jawa. Misalnya mengapa pakai janur, mengapa bukan plastik saja? Sering dikarenakan tidak mengerti, orang memandang dari sudut bahasa, ja Annur, sinar surga. Padahal janur itu bukan tuntunan agama. Janur diambil dari pucuk pohon kelapa. Dan kelapa itu dari bahasa Sansekarta, kelape adalah suatu titik tertinggi yang mengomandoi sejumlah titik di bawahnya. Itu adalah perwujudan daripada Tuhan. Jadi maksud orang tua memasang janur itu untuk mengingatkan kepada anaknya, agar senantiasa mengingat Tuhan. Mengapa salon yang sudah maju, tetap menggunakan riasan hitam dan konde? Sesungguhnya, sang wanita dibentuk sebagai matahari. Si cunduk mentul sebagai solar, sinar, atau aura. Pada saat pengantin laki-laki mengNgidak Endhog, sang matahari ini turun ke bawah, pengantin perempuan membersihkan kaki sang laki-laki dan sungkem. Pada detik inilah nilai tertinggi seorang laki-laki. Sebab matahari yang telat semenit saja kita sudah kacau, sekarang mau turun. Dan lain sebagainya. Hal di atas adalah sekelumit kebudayaan dari Suku Jawa yang menarik untuk ditelaah dan dijadikan pengetahuan bagi kita semua. Lalu apakah sebenarnya makna yang terkandung dalam upacara Ngidak Endhog?

BUDAYA JAWA Budaya menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi bagaimana rintangan dan kesukaran dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. Sedangkan budaya menurut Dr. K. Kupper, budaya merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa budaya adalah perilaku, gagasan dan benda-benda hasil perjuangan manusia yang merupakan bukti kejayaan hidup suatu masyarakat yang dijadikan pedoman dan pengarah serta berguna untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang bersifat damai bagi masyarakat. Dengan demikian, budaya Jawa adalah perilaku, gagasan dan benda-benda hasil perjuangan manusia Jawa yang merupakan bukti kejayaan hidup masyarakat Jawa yang dijadikan pedoman dan pengarah serta berguna untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang bersifat damai.

KONSEP PERKAWINAN ADAT Menurut Ensiklopedi Indonesia, adat disebut juga urf yang diambil dari Bahasa Arab atau sesuatu yang dikenal, diketahui dan diulang-ulang serta menjadi kebiasaan di dalam masyarakat. Adat merupakan cerminan dari kepribadian serta merupakan salah satu penjelmaan dari jiwa suatu bangsa. Oleh karena itu, tiap bangsa di dunia memiliki adat kebiasaan sendiri-sendiri yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Justru karena alasan ketidaksamaan inilah kita dapat mengatakan bahwa adat merupakan unsur yang terpenting sebagai identitas bangsa. Di dalam Republik Indonesia ini, adat yang dimiliki tiap daerah berbeda-beda, inilah yang dikatakan Bhineka Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu. Perkawinan adalah salah satu peristiwa yang sangat penting dalam penghidupan masyarakat kita sebab perkawinan itu tidak hanya menyangkut pria dan wanita bakal mempelai saja, tetapi juga orang tua kedua belah pihak, saudarasaudaranya, bahkan keluarga mereka masing-masing. Dalam hukum adat, perkawinan itu bukan hanya merupakan peristiwa penting bagi mereka yang masih hidup saja. Tetapi perkawinan juga merupakan peristiwa yang sangat berarti serta yang sepenuhnya mendapat perhatian dan diikuti oleh arwaharwah para leluhur kedua belah pihak beserta seluruh keluarganya mengharapkan juga restunya bagi mempelai.

Jadi perkawinan adalah menyatukan dua insan, pria dan wanita yang juga menyatukan keluarga beserta leluhurnya untuk mempertahankan keturunannya. Sedangkan perkawinan adat adalah menyatukan dua insan, pria dan wanita dengan mengusung adat istiadat yang dibawa masing-masing mempelai.

MAKNA UPACARA NGIDAK ENDHOG Ngidak Endhog adalah sebuah upacara yang dilakukan dalam pernikahan adat jawa sesudah dilaksanakannya akad nikah. Dalam kasus ini sang pria yang menginjak telur yang kemudian dibersihkan oleh sang mempelai wanita. Dalam pelaksanaannya ada sebagian keluarga yang menambahkan sesaji-sesaji sesuai kepercayaan masing-masing. Perkawian mempunyai arti yang sangat penting maka pelaksanaannya senantiasa disertai dengan upacara lengkap dengan sesajen-sesajennya. Ini semua barangkali dapat dikatakan takhayul, tetapi pada kenyataannya sampai sekarang halhal itu masih sangat meresap pada kepercayaan sebagian masyarakat di Indonesia. Ngidak Endhog tentu saja dilakukan karena mempunyai arti, nilai, dan tujuan serta memiliki ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan. Dalam upacara ini, sang pria diharuskan menginjak telur hingga pecah tanpa menggunakan alas kaki, hal ini wajib disaksikan keluarga kedua belah pihak. Kemudian setelah telurnya pecah, sang wanita harus membersihkan sisa-sisa pecahan telur baik di wadah telur itu dan kaki sang pria, bahkan di lantai yang terkena cipratan pecahan telur. Sebenarnya apakah maksud dari ritual tersebut? Apakah makna yang terkandung? 1. Makna Simbolis a. Telur Telur melambangkan keperawanan wanita yang masih utuh. Selain itu, telur juga diibaratkan sebagai sebuah wadah keluarga.

b. Pria menginjak telur Pria menginjak telur yang artinya sang prialah yang harus dominan dalam keluarga. Pada saat telur pecah, hal tersebut mencerminkan bahwa sang pria itulah yang nanti akan mendapatkan keperawanan sang wanita selepas akad nikah. c. Tanpa alas kaki Hal ini menandakan bahwa sang pria yang nantinya akan menjadi kepala rumah tangga sehingga harus bekerja keras untuk

mempertahankan keutuhan dan menghidupi kebutuhan keluarga. Usaha yang dilakukan tidaklah mudah, sama tidak mudahnya dengan saat memecahkan telur tanpa alas kaki dan merasa kesakitan akibat kulit telur yang menusuk-nusuk. Implementasinya dalam kehidupan nyata adalah nantinya tidak mudah bagi sang pria untuk menjalankan kewajiban sebagai suami sekaligus kepala rumah tangga dalam sebuah keluarga. d. Wanita membersihkan pecahan telur Tindakan ini mengartikan bahwa wanita itu harus mengabdi pada suami dengan senang hati dan ikhlas. Ini juga menunjukan bahwa sang istri harus patuh pada suami. Rasa sakit dan lelah yang dirasakan suami setelah bekerja kemudian dihilangkan dengan pengabdian seorang istri di rumah. e. Keluarga kedua belah pihak turut menyaksikan Hal ini dimaksudkan bahwa walaupun nanti sudah menjadi sebuah keluarga, diharapkan tidak melupakan orang tua dan tetap patuh terhadap orangtua. Karena pada dasarnya, kita ada karena orang tua.

f. Menyajikan sesajen Menyajikan sesajen saat kegiatan ini berlangsung, hal ini dilakukan untuk menghormati leluhur-leluhur mempelai dan menandakan bahwa mereka menghargainya dengan tetap melaksanakan tradisi tersebut. Namun fenomena ini sudah jarang sekali ditemui di jaman sekarang. 2. Makna Ekologis Telur merupakan salah satu hasil dari peternakan ayam. Sedangkan ayam adalah hewan yang mempunyai banyak manfaat bagi manusia. Contohnya daging ayam yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat, bulunya yang bisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan aksesoris serta bahan sandang lainnya, dan tak lupa telur ayam yang juga digunakan dalam prosesi perkawinan adat Jawa (ngidak endhog) selain biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Maka dari itu, pemanfaatan telur dalam upacara perkawinan adat Jawa ini bermakna petuah bagi pelakunya agar tetap melestarikan ayam serta hewan-hewan lain yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. 3. Makna Religius Telur dihasilkan dari ayam dan ayam merupakan ciptaan Tuhan. Pemanfaatan telur disini berarti menghargai ciptaan Tuhan yang beranekaragam meskipun bukan berasal dari jenis yang sama. 4. Makna Sosial Berlangsungnya ritual ngidak endhog yang terangkum dalam

perkawinan adat Jawa ini membuat keluarga dari kedua belah pihak mempelai yang awalnya tidak saling kenal menjadi berinteraksi dan bekerja sama dalam pelaksanaan perkawinan tersebut. Dan diharapkan mulai detik itu sampai seterusnya kedua keluarga itu akan tetap saling berinteraksi dan bekerja sama. Karena pada dasarnya perkawinan tidak hanya menyatukan dua insan pria dan wanita, tetapi juga meyatukan dua keluarga yang memiliki latar belakang berbeda-beda.

5. Makna Budaya Pelaksanaan upacara perkawinan adat Jawa termasuk ritual ngidak endhog merupakan wujud dari penghormatan kepada budaya yang diwariskan oleh nenek moyang. Dengan demikian, orang-orang yang melaksanakan perkawinan adat Jawa termasuk orang-orang yang turut ikut andil dalam pelestarian budaya Jawa. Itulah yang dimaksudkan dari upacara Ngidak Endhog makna yang terkandung memiliki tujuan yang baik, karena pada dasarnya semua tradisi kebudayaan daerah pasti mengandung nilai-nilai yang positif. Sama halnya seperti nilai dan maksud dari setiap gerakan ritual upacara Ngidak Endhog. Setiap bagian pasti mempunyai makna yang positif dan pesan-pesan yang ditujukan bagi mempelai agar menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah.

KESIMPULAN Perkawinan adalah suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan, salah satu tujuan dilaksanakannya pernikahan adalah untuk mempertahankan keturunan agar keturunannya tetap ada. Perkawinan adalah menyatukan dua manusia pria dan wanita untuk membentuk suatu keluarga baru dan menyatukan keluarga yang ada. Setiap adat memiliki upacara pernikahan yang berbeda-beda beserta ritual yang berbeda-beda pula. Hal ini dilaksanakan berdasarkan tradisi dan kepercayaan masing-masing. Dalam upacara pernikahan adat Jawa ada yang dinamakan upacara Ngidak Endhog. Secara garis besar upacara ini mengartikan bahwa sang pria akan memecahkan telur dan disaksikan kedua belah pihak, maksudnya nanti saat telah berumah tangga ia akan menjadi suami dan akan bekerja untuk menafkahi keluarganya. Dan sang wanita yang membersihkan pecahan telur dari kaki sang pria dimaksudkan bahwa sang istri harus mengabdi dan patuh terhadap suami, karena suami telah berjuang untuk keluarganya. Setiap gerakan itu harus dilakukan secara

urut dan dengan hikmat agar tercapainya pesan yang dimaksudkan. Diharapkan kepada mereka yang berasal dari suku Jawa atau nanti yang akan menikah dengan orang yang berasal dari suku Jawa untuk menjalankan ritual Ngidak Endhog secara terorganisir dan sepenuh hati karena sesungguhnya upacara ini mengandung arti yang sangat penting. Dan semoga budaya seperti ini tetap lestari sebagai salah satu ciri kemajemukan budaya di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA Ahira, Anne. 2010. Perkawinan Adat Jawa 3R yang Sakral, (online) http://AnneAhira.com/perkawinan-adat-jawa, diakses tanggal 23 Desember 2011 Anonim. 2005. Pengertian Adat, (online) http://id.wikipedia.org, diakses tanggal 23 Desember Anonim. 2008. Pengertian Budaya, (online) http://id.wikipedia.org, diakses tanggal 23 Desember Anonim. 2009. Pengertian Perkawinan, (online) http://id.wikipedia.org, diakses tanggal 23 Desember Gunadarma, Wartawarga. 2011. Nilai Kebijakan Upacara Pernikahan Adat Jawa Injak Telur, (online) http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/06/kepariwisataan-nilai-kebijakanupacara-pernikahan-adat-jawa-injak-telur/, diakses tanggal 23 Desember 2011 Jemat, Abdurrahman. 2010. Filosofi Perkawinan Adat Jawa, (online) http://www.facebook.com/profile.php?id=1343210995, diakses tanggal 23 Desember 2011 Thalia, Najma. 2008. Mengenal Tata Upacara Pengantin Adat Jawa, (online) http://situs.dagdigdug.com/2008/04/14/mengenal-tata-upacara-pengantinadat-jawa/, diakses tanggal 23 Desember 2011

Anda mungkin juga menyukai