Anda di halaman 1dari 16

ELEMEN MESIN

(POROS) OLEH: DR.-ING.IR. PUTU M. SANTIKA


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

DIKTAT 5

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JULI, 2007

DAFTAR ISI
UMUM PERHITUNGAN MOMEN TORSI DAN
LENGKUNG PERHITUNGAN POROS
POROS DUKUNG (MOMEN LENGKUNG) POROS TRANSMISI (BEBAN TORSI) POROS TRANSMISI (BEBAN LENGKUNG DAN TORSI

CONTOH SOAL

UMUM
POROS DIBEDAKAN: Poros dukung
Momen lengkung / tegangan lengkung

Poros daya /transmisi


Momen torsi Moemen torsi & lengkung

Poros dukung tetap


(gb.1a) Poros dukung berputar (gb.1b) Poros daya (gb.1c)
Gambar 1: jenis-jenis poros

POROS TRANSMISI Untuk merancang suatu poros dapat ditempuh dua cara, yaitu: 1. Ruang tempat poros telah ditetapkan terlebih dahulu 2. Ruang tempat poros ditentukan setelah poros dengan kelengkapannya dihitung Gb.2a kotak transmisi sudah tertentu Gb.2b kotak transmisi tergantung dimensi rd.
gigi

Gambar 2: proses disain poros

PERHITUNGAN MOMEN TORSI DAN LENGKUNG


Untuk dapat menghitung dimensi poros, maka terlebih dahulu harus dihitung momen torsi dan momen lengkung yang diterima poros Momen Torsi Mt = 9550 P/n (Nm) Bila :
P = daya yang dipindahkan oleh poros (kW) n = putaran poros (rpm)

Gambar 3: poros dengan beban torsi dan lengkung

1. Perhitungan Reaksi Tumpuan (gb.3). M A = 0 FB . la = F.l: dari sini diperoleh FB = (F.l)/la (N) Fy = 0: diperoleh F FA FB = 0, jadi FA = F FB (N) Mmax = momen yang terjadi pada poros
Mmax = FA. l1 (Nmm) = FB. l2 (Nmm) Bila puli berada diluar tumpuan (grs. Putus-putus): FB . la = F . (la + l3); FB = F . (la + l3)/la F FA FB = 0: diperoleh FA = FB-F Jadi momen lengkung max (Mbmax) adalah: (Mbmax) = F. l3 = FA . la (Nmm)

Momen Lengkung

POROS DUKUNG (Gb.1b)

PERHITUNGAN KEKUATAN POROS


Poros dukung hanya menerima beban lengkung atau momen lengkung saja (Mb), jadi pada poros terjadi tegangan lengkung (b), yang besarnya:

(b) = Mb/W

Mb = momen lengkung yang terjadi pada poros (Nmm) W = momen tahanan axial dari penampang poros (mm3) = 0,1 d3 (untuk poros pejal) = 0,1 (da2-di2)/da da dan di = masing-masing diameter luar dan dalam poros (mm) Poros kuat bila :

b = Mb/W bijin (N/mm2) Mb/ (0,1.d3) bijin (N/mm2)


d 3 (Mb/ (0,1. bijin ) mm

PERHITUNGAN KEKUATAN POROS

Gambar 4: poros dengan beban torsi dan lengkung

POROS TRANSMISI

YANG HANYA MENERIMA MOMEN TORSI (Mt), Gb.5 Tegangan torsi pada poros (t), besarnya

(t) = Mt/Wp
Mt = momen torsi yang terjadi pada poros (Nmm) W = momen tahanan polar dari penampang poros (mm3) = 0,2d3 (untuk poros pejal) = 0,2 (da2-di2)/da da dan di = masing-masing diameter luar dan dalam poros (mm) Poros kuat bila :

t = Mt/Wp tijin (N/mm2) Mt/ (0,2.d3) tijin (N/mm2) d 3 (Mt/ (0,2. tijin ) mm

Gambar 5: Poros yang hanya menerima momen torsi saja

POROS TRANSMISI DENGAN BEBAN GABUNGAN


(TORSI DAN LENGKUNG):
Bila kedua tegangan diketahui, maka pada poros terjadi tegangan ekivalen v, besarnya: v = (b2 + 3.(0.t)2 bijin (N/mm2) 0 = faktor beban dinamis ( 0,7 1,0) Bila yang diketahui momennya, maka momen gabungan dihitung dari: Mv = (Mb2 + 0,75.(0.Mt)2 (Nmm) Jadi diameter poros dihitung dari persamaan berikut:

d 3 (Mv/ (0,1. bijin ) mm

Contoh soal

CONTOH SOAL
Diketahui suatu elevator pabrik

gelas seperti gambar dibawah. Elevator digerakkan motor listrik dengan daya P = 7,5 kW, putaran n = 80 rpm. Diameter puli penggerak Ds = 800 mm, jarak bearing la = 580 mm, gaya tarik pada tali angkat F1 = 6,1 kN, sedangkan pada daerah turun F2 = 4,5 kN, bahan poros St.50. Tentukanlah diameter poros agar kuat menerima beban.

PENYELESAIAN
Analisa gaya - gaya

Poros menerima beban torsi dan lengkung secara bersamaan, maka


momen eqivalen yang terjadi pada poros adalah: Mv=(Mb2+0,75.(0Mt)2 Gaya lengkung total yang membebani poros: F = F1 + F2 = 6,1 kN + 4,5 kN = 10,6 kN Momen lengkung yang terjadi pada penampang A-B: Mb = FA.(la/2) = FB.(la/2), dimana FA = FB = F/2 = 10,6 kN/2 = 5,3 kN

Jadi Mb = 5,3 kN . 290mm = 1537 kNmm = 154 kNcm Momen torsi: Mt = 9550P/n = 9550 (7,5/80)Nm = 895,3Nm = 89,53 kNcm Melihat kondisi momen lengkung dan torsi yang terjadi, maka diambil 0 = 0,7, dengan demikian, maka:
Mv=(154kNcm2 + 0,75.(0,7.89,53)2 = (26670.(kNcm)2 = 163 kNcm = 1630.103 Nmm Diameter poros dihitung menurut persamaan: d = Mv/(0,1.bijin)
3
3

Poros menerima beban dinamis, oleh karena itu tegangan ijin adalah: bijin = D. b1 . b2 / (k.sf)

Baja St.50 mempunyai D = 260 N/mm2, kemudian faktor b1 diambil = 0,9 dan b2 = 0,78 , k = 1,7 dan sf= 1,5 Dengan demikian tegangan lengkung ijin menjadi: bijin = 260N/mm2.0,9.0,78 / (1,7.1,5) = 70N/mm2 Diamter poros:
d = 31630.103 Nmm/(0,1. 70N/mm2) =

Diambil d = 70 mm

0 3233 mm3 = 62 mm

Anda mungkin juga menyukai