Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL KOMPETISI KINCIR ANGIN INDONESIA (KKAI) 2013

Nama Tim Pembina Tim Ketua Tim Anggota

: BATARA BAYU : Ir.Toto Rusianto, M.T. : Agung Nugroho : Sulistyo Nugroho Samsuhadi Fahmi Patria Wijayanto Aditia Putra Kurniawan

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA Jl. Kalisahak no.28 Balapan Yogyakarta 55222 Telp. 0274-563029, Fax. 0274-562847, HP: 085643647796 OKTOBER 2013

Page 1

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan serta memberikan kesehatan dan kekuatan kepada kami sehingga terselesaikanya Proposal Kompetisi Kincir Angin Indonesia (KKAI) 2013. Adapun tujuan dari pembuatan Proposal ini adalah untuk memenuhi persyaratan dari dewan juri dalam Kompetisi Kincir Angin Indonesia (KKAI) 2013, Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. Toto Rusianto,.M.T selaku Pembimbing Tim BATARA BAYU yang telah membimbing kami dalam pembuatan proposal ini hingga terealisasi dan ucapan terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penulisan proposal ini. Masih banyak kekurangan yang ada proposal ini maka dai itu kami selaku Tim BATARA BAYU, memohon kritik dan saran yang membangun. Demikianlah Proposal ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, saya mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya saya mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 19 Oktober 2013

Tim BATARA BAYU

Page 2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................ DAFTAR ISI .................................................................................................. BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ...................................................................................... 1.2 Tujuan dan Manfaat ........................................................................... BAB. II DASAR PEMILIHAN JENIS TURBIN ANGIN DAN KOMPONEN PADA SISTEM TURBIN ANGIN 2.1 Horizontal Axis Wind Turbine................................................. 2.2 Komponen pada Sistem Turbin Angin........................................... BAB. III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM TURBIN ANGIN 3.1 Sudu atau Rotor ............................................................................ 3.2 Transmisi ....................................................................................... 3.3 Generator ........................................................................................ 3.4 Tower dan Pondasi .............................................................................. 3.5 Sistem Kendali........................................................................................... 3.6 Metode Pembuatan Komponen .......................................................... BAB. IV REKAPITULASI ANGGARAN BIAYA 4.1 Anggaran Biaya .............................................................................. 4.2 Penjelasan Singkat Pembuatan Turbin Angin ...................................... BAB. V PENUTUP 5.1 Spesifikasi Komponen ............................................................................ DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 2 3 4 5 5 7 9 11 11 13 16 16 18 19 21

Page 3

DAFTAR GAMNAR Gambar.1 Berbagai jenis kincir angin sumbu horizontal................................ Gambar.2 Sistem Turbin Angin Sumbu Horizontal.................................. Gambar.3 Mekaniske Turbin Angin.................................................. Gambar.4Airfoil GM 15 (smoothed)...................................................... Gambar.5 Gearbox ( Transmisi pada Turbin Angi ).................................... Gambar.6 Konstruksi generator sinkron1.................................................... Gambar.7 Skema Rancangan Generator Putaran Rendah........................... Gambar.8. penyearah 3 fasa gelombang penuh...................................... Gambar.9 Tower Triangle....................................................................... Gambar.10 Pembuatan Pondasi dan Proses Erection Tower.......................... Gambar.11 Macam-macam clamp tembaga dan kuningan untuk grounding tower. Gambar.12Pembuatan Pondasi.......................................................... Gambar.13 Sebelum di cor semen diberi penahan dulu ,agar tidak bergerak...... Gambar.14 Skema diagram alir Sistem Turbin Angin .......................................... 7 7

8 12
12 13 13

14 15
16 16

16
16 20

Page 4

BAB.I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pemanfaatan tenaga angin sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam sejarah peradaban. Sudah berabad-abad lamanya manusia menggunakan angin sebagai tenaga penggerak kapal yang dipakai untuk mengarungi samudera dan menjelajah semesta. Konon, pada abad ke-17 SM, bangsa Babilonia kuno pun sudah menggunakan tenaga angin untuk sistem irigasi. Turbin angin pertama sebagai pembangkit listrik berupa sebuah kincir angin tradisional dibuat oleh Poul La Cour di Denmark lebih dari 100 tahun yang lalu. Kemudian pada awal abad ke-20 mulai ada mesin eksperimen untuk turbin angin. Pengembangan lebih serius dilakukan pada saat terjadi krisis minyak di era 1970an dimana banyak pemerintah di seluruh dunia mulai mengeluarkan dana untuk riset dan pengembangan sumber energi baru atau energi alternatif. Diawal 80-an terlihat pengembangan utama dilakukan di California dengan pembangunan ladang PLTB dengan ratusan turbin kecil. Sehingga sampai akhir dekade tersebut sudah dibangun 15.000 turbin angin dengan kapasitas pembangkit total sebesar 1.500 MW di daerah itu. Di era 80-an tersebut juga diikuti pemangkasan subsidi pemerintah untuk dana pengembangan turbin angin ini. Di Denmark, pemerintah tetap mendukung secara kontinu serta tetap mengawal pengembangan teknologi turbin angin ini.Akibatnya, teknologi dasar mereka tetap terpelihara dan tidak menghilang. Sehingga pada saat energi angin kembali menguat diawal 90-an, banyak perusahan yang bergerak dibidang ini mampu merespon dengan cepat dan hasilnya mereka mampu mendominasi pasar hingga saat ini. Sebagian besar ladang turbin angin yang terpasang masih di daratan. Hasil studi yang diadakan hingga akhir tahun 2002, kapasitas total terpasang untuk turbin angin darat berkisar 24 Giga Watt (GW) dan dipasang lebih dari 3 tahun terakhir. Lalu instalasi pertahunnya telah mencapai 4 GW. Saat ini laju rata-rata turbin terpasang secara internasional sudah mendekati 1 MW per unit. Dengan keberhasilan pengembangan dalam skala yang ekonomis tersebut, saat ini energi angin sudah mampu bersaing dengan pembangkit listrik lainnya seperti batubara maupun nuklir untuk daerah dimana banyak potensi angin. Perkembangan teknologi tenaga angin di Indonesia dirintis oleh Ridho Hantaro, ST.MT pilot proyek sederhana bertemakan renewable energy hingga memenangkan Brits Award for Poverty Alleviation 2006. Proyek ini adalah pembuatan turbin angin pembangkit listrik di pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Turbin angin berdiameter rotor 4 meter dengan 6 buah daun alumunium ini mampu menghasilkan daya hingga 1 KW dengan tiang penopang setinggi 8 meter. Salah satu upaya untuk mengatasi krisis energi adalah mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil dengan cara memanfaatkan sumber energi alternatif. Salah satu energi alternatif yang dapat digunakan adalah energi angin. Kebutuhan Energi Listrik di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi serta pola konsumsi energi yang terus meningkat. Energi listrik merupakan energi yang sangat penting bagi peradabann manusia baik dalam kegiatan sehari hari hinggadalam kegiatan industri. Energi listrik tersebut digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti penerangan dan juga proses proses yang melibatkan barang-barang elektronik dan mesin industri. Dengan kebutuhan energi listrik yang besar maka dibutuhkan sumber energi pembangkit listrik yang mencukupi kebutuhan tersebut. Tentunya dengan tetap menjaga ketersediaan energi fosil yang diketahui semakin menipis. Mengingat hal tersebut diperlukan suatu sumber daya terbarui yang keberadaannya tidak terbatas, untuk mendapatkan kondisi ini

Page 5

diperlukan langkah strategis yang dapat menunjang penyediaan energi listrik secara optimal dan terjangkau. Salah Satu upaya mengatasi krisis energi adalah mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil dengan cara memanfaatkan sumber energi alternatif. Salah satu energi alternatif yang dapat digunakan adalah energi yang terdapat pada alam seperti angin. Energi angin dapat dimanfaatkan pada pembangkit listrik tenaga angin yang merupakan suatu metode untuk menghasilkan energi listrik dengan cara memutar turbin angin yang dihubungkan ke generator kemudian hasilnya disimpan dalam elemen penyimpan, dan untuk menjaga tegangan kaluaran dari generator dibutuhkan pengendali agar energi listrik yang masuk kedalam baterai optimal. Energi listrik yang tersimpan dalam baterai akan digunakan untuk menyalakan beberapa peralatan listrik rumah tangga seperti lampu, televisi dan beberapa peralatan listrik yang memiliki kapasitas daya yang tidak terlalu besar. Karena peralatan listrik rumah tangga memiliki kapasitas tegangan arus bolak balik, maka energi listrik yang disimpan dalam baterai harus diubah dahulu dari tegangan arus searah menjadi arus bolak balik dengan inverter. 1.2 Tujuan a. Mengetahui koefisien daya kincir b. Menggunakan kincir angin poros horizontal untuk pembangkit listrik c. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kreativitas mahasiswa dalam bidang ilmu pengetahuan (IPTEK) 1.3 Manfaat a. Kincir angin ini dapat digunakan sebagai salah satu pemanfaatan energi terbarukan. b. Dalam pembuatan skala besar mampu menghasilkan energi listrik yang besar dan dapat di terapkan di masyarakat. BAB. II DASAR PEMILIHAN JENIS TURBIN ANGIN & KOMPONEN PADA SISTEM TURBIN ANGIN 2.1 Horizontal Axis Wind Turbine Turbin angin dengan sumbu horizontal mempunyai sudu yang berputar dalam bidang vertikal seperti halnya propeler pesawat terbang. Turbin angin biasanya mempunyai sudu dengan bentuk irisan melintang khusus di mana aliran udara pada salah satu sisinya dapat bergerak lebih cepat dari aliran udara di sisi yang lain ketika angin melewatinya. Fenomena ini menimbulkan daerah tekanan rendah pada belakang sudu dan daerah tekanan tinggi di depan sudu. Perbedaan tekanan ini membentuk gaya yang menyebabkan sudu berputar.

Page 6

Gambar .1 Berbagai jenis kincir angin sumbu horizontal Sumber : Himran, Syukri

Gambae 2.Sistem Turbin Angin Sumbu Horizontal Turbin skala utility memiliki berbagai ukuran, dari 100 kilowatt sampai dengan beberapa megawatt. Turbin besar dikelompokkan bersama-sama ke arah angin,yang memberikan kekuatan massal ke jaringan listrik. turbin kecil tunggal, di bawah 100 kilowatt dan digunakan pada rumah, telekomunikasi, atau pemompaan air. Turbin kecil

Page 7

kadang-kadang digunakan dalam kaitannya dengan generator diesel, baterai dan sistem fotovoltaik. Sistem ini disebut sistem angin hibrid dan sering digunakan di lokasi terpencil di luar jaringan, di mana tidak tersedia koneksi ke jaringan utilitas. Komponen-komponen yang ada di dalam turbin angin yaitu :

Gambar.3 Mekaniske Turbin Angin


2.2 Komponen pada Sistem Turbin Angin 2.2.1Anemometer Mengukur kecepatan angin dan mengirimkan data kecepatan angin ke pengontrol. 2.2.2Blades Kebanyakan turbin baik dua atau tiga pisau. Angin bertiup di atas menyebabkan pisau pisau untuk mengangkat dan berputar. 2.2.3Brake Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar diguaan akan menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini dapat merusak generator. Dampak dari kerusakan akibat putaran berlebih diantaranya overheat, rotor breakdown, kawat pada generator putus karena tidak dapat menahan arus yang cukup besar. 2.2.4 Controller (Pengendali) Pengontrol mesin mulai dengan kecepatan angin sekitar 8-16 mil per jam (mph) dan menutup mesin turbin sekitar 55 mph. tidak beroperasi pada kecepatan angin sekitar 55 mph di atas, karena dapat rusak karena angin yang kencang. 2.2.5 Gear box Gears menghubungkan poros kecepatan tinggi di poros kecepatan rendah dan meningkatkan kecepatan sekitar 30-60 rotasi per menit (rpm), sekitar 1000-1800 rpm, kecepatan rotasi yang diperlukan oleh sebagian besar generator untuk menghasilkan listrik. gearbox adalah bagian mahal (dan berat) dari turbin angin dan insinyur generator mengeksplorasi direct-drive yang beroperasi pada kecepatan rotasi yang lebih rendah dan tidak perlu kotak gigi. 2.2.6 Generator Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik. Walau generator dan motor punya banyak

Page 8

kesamaan, tapi motor adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Generator mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada di dalam kabel lilitannya. Hal ini bisa dianalogikan dengan sebuah pompa air, yang menciptakan aliran air tapi tidak menciptakan air di dalamnya. Sumber enegi mekanik bisa berupa resiprokat maupun turbin mesin uap, air yang jatuh melakui sebuah turbin maupun kincir air, mesin pembakaran dalam, turbin angin, engkol tangan, energi surya atau matahari, udara yang dimampatkan, atau apa pun sumber energi mekanik yang lain. 2.2.7Rotor Rotor adalah sebuah alat mekanik yang berputar/ baling-baling, sebagai contoh dalam kendaraan bermotor elektrik, generator, alternator atau pompa. 2.2.8 Tower Menara Kerangka Kontruksi menara ini terdiri dari besi besi siku yang dibuat sedemikian rupa hingga menjadi sebuah menara, tingginya disesuaikan dengan kebutuhan. Menara ini juga biasa terbuat dari besi bulat atau baja, sehingga menara lebih tahan lama. Menara Pipa Menara ini terbuat dari sebuah pipa yang mempunyai kawat-kawat sebagai penegak tiang, dan kawat-kawat tersebut harus diikat dengan jangkar, maka pondasinya dapat lebih ringan. Dengan adanya kawat penegak tiang menara tidak mudah tumbang, tetapi dalam pemasangan manara pipa ini membutuhkan lahan yang cukup luas 2.2.8 Penyimpan energi (Battery) Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin berputar kencang atau saat penggunaan daya pada masyarakat menurun. BAB. III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM TURBIN ANGIN

3.1 Sudu (Blade) Sudu merupakan bagian dari sebuah kincir angin berupa pelat yang rata. Bila sejumlah udara dengan kecepatan bergerak melalui bidang seluas R2 (luas sudu), maka daya yang terdapat di dalam angin dapat ditentukan dengan rumus :

P = v3 R2

Page 9

P v R

= Daya (watt) = Kerapatan udara (Kg/m3) = Kecepatan angin (m/s) = Luas sudu (m2)

Energi kinetik dari satu m3 udara yang bergerak, ditentukan dengan rumus : E = v2 E = Energi (Joule) = Kerapatan udara (Kg/m3) v = Kecepatan angin (m/s) Benda bergerak contohnya angin memiliki energi kinetik (Ek) yang besarnya adalah Ek = mV ....(1) m adalah massa dari angin dan V adalah kecepatan angin. Untuk menentukan besarnya massa angin yang mengenai suatu permukaan dapat dihitung berdasarkan debit angin yaitu volume persatuan waktu. Volume adalah massa per berat jenis (Volume = m/). Debit juga merupakan perkalian antara area dan kecepatan (Q = A x V). dari persamaan tersebut maka dapat diturunkan persamaan massa angin persatuan waktu (m/t) yaitu: m/t = udara x A x Vangin.(2) A adalah luas area baling-baling. Daya (P/power) adalah energi persatuan waktu sehingga dari persamaan 1 dapat ditulis menjadi : P = Ek /t = m/t (Vangin) (3) Subtitusi dari persamaan 3, persamaan daya (P) menjadi : P = x A x (Vangin)3 ..(4) Energi angin yang mengenai baling-baling seluas A pada umumnya dinyatakan dalam Daya per area ( P/A) atau di istilahkan dengan Power density (P*/Daya spesifik) dengan satuan watt/m2. Jika berat jenis udara rata-rata adalah udara = 1,2 kg/m3 (sularso, 2004), maka besarnya daya spesifik dari angin adalah (Hofman, 1987): P* = V3 ..(5)

Baling-baling kincir angin direncanakan berjumlah 3 buah, dengan besarnya diameter rotor 2 m. Jika kecepatan angin rata-rata 4 - 5 m/s, Dari rencana itu dapat ditentukan daya ideal yang dihasilkan adalah sebesar: a). Untuk kecepatan angin rata-rata 5 m/s P/A = V3

Page 10

P = V3 ( D2) P = (1,2) (5)3( x 3,14 x (2)2) P = 235.5 Watt b). Untuk kecepatan angin rata-rata 4 m/s P/A = V3 P = V3 ( D2) P = (1,2) (4)3( x 3,14 x (2)2) P = 120.576 Watt
Untuk mendapatkan hasil yang optimal maximal dari sebuah kincir angin maka perlu diperhatikan sebagai berikut : 1. Bentuk sudu seperti sekerup atau memuntir, sehingga aerodinamisnya semakin baik. 2. untuk mendapatkan energi yang lebih baik sayap sayap dipasang langsung pada rotor. 3. untuk sudu yang ideal berjumlah 3 buah sudu, karena menghasilkan pembagian gaya dan keseimbangan yang lebih baik. Dalam hal ini airfoil blade yang di gunakan adalah tipe jenis airfoil low drag flow atau airfoil untuk Tekanan Rendah disini di gunakan Airfoil tipe GM 15

(smoothed)

Gambar.4 Airfoil GM 15 (smoothed) (airfoiltools.com)

3.2 Gearbox (Transmisi) Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi putaran tinggi. Dalam pemeliharaannya digunakan oli untuk menjaga permukaan harus tetap pada ukurannya, dari waktu ke waktu harus diisi dengan oli yang baru. Agar kondisi gearbox bisa tahan lama.

Page 11

Gambar.5 Gearbox ( Transmisi pada Turbin Angi )


3.3 Generator

Generator AC dan generator DC memiliki perbedaan prinsip. Untuk generator DC kumparan jangkar ada pada bagian rotor dan terletak di antara kutub-kutub magnit yang tetap di tempat, diputar oleh tenaga mekanik. Pada generator AC, konstruksinya sebaliknya yaitu, kumparan jangkar disebut juga kumparan stator karena berbeda pada tempat yang tetap, sedangkan kumparan rotor bersama-sama dengan kutub magnet diputar oleh tenaga mekanik.

Gambar.6 Konstruksi generator sinkron ( Yon Riyono : 2002) Jika kumparan rotor yang berfungsi sebagai pembangkit kumparan medan magnet yang terletak di antara kutub magnet utara dan selatan diputar oleh tenaga air atau tenaga lainnya, maka pada kumparan rotor akan timbul medan magnet atau fluks yang bersifat bolak-balik atau fluks putar. Flux putar ini akan memotongmotong kumparan stator, sehingga pada ujung-ujung kumparan stator timbul gaya gerak listrik karena pengaruh induksi dan flux putar tersebut. Gaya gerak listr ik (ggl) yang timbul pada kumparan stator juga bersifat bolak-balik, atau berputar dengan kecepatan sinkron terhadap kecepatan putar rotor.

Page 12

Dalam perancangan ini generator yang digunakan adalah generator 3 fasa dengan magnit permanen. Karena energi angin bersifat fluktuatif dan tidak terlalu besar maka dibuat penyearah untuk mengubah tegangan AC menjadi DC yang digunakan untuk mengisi akumulator. Penyearah yang dibuat adalah penyearah 3 fasa tak terkontrol tipe jembatan penuh. Generator terdiri dari dua bagian utama yaitu rotor dan stator. Pada pembuatan generator ini dilakukan perancangan masing-masing bagian generator. Kemudian masing-masing bagian generator disatukan melalui poros dan rangka

Gambar.7 Skema Rancangan Generator Putaran Rendah Pada generator ini rotor berfungsi sebagai kumparan medan untuk menghasilakn fluks. Digunakan dua buah rotor mengapit statur untuk menghasilkan fluks.

Penyearahdalam perancangan ini menggunakan penyearah 3fasa gelombang penuh.

Gambar.8. penyearah 3 fasa gelombang penuh. Dalam pemilihan generator ini mengacu bahwa generator 3 fasa magnit permanen mempunyai penguatan sendiri serta tegangan keluaran atau output dapat maksimal. sehingga tegangan keluaran generator di searahkan menjadikan tegangan DC tiga kali tegangan per fasa.
3.4 Tower dan Pondasi Pemilihan Tower Dalam hal ini Tower yang akan di gunakan adalah Tower Triagle( Tower Segitiga). Tower Triangle adalah sebuah alat yang sering kita jumpai di sekitar kita. alat ini biasa kita jumpai di gedung -gedung tinggi maupun perkantoran, selain itu bisa juga kita jumpai di sekolah-sekolah maupun warnet. Tower triangle sendiri mempunyai fungsi yang sangat banyak. selain bisa kita gunakan untuk meletakkan atau sebagai tempat

Page 13

pendukung dalam instalasi jaringan internet, tower triangle juga bisa juga digunakan untuk antena radio amatir maupun antena lainnya. Ada berbagai spesifikasi produk yang digunakan dalam pemasangan tower triangle ini, ada yang menggunakan Galvanis ada juga yang tidak. Istilah Galvanis atau Galvalum dipakai untuk membedakan jenis lapisan finishing atau coatingpada baja ringan. Galvanis adalah istilah untuk baja ringan yang diberi lapisan seng ( zinc) . Untuk galvanis finishingnya terdiri dari: 98% unsur coatingnya adalah seng/ zink dan 2% adalah unsur alumunium. Galvalum merupakan sebutan untuk pelapisan yang mengandung unsur alumunium dan zinc, dipasaran popular dengan sebutan Zincalume. Untuk Galvalum finishingnya terdiri dari: 55% unsur coatingnya adalah aluminium, 43, 5% adalah unsur seng/ zink dan 1, 5% unsur silikon.Beberapa produsen mengklaim bahwa pada tebal pelapisan yang sama, Galvalum memiliki ketahanan terhadap karat yang lebih tinggi dibandingkan Galvanis.Untuk menyamai kekuatan galvalum menahan karat, maka pelapisan pada galvanis dibuat lebih tebal. Seperti juga produk material lainnya, dipasaran beredar berbagai macam kelas material, pilihlah baja ringan dengan mutu material prima yang sudah teruji dilapangan.

Gambar.9 Tower Triangle


Pada prinsipnya tower triangle 75% kekuatan terletak pada tarikan pemancang, jadi dengan memakai tarikan pemancang dengan jarak standar, sanggup di bebani antena sampai seberat 50kg.

Page 14

Standar jarak tarikan pemancang adalah 1/3 dari ketinggian, jadi andaikan tinggi tower 30 meter jarak pemancangnya adalah 10 meter dari titik pondasi towet triangle. Pembuatan Pondasi

Gambar.10 Pembuatan Pondasi dan Proses Erection Tower

Gambar.11Macam-macam clamp tembaga dan kuningan untuk grounding tower

Gambar.12 Pembuatan Pondasi ( Tower ditanam di dalam tanah kurang lebih 1-2 meter )

Page 15

Gambar.13 Sebelum di cor semen diberi penahan dulu ,agar tidak bergerak. 3.5 Brake System (Sistem Pengendali) Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar akan menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini dapat merusak generator. Dampak dari kerusakan akibat putaran berlebih diantaranya : overheat, rotor breakdown, kawat pada generator putus, karena tidak dapat menahan arus yang cukup besar. 3.6 Metode Pembuatan Komponen 3.6.1 Blade (Sudu) a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. Tinjauan Pustaka Mendisain Blade Pembuatan Pola Blade dari Pollyfoam Pembuatan cetakan (pola belah) Mempersiapkan materian Membuat adonan fiberglass Penuangan adonan dalam cetakan Pembekuan Pembukaan cetakan Finishing (pengamplasan dan pengecetan) Pembuatan lubang baut dudukan blade Uji coba di lapangan

Page 16

3.6.2 Generator a.Tinjauan Pustaka b. Pemilihan Generator

c. Perhitungan Rotor dan Stator d. Magnit Permanen e. Disain Fisik f. Pembuatan Generator g. Uji Coba 3.6.3 Tower a. Tinjauan pustaka b. Pemilihan Jenis Tower c. Pemilihan Material Tower d. Perhitungan Statika Struktur e. Pengelasan f. Uji Coba

Page 17

BAB. IV No

REKAPITULASI ANGGARAN BIAYA 4.1 Rencana Anggaran Biaya Uraian Unit Harga satuan (Rp) 300,000.00 200,000.00 100,000.00 10,000.00 100,000.00 25,000.00 1.000,000.00 1.500,000.00 25,000.00 50,000.00 25,000.00 500,000.00 500,000.00 1,200.000.00 60,000.00 100,000.00 Biaya (Rp) 1,800,000.00 400,000.00 400,000.00 50,000.00 200,000.00 25,000.00 1.000,000.00 2.500,000.00 25,000.00 50,000.00 25,000.00 500,000.00 500,000.00 1,200,000.00 60,000.00 100,000.00 8,835.000.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Pembuatan Baling-baling dari Fiberglass * Bahan Poros Dia = 1 " Bantalan (Bearing) Kapasitor 470 Mikro Farad Puli Belt Generator 400 W Pembuatan Tower Triangle Diameter 20 cm ** Semen (untuk pondasi) pasir (untuk pondasi) PCB Board Charger Controller Inverter DC AC 500 W Accu 70 Dioda 6A Polly Foam Jumlah

6 2 4 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 1

buah meter buah buah buah buah buah buah sak m3 buah buah buah buah buah 1x2m

Page 18

* Pembuatan Blade Resin Katalis Kapur Met (serat) Wax Pola kayu Kuas Wadah pencampuran Rol Deterjen pembersih Pembuatan hub

** Pembuatan Tower Tiang vertikal besi beton ukuran 12 Isian Horisontal 3 sisi besi beton ukuran 8 Besi plat ukuran 2 x 2 (1,8 mm) Lobang baut pipa gas ukuran 1/2" (1.8mm) Kawat seling baja tarikan ukuran 3-4 m Baut baja ukuran M 22 Baja Span Screw M 10 Perstage = 5 meter

Page 19

4.2 Penjelasan Singkat Pembuatan Turbin Angin

Tahap Persiapan Mendisain Blade Pembuatan Cetakan Pembuatan Blade Pemilihan Generator Perhitungan Stator dan Rotor Disain Fisik Pembuatan Generator Pemilihan Sistem Transmisi Pemilhan Jenis Tower Perhitungan Statika Struktur Pengelasan ( Pembuatan Tower ) Pembuatan Pondasi

Tinjauan Pustaka

Uji Coba

Page 20

BAB. V

PENUTUP

Spesifikasi Komponen Pada Rancangan ini Jumlah Blade yang akan digunakan adalah 3 buah dengan Diamerer 2 meter. Airfoil Blade (Sudu ) menggunakan Airfoil Tipe GM 15 (Smoothed) Low Drag Flow untuk tekanan rendah. Bahan Blade menggunakan Fiberglass serat anyam. Generator yang digunakan jenis generator 3 phasa putaran rendah dengan putaran n = 300 1000 rpm Tower pada sistem Turbin Angin menggunakan Triangle Tower ( Tower Segitiga)

DAFTAR PUSTAKA

AWEA,2004., The American Wind Energy Association http://www.awea.org. BWEA, 2002., The British Wind Energy Association http://www.bwea.com David E. S., 1997., An Introduction to Wind Power for Nebraskans University of Nebraska-Lincoln., www.NebFacts.co.us Hofman, H. dan Harun., 1987., Energi Angin penerbit Binacipta, Jakarta
Airfoil Naca GM 15 airfoiltools.com Generator http://id.wikipedia.org/wiki/Generator_listrik Pembangkit Listrik Tenaga Angin http://id.wikipedia.org/wiki/Generator_listrik Rotor http://id.wikipedia.org/wiki/Rotor Tower Triangle http://antarlangit.com/products/Tower-Triangle-Standart-Ukuran-20.html Pondasi http://seputarbroadcast.blogspot.com/2009/07/pembuatan-pondasi-dan-proseserection.html

Page 21

LAMPIRAN DRAWING DETAIL ENGINEERING 1. Rancangan Blade berbentuk Airfoil ( Sudu) SKEA

Gambar.1 Penampang Blade ( Sudu )

Gambar.2 Blade ( Sudu)

Page 22

Gambar.3 Desain SKEA dengan Jumlah Blade 3 dan Diameter rotor 2 m


2. Rancangan hub Hub tempat dudukan baling-baling yang dihubungkan ke poros utama jumlah sirip hub terganrung dari jumlah baling-baling. Bentuk hub yang dirncanakan seperti pada gambar

Gambar.4 Disain rancangan Hub

Page 23

3. Rancangan nose Nose berfungsi untuk mengarahkan angin yang melewati pada pusat poros putaran agar diarahkan ke sampng agar mengenai baling-baling. Desain nose dari bahanfiberglass dengan bentuk seperti pada Gambar 5

Gambar 5. Rancangan Desain Nose Data atau dimensi dari baling-baling SKEA adalah sebagai berikut : 1. Tipe blade (sudu) : Airfoil NACA GM 15 Smoothed 2. Bahan blade : Fiberglass (Komposit) 3. Panjang blade (sudu) : 100 cm 4. Lebar Pangkal Blade : 23 cm 5. Lebar Ujung Blade : 11 cm 6. Diameter rotor : 200 cm 7. Sudut helix : 5o

Page 24

Page 25

Anda mungkin juga menyukai