Anda di halaman 1dari 13

MEMILIH SEBUAH USAHA KECIL

Membekali Pengusaha dalam Membuat Keputusan


oleh Phil Bartle diterjemahkan oleh Arny Wahyuni

Fasilitator's Catatan

Faktor terbesar dalam sukses usaha adalah memilih aktivitas

Pendahuluan:
Dokumen ini adalah untuk fasilitator dan pelatih yang menyertai,"Memilih sebuah Usaha Kecil," untuk peserta. Apakah anda memimpin pelatihan sendiri, atau anda mempekerjakan seorang spesialis manajemen bisnis yang telah anda latih dan beri pengarahan tentang metode yang melibatkan partisipasi, pendekatan utama disini adalah untuk menantang setiap peserta untuk sadar akan pertanyaan-pertanyaan dan untuk membuat keputusan-keputusan yang dapat memimpin setiap klien pengusaha memilih sebuah bisnis yang dapat berkesinambungan (memberikan keuntungan). Dalam pelatihan ini, keseluruhan metode dalam topik ini adalah untuk menantang klien-klien anda, peserta dalam rancangan, anggota-anggota dari organisasi kredit yang telah anda bangun, untuk membuat pilihan dan agar dapat memastikan pilihan mereka. Dokumen ini disarankan untuk "Dipasang di dinding,metode yang terbaik adalah mempersiapkan sebuah kertas cetakan besarmisalnya dari tabel lipat)dengan daftar, dan menempelkannya di dinding dengan selotip. Dokumen ini bukan tentang membuat keputusan manajemen umum, seperti dalamManajemen Pelatihan, tetapi tentang mengumpulkan informasi dan membuat perhitungan untuk menentukan apakah sebuah usaha dapat terus berkelanjutan (memberikan keuntungan) dan oleh sebab itu berharga untuk dikejar. Gunakan persoalan yang timbul didalamnya dan penyertaan Catatan fasilisator, untuk menantang para peserta dalam memilih bisnis kecil yang paling berkelanjutan.

Seluruh peserta harus mengerti tentang bisnis yang mereka ingin jalankan. Mereka sebaiknya mengetahui bahwa setiap bisnis yang dijalankan mungkin tidak harus memberikan hasil keuntungan seperti dalam spekulasi. Orang-orang dalam masyarakat berpendapatan rendah atau dari daerah pedalaman biasanya telah terikat dalam aktifitas untuk memperoleh pendapatan, maka pilihan sebuah usaha untuk bersaing dengan usaha lainnya selalu memberikan keuntungan, berdasar pada terminologi pencapaian nilai sosial dan moneter. Tempelkan daftar ini pada dinding:

Bertani: menanam hasil bumi dan mengembangbiakkan hewan Menangkap ikan, berburu, menjerat Pengolahan agro: penggilingan, pengasapan ikan Perbaikan peralatan pertanian, fabrikasi Menenun, menjahit, membuat baju, pekerjaan menjahit Pembuatan batu bata, pembuatan arang kayu Penata rambut, Pemangkas rambut, salon kecantikan Penyiapan makanan, tempat minum, rumah makan Pekerjaan tukang kayu, pandai besi, pekerjaan tukang batu Pedagang kecil, pemasaran.

Di negara berkembang, pada kategori pertama dan kedua yang tertulis dalam daftar, mayoritas dari populasi adalah menghasilkan kekayaan non moneter untuk dikonsumsi keluarga daripada untuk dijual. Mayoritas luas dari kekayaan pertanian adalah untuk memperoleh nafkah. Tidak digunakan untuk memperoleh uang atau untuk ditukar dengan barang lain, dan juga tidak tersedia untuk digunakan sebagai ekonomi bangsa secara keseluruhan. Oleh hukum penyediaan dan permintaan, terdapat defisit hasil produk yang didapat dari awal pemrosesan hasil pertanian.mereka terdapat dalam jumlah terbatas dan harganya terlalu tinggi). Sektor yang sangat menggairahkan di negara yang berpenghasilan rendah, karena ini menunjukkan kelanjutan perkembangan yang sangat menjanjikan, berpotensial sangat menjanjikan untuk pengusaha kecil, dan mempunyai

kedudukan yang sangat penting dalam ekonomi, yang merupakan awal proses dari produksi pertanian. Banyak pengusaha percaya bahwa mereka hanya dapat berhasil dengan uang atau pinjaman yang lebih, tetapi seringkali masalah dapat dipecahkan melalui pengaturan manajemen sumber daya yang telah tersedia (manusia, material dan finansial) dengan lebih baik. Mengingat bahwa yang berikutnya akan memudahkan penerima warisan untuk menaksir apakah usaha kecil tersebut diinginkan, dapat berjalan dan ramah lingkungan. Apapun tingkatan dan ukuran dari usaha klien anda harus selalu menganalisa hal-hal dibawah ini:

Kelaikan pasar dari barang-barang dan servis Ketersediaan barang mentah, peralatan dan perlengkapan Lokasi usaha Proses-proses produksi Biaya produksi dan keuntungan Sumber daya keuangan Manajemen

dan sebagai fasilisator, ini adalah tugas anda untuk menanyakan setiap pertanyaan tersebut untuk menantang klien-klien anda agar mempertimbangkan hal-hal tersebut.

Produk atau Servis:


Pertama kita mempertimbangkan produk atau servis. Ini dapat merupakan sebuah produk baru atau ada yang telah diproduksi atau dijual. Mempertimbangkan akan seperti apakah produk atau servis tersebut:

Lebih murah? Kualitas lebih tinggi? Benar-benar merupakan sebuah produk baru? Dijual lebih sering? Dijual dalam jumlah yang berbeda? Dijual ditempat dimana akan lebih banyak pembeli?

Pemasaran:
Untuk mendapatkan pembeli-pembeli yang memungkinkan (berapa banyak yang mereka inginkan dan berapa harganya), para peserta harus mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

Dengan harga berapa produk mereka akan ditawarkan? Siapa yang akan membeli atau siapakah pembelinya dan dimana mereka tinggal? Berapa sering dan untuk berapa lama mereka akan membeli; apakah mereka akan dipersiapkan untuk dibeli pada setiap hari pasar, berkelanjutan sampai 3 bulan? Apakah ada pesaing? Darimana bahan mentah didatangkan dan berapa harganya?

Mencari jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan diatas disebut juga sebagai "survey pasar" atau "analisa pasar" yang harus dilakukan untuk menentukan apakah produk atau servis mereka akan terjual. Apakah terdapat pesaing yang berpontensial dan apakah kekuatan dan kekurangan mereka. Survey pasar adalah cara yang baik untuk mencari tahu apakah pembeli mau membeli dan membayar, dan survey pasar ini dapat dilakukan dengan: (1) mengunjungi dan mengobservasi pembeli di sebuah pasar; dan (2) berbicara pada orang yang tertarik pada produk tersebut. Bagian dari pelatihan yang anda tawarkan, sebaiknya diatur juga beberapa kunjungan"survey pasar" untuk kelompok.

Keahlian Pelatihan:
Ini adalah waktu untuk mencari tahu jika klien-klien anda memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk memproduksi produk atau servis atau jika keahlian tersebut dapat dipelajari. Dapatkah anggota-anggota dalam kelompok mempelajari bagaimana membuat suatu produk atau memberikan servis? Anda perlu untuk menantang mereka dengan setiap pertanyaan dibawah ini: Anda dan mereka perlu mengetahui:

Keahlian apakah yang dibutuhkan?

Apakah para peserta mempunyai kemampuan fisik untuk melaksanakan pekerjaan yang dituntut? Apakah ada seseorang atau kelompok yang tertarik untuk mempelajari keahlian yang dibutuhkan? Apakah ada seseorang di dalam kelompok atau di dalam masyarakat lokal yang telah memiliki keahlian yang diperlukan dan memiliki kemampuan untuk mengajarkan keahlian tersebut kepada yang lain? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melatih keahlian tersebut? Berapakah biaya yang dibutuhkan?

Bahan-bahan, Peralatan dan Perlengkapan:


Berikutnya anda perlu menanyakan jika setiap anggota dapat mengumpulkan bahan mentah, peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan dalam bisnis. Terutama jika bahan-bahan yang dibutuhkan dapat diperoleh secara lokal sesering yang mereka inginkan. Jika sesuatu seperti perlengkapan harus di import, maka perlengkapan ini harus dikenal dan pengaturan untuk pembelian dan perbaikan harus dibuat. Untuk mendapatkan onderdil dari negara lain akan memerlukan waktu yang lama dan mungkin akan sangat mahal harganya. Kita sebaiknya berusaha untuk menggunakan peralatan dan perlengkapan lokal yang tersedia dan sesuai dengan yang dibutuhkan dalam bisnis.

Mengenali sebuah Tempat Kerja:


Ketika membangun sebuah usaha kecil, penting untuk memiliki sebuah tempat yang baik untuk bekerja. Pengusaha sebaiknya mencari tempat yang nyaman untuk bekerja. Tempelkan daftar ini pada dinding dan diskusikan setiap hal dibawah ini dengan kelompok:

Tempat kerja atau lokasi yang mudah dicapai Ruangan untuk bekerja Ruangan untuk menyimpan bahan mentah Ruangan untuk menyelesaikan produk

Keamanan yang baik, pintu-pintu dan jendela-jendela dapat dikunci Tersedia fasilitas-fasilitas (contoh air, listrik, telephone) Sebuah tempat berjualan dimana banyak pembeli dapat mendatanginya

Kondisi ini diperlukan tergantung pada jenis bisnis yang direncanakan. Sebuah mesin penggiling beras yang beroperasi secara manual tidak memerlukan listrik; sebuah bisnis berkebun sayuran tidak membutuhkan sebuah bangunan. Anda dan kelompok anda sebaiknya bersama-sama mengunjungi beberapa tempat yang memungkinkan untuk lokasi usaha mereka, dan periksalah kondisi yang terdapat dalam daftar manakah yang sesuai dengan tempat tersebut.

Tempat Penjualan:
Tanyakan kepada klien anda apakah mereka memiliki tempat untuk menjual produk mereka (1) cukup di lokal daerah, 2) di tempat lain (imisalnya ekspor); (3) atau di kedua tempat tersebut baik lokal maupun di area yang lebih luas. Didapatkan fakta bahwa sebagian besar bisnis paling baik diawali dari lokal area dan di kemudian hari baru dipikirkan untuk mengembangkannya keluar dari komunitas jika bisnis anda berjalan baik. Tempelkan daftar ini pada dinding:

Pada pasar lokal mingguan Pada pasar harian di kota Pada pinggir jalan dimana banyak orang lalu lalang Di tempat pedagang grosir Pada papan reklame Pada sebuah institusi (sekolahan, rumah sakit, kantor) Pada gedung persewaan komersial.

Produksi:

Perhatian utama klien-klien anda adalah untuk menemukan bagaimana usaha kecil beroperasi dari awal sampai akhir, misalnya bagaimana setiap produk diproduksi, atau dijual dan dibeli. Tempelkan daftar ini pada dinding:

Berapakah siklus produksinya (harian, mingguan, dua mingguan, bulanan)? Berapakah jumlah yang diproduksi (tingkatan produksi)? Apakah yang akan kita gunakan dalam produksi (bahan mentah) dan apakah bahan mentah tersebut siap tersedia? Siapakah yang akan membantu? Apakah keahlian khusus yang anda butuhkan dan bagaimana anda mendapatkannya?

Ini akan membantu anda untuk menemukan jalan dan sumber maupun bahan-bahan mentah yang akan dibutuhkan untuk mencapai hasil yang banyak.

Biaya Produksi (Pengeluaran):


Seluruh biaya yang berhubungan dengan usaha kecil harus dieksplorasi dan dimatangkan. Termasuk juga pengeluaran jangka panjang yang berhubungan dengan perlengkapan, seperti penyusutan tahunan, sebaiknya dihitung sehingga seluruh biaya dapat diketahui oleh pengusaha sebelum terjun kedalam bisnis.

Mengenali seluruh materi (masukan-masukan) yang dibutuhkan untuk memproduksi atau menjual Menghitung biaya untuk mendapatkan materi-materi tersebut untuk produksi dengan jumlah tertentu Mengenali Masukan-masukan Produksi: (tulislah hal-hal ini pada papan tulis atau tempelkan kertas pada dinding) 1. Bahan-bahan mentah: merupakan materi yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah produk 2. Perlengkapan: adalah peralatan-peralatan, perkakas dan mesin-mesin yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah produk

3. Tenaga Kerja: adalah tenaga manusia yang secara langsung terlibat dalam proses produksi. Seluruh gaji dan upah, termasuk keluarga ditambah pengeluaran-pengeluaran lain yang dikeluarkan oleh pekerja sebaiknya dimasukkan dalam biaya ini 4. Transpor: terdiri atas biaya transportasi bahan mentah untuk produksi dan barang jadi ke pasar atau ke penjual 5. Pengeluaran Lain: Ini merupakan pengeluaranpengeluaran lain yang tidak dapat diklasifikasikan kedalam kelompok diatas, yang termasuk didalam pengeluaran ini: penggunaan air, bahan bakar, perbaikan-perbaikan, dan bunga pinjaman. Perhitungan total biaya produksi. o Total biaya produksi atau penjualan akan didapatkan dengan menjumlahkan 1-5. o Biaya Total = 1+2+3+4+5 Biaya per unit = Biaya total dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi.

Pendapatan Produksi (Penjualan):


Penting untuk diingat bahwa uang yang kita dapat dari menjual produk atau servis harus digunakan untuk membayar tiga hal:

Seluruh biaya produksi Pengeluaran Tenaga Kerja Biaya perbaikan dan penggantian untuk peralatan, perlengkapan dan mesin-mesin.

Jika ditambahkan seluruhnya, tiga hal ini disebut sebagai pengeluaran tetap. Setiap tahun penjualan harus setidaknya sama dengan pengeluaran tetap, atau usaha akan kehilangan uang dan bisnis akan bangkrut. Ketika memulai sebuah usaha kecil, juga terdapat biaya-biaya awal. Ini adalah biaya-biaya yang ditemukan sebelum produk atau servis dijual. Yang termasuk dalam biaya awal ini adalah biaya peralatan-peralatan, mesin dan perabot serta barang-barang. Ini biasanya berjalan selama 6 bulan

sejak seseorang memulai sebuah bisnis sampai dia dapat memperoleh keuntungan. Untuk memastikan bahwa uang yang kita dapat dari penjualan akan cukup untuk menutup biaya-biaya tersebut ditambah dengan keuntungan, kita harus memperhatikan hal-hal dibawah ini: Apakah yang mereka jual? Berapakah jumlah yang dijual? Pada harga berapakah kita akan menjualnya? Tempelkan persamaan ini pada papan, laksanakan dengan para peserta

HARGA PENJUALAN = BIAYA TOTAL + KEUNTUNGAN


Sebelum mereka menentukan harga, ingatkan klien-klien anda untuk menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini: (1) Berapa Total biaya? (2) Berapakah pembeli akan membayar? (3) Siapakah kompetitor mereka dan berapakah harga yang mereka jual? (4) Berapakah tingkat permintaan terhadap produk atau servis? dan (5) Apakah kualitas dan sifat dari produk mereka? Berapakah "keuntungan" atau "margin?" Ini adalah perbedaan antara penghasilan penjualan dan biaya produksi. Tempatkan pula persamaan ini pada papan:

KEUNTUNGAN = HARGA JUAL - TOTAL BIAYA


Margin keuntungan biasanya merupakan prosentasi dari biaya total dan biasanya berkisar antara 10-100%

Kesimpulan: Memilih Usaha yang Paling Sesuai:


Setelah melewati seluruh hal tersebut diatas, klien anda kemudian akan memutuskan apakah usaha tersebut berharga untuk diletakkan

diantara alternatif-alternatif yang tersedia, anda sebaiknya dapat memilih usaha yang terbaik:

Lihatlah pada usaha kecil yang akan menghasilkan keuntungan yang terbesar Apakah anda pikir ini adalah usaha kecil yang baik untuk dimulai? Jika tida, lihatlah pada usaha kecil lain yang dapat menghasilkan keuntungan terbesar yang kedua Akhirnya, buatlah keputusan Periksalah dengan yang lain sehingga kelompok dan individu-individu lainnya dalam komunitas tidak memulai usaha kecil yang sama untuk menghindari persaingan

Model Bisnis Berkesinambungan, Tumbuhkan Kepercayaan


20 June 2012 13:36 WIB

Konsumen keuangan perlu diedukasi dan diberi sarana pelayanan pengaduan gugatan atau program sosialisasi lainnya tentang peraturan jasa keuangan. Interplay dari kedua kebijakan ini diharapkan mengurangi gap informasi keuangan. Angga Bratadharma JakartaPertumbuhan ekonomi Indonesia didasari oleh dua faktor, yaitu konsumsi masyarakat dan investasi yang terbilang tinggi. Keduanya menjadi fundamental

perekonomian yang menjadi pilar utuh manakala ketidakpastian ekonomi global menghantui negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Namun, pertumbuhan ekonomi itu masih memiliki kelemahan. Dalam sektor usaha atau bisnis belum mencantumkan kontrak kepada tanggung jawab perusahaan dengan lingkungan dan sosialnya. Padahal, penerapan bisnis yang menyesuaikan dengan konsep ramah lingkungan dan peduli kepada masyarat sosial mampu menguntungkan dan mendongkrak suatu performa bisnis perusahaan. Ini terlihat dari psikologis masyarakat Indonesia yang mulai kembali kepada konsep kepedulian terhadap lingkungan dan sosial. Bahkan, masalah sosial dan lingkungan semakin menggurita saat ini, dan dibutuhkan solusi penyelesaian. Penyelesaian itu diminta oleh masyarakat tidak datang dari pemerintah, tetapi juga dari industri. Alhasil banyak kebutuhan yang memerlukan akomodasi berbasis kepedulian lingkungan dan sosial. Pada akhirnya tidak hanya dibutuhkan model bisnis searah, tapi model bisnis dua arah, yaitu adanya timbal balik tidak hanya berbasis keuntungan nominal, tapi juga penyelesaian masalah sosial dan lingkungan dalam balutan bisnis. Melestarikan lingkungan dan mengelola risiko sosial wajib menjadi bagian dari manajemen risiko setiap perusahaan dan setiap bisnis bank, ujar Direktur IFC untuk Asia Timur dan Pasifik, Sergio Pimenta, belum lama ini, di Jakarta. Menurutnya, melestarikan lingkungan dan memberikan manfaat kepada masyarakat tidak hanya merupakan tindakan yang baik untuk dilakukan. Hal tersebut juga menguntungkan bagi bisnis. Sergio mencontohkan, IFC dan GarudaFood bersama-sama memberikan pelatihan kepada petani kacang tanah untuk menerapkan praktek pertanian yang baik. Dengan pelatihan yang diberikan tersebut, sekitar 8 ribu petani kacang tanah di Lombok mampu meningkatkan produktivitas mereka sebesar 30% dan pendapatan masing-masing dari 1 juta hingga Rp4 juta per musim tanam. Itu salah satu contoh dimana kegiatan memberikan keuntungan bagi masyarakat dan juga keuntungan bagi perusahaan, terang Sergio. Selain itu, industri perbankan dinilai juga masih memiliki kelemahan dalam memberikan edukasi, pendampingan atau pemberdayaan kepada masyarakat. Ini berdampak kepada pengetahuan masyarakat mengenai keuangan yang didapatkan dari industri keuangan bank. Mengingat bisnis jasa keuangan adalah masalah kepercayaan publik, maka penerapan kebijakannya juga harus diletakan pada konteks menjaga kepercayaan konsumen dan investor dengan tingkat fairness yang tinggi. Mantan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York, Kusumaningtuti S. Soetiono menilai, konsumen keuangan perlu di edukasi dan diberi sarana pelayanan pengaduan gugatan atau program sosialisasi lainnya tentang peraturan jasa keuangan. Interplay dari kedua kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi gapinformasi di bidang jasa keuangan, sekaligus dapat meningkatkan akses dan kepercayaan masyarakat yang lebih luas terhadap jasa keuangan di Indonesia, jelasnya.

Bahkan, setidaknya ada tiga hal yang membuat perbankan masih lemah memberikan waktu dalam memberdayakan mayarakat atau suatu lembaga terkait akses pendanaan dari lembaga keuangan bank. Pertama, dalam memberikan pembiayaan ke perusahaan lain, maka selain memberi persyaratan mengenai kelayakan finansial perusahaan tersebut, bank yang memberkan pembiayaan juga harus mempertimbangkan aspek kelayakan sosial dan lingkungan dari perusahaan yang bersangkutan. Untuk pengukuran suatu bank melihat apakah perusahaan yang akan dikucurkan memenuhi unsur kelayakan sosial dan lingkungan, maka perusahaan bisa berpegang pada Equator Principle. Sebagai contoh di Indonesia, Bank Internasional Indonesia (BII) tengah mengembangkan peluang usaha kecil dan menengah yang 90% dimiliki perempuan. Dalam hal ini, International Finance Corporation (IFC) memberikan pendampingan teknis kepada BII untuk mengembangkan produk-produk perbankan khusus bagi para pengusaha perempuan ini. Kedua, pada dasarnya perbankan memiliki kemampuan dalam hal pengetahuan finansial dan manajemen finansial. Karenanya, tidak salah jika perbankan memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar mengerti betul mekanisme pengaturan finansial. Jadi, tidak hanya mengucurkan kredit dan meminta kembali dana tersebut beserta bunga, tapi dibarengi dengan edukasi finansial dan pemberdayaan. Soalnya, banyak masyarakat, baik perorangan maupun lembaga, membutuhkan pengetahuan tersebut, sehingga masyarakat bisa mengelola sistem keuangan dengan baik dalam rangka meningkatkan ekonominya. Hal ini menciptakan kemudahan akses perbankan dan peningkatan kepercayaan dimasyarakat. Ketiga, adanya portfolio khusus untuk usaha mikro dan kecil (UKM). Selama ini yang terjadi bank masih condong kepada pengusaha besar dalam mengucurkan kreditnya, sedangkan pengusaha UKM minim dan kesulitan mendapatkan akses pendanaan atau kredit. Alasanya, kredit disektor UKM memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor korporasi. Ini sangat disayangkan. Soalnya, jumlah UKM di Indonesia terbilang besar, tapi banyak yang tidak berkembang dikarenakan masalah permodalan yang tidak disuntik oleh perbankan. Padahal, dengan sistem dan mekanisme yang disesuaikan dengan karakteristik pengusaha UKM, maka risiko tersebut bisa dikurangi, dan penyaluran kredit kepada sektor UKM bisa terjadi. Bila ini terjadi, ditambah dengan adanya pendampingan dari perbankan bagi pengusaha UKM ini, maka bisa dipastikan UKM tersebut bisa berkembang dan menjadi usaha yang lebih besar dari sebelumnya. Pada akhirnya perbankan itu sendiri yang diuntungkan. Memang masalah ini tidak semua terjadi pada perbankan di Tanah Air. Tapi, pertanyaanya menjadi apakah bank-bank yang ada, baik bank berskala besar maupun bank berskala kecil, telah melakukan tiga hal yang dikemukakan? Padahal, penggunaan model bisnis yang peduli kepada lingkungan dan sosialnya mampu menyumbang kepada perekonomian Indonesia secara tidak langsung, yang pada akhirnya masyarakat menumbuhkan kepercayaanya pada industri jasa keuangan. Sangat disayangkan bila model bisnis yang dilakukan industri perbankan hanya mengarah kepada satu arah. Apalagi kata mengentaskan kemiskinan dan mensejahterakan rakyat secara

merata hanya dijadikan bahan retorika kebanggaan suatu perusahaan atau bank yang ada di Indonesia. Karenanya, regulator juga perlu memberikan pengawasan dan teguran serta memberi regulasi yang mengarah kepada bagaimana terciptanya suatu model bisnis dua arah berbasis kepada pemberdayaan masyarakat dan lingkungan sekitar dan secara umum keseluruhan masyarakat di Indonesia. Retorika membangun masyarakat Indonesia dan menciptakan lingkungan yang asri dan berkesinambungan dalam mendukung penciptaan bisnis yang bertanggung jawab bisa terealisasi dengan nyata. Pada akhirnya, menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap industri jasa keuangan di Indonesia menjadi sebuah modal dalam rangka mewujudkan sistem keuangan yang stabil dan berkesinambungan pada waktu mendatang. (*)

Anda mungkin juga menyukai