Anda di halaman 1dari 8

TM - 02

Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan. Pengertian Skala Peta Skala merupakan perbandingan jarak tertentu pada peta dengan jarak itu di lapangan. Umumnya penempatan skala peta diletakan tepat di bawah judul peta dengan ukuran lebih kecil. Sebagai contoh : Jarak sebenarnya antara Jakarta Bogor adalah 50 km. Pada peta skala 1 : 100.000, maka jarak antara kedua kota tersebut adalah : 1 cm di peta = 100.000 cm atau 1 km di lapangan, Maka 50 km di lapangan = 50 cm di peta. Skala peta dapat dinyatakan dalam 3 cara, yaitu: a) Skala angka (numerical scale) atau skala pecahan. Contoh: Skala 1 : 100.000 (artinya setiap 1 cm di peta mewakili 100.000 cm atau 1 km dilapangan) b) Skala inch mile Contoh: Skala 1 inch : 10 mile (artinya setiap 1 inch di peta mewakili 10 mile atau 10 x 63.360 inch = 633.660 inch di lapangan). c) Skala grafis (graphic scale), yaitu skala yang digambar dalam bentuk garis yang dibagi dalam unit-unit yang sama panjang.

Peta Tanah

Peta tanah adalah suatu peta yang menggambarkan penyebaran jenis-jenis tanah disuatu daerah (Hardjowigeno, 2003). Peta tanah dibuat untuk memperlihatkan sebaran taksa tanah dalam hubungannya dengan kenampakan fisik dan budaya dari permukaan bumi. Satuan peta tanah (soil mapping unit) tersusun dari unsur-unsur yang pada dasarnya merupakan kesatuan dari tiga satuan, ialah satuan tanah, satuan bahan induk dan satuan wilayah. Kriteria yang digunakan dalam pemetaan tanah sangat banyak dan mungkin beberapa dalam persamaan tanah, tipe tanah, bahan induknya, kemampuan, penggunaan lahan dan lain-lain. Mungkin nilai yang terbesar adalah tipe tanah (seri dan fase). Kemiringan dan tingkat erosi yang dicatat untuk setiap area untuk digambarkan pada peta. a. Satuan Peta Tanah Satuan peta tanah (soil maping unit) atau satuan peta terdiri atas kumpulan semua delineasi tanah yang ditandai oleh simbol, warna, nama atau lambang yang khas pada suatu peta. Delinesasi tanah (soil delineation) adalah daerah yang dibatasi oleh suatu batas tanah pada suatu peta. Umumnya peta tanah terdiri atas lebih dari satu satuan peta. Data atau informasi dari masingmasing satuan peta yang terdapat dalam peta tanah dijelaskan dalam legenda peta. Satuan peta tanah ialah satuan lahan yang mempunyai sistem fisiografi/landform yang sama, yang dibedaan satu sama lain di lapangan oleh batas-batas alami dan dapat dipakai sebagai satuan evaluasi lahan. Satuan peta tanah disusun untuk menampung informasi penting dari suatu luasan (poligon) tentang hal-hal yang berkaitan dengan survey tanah. Satuan peta tanah harus dengan mudah dapat dikebali, diukur, dan dapat dipetakan pada skala yang tersedia dari peta dasarnya, waktu yang tersedia, kemampuan dari pemetannya, dan tujuan daei survey tersebut. Pendekatannya nerupakan pendekatan fisiografis. b. Satuan Taksonomi Satuan taksonomi adalah sekelompok tanah dari suatu sistem klasifikasi tanah, masing-masing diwakili oleh suatu profil tanah yang mencerminkan central concept (konsep pusat) dengan sejumlah kisaran penyimpangan sifat-sifat dari konsep pusat tersebut. Jadi satuan taksonomi tanah menentukan suatu selang tertentu dari sifat-sifat tanah dalam kaitannya dengan selang sifat

tanah secara total dalam suatu sistem klasifikasi tanah tertentu. Pendekatannya merupakan pendekatan morfologik. Satuan taksonomi tanah seringkali dibuat tanpa mempertimbangkan fakta-fakta yang ada di lapangan. Klasifikasi (taksonomi) tanah merupakan pengembangan konsep fikiran manusia. Dalam hal ini satuan taksonomi tanah adalah buatan manusia, sedangkan satuan peta tanah merupakan batas tanah sesungguhnya. Fungsi sitem klasifikasi tanah adalah sebagai media komunikasi bagi para pakar tanah, penyuluh, peneliti,dll, serta untuk mengekstrapolasikan hasilhasil penelitian. (Ririn, 2013) Satuan Peta Tanah dalam survei tanah Atas dasar komposisi satuan-satuan tanah yang ada di dalam satuan lahan yang digunakan sebagai satuan pemetaan, maka dikenal 4 macam staun pemetaan tanah (SPT) yaitu : a. Konsosiasi Satuan pemetaan tanah konsosiasi didominasi oleh satuan tanah dan tanah yang serupa (similiar soil unit). Dalam konsosiasi paling tidak memmpunyai 50% satu satuan tanah yang sama dan 25% satuan tanah yang serupa. SPT konsosiasi diberinama sesuai dengan satuan tanah yang dominan. Satuan tanah lain yang tidak sejenis dan serupa maksimal mempunyai persentase 25%. Dua satuan tanah dikatakan sebagai tanah yang serupa apabila mereka hanya berbeda pada satu atau duua kriteria yang menyebabkan keduanya diklasifikasikan kedalam kelompok yanng berbeda. Secara uumum satuan satuan tanah yanng serupa mempunyai potensi yang hampir sama. Sedangkan dua satuan tanah dikatakan tidak serupa apabila keduanya mempunyai perbedaan yang tegas dan lebih dari tiga kriteria yang meenyebabkan keduanya diklasifikasikan ke dalam kelompok yang berbeda. Satuan-satuan tanah yang tidak serupa mempunyai potensi terhadap penggunaan tertentu yang berbeda secara tegas. (Ririn, 2013) b. Asosiasi Asosiasi tanah yaitu sekelompok tanah yang berhubungan secara geografis, tersebar dalam suatu satuan peta menurut pola tertentu yang dapat diduga posisinya, tetapi karena kecilnya skala peta, taksa-taksa tanah itu tidak dapat dipisahkan.

SPT jenis ini mengandung dua atau lebih satuan tanah yang tidak serupa yang digunakan dalam pennamaan SPT dan mempunyai komposisi yang hampir sama. Satuan-satuan tanah penyusun SPT ini tidak dapat dipisahkkan satu sama lain kedalam SPT SPT yang berbeda karena keterbatasan skala pemetaan. SPT asosiasi dalam skala pemetaan yang lebih besar dapat dipisahkan kedalam SPT-SPT konsosiasi yang berbeda. (Ririn, 2013) c. Kompleks SPT ini mirip dengan SPT asosiasi karena terdapat dua atau lebih satuan-satuan tanah yang tidak serupa yang digunakan dalam penamaan SPT, demikian juga komposisi masing-masing satuan tanahnya serupa dengan SPT asosiasi. Persebaran satuan tanah yang ada pada SPT ini tidak mengikuti pola tertentu sehingga dalam skala pemetaan yang lebih besar, satuan-satuan tanah yang menyusunnya tetap tidak dapat dipisahkan satu sama lain. (Ririn, 2013) d. Satuan Pemetaan Tak Terpilahkan SPT ini mengandung dua atau lebih satuan-satuan tanah tidak serupa yang menyusun nama SPT. Satuan-satuan tanah yang ada didalamnya dikelompokkan ke dalam satu SPT yang sama karena mempunyai kesamaan dalam penggunaan dan pengelolaan untuk penggunaan yang umum. Persebaran satuan-satuan tanah di dalam SPT ini tidak secara konsisten mengikuti pola fisiografis tertentu. Keterangan keterangan dalam interpretasi foto udara : a. b. Basis mata adalah jarak antara kedua pupil mata pada saat melihat lurus ke depan. Basis obyek adalah jarak diantara dua buah foto yang bertampalan di bawah stereoskop cermin yang dapat memperlihatkan gambaran tiga dimensi. c. Tanda Fidusial Pada tiap foto udara umumnya diberi empat atau delapan tanda fidusial. Tanda ini terletak pada sudut foto atau pada bagian tengah foto. Apabila terletak pada sudut foto, pada umumnya berupa garis silang yang mengarah ke sudut lain di hadapannya. Apabila terletak pada bagian tengah tepi foto, pada umumnya berupa setengah anak panah. Kegunaan dari tanda ini adalah untuk menentukan titik prinsipiil foto, yaitu dengan cara menarik garis dari dua tanda fidusial yang berhadapan. Titik potong dari

dua garis ini merupakan titik prinsipiil foto. Titik prinsipiil ini berguna untuk mencari daerah tampalan (tumpang tindih) pada foto udara selanjutnya. d. Nomor Seri Nomor seri yang lengkap umumnya terdiri atas nomor registrasi, nama daerah yang dipotret, tanggal pemotretan, nomor jalur terbang, dan nomor foto. Nomor registrasi diperlukan untuk pengarsipan dan pencarian kembali apabila ada yang memerlukan. Tanggal pemotretan menunjukkan kondisi lapangan pada saat pemotretan, seperti kondisi musim. Selain itu, juga menjadi petunjuk apabila akan menggunakan foto udara multitemporal. Nomor jalur terbang selain diperlukan dalam penyimpanan foto, juga diperlukan dalam penyusunan mozaik dan mencari pasangan foto udara yang bertampalan untuk analisis secara stereoskopik.

Contoh: VII / 320 / XVI - 25 - VII / 320 = nomer registrasi - XVI = nomer jalur terbang - 25 = nomer foto udara e. Tanda Tepi Tanda tepi terletak pada salah satu sisi foto, pada kanan atau kiri foto. Pada umumnya tanda tepi terdiri atas empat buah komponen, yaitu: Altimeter

Digunakan untuk menentukan tinggi pesawat terbang di atas permukaan laut pada saat pemotretan. Ketinggian dinyatakan dengan kaki dan meter. Untuk mengetahui tinggi terbang, tinggi berdasarkan altimeter ini harus dikurangi terlebih dahulu dengan tinggi daerah rata-rata. Contoh: ketinggian altimeter terbaca = 9.231 m tinggi daerah yang dipotret (dapat dilihat pada peta) = 192 m maka tinggi terbang = 9.231 m 192 m = 9.039 m Panjang Fokus

Panjang fokus ini menunjukkan panjang fokus kamera dan nomor seri kamera yang digunakan. Jam Jam pemotretan ini sangat membantu untuk mengetahui orientasi atau arah utara pada foto, serta tinggi relatif objek berdasarkan arah bayangan dan panjang bayangan. Level Tanda level untuk mengetahui apakah foto udara benar-benar vertikal atau tidak. f. Skala Foto Udara Skala foto udara adalah rasio perbandingan jarak di foto udara dengan jarak horizontal yang ada pada lapangan (jarak sesungguhnya di darat).

Unsur-unsur dalam interpretasi foto udara : a. Rona dan Warna Rona (tone/color tone/grey tone) adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra. Warna merupakan ujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. b. Bentuk Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memerikan konfigurasi atau kerangka suatu obyek (Lo, 1976). Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak obyek yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya saja. c. Ukuran Ukuran ialah atribut obyek berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume. d. Tekstur Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra (Lillesand dan Kiefer, 1979) atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual (Estes dan Simonett, 1975). e. Pola

Pola, tinggi, dan bayangan pada peta dikelompokkan ke dalam tingkat kerumitan tertier. f. Bayangan Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berada di daerah gelap. g. Situs Situs bukan merupakan ciri obyek secara langsung, melainkan dalam kaitannya dengan lingkungan sekitarnya. h. Asosiasi Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek lain. Adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering merupakan petunjuk bagi adanya obyek lain.

Stereoskop adalah alat yang biasanya digunakan untuk melihat bentuk tiga dimensi pasangan foto udara. Fungsinya adalah mengatur agar mata kiri hanya melihat pasangn foto sebelah kiri dan mata kanan hanya melihat pasangan foto sebelah kanan.

Stereoskop Saku Salah satu jenis stereoskop yang paling sederhana adalah seteroskop saku. Ukuran foto yang dapat dilihat bentuk tiga dimensinya terbatas sekitar 6 cm x 10 cm stereoskop saku mempunyai lensa positif. Lensa-lensanya biasanya mempunyai perbesaran 2,5 kali. Stereoskop ini memiliki kelemahan yang sama seperti pemakaian mata telanjang, yaitu jarak antar titik yang berpasangan tak boleh melebihi panjang basis mata (basis mata rata rata = 64 mm).

Selain stereoskop satu, terdapat pula jenis stereoskop lainnya, antara lain steroskop cermin. Memiliki ukuran yang lebih besar daripada stereoskop saku otomatis bisa melihat foto udara dengan ukuran yang lebih besar pula. Daerah yang dapat dilihat secara stereoskop lebih luas jika dibandingkan dengan menggunakan stereoskop lensa. Namun, karena bentuknya agak besar maka agak lebih sukar dibawa ke lapangan.

Anda mungkin juga menyukai