Anda di halaman 1dari 1

36 [ sun hodos - edisi 1 - april 2009 ]

EDITORIAL
oleh : Ferdinand Tobing

HARMONISASI
Hitam Putih

flickr.com
Ebony and Ivory, live together in perfect harmony.
Side by side on my piano, keyboard. Oh, Lord why don’t we..? (Paul McCartney)

SIR Paul McCartney begitu mencintai musik. Tidak hanya karena sungguh. Pengamatan Pendeta Jufri Simorangkir juga sama. Penyun-
ia menjadi sangat kaya dan populer darinya, namun ia pun dapat ting majalah Suara GKPI (Gereja Kristen Protestan di Indonesia) ini
belajar banyak dan semakin bijak. Lewatnya, ia hendak juga mengakui majalah Gereja Batak Karo Protestan dan Gereja Kristen
berpesan. Berduet dengan Stevie Wonder, seorang penyanyi kulit Protestan Simalungun sudah lebih maju dan terbuka. Kita harus jeli
hitam, lagu ini menjadi sarat makna. Perhatikanlah tuts piano, karena peran media sudah betul-betul disadari manfaatnya oleh
kayu ebony warna hitam dan ivory warna putih begitu kontras mereka. Media internal bahkan sudah lebih maju ditangan teman-
berlawanan. Namun letaknya berdampingan, tidak terpisahkan teman kita umat Muslim dan Katholik. Pelatihan dan sosialisasi
atau berjauhan. Saling melengkapi, bersinergi. Nadanya pun mereka begitu intens, potensi sumber daya manusianya pun berlapis-
indah, kaya tanpa batas, kaya akan harmoni. Kehadiran hitam dan lapis.
putih sungguh asri, menjadi inspirasi. Hitam putih lekat dijadikan
simbol. Tentang baik buruk, benar salah, positif negatif, jatuh ba- Dunia media sudah berubah. Kini sudah ada televisi, internet, radio
ngun, kaya miskin dan banyak lagi. Senada dengan itu, kita sering komunitas, blog, dan macam-macam. Namun mayoritas media gereja
mendapat nasehat agar dapat memandang dan menerima hidup baru sebatas pada majalah. Media gereja ketinggalan jauh, belum
sebagai dua sisi mata uang (Pengkhotbah 3:1-11). populer dan menjangkau banyak jiwa. Padahal kehadiran media
dapat mengurangi kesenjangan informasi antara gereja dan umat.
Tepatnya 23 Maret 2009, tiga puluh enam tahun sudah usia GKI Umat sangat dinamis, mereka mencari informasi dari mana-mana,
Seroja. Sebuah kerinduan untuk berjalan bersama (Sun Hodos) me-ngapa gereja tidak mengimbangi? Kemasan pun tak perlu kaku.
menjadi cita-cita yang positif. Konsep, arahan dan kepemimpinan Informasi umum juga bisa dimasukkan dalam media gereja. Misalnya,
diharapkan dapat mewujudkan cita-cita tersebut melalui seluruh bagaimana menyikapi Pemilu, Golput, atau tentang tren yang melanda
kegiatan umum dan khusus yang direncanakan untuk setahun ke anak-anak muda. Umat butuh pandangan yang berimbang, dan gereja
depan. Namun apakah hal tersebut dapat betul-betul terwujud? seharusnya memenuhi sisi yang kerap hampa ini.
Atau hanya akan menjadi kerinduan yang terus menerus dirindu-
kan setiap tahun? Sudahkah kita belajar dari luar dan dari dalam? Mari kita jadikan media gereja sebagai media komunitas, agar antara
Jelikah kita menyimak masa lalu dan menatap masa depan? jemaat gereja bisa berbagi kisah, pengalaman, dan kesaksian untuk
kekuatan dan kemuliaan nama Tuhan. Fungsi ini tidak dapat kita
Adalah tantangan kita supaya momentum ini dapat menjadi titik andalkan dari media sekuler sekelas Kompas atau Suara Pembaruan.
balik. Mustahil terjadi tanpa kesadaran dari semua pihak bahwa Tidak juga Facebook, jejaring sosial paling terkemuka di jagad maya
tujuan tersebut dapat dicapai hanya dengan kebesaran hati dan internet. Meski tidak punya nama besar seperti mereka, media gereja
itikad yang luhur. Menyadari bahwa kita sebagai umat adalah mengemban misi yang tak kalah besar! Media gereja seyogyanya
murid sekaligus guru, adalah pemimpin sekaligus pelayan, adalah dibentuk untuk kepentingan umat secara utuh. Tidak boleh berat se-
telinga untuk mendengar sekaligus mulut untuk menasihati. belah, netral, namun tetap memiliki sikap, bukan mencla-mencle. Sikap
Kehadiran sebuah media adalah untuk itu, melengkapi dan mem- itu adalah independen, rendah hati, berpegang pada prinsip kebena-
pertajam naluri, melatih suara hati, melakukan refleksi hingga ran, kejujuran, keadilan dan keilmuan. Semoga kita dapat memiliki
saling berbagi dan bersaksi. Meski ini bukanlah alat satu-satunya, sebuah media yang senantiasa sehat, yang tidak terjebak menjadi
setidaknya dari sinilah bisa diharapkan kontribusi sebuah media. corong pimpinan atau menjadi provokator dari barisan umat sakit
Lalu apa yang harus kita lakukan dengan media tersebut? hati apalagi menjadi wadah mencari popularitas.

Kita mesti belajar dari pengamatan Hasudungan Sirait, tokoh Betul bahwa pengalaman adalah guru yang baik dan kita harus bela-
jurnalis yang aktif membantu Yayasan Komunikasi Massa Perseku- jar dari kenyataan yang ada baik pahit atau manis. Baik konflik atau
tuan Gereja di Indonesia (Yakoma PGI) dan melatih para pekerja prestasi. Baik pro atau kontra. Baik duka atau suka. Baik hitam atau
media gereja. Menurutnya, persoalan utama media gereja-gereja putih. Lewat majalah ini, keduanya senantiasa hadir untuk kita semua.
Protestan di Indonesia adalah kurangnya perhatian dari para Saya percaya, keduanya saling melengkapi. Bagai tuts piano, di tangan
pemimpin sinode. Banyak pengelola media gereja mengharapkan Tuhan keduanya mampu menciptakan harmoni yang indah.
ada kebijakan khusus dari gereja agar media dikelola sungguh-

Anda mungkin juga menyukai