Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam sistem kesehatan nasional dan rencana pembangunan pokok pembangunan jangka panjang bidang kesehatan telah di gariskan bahwa tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah RI. Suatu masalah kesehatan dianggap serius dalam masyarakat jika masalah atau penyakit tersebut memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi apabila penyakit tersebut menyerang mereka yang berusia produktif. (Asnur, 2007) Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita hipertensi dimana curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak obesitas. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai tubuh kegemukan dengan body mass index (BMI) 27,8 mempunyai kemungkinan tekanan darah tinggi 2,9 kali dibandingkan dengan yang mempunyai berat normal. Menurut WHO orang dikatakan overweight atau kelebihan berat badan apabila BMI atau Indeks massa tubuh (IMT) = 25 sampai 29,9 (kg/m2). Dan yang ideal adalah antara 19-25. IMT kurang dari 18 adalah

kurus. Pada orang yang menjadi gemuk pada usia pertengahan atau pada usia tua, sebagian obesitas disebabkan oleh hipertrofi dari sel lemak sudah ada tanpa disertai perkembangan sel tambahan. (Rita Kombong, 2007) Obesitas kini mulai diterima sebagai salah satu masalah kesehatan serius di negara-negara berkembang. Hal ini terutama karena orang obese cenderung menderita penyakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes melitus, dan jenis kanker tertentu. Kematian yang disebabkan oleh penyakit-penyakit tersebut meningkat secara drastis terutama untuk Body Mass Index di atas 30. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 20-30% pada wanita dan 10-20% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 20% dianggap mengalami obesitas. Masalah obesitas ini bukan hanya menjadi ancaman bagi negara-negara kaya seperti Inggris, Amerika Serikat dan lainnya. Masyarakat Indonesia yang banyak mengalami gizi kurang atau gizi buruk juga harus berhadapan dengan masalah obesitas seperti layaknya negara-negara maju. Bahkan, saat ini Indonesia sedang menghadapi kemungkinan meledaknya penderita obesitas. (Moh. Nur, 2012) Berbagai penelitian epidemiologi telah membuktikan adanya hubungan yang kuat antara obesitas dan hipertensi. Data yang diperoleh dari NHNES pada populasi orang Amerika Serikat memberikan gambaran yang jelas mengenai hubungan linear antara kenaikan IMT dengan tekanan darah sistolik dan diastolik

serta tekanan nadi (Rindiastuti, 2008) dalam (El-Atat et al, 2003), Farmingham study (2007) melaporkan resiko terjadinya hipertensi sebesar 65% pada wanita dan 78% pada laki-laki yang berhubungan langsung dengan obesitas dan kelebihan berat badan. Pencegahan dari obesitas adalah langkah potensial untuk menurunkan prevalensi hipertensi, selain itu juga dapat mencegah terjadinya diabetes, dislipidemia dan penyakit jantung koroner. Dengan setiap kilogram dari kenaikan berat badan, tekanan darah biasanya juga naik. Rata-rata kenaikan 5 kg lebih berat badan pada umur 18 tahun dapat menimbulkan double insidens hipertensi setelah umur 45 tahun. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian dan gangguan kardiovaskuler. Selain itu hipertensi dapat pula menimbulkan komplikasi pada organ jantung, otak dan ginjal. Hipertensi dikenal oleh orang awam sebagai penyakit darah tinggi, yang terkadang tidak disadari penderitanya sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Keluhan juga tidak dirasakan mengganggu, hanya pusing-pusing sedikit. Namun setelah diukur tekanan darahnya ternyata sudah melewati batas normal. (Karyadi, E, 2006) Hipertensi atau darah tinggi atau tekanan darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer yang mirip judul sebuah film, karena hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi dan merupakan pembunuh nomor satu di dunia. Penyakit ini banyak terdapat di negara maju, seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan pola dan gaya hidup. Di negara maju seperti Amerika Serikat dan

negara-negara lainnya hipertensi terjadi pada satu dari empat orang dewasa di antara umur 18 tahun dan satu dari dua orang diatas 50 tahun. (Asnur, 2007) Prevalensi hipertensi di Asia diperkirakan sudah mencapai 8-18 % seperti di Hongkong, prevalensi hipertensi pada pria sekitar 17% dan pada wanita 5 %. Sedangkan di Malaysia, menurut laporan prevalensi hipertensi kelompok umur 25 tahun keatas ialah 14,4 %. Di Indonesia berkisar antara 0,65 %. Di Sumatera Selatan dari penelitian menunjukkan angka 6,3 % sampai 9,17 %. Sedangkan kejadian hipertensi di Sulawesi Selatan berdasarkan laporan dari 23 rumah sakit sebanyak 827 orang atau CFR = 1,33 % data ini diambil dari Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan. (Rosdianah, 2006) Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, telah banyak membawa perilaku dan gaya hidup masyarakat termasuk dalam pola komsumsi makanan keluarga. Perubahan tersebut tanpa disadari telah mempengaruhi kesehatan dan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti, penyakit jantung, hipertensi, dan sebagainya. Di Sulawesi Selatan berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007 dari 23 kabupaten/kota prevalensi penyakit hipertensi mencapai 20,9% dimana prevalensi tertinggi di Soppeng 40,6% dan terendah di Sidenreng Rappang 23,3%. (Depkes Sulsel, 2008) Angka kejadian hipertensi terus meningkat setiap tahun. Ada banyak faktor yang menyebabkan tingginya kejadian hipertensi dikalangan masyarakat, salah satu faktor yang paling dominan adalah obesitas. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Obesitas dengan Kejadian

Hipertensi pada Staf dan Pegawai di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apakah ada hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada staf dan pegawai di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada staf dan pegawai di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran obesitas. b. Mengetahui kejadian hipertensi pada staf dan pegawai di Universitas Islam Negeri Alauddin Alauddin Makassar. c. Mengetahui hubungan obesitas dengan hipertensi. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Ilmiah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan subyek penelitian mengenai hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada staf dan pegawai di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Alauddin

2. Manfaat Praktisi Penelitian ini dapat memberikan informasi atau masukan tentang hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada staf dan pegawai di Universitas Islam Negeri Alauddin Alauddin Makassar dalam peningkatan derajat kesehatan manusia. 3. Manfaat bagi Peneliti Merupakan pengalaman yang sangat berharga yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi dan penelitian ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai