Anda di halaman 1dari 16

KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMKN

1 PURWOSARI KABUPATEN PASURUAN

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH TIYAS TRI SUJARWO 110534406890

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ELEKTRO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO NOVEMBER 2013

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMKN 1 PURWOSARI KABUPATEN PASURUAN. Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Waras, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. 2. Drs. Slamet Wibawanto, M.T. Selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang 3. Pak hakun 4. Dosen Teknik Elektro FT UM, Civitas akademik FT UM 5. Orang tua, dan keluarga penulis yang selalu memberikan kasih sayang, doa, pengertian, motivasi, dan dukungan. 6. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro 2011 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan, yang telah membantu secara material maupun spiritual hingga terselesaikannya skripsi ini.

Malang, November 2013

Penulis

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. dalam konteks ini, guru dituntut untuk membentuk suatu perencanaan kegiatan pembelajaran sistematis yang berpedoman pada kurikulum yang saat itu digunakan. Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. SMK sering disebut juga STM (Sekolah Teknik Menengah). Melihat sejarahnya, SMK didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan lulusanlulusan yang mempunyai kemampuan dan skill yang dibutuhkan di dunia usaha dan industri Du/Di. Oleh karena itu, pemilihan metode pembelajaran harus sesuai dan tepat dalam menyampaikan pembelajaran demi tercapainya tujuan belajar.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian 1. Membandingkan metode pembelajaran yakni Project Based Learning dan Problem Based Learning 2. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat bagi proses KBM siswa SMKN 1 Purwosari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Pembelajaran Project Based Learning 1. Pengertian Menurut Cord et al. (Khamdi, 2007) pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Pembelajaran berbasis proyek adalah penggunaan proyek sebagai model pembelajaran. Proyek-proyek meletakkan siswa dalam sebuah peran aktif yaitu sebagai pemecah masalah, pengambil keputusan, peneliti, dan pembuat dokumen. Pembelajaran berbasis proyek berangkat dari pandangan konstruktivism yang mengacu pada pendekatan kontekstual (Khamdi, 2007). Dengan demikian, pembelajaran berbasis proyek merupakan metode yang menggunakan belajar kontekstual, dimana para siswa berperan aktif untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan, meneliti, mempresentasikan, dan membuat dokumen. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Project Based Learning Ciri khas strategi pembelajaran berbasis proyek bersifat kolaboratif (Hung & Chen, 2000; Hung & Wong, 2000). Kegiatan pembelajaran seperti tersebut mendukung proses konstruksi pengetahuan dan pengembangan kompetensi produktif siswa yang secara actual muncul dalam bentuk-bentuk keterampilan okupasional/teknikal, dan keterampilan sebagai pekerja yang baik. Kegiatan ini berbasisi pada konteks kehidupan sehari-hari siswa, baik fisik maupun social. Ciri pembelajaran berbasis proyek menurut Center For Youth Development and Education-Boston (Muliawati, 2010:10), yaitu: 1. Melibatkan para siswa dalam masalah-masalah kompleks, persoalan-persoalan di dunia nyata, di mana pun para siswa dapat memilih dan menentukan persoalan atau masalah yang bermakna bagi mereka.

2. Para siswa diharuskan menggunakan penyelidikan, penelitian keterampilan perencanaan, berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah saat mereka menyelesaikan proyek. 3. Para siswa diharuskan mempelajari dan menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang dimilikinya dalam berbagai konteks ketika mengerjakan proyek. 4. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan mempraktekkan keterampilan pribadi pada saat mereka bekerja dalam tim kooperatif, maupun saat mendiskusikan dengan guru. 5. Memberikan kesempatan para siswa mempraktekkan berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk kehidupan dewasa mereka dan karir (bagaimana mengalokasikan waktu, menjadi individu yang bertanggung jawab, keterampilan pribadi, belajar melalui pengalaman). 6. Menyampaikan harapan mengenai prestasi/hasil pembelajaran; ini disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran untuk sekolah/negara. 7. Melakukan refleksi yang mengarahkan siswa untuk berpikir kritis tentang pengalaman mereka dan menghubungkan pengalaman dengan pelajaran. 8. Berakhir dengan presentasi atau produk yang menunjukkan pembelajaran dan kemudian dinilai.

3. Tahapan Perencanaan Project Based Learning Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek dilaksanakan dalam 3 tahap (Anita, 2007:25), yaitu: 1. Tahapan perencanaan proyek. Adapun langkah-langkah perencanaan tersebut adalah sebagai berikut: a. Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. b. Menentukan topik yang akan dibahas. c. Mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-5 orang dengan tingkat kemampuan beragam. d. Merancang dan menyusun LKS. e. Merancang kebutuhan sumber belajar. f. Menetapkan rancangan penilaian.

2. Tahap Pelaksanaan. Siswa dalam masing-masing kelompok melaksanakan proyek dengan melakukan investigasi atau berpikir dengan kemampuannya berdasarkan pada pengalaman yang dimiliki. Kemudian diadakan diskusi kelompok. Sementara guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dengan bertindak sebagai fasilitator. 3. Tahap penilaian. Pada tahap ini, guru melakukan evaluasi terhadap hasil kerja masing-masing kelompok. Berdasarkan penilaian tersebut, guru dapat membuat kesimpulan apakah kegiatan tersebut perlu diperbaiki atau tidak, dan bagian mana yang perlu diperbaiki.

4. Kelebihan dan Kekurangan Project Based Learning a. Kelebihan Tidak satupun metode yang sempurna sehingga dapat dipakai untuk semua pembelajaran. Namun, ada beberapa kelebihan dari setiap metode. Adapun kelebihan dari penggunaan pembelajaran berbasis proyek menurut Kamdi (Muliawati, 2010:13) adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan motivasi. Laporan-laporan tertulis tentang proyek banyak yang mengatakan bahwa siswa tekun sampai lewat batas waktu, berusaha keras dalam mencapai proyek. 2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian pada pengembangan keterampilan kognitif tingkat tinggi siswa menekankan perlunya bagi siswa untuk terlibat di dalam tugas-tugas pemecahan masalah dan perlunya untuk pembelajaran khusus pada bagaimana menemukan dan memecahkan masalah. Banyak sumber yang mendeskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks. 3. Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek. Teori-teori kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial , dan bahwa siswa akan belajar lebih di dalam lingkungan kolaboratif.

4. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Bagian dari menjadi siswa yang independen adalah bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas yang kompleks. Pembelajaran berbasis proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

b. Kekurangan Adapun kekurangan dari pembelajaran berbasis proyek menurut Anita (2007: 27) adalah sebagai berikut: a. Tiap mata pelajaran mempunyai kesulitan tersendiri, yang tidak dapat selalu dipenuhi di dalam proyek. b. Sukar untuk memilih proyek yang tepat. c. Menyiapkan tugas bukan suatu hal yang mudah. d. Sulitnya mencari sumber-sumber referensi yang sesuai.

5.

B. Metode Pembelajaran Problem Based Learning 1. Pengertian Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch, 1995). Finkle dan Torp (1995) menyatakan bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik. Dua definisi di atas mengandung arti bahwa PBL atau PBM merupakan setiap suasana pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari-hari.

PBM bermula dari suatu program inovatif yang dikembangkan di Fakultas Kedokteran Universitas McMaster, Kanada (Neufeld & Barrows, 1974). Program ini dikembangkan berdasar kenyataan bahwa banyak lulusannya yang tidak mampu menerapkan pengetahuan yang mereka pelajari dalam praktek sehari-hari. Dewasa ini PBM telah menyebar ke banyak bidang seperti hukum, ekonomi, arsitektur, teknik, dan kurikulum sekolah. Menurut Boud dan Felleti (1991, dalam Saptono, 2003) menyatakan bahwa Problem Based Learning is a way of constructing and teaching course using problem as a stimulus and focus on student activity. H.S. Barrows (1982), sebagai pakar PBL menyatakan bahwa definisi PBL adalah sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu (knowledge) baru.. PBL adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru (Suradijono, 2004) Berdasarkan pendapat pakar-pakar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa PROBLEM BASED LEARNING (PBL) merupakan metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek. PBL menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran. Sehingga dapat diartikan bahwa PBL adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Diskusi dengan menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan PBL. PBL merupakan satu proses pembelajaran di mana masalah merupakan pemandu utama ke arah pembelajaran tersebut. Dengan demikian, masalah yang ada digunakan sebagai sarana agar anak didik dapat belajar sesuatu yang dapat menyokong keilmuannya.

2. Ciri-ciri Problem Based Learning 1. Belajar dimulai dengan suatu permasalahan 2. Memastikan bahwa permasalahan yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata pebelajar 3. Mengorganisasikan pelajaran di seputar permasalahan, bukan di seputar disiplin ilmu 4. Memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada pebelajar dalam mengalami secara langsung proses belajar mereka sendiri 5. Menggunakan kelompok kecil 6. Menuntut pebelajar untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja (performance).

3. Tahapan Perencanaan Problem Based Learning 1. Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas 2. Merumuskan masalah 3. Menganalisis masalah 4. Menata gagasan pendidik dan secara sistematis menganalisisnya dengan dalam 5. Memformulasikan tujuan pembelajaran 6. Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain 7. Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru, dan membuat laporan untuk dosen/kelas.

4. Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning a. Kelebihan 1. Mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas 2. Mendorong siswa melakukan pengamatan dan dialog dengan orang lain 3. Melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri 4. Membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri.

b. Kekurangan 1. Kondisi kebanyakan sekolah yang tidak kondusif untuk pendekatan PBL 2. Pelaksanaan PBL memerlukan waktu yang cukup lama 3. Model PBL tidak mencakup semua informasi atau pengetahuan dasar.

Anda mungkin juga menyukai