MKLH Trasnportasi Sel

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

Tinjauan Pustaka Tranportasi Sel pada Maklup hidup Riana Liza Songupnuan Kelompok A3 Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA

Jakarta 2011/2012 Jakarta barat, Jln Arjuna utara No.6 Email : Rhyasong@ymail.com

Pendahuluan
Maklup hidup di bentuk oleh sel, ada yang dibangun oleh satu sel atau uniseluler, misalnya bakteri, atau dapat berupa kumpulan sel atau multiseluler, misalnya manusia, hewan dan tumbuhan. Didalam sel terjadi berbagai kegiatan kehidupan seperti respirasi, ekskresi, trasportasi dan sintesis. Sel pertama kali dilihat oleh seorang ilmuwan bernama ROBERT HOOKE pada tahun 1665, dengan mengamati penampang melintang sayatan tipis dari batang tumbuhan dibawah mikroskop. Ia melihat rongga segi enam yang mirip kamar sehingga ia menamkannya sel (ceculla = kamar) semenjak itu ilmuwan ilmuwan muda mulai meneliti sel,bagian bagian dari sel. Tiga tahun kemudian, seorang ahli zoology dari jerman, Theodor Schwann, melaporkan bahwa sel sel ada di jaringan hewan. Theodor Sahwann bekerja dengan seorang botani bernama Schleiden. Mereka mengusulkan bahwa semua organisme terbentuk dari satu atau lebih sel. Pada tahun 1858, Rudolph Virchow, ahli biologi dari jerman melakukan pengamatan tentang pembelahan sel bahwa sel hanya dapat muncul dari sel lainnya.1 Semenjak itu muncullah teori sel.

Sel merupakan unit structural dan fungsional terkecil pada maklup hidup. Sel memiliki bentuk, ukuran dan sruktur sel. Bentuk sel bergantung pada adaptasi fungsional dan sebagian pada teganggan permukaan dan visikositas protoplasma, fungsi mekanisme yang diberikan oleh sel sel yang bersebelahan dan kelakuan dari membrane sel. Ukuran sel pada tubuh manusia dengan pengecualian pada beberapa sel saraf, volume sel sel bervariasi antara 2003 dan 150003. Volume sel bergantung pada ukuran organisme.1 Sel yang hidup memiliki struktur yang sama yaitu memiliki membran plasma, nucleus (inti sel) atau nucleoid pada prokariotik, sitoplasma, serta organel organel yang terdapat didalamnya. Pada sel terdapat membran plasma. Trasportasi sel ini terjadi pada membran plasma. Dalam makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang, membrane plasma dan terjadinya transportasi sel. Tujuannya agar kita dapat mengetahui dan memahami bagaimana terjadi trasportasi sel, hingga macam macam trasportasi sel dan membrane plasma.

Membran plasma Semua sel terbungkus oleh suatu membrane sel. Membran adalah batas terluar dari sel sel individu dan organel organel tertentu.1 Membran plasma adalah selektif permeabel struktur struktur dari sel sel terluar yang memisahkan bagian dalam sel dari lingkungan.1 Membran plasma memiliki struktur, fungsi dan bahan penyusun. Struktur membran plasma Struktur membran plasma model mosaik cair, atau juga lipid bilayer, tetapi saat ini disebut dengan trilaminar membran karena memiliki 3 lapisan yaitu , pada lapisan atas disebut protein peripheral, bagian bawah disebut protein integral dan bagian tengah disebut lipid. Pada membran ditemukan cannel protein atau saluran protein. Di permukaan dapat dijumpai banyak karbohidrat, ada juga glukus dan protein kemudian glukus dan lipid (glikolipid)

Gambar 1.1

Bahan penyusun/komponen membran plasma Komponen utama membran plasma yang utama adalah lipid dan protein. Beberapa lipid menyediakan struktur, dukungan dan fungsi untuk membran. Protein juga memainkan kedua peran struktural dan fungsional.1 Lipid Lipid adalah makromolekul yang paling banyak ada. Membran plasma mengandung lipid antara 40% dan 80%.1 Ada 3 jenis lipid : Fosfolipid, kolesterol dan glikolipid. Pada fosfolipid terbagi lagi menjadi 2 penyusun, yaitu: Fosfogliserida yaitu fosfolipid yang struktur kimianya memiliki residu penyusun gliserol. Sedangkan Fosfosfingolipid, yaitu fosfolipid yang struktur kimianya mempunyai residu penyusun sfigol.2 Fosfolipid adalah polar, senyawa ionik yang bersifat

amhipathik di alam. Artinya memiliki komponen hidrofilik (larut dalam air) dan hidrofobik (tidak larut dalam air). Bagian hidrofilik adalah pada bagian kepala. Pada bagian kepala mengandung alkohol yang dapat berupa serin, etanolamin, inositol atau kolin. Sedangkan hidrofobik ada pada bagian ekor yang mengandung asam lemak.

Gambar 1.2

Kolesterol Kolesterol mengadung gugus hidroksil polar seperti halnya cicin steroid hidrfobik dan hidrokarbon yang melekat. Kolesterol tersebar diseluruh membran sel, dalam tercalating antara fosfolipid. karbohidrat adalah dekat kelompok kepala polar fosfolipid. Glikolipid Glikolipid ditemukan di membrane sel dalam konsentrasi rendah dari fosfolipid dan kolesterol. Glikolipid membantu untuk membentuk mantel karbohidrat yang diamati pada sel dan terlibat dalam interaksi sel ke sel.1 Protein Protein pada membran plasma tersebar secara tidak merata di permukaaan luar maupun dalam. Berdasarkan letaknya dapat dibagi menjadi dua yaitu protein integral dan protein periferal. Protein integral adalah protein yang sebagiannya atau seluruhnya terbenam dalam dua lapis lipid, bersifat amfipatik, dan berbentuk globular. Pada bagian yang terbenam bersifat hidrofobik yang tinggi sedangkan yang muncul ke permukaan bersifat hidrofilik. Protein periferal, terletak pada permukaan membran plasma. Protein ini tidak mengadakan interaksi dengan secara langsung dengan fosfolipid dalam membrane
1

Letak

plasma, tetapi tertarik lemah pada bagian hidrofilik protein integral. Protein periferal bersifat hidrofilik. Fungsi dari membran plasma Beberapa fungsi membran plasma yaitu mengatur keluar masuknya zat dari dalam ke luar sel, tempat berlangsungnya beberapa reaksi kimia, penghubung transfer energi antara bagian dalam dan luar sel.

Trasportasi sel Trasportasi sel berdasakan butuh dan tidaknya suatu energi terbagi menjadi dua yaitu : Aktif : memerlukan energy, angositosis, endositosis dan eksositosis

Pasif : tidak membutukan energy , seperti difusi, difusi terfasilitasi, dan osmosis

Trasnport Pasif Berdasarkan pada ukuran, muatan dan kelarutan yang rendah dalam fosfolipid, banyak molekul yang penting secara biologi seperti ion ion, gula, dan asam amino yang akan diperkirakan untuk masuk ke dalam sel dengan cara sangat lambat. Maka dibutukan fasilitas sebagai jalannya molekul. Difusi sederhana Difusi sederhana ialah difusi yang tidak membutuhkan energy, selaput permiabel, yang dibutuhkan hanyalah membrane sel agar molekul molekul dapat keluar masuk didalam sel. Molekul molekul biasanya tidak spesefik. Konsentrasi yang ada di luar sel tinggi dan yang didalam sel rendah maka molekul dapat masuk kedalam sel.

Difusi terfasilitasi Difusi terbagi menjadi 2 yaitu difusi terfasilitasi dengan menggunakan channel atau difusi terfasilitasi dengan menggunakan carrier. Molekul molekul yang besar seperti glukosa dan beberapa asam amino, difusi sederhana tidak mungkin terjadi. Molekul moleku ini terlalu besar untuk

melewati bagian lipid. Sebagain gantinya zat zat ini disebut substrat, dibawa menembus sebuah lipid dengan bantuan sebuah pengangkut carrier masuk melalui channel atau saluran protein tersebut.2

Gambar 1.3 Osmosis Osmosis terjadi secara terus menerus diantara ruang intersel dan ekstrasel seiring dengan pergerakan air ke konsentasi yang lebih rendah (dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah).3 Membran plasma adalah permeable terhadap air tapi bukan untuk zat terlarut tertentu dalam larutan air. Saluran protein yang dikenal sebagai aquaporins memungkinkan air untuk melewati inti hidrofilik dari fosfolipid membrane. 1

Transport aktif Transport aktif terjadi jika molekul molekul atau ion ion bergerak

melawan gradient konsentrasinya melintasi membran sel. Untuk memindahakan zat zat terlarut ke dalam dan keluar dari sel maka dibutuhkan energy.

Gambar 1.4

Perpindahan makromolekul dari dalam/ke luar sel dapat terjadi dengan cara : Eksositosis_perpindahan molekul dari dalam ke luar sel Eksositosis Konstitutif : suatu materi ditransport dalam vesikula sekretori dan dikeluarkan ke tempat tujuannya dengan bantuan peptide sinyal yang terdapat pada protein yang ditranspor Regulatif : materi disekresikan dan disimpan dalam suatu vesikula dan baru dikeluarkan jika ada rangsangan

Endositosis_perpindahan/masuknya molekul dari luar sel ke dalam sel. Pinositosis perpindahan cairan, senyawa terlarut atau makromolekul yang tidak dibutuhkan tubuh dan dikeluarkan.

Gambar 1.5

Endositosis

melalui

perantara

reseptor

(receptor-

mediatedendocytosis) pengikatan suatu senyawa tertentu pada reseptor yang ada pada membran plasma.

Gambar 1.6 Fagositosis : partikel besar ( > 0.5m diameter) dari lingkungan terbentuk fagosom. Fagosom berperan bersama-sama dengan lisosom _fagolisosom Contoh sel : makrofag, neutrophil

Gambar 1.7

Cairan garam fisiologi (NaCl 0,9%) Membahas tentang ketonusan berarti adanya osmosis dan tekanan osmosis. Osmosis adalah pergerakan pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat konsentrasinya melalui membrane semipermeable. Tekanan osomosis adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan peristiwa osmosis. Besar tekanan osmosis hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut dan tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut. Jadi ketonusan suatu larutan bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut, berarti makin tinggi konsentrasi partikel zat terlarut, makin tinggi ketonusannya. Ada beberapa macam ketonusan : Isotunus : digunakan untuk menyatakan dua macam larutan yang mempunyai tekanan osmosis(ketonusannya) sama. Contohnya : ketonusan sel darah merah sama dengan ketonusan sel larutan NaCl 0,9% atau glukosa 5,54%. Hipertonus : digunakan untuk menyatakan bahwa suatu larutan yang ketonusannya lebih tinggi daripada larutan lain. Contohnya : NaCl 1,2% dikatakan bahwa larutan NaCl hipertonus dari sel darah merah. Hipotonus : digunakan untuk menyatakan bahwa suatu larutan yang ketonusannya lebih rendah daripada larutan lain. Contohnya : NaCl 0,2% dikatakan bahwa larutan NaCl hipertonus dari sel darah merah.

Daftar pustaka
1. Priastini R, Hartanto B, Hudyono J. Buku ajar biologi,dasar biologi sel. Edisi ke 2. Jakarta: Fakultas kedoketran Ukrida, 2011. 2. Sumardjo D. Pengatar kimia. Edisi 1. Jakarta: Penerbit buku kedokteran, 2009. 3. Corwin EJ. Buku saku fisiologi. Edisi . Jakarta: Penerbit buku kedokteran, 2009 4. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar. Edisi 10. Jakarta: Penerbit buku kedokteran, 2007. 5. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Edisi 1. Jakarta: Penerbit buku kedokteran, 2000.

Anda mungkin juga menyukai