Anda di halaman 1dari 12

Konseling Genetik pada Talasemia Alfa Minor

Leni Herliani
102011394
Mahasiswi Fakultas Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone :
(021)56942061, fax : (021) 563-1731
Herliani.leni@rocketmail.com

Pendahuluan
Thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti laut. Yang dimaksud
dengan laut tersebut ialah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini pertama kali dikenal di daerah
sekitar Laut Tengah. Penyakit ini pertama sekali ditemukan oleh seorang dokter di Detroit USA
yang bernama Thomas B. Cooley pada tahun 1925. Beliau menjumpai anak-anak yang menderita
anemia dengan pembesaran limpa setelah berusia satu tahun. Selanjutnya, anemia ini dinamakan
anemia splenic atau eritroblastosis atau anemia mediteranean atau anemia Cooley sesuai dengan
nama penemunya.
Thalasemia adalah sekelompok penyakit yang merupakan akibat dari ketidakseimbangan
pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin (komponen
darah). Thalasemia diakibatkan oleh kerusakan DNA dan diwarisi secara autosomal resesif.
Thalasemia ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih
pendek dari sel darah normal (120 hari). Akibatnya penderita thalasemia akan mengalami gejala
anemia diantaranya pusing, muka pucat, badan sering lemas, sukar tidur, nafsu makan hilang,
dan infeksi berulang.
Thalasemia, merupakan penyakit yang diakibatkan oleh kerusakan DNA dan penyakit
turunan. Penyakit ini muncul karena darah kekurangan salah satu zat pembentuk hemoglobin
sehingga tubuh tidak mampu memproduksi sel darah merah secara normal.

Pembahasan
Anamnesis

Riwayat

Riwayat

Riwayat

Riwayat

Kehamilan
Usia ibu hamil

Obstetri lalu
Jumlah

Penyakit
Jantung

Sosial Ekonomi
Status

Haid pertama

kehamilan

Tekanan

perkawinan

haid terakhir,

Jumlah

darah tinggi

Respon ibu &

siklus haid

Persalinan,

DM

keluarga tehadap

Perdarahan per

persalinan

TBC

kehamilan

vaginam

cukup bulan,

Pernah

Jumlah keluarga

Keputihan

persalinan

operasi

di

Mual dan muntah

premature

Alergi

rumah yg membantu

Masalah/kelainan

Jumlah anak

obat/makanan

Siapa pembuat

pada kehamilan

hidup,jumlah

Ginjal

keputusan dalam

Pemakaian obat-

keguguran

Asma

keluarga

obat (termasuk

Jumlah aborsi

Epilepsi

Kebiasaan

jamu-jamuan)

Perdarahan

Penyakit hati

makan dan minum

pada kehamilan,

Pernah

Kebiasaan

persalinan, nifas

kecelakaa

merokok,

terdahulu

menggunakan

Adanya

obat-obatan

hipertensi dalam

dan alkohol

kehamilan pada

Kehidupan

kehamilan terdahulu

seksual

Berat bayi < 2,5

Pekerjaan

kg /berat bayi > 4 kg

dan aktivitas

Adanya

sehari-hari

Masalah-masalah

Pilhan tempat

selama kehamilan,

untuk melahirkan

persalinan, nifas

Pendidikan

terdahulu

Penghasilan

Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital
Apabila didapati adanya tanda-tanda anemia maka dilakukan pemeriksaan fisik yang menunjang
untuk menegakkan diagnosis anemia tersebut.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah lengkap
Hitung jenis darah komplit menunjukkan adanya anemia dan rendahnya MCV (mean corpuscular
volume).
Skrining Thalasemia
Test ini bertujuan untuk mengetahui apakah kita membawa sifat dari penyakit
thalassemia. Pemeriksaannya hanya sedikit ujung jari ditusuk, darah diambil setetes, kemudian di
tes dan waktunya pun sangat singkat, kurang dari 10 menit. Pemeriksaan itu dikenal dengan
nama tes skrining talasemia dengan Thalcon-OF. Bila hasilnya negatif, kemungkinan sangat
besar kita bukan pembawa sifat. Tapi bila positif, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan
di laboratorium. Apakah ada penyakit lain ataukah memang benar membawa sifat thalassemia.
Skrinning thalassemia bisa dilakukan dengan membuat pedigree dari orang yang terkena
thalassemia tersebut.
Hemoglobin Elektroforesa
Analisa Hb elektroforesa merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi beberapa jenis Hb (S
atau D; C atau E) secara kualitatif atau semi-kualitatif. Pemeriksaan ini juga mampu memisahkan
HbA dan HbA2. Untuk mendiagnosis hemoglobinopati dan thalasemia dan evaluasi kondisi
anemia hemolitik.

Serum Iron
Pemeriksaan SI bertujuan untuk mengetahui banyaknya besi yang ada didalam serum
yang terikat dengan transferin, banyaknya besi yang dapat diangkut oleh transferin disebut TIBC.

Saturasi transferin mengukur rasio antara kadar SI terhadap kadar TIBC yang dinyatakan dalam
persen. Ferritin adalah cadangan besi tubuh yang sensitif, kadarnya menurun sebelum terjadi
anemia. Pada anemia tidak selalu terjadi perubahan pada SI,TIBC, dan ferritin tergantung pada
penyebab terjadinya anemia. Pada anemia defisiensi besi, kadar SI dan saturasi transferin
menurun, sedangkan TIBC akan meningkat/normal dan cadangan besi tubuh menurun.
Pengukuran asam folat dan vitamin B12 bertujuan untuk mengetahui penyebab anemia.
Total Iron Binding Capacity (TIBC)
Pemeriksaan TIBC dilakukan untuk mengetahui jumlah transferin yang berada dalam
sirkulasi darah. TIBC setara dengan total transferin dalam tubuh. Pada anemia defisiensi besi
dengan pemeriksaan status besi (Fe) didapatkan kadar Fe menurun dan TIBC meningkat.
Ferritin
Ferritin dilakukan untuk mengetahui apakah anemia disebabkan oleh defisiensi zat besi ataukah
thalassemia.
Konseling genetik
Konseling genetik merupakan proses komunikasi yang berhubungan dengan kejadian
atau risiko kejadian kelainan genetik pada keluarga. Dengan adanya konseling genetik, maka
keluarga memperoleh manfaat terkait masalah genetik, khususnya dalam mencegah munculnya
kelainan-kelainan genetik pada keluarga. Manfaat ini dapat diperoleh dengan melaksanakan
tindakan-tindakan yang dianjurkan oleh konselor, termasuk di dalamnya tindakan untuk
melakukan uji terkait pencegahan kelainan genetik. Tindakan-tindakan yang disarankan dapat
disarankan oleh konselor dapat meliputi tes sebagai berikut:
1. Prenatal diagnosis
Prenatal diagnosis merupakan tindakan untuk melihat kondisi kesehatan fetus yang belum
dilahirkan. Metode yang digunakan meliputi ultrasonografi, amniocentesis, maternal serum,
dan chorionic virus sampling.
2. Carrier testing
Carrier testing merupakan tes untuk mengetahui apakah seseorang menyimpan gen yang
membawa kelainan genetik. Metode yang digunakan untuk melaksanakan tes tersebut adalah
uji darah sederhana untuk melihat kadar enzim terkait kelainan genetik tertentu, atau dengan
mengecek DNA, apakah mengandung kelainan tertentu.

3. Preimplantasi diagnosis
Preimplantasi diagnosis merupakan uji yang melibatkan pembuahan in vitro untuk
mengetahui kadar kelainan genetik embrio preimplantasi. Biasanya seorang wanita yang
akan melakukan uji akan diberi obat tertentu untuk merangsang produksi sel telur berlebihan.
Sel telur akan diambil dan diletakkan di cawan untuk dibuahi oleh sperma donor. Setelah
pembuahan maka sel embrio yang terbentuk akan dianalisa terkait dengan kelainan genetik.
4. Newborn screening
Newnborn screening merupakan pemeriksaan bayi pada masa kelahiran baru. Pemeriksaan
ini meliputi pemeriksaan genetik, endokrinologi, metabolik, dan hematologi. Diharapkan dari
pemeriksaan ini dapat ditentukan prognosis ke depannya, sehingga perawatan (treatment)
yang berkenaan dapat diupayakan.
5. Predictive testing
Predictive testing merupakan tes yang digunakan untuk menguji apabila seseorang menderita
kelainan genetik dengan melihat riwayat genetik keluarga sebelumnya. Tes ini dilakukan
setelah kelahiran, dan biasa juga disebut sebagai presymptomatic testing.
Indikasi Konseling Genetik

Kelainan genetik atau cacat bawaan dan keturunan di keluarga


Abnormalitas atau gangguan perkembangan pada anak
Cacat mental/ mental retardasi pada anak sebelumnya yang tidak diketahui sebabnya
Wanita hamil diatas usia 35 tahun
Pernikahan dengan golongan suku/ ras tertentu yang berpotensi kelainan genetik
Pemakaian obat-obatan, paparan dengan bahan kimiawi tertentu atau zat-zat yang

kemungkunan bersifat teratogen.


Keguguran berulang tanpa diketahui penyebabnya
Melahirkan janin mati/ stillbirth.
Thalasemia adalah penyakit darah bawaan (keturunan) yang menyebabkan sel darah

merah (eritrosit) pecah (hemolisa). Penyakit ini banyak terdapat di negara-negara di sekitar Laut
Tengah (Italia, Yunani, Turki, pantai Utara Benua Afrika), di Timur Tengah (Libia, Irak,
Afganistan, Iran, Pakistan), India Utara, Muangthai, Laos, Vietnam, Kamboja, dan di sekitar
Khatulistiwa (Indonesia, Afrika Tengah). Secara molekuler thalassemia dibedakan atas
thalasemia alfa dan beta, sedangkan secara klinis dibedakan atas thalasemia mayor dan minor .
Penyakit thalassemia meliputi suatu keadaan penyakit dari gelaja klinis yang paling
ringan (bentuk heterozigot) yang disebut thalassemia minor atau thalassemia trait (carrier =

pengemban sifat) hingga yang paling berat (bentuk homozigot) yang disebut thalassemia mayor.
Bentuk heterozigot diturunkan oleh salah satu orang tuanya yang mengidap penyakit
thalassemia, sedangkan bentuk homozigot diturunkan oleh kedua orang tuanya yang mengidap
penyakit thalassemia. Individu homozigat atau coumpound heterozygos biasanya bermanifestasi
sebagai thalessemia mayor yang membutuhkan transfusi darah secara rutin dan terapi kelebihan
besi untuk mempertahankan kualitas hidupnya.
Thalassemia minor yaitu suatu keadaan heterozigot untuk kelainan ini. Gejalanya
biasanya berupa anemia ringan. Sekilas penyakit ini tidak terlalu berbahaya karena hanya
menunjukkan gejala ringan. Namun, jika penderita thalassemia minor atau dapat disebut carrier
gen tersebut bertemu dan melakukan perkawinan dengan sesama pembawa gen thalassemia
minor maka akan dihasilkan keturunan yang homozigot resesif terhadap sifat ini yang disebut
thalassemia mayor dengan gejala yang parah bahkan dapat menyebabkan kematian. Cara
pengobatannya pun sangat sulit dan sampai sekarang belum ditemukan. Untuk memperlama
masa hidup penderita harus melakukan cuci darah dalam selang waktu tertentu secara rutin.
Jika dua orang tua dengan thalassemia trait (carriers) mempunyai seorang bayi, salah satu
dari tiga hal dapat terjadi:
o Bayi bisa menerima dua gen normal ( satu dari masing-masing orangtua) dan mempunyai
darah normal ( 25 %).
o Bayi bisa menerima satu gen normal dan satu varian gen dari orangtua yang thalassemia
trait ( 50 %).
o Bayi bisa menerima dua gen thalassemia ( satu dari masing-masing orangtua) dan
menderita penyakit bentuk sedang sampai berat (25 %).
P

Thth

Thth

F1

thalassemia minor
Th
ThTh

thalassemia minor
th
Thth

thalassemia mayor

thalassemia minor

Th

(mati)
1

th

Thth

thth

thalassemia minor

normal

Gambar 1. Diagram perkawinan suami istri dengan thalassemia minor

Gambar 2. Perbandingan keluarga yang mengalami thalassemia minor dan mayor

Thalassemia adalah kelainan darah yang sifatnya menurun (genetik), di mana


penderitanya mengalami ketidakseimbangan dalam produksi hemoglobin (Hb). Hemoglobin
sendiri adalah komponen sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen.
Hemoglobin terdiri dari beberapa jenis protein, diantaranya protein alpha dan protein beta.
Penderita Thalassemia tidak mampu memproduksi salah satu dari protein tersebut dalam
jumlah yang cukup, sehingga sel darah merahnya tidak terbentuk dengan sempurna. Akibatnya
hemoglobin tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah yang cukup.
Penyakit anemia yang sering juga disebut Cooleys anemia ini sangat berbahaya dan
terdapat pada bayi dan anak-anak. kode genetik untuk sintesis globin terletak di kromosom 11
(rantai epsilon, gama, delta, dan beta). Dan kromosom 16 (rantai alfa dan embrionik).
Sintesis rantai alfa, masing-masing kromosom 16 memiliki dua sublokus sehingga pada
sel diploid orang normal terdapat total empat sublokus fungsional. Sindrom talasemia dapat
terjadi akibat kelainan pada sekuens pengkode, transkripsi atau pengolahan atau defek pada
translasi gen. akibatnya adalah gangguan atau tidak adanya pembentukan rantai globin. Delesi
keempat lokus rantai alfa menyebabkan hilangnya sama sekali RNA messenger (mRNA) untuk

sintesis rantai alfa. Delesi atau kelainan berat pada dua gen sedikit mengurangi mRNA, tanpa
gangguan atau disertai peenurunan ringan sintesis rantai. Gangguan produk rantai alfa mengenai
semua hemoglobin kecuali hemoglobin embrionik yang berasal dari yolk sac (karena rantainya
diatur secara khas dan terpisah). Pada precursor-prekursor sel darah merah yang mengalami
defisiensi berat rantai alfa, empat rantai gama mungkin menyatu sebagai suatu tetramer gama
dan menghasilkan hemoglobin barts. Demikian juga empat rantai beta dapat menyatu
membentuk suatu tetramer, menghasilkan suatu hemoglobin abnormal (hemoglobin H).
Talasemia Alfa
Setiap kromosom 16 memiliki dua gen globin alfa. Dengan denikian orang normal
memiliki empat gen alfa pada sepasang kromosom, yaitu 2 gen pada kromosom paternal (berasal
dari ayah). Talasemia alfa diklasifikasikan berdasarkan keluaran relatif gen-gen ini. Thalassemia
alfa banyak dijumpai pada penduduk Asia, terutama disebabkan karena adanya delesi (tidak
adanya) gen alfa. Delesi dapat terjadi pada 1 gen, 2 gen, 3 gen, atau 4 gen. banyaknya delesi gen
alfa menentukan derajat keparahan keadaan pasien. Penyebutan haplotype alfa 0 dan alfa+
menunjukkan tidak ada atau menurunnya produksi globin alfa di masing-masing kromosom.
Dengan demikian pada talasemia alfa0, satu kromosom memiliki dua gen inaktif.
Keadaan heterozigot adalah --/alfa alfa (sifat talasemia alfa o) dan keadaan homozigot adalah
--/-- , yang menyebabkan terbentuknya hemoglobin Barts sindrom hidrops fetalis, suatu
penyakit yang dapat menyebabkan kematian janin intra uterus pada pertengahan kehamilan
karena janin hanya dapat bertahan hidup dengan hemoglobin embrionik sampai trimester kedua.
Setelah rantai gama terbentuk, hemoglobin Barts (gama x4 ) berkembang dari semua rantai
gama yang tidak berpasangan. Hemoglobin ini memiliki afinitas oksigen yang sedemekian tinggi
sehingga walaupun darah mencapai jaringan, tidak ada oksigen yang dibebaskan dan janin
meninggal akibat anemia dan gagal jantung kongesti (hidrops fetalis).
Talasemia alfa memiliki satu gen aktif dan satu gen gen inaktif dan disebut alfa-. Keadaan
heterozigot untuk kondisi ini disebut alfa -/ alfa alfa, dan homozigotnya alfa -/ alfa -. Juga dapat
terjadi heterozigot kompleks alfao dan alfa+ (alfa-/--). Keadaan ini menimbulkan sindrom
penyakit hemoglobin H, yang menyebabkan anemia hemolitik yang serius, walaupun relative
lebih ringan (talasemia intermedia). Sel-sel dewasa memilliki 4 sampai 30% hemoglobin
H;eritropoiesis menjadi kurang efisien,dengan anemia yang cukup parah.
Heterozigot untuk talasemia alfa memiliki dua atau tiga gen rantai alfa yang berfungsi
dan tidak mengalami gejala klinis. Darah dewasa pada heterozigot talasemia alfatidak
mengandung hemoglobin H dan temuan hematologik ringan dan nonspesifik. Namun, sel-sel

darah merah tampak hipokrom dan mikrositik, yang mencerminkan gangguan sintesis
hemoglobin, dan morfologinya sangat mirip dengan yang dijumpai pada anemia defisiensi besi.
Jelaslah, karena para pasien ini tidak mengalami defisiensi besi, mereka tidak berespons terhadap
pemberian besi, dan diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan terhadap keluarga atau
uji sintesa alfa-beta yang lebih canggih.
Talasemia Beta
Thalassemia beta, yang biasanya dibedakan lagi dalam beta o dan beta+. Pada thalassemia
betaO rantai beta tidak ditemukan sama sekali, sedangkan pada talasemia beta + rantai beta
disintesa dalam jumlah kecil. Mekanisme terjadinya thalassemia beta masih kurang jelas
dibandingkan dengan terjadinya thalassemia alfa. Thalassemia yang beta heterozigot
mengakibatkan anemia ringan dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Dalam keadaan
homozigot terjadi anemia yang berat dan memerlukan transfuse darah. Pada thalassemia beta o
yang homozigot sama sekali tidak ditemukan adanya HbA, sedangkan pada thalassemia beta +
yang homozigot, HbA ditemukan dalam jumlah sedikit.
Patofisiologi
Patofisiologi Thalassemia Alfa
A. Patofisiologi thalassemia alfa
Alfa-globin adalah sebuah komponen (subunit) dari protein yang lebih besar yang
disebut hemoglobin, yang merupakan protein dalam sel darah merah yang membawa
oksigen ke sel dan jaringan di seluruh tubuh. Hemoglobin terdiri dari empat subunit: dua
subunit alfa-globin dan dua subunit jenis lain globin.
HBA1 (Hemoglobin, alfa 1) adalah gen yang memberikan instruksi untuk membuat
protein yang disebut alpha-globin. Protein ini juga diproduksi dari gen yang hampir identik
yang disebut HBA2 (Hemoglobin, alfa 2). Kedua gen globin alpha-terletak dekat bersamasama dalam sebuah wilayah kromosom 16 yang dikenal sebagai lokus globin alfa.

Gambar 3. Lokus globin

alfa

HBA1 dan HBA2 terletak di kromosom 16 lengan pendek di posisi 13.3. HBA1
terletak di gen pasangan basa 226.678 ke 227.519 sedangkan HBA 2 terletak di pasangan
basa 222.845 ke 223.708 .
Pada manusia normal terdapat 4 kopi gen alpha-globin yang terdapat masing-masing
2 pada kromosom 16. Gen-gen ini membuat komponen globin alpha pada hemoglobin orang
dewasa normal, yang disebut hemoglobin A. dan juga merupakan komponen dari
hemoglobin pada janin dan orang dewasa lainnya, yang disebut hemoglobin A2. Mutasi
yang terjadi pada gen alpha globin adalah delesi.

Delesi 1 gen : tidak ada dampak pada kesehatan, tetapi orang tersebut mewarisi gen

thalasemia, atau disebut juga Thalassaemia Carier/Trait


Delesi 2 gen : hanya berpengaruh sedikit pada kelinan fungsi darah
Delesi 3 gen : anemia berat, disebut juga Hemoglobin H (Hbh) disease
Delesi 4 gen : berakibat fatal pada bayi karena alpha globin tidak dihasilkan sama
sekali.

Gambar 4. Orang tua memiliki carier

Gambar diatas menunjukkan bahwa kedua orangtua merupakan carier/trait. Maka


anaknya 25% normal, 50% carier/trait, 25% mewarisi 2 gen yang termutasi (thalasemia mayor).
Risiko Apabila Gagal Mendiagnosis
Apabila wanita yang menderita trait talasemia meneruskan kehamilannya, dengan risiko
bahwa anak yang dilahirkan menderita kelainan genetik dan umurnya hanya sebentar.
Pencegahan Thalasemia :
Untuk mencegah terjadinya talasemia pada anak, pasangan yang akan menikah perlu
menjalani tes darah, baik untuk melihat nilai hemoglobinnya maupun melihat profil sel darah
merah dalam tubuhnya. Peluang untuk sembuh dari talasemia memang masih tergolong kecil
karena dipengaruhi kondisi fisik, ketersediaan donor dan biaya. Untuk bisa bertahan hidup,
penderita talasemia memerlukan perawatan yang rutin, seperti melakukan tranfusi darah teratur
untuk menjaga agar kadar Hb di dalam tubuhnya 12 gr/dL dan menjalani pemeriksaan ferritin
serum untuk memantau kadar zat besi di dalam tubuh.
Penderita talasemia juga diharuskan menghindari makanan yang diasinkan atau
diasamkan dan produk fermentasi yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh.

Kesimpulan
Thalassemia adalah gangguan pembuatan hemoglobin yang diturunkan. Thalassemia
ditemukan tersebar di seluruh ras di Mediterania, Timur Tengah, India sampai Asia Tenggara.
Thalassemia memiliki dua tipe utama berdasarkan rantai globin yang hilang pada hemoglobin
individu yaitu Thalassemia- dan thalassemia-, yang nantinya akan dibagi lagi menjadi
beberapa subtipe berdasarkan derajat mutasi (secara genetik) ataupun berat ringannya gejala.
Thalassemia diturunkan berdasarkan hukum Mendel, resesif atau ko-dominan. Heterozigot
biasanya tanpa gejala, sedangkan homozigot atau gabungan heterozigot gejalanya lebih berat dari
thalassemia dan . Konseling mengenai thalassemia sangat diperlukan untuk skrining dan
pemahaman terhadap penderita. Sampai saat ini, penderita thalassemia yang berat biasanya tidak
dapat bertahan hingga mencapai usia dewasa normal meskipun kemungkinan ini tidak tertutup
sama sekali.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai