Anda di halaman 1dari 6

2.

Penyakit Infeksi Adanya penyakit infeksi dapat menurunkan selera makan anak, kesulitan makan pada anak, mengurangi absorpsi zat-zat gizi di usus, meningkatkan kebutuhan zat-zat gizi, serta menghambat pembentukan otot dan lemak tubuh. Melalui masalah yang dihadapi tersebut, akhirnya penyakit infeksi mengakibatkan menurunnya status gizi anak atau anak yang mengalami kegagalan tumbuh berkaitan dengan menurunnya asupan zat gizi anak.

Pada anak yang status gizinya baik, mikroorganisme lebih sulit masuk ke jaringan tubuh untuk berkembang biak karena sistem imun anak akan bekerja sehingga anak tidak jatuh sakit. Meskipun anak sakit, biasanya anak akan cepat sembuh dalam waktu singkat. Hal yang berbeda ditemukan pada anak yang kurang gizi, biasanya lebih mudah terinfeksi dibandingkan dengan anak yang bergizi baik. Disamping itu, anak yang bergizi kurang menjadi lama sakit atau sukar sembuh disbanding anak yang begizi baik.

2.3

Konsumsi energi/Asupan nutrisi Seperti yang telah dijelaskan dalam konsep UNICEF, konsumsi makanan merupakan faktor yang langsung mempengaruhi status gizi anak. Energi merupakan zat gizi yang paling mempengaruhi berat badan seseorang. Nilai kalori yang terkandung dalam energi merupakan kontribusi dari karbohidrat, lemak, dan protein Kebutuhan energi untuk setiap individu dipengaruhi oleh beberapa komponen, yaitu metabolism dalam keadaan basal (rate basal metabolic), aktivitas, dan tambahan energi selama pencernaaan makanan (thermic effect of food). Disebutkan pula estimasi kebutuhan energi pada kelompok anak umur 1-1,9 tahun dengan berat 11 kg dengan tinggi 82 cm, kebutuhan energinya adalah 105 kkal/kgBB/hari, sedangkan kelompok umur 2-3,9 tahun dengan berat badan 14 kg dan tinggi badan 96 cm kebutuhan energinya 100 kkal/KgBB/hari.

2.4

Tingkat Pengetahuan Ibu

Salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan adalah pendidikan yang terlampau rendah. Dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya Tingkat pendidikan khususnya tingkat pendidikan ibu mempengaruhi derajat kesehatan karena unsur pendidikan ibu dapat berpengaruh pada kualitas pengasuhan anak. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari.9 Tingkat pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan tingkat pendidikan yang melandasi tingkat pendidikan menengah. Adapun tingkat pendidikan dasar adalah Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Adapun bentuk pendidikan menengah adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan tinggi merupakan tingkat pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan meningkatnya pendidikan kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan daya beli makanan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

2.5

Jumlah penghasilan keluarga Kemiskinan sebagai salah satu determinan sosial ekonomimerupakan penyebab gizi kurang yang pada umumnya mendudukiposisi pertama. Kemiskinan adalah merupakan suatukeadaan yang dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untukmemenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan,pakaian, tempat berteduh dan lain-lain. Salah satu akibat darikurangnya kesempatan kerja adalah rendahnya pendapatan 2

masyarakat.Tolok ukur yang umumnya digunakanuntuk penggolongan seseorang atau masyarakat dikatakan miskinadalah tingkat pendapatan.

Pendapatan merupakan nilai maksimal yang dapat dikonsumsioleh seseorang dalam satu periode dengan mengharapkan keadaanyang sama pada akhir periode seperti semula. Terdapat hubungan antara pendapatan dan keadaan status gizi.Hal itu karena tingkat pendapatan merupakan faktor yangmenentukan kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi.13 Kemampuan keluarga untuk membeli bahanmakanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatankeluarga. Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besarakan kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya terutama untukmemenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya. Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makan. Orang dengantingkat ekonomi rendah biasanya akan membelanjakan sebagian besarpendapatan untuk makanan, sedangkan orang dengan tingkat ekonomitinggi akan berkurang belanja untuk makanan. Hal ini akan berdampak terhadap status gizi balita yang padaumumnya akan menurun. 7

DAFTAR PUSTAKA

1. UNICEF. Tracking Progress on Child and Maternal Nutrition: A survival and development priority Undernutrition. Available at

http://www.childinfo.org/undernutrition.html. [Updated: 2009]. Accessed on 2nd October 2011.

2. Gross R, Kielmann A, Korte R, Schoeneberger H, Schultink. Pedoman untuk Survey Dasar Gizi di Masyarakat. Saemeo Tropmet. Jakarta. 2001. Hal 3. 3. World Health Organization. Child and Adolescent Health and Development. Available at http://www.who.int/child_adolescent_health/topics/prevention_care/child/nutrition/maln utrition/en/. [Updated: 2010]. Accessed on 3rd October 2011. 4. UNICEF. Global, regional, and national causes of child mortality in 2008: A systematic analysis, in The Lancet, vol. 375, no. 9730, 5 June 2010, pp. 1969-1987. Available at http://www.childinfo.org/undernutrition.html. [Updated: 2010]. Accessed on 2nd October 2011. 5. Bakti Husada. Riset kesehatan Dasar RISKESDAS 2010.Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. 2010. Halaman iii. 6. Puskesmas Tebet. Profil Puskesmas Kecamatan Tebet tahun 2011. Puskesmas Kecamatan Tebet. Jakarta. 2011. Hal 23-50. 7. Depkes RI Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktrorat Bina Gizi Masyarakat. Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang. Depkes RI, Jakarta, 1999. 8. Jahari AB. Antropometri Sebagai Indikator Status Gizi. Gizi Indonesia, Jakarta, 1998. 9. Irianto, Djoko dkk. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Penerbit Andi Yogyakarta. 2006. Hal 65-8. 10. Hammond, KA. Dietary and Clinical Assessment. In: Mahan, LK and Stump, SE. Krauses Food: Nutrition and Dietary Therapy. 11th edition. USA, Saunders, Pg 407431. 11. Hartriyanti, Y and Triyanti. Penilaian Status Gizi. In: Syafiw et al, eds. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Rajagrafindo Persada. 2007. Hal: 261-279. 12. Supariasa, Bakri ad Fajar I. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta. 2002.

LAMPIRAN

PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN Penggandaan Kuesioner Transportasi Kertas A4 Rp. 300.000,Rp. 200.000,Rp. 30.000,-

Tinta Printer Cenderamata Biaya tak terduga:

Rp. 200.000,Rp. 100.000,Rp. 300.000,Rp. 1.130.000,-

ORGANISASI PENELITIAN 1. Pembimbing dari Kedokteran Universitas Trisakti dr. Maskito A. Soerjoasmoro MS 2. Pembimbing Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan dr. Amnur R. Kayo, MKM 3. Penyusun dan Pelaksana Penelitian Rebecca Nuraini Sharkawi Nurul Aima binti Hussin Rizki Amalia Juwita

Jadwal Kegiatan Penelitian Tahapan Kegiatan A Perencanaan 1 Orientasi dan Identifikasi Masalah Waktu Dalam Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2 Pemilihan Topik 3 Penelurusan kepustakaan 4 Pembuatan Proposal 5 Konsultasi dengan pembimbing 6 Pembuatankuesioner 7 Presentasi Proposal B Pelaksanaan 1 Ujicoba kuesioner 2 Pengumpulan data dan Survei 3 Pengolahan data 4 Analisis data 5 Konsultasi dengan Pembimbing C Pelaporan Hasil 1 Penulisan laporan sementara 2 Diskusi 3 Presentasi hasil laporan sementara 4 Revisi Presentasi Hasil akhir 5 (puskesmas dan trisakti) 6 Penulisan laporan akhir

Anda mungkin juga menyukai