Relisa Maulidya
Besarnya penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang, dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan seseorang yang bijaksana yang mengandalkan informasi tersebut mungkin akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut
Langkah 2
Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertimbangan pendahuluan auditor tentang materialitas untuk seperangkat laporan keuangan tertentu
1.
Materialitas adalah Konsep yang Bersifat Relatif ketimbang Absolut 2. Dasar yang Diperlukan untuk Mengevaluasi Materialitas 3. Faktor faktor Kualitatif yang Juga Mempengaruhi Materialitas
Bagaimana Mengalokasikan materialitas awal ke dalam segmen-segmen audit selama tahap perencanaan?
Sebagian besar praktisi mengalokasikan materialitas ke akun akun neraca karena kebanyakan salah saji dalam laporan laba rugi memiliki pengaruh yang sama terhadap neraca akibat digunakannya sistem pembukuan double-entry.
Ketika auditor mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke saldo akun, materialitas yang dialokasikan ke saldo akun tertentu itu disebut dalam SAS 107 (AU 312) sebagai salah saji yang dapat ditoleransi (tolerable misstatement). Pada akhir audit, auditor harus menggabungkan semua salah saji aktual dan yang diestimasi, lalu membandingkannya dengan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas.
Perhitungan proyeksi langsung estimasi salah saji (direct projection estimate of misstatement) adalah : Salah saji bersih dalam sampel : Total sampel x Total nilai populasi yang tercatat = Proyeksi langsung estimasi salah saji
RISIKO
Auditor menangani risiko dalam merencanakan pengumpulan bukti audit terutama dengan menerapkan model risiko audit. Model ini bersumber dari literatur profesional dalam SAS 110 (AU 350) tentang sampling audit serta dalam SAS 107 (AU 312) tentang materialitas dan risiko.
Model risiko audit membantu auditor memutuskan seberapa banyak dan jenis bukti apa yang harus dikumpulkan dalam setiap siklusnya. Model ini biasanya dinyatakan sebagai berikut : PDR = AAR IR X CR Dimana: PDR = risiko deteksi yang direncanakan (planned detection risk) AAR = risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) IR = risiko inheren (inherent risk) CR = risiko pengendalian (control risk)
Faktor yang Mempengaruhi Risiko Penugasan dan juga Mempengaruhi Risiko Audit yang dapat Diterima
Derajat ketergantungan pemakai eksternal pada laporan keuangan. Kemungkinan bahwa klien akan mengalami kesulitan keuangan setelah laporan audit dikeluarkan Evaluasi auditor atas integritas manajemen
Sifat bisnis klien Hasil audit sebelumnya Penugasan awal versus penugasan berulang Pihak-pihak yang terkait Transaksi nonrutin Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun transaksi dengan tepat Unsur-unsur populasi Faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang curang Faktor-faktor yang berkaitan dengan misapropriasi aktiva
Umumnya auditor menangani risiko dengan cara mengubah keluasan pengujiab dan prosedur audit,termasuk menerapkan ketidakpastian dalam prosedur yang digunakan.
Tingkat ketergantungan para pengguna eksternal Kemungkinan kegagalan keuangan Integritas manajemen Sifat bisnis klien Hasila audit sebelumnya Kontrak kerja pertama atau kontrak kerja berlanjutan Pihak-pihak istimewa Transaksi tidak rutin
Penilaian yang diperlukan Penyusunan populasi Faktor-faktor yang terkait dengan salah saji yang disebabkan karena kecurangan dalam lapoeran keuangan Kerentanan asset terhadap terjadinya penyalahgunaan Efektivitas pengendalian internal Tingkat keyakinan yang direncanakan
Menghubungkan Salah Saji dan Risiko yang Dapat Diterima dengan Tujuan Audit Terkait Saldo