Kultur organisasi yang kuat merupakan alat untuk memahami cara atau segala
sesuatu yang dilakukan didalam organisasi dan memberikan stabilisasi bagi
sebuah organisasi, Tetapi bagi sebagian organisasi, kultur juga mampu sebagai hambatan untuk berubah, dalam bab ini, kita akan melihat bagaimana organisasi memiliki sebuah kultur dan bergantung pada kekuatannya, kultur dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku organisasi. Institusionalisasi : Pelopor Kultur Ide untuk memandang organisasi sebagai kultur- dimana terdapat sebuah system makna yang dimiliki bersama anggotanya adalah hal yang relative baru. Hingga pertengahan 1980-an. Organisasi dianggap sebagai sarana mengoordinasikan dan mengendalikan sekelompok orang. Dulu organisasi memiliki tingkatan vertical, berbagai departemen, hubungan kewenangan dan sebagainya, tetapi kini organisaSI mencerminkan juga keperibadian seseorang. Para ahli teori organisasi memandang penting kultur dalam kehidupan organisasi, dan menariknya asal usul kultur dapat ditelusuri kebelakang lebih dari 50 tahun lalu ke gagasan institusionalisasi.
Institusionalisasi beroperasi untuk menghasilkan pemahaman yang sama antar
anggota tentang apa yang semestinya, dan secara fundamental, perilaku yang bermakna. Jadi, suatu organisasi menghadapi kemapanan institusional, cara berperilaku yang dapat diterima menjadi sangat jelas bagi para anggotanya. Sebagaimana yang kita lihat, pada hakikatnya hal inilah yang dilakukan oleh kultur organisasi. Maka, pemahaman mengenai apa yang membentuk kultur sebuah organisasi dan bagaimana kultur tersebut diciptakan, dipertahankan, dan dipelajari akan meningkatkan kemampuan kita untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku orang ditempat kerja.
Apakah kultur Organisasi Itu?
Definisi Kultur organisasi mengacu pada sebuah system makna besama yang dianut oleh para anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lain. Ada tujuh hakikat yang merupakan karakteristik kultur organisasi : 1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko Sejauh mana karyawan didorong inovatif dan berani mengambil resiko
2. Perhatian pada hal-hal rinci
Sejauh mana karyawan diharapkan menjalani presisi, analisis, dan perhatian pada hal-hal detail. 3. Orientasi hasil Sejauh mana karyawan berfokus lebih pada hasil ketimbang teknik dan proses yang digunakan unntuk mencapai hasil tersebut. 4. Orientasi orang Sejauh mana keputusan managemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada dalam organisasi. 5. Orientasi tim Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja organisasi pada tim ketimbang pada individu-individu. 6. Keagresifan Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang bersantai. 7. Stabilitas Sejauh mana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan Kultur adalahh suatu istilah diskriptif