!U"USAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN IN#O"MATIKA #AKULTAS TEKNIK DAN KE!U"UAN UNI$E"SITAS PENDIDIKAN GANESHA %010
PERANG TIPAT-BANTAL
Pasek Tangkas, Pasek Bendesa dan Pasek 3aduh menu%u Khayangan Purusadha di desa Kapal dengan terlebih dahulu menu%u desa !yanyi untuk mengambil batu bata sebagai bahan untuk merestorasi candi tersebut Tidak di%elaskan bagaimana Ki Kebo )wa merestorasi candi tersebut Pada suatu saat ketika itu, desa Kapal mengalami paceklik panen yang mengakibatkan kekacauan dalam kehidupan masyarakatnya Risau atas keadaan ini kemudian Ki Kebo )wa memohon %alan keluar kepada $ang Pencipta dengan melakukan yoga semadhi di Khayangan Bhatara Purusada Tatkala melaksanakan yoga semadhi beliau mendapatkan sabdha dari $ang (yang $iwa Pasupati untuk melaksanakan Aci Rah Pengangon atau Aci Rare Angon dengan sarana menghaturkan tipat-bantal sebagai simbolisasi Purusha dan Predhana "sumber kehidupan# karena penyebab dari segala paceklik tersebut adalah ketiadaan sumber kehidupan tersebut Dalam sabdha ini pula diperoleh perintah agar masyarakat Kapal tidak men%ual Tipat karena Tipat adalah simbolisasi dari Predana&8nergi 9eminisme&)bu Pertiwi :Akhirnya dilaksanakanlah Aci Rah Pengangon di Desa Kapal sehinggga desa ini makmur dan tentram $etelah melaksanakan tugasnya maka kembalilah Patih Ki Kebo )wa menu%u menu%u purinya Ra%a Bali yaitu di Batu Anyar " sekarang dikenal dengan nama Bedulu #, sampai akhirnya kemudian Pulau Bali ditundukkan oleh Ma%apahit pada tahun )saka -.5/ atau tahun -1;1 Masehi Dari hal inilah kemudian berkembang tradisi Perang Tipat - Bantal ini di Desa Kapal "sekitar 555 tahun#, salah satu dari sekian banyak keari'an-keari'an masa lampau yang harus dihayati, di%aga dan dilestarikan sebagai sebuah tuntunan hidup untuk lebih menghormati alam dan kehidupan )ni adalah sebuah tradisi unik yang sangat langka dan mungkin satu-satunya di Bali, yang merupakan sebuah bentuk penghormatan terhadap energi semesta yang menciptakan kehidupan serta sebuah prosesi untuk melestarikan kelangsungan kehiduan itu sendiri dengan konsep men%aga ibu pertiwi & tanah yang merupakan wu%ud nyata penopang dan pemberi kehidupan bagi setiap makhluk di muka bumi ini Di tengah berbagai krisis global yang ter%adi, mulai dari isu pemanasan global sampai krisis pangan di berbagai belahan bumi, tradisi - tradisi seperti ini mungkin dapat membuka sedikit wawasan kita mengenai keari'an masa lampau sebagai bekal untuk melangkah menu%u kehidupan masa depan yang harmonis dengan semesta