Anda di halaman 1dari 75

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini pendidikan memegang peran yang sangat penting, karena pendidikan adalah salah satu faktor penentu kemajuan suatu Negara, dengan pendidikan yang baik suatu Negara menjadi maju, begitu pula sebaliknya. Secara harfiah, pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Bagi sebuah negara, pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan dan eksistensi negara tersebut karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Maka dari itu pendidikan patut diarahkan untuk menyiapkan lulusan yang mandiri, artinya tujuan pendidikan tidak lagi semata-mata penyesuaian diri, melainkan juga ditujukan kepada peningkatan kemampuan dan kemauan masyarakat menuju mutu kehidupan yang lebih baik, mampu berpikir ke masa depan, mempunyai keberanian untuk bertindak sesuai dengan apa yang dianggap perlu dan benar. Sekolah sebagai komponen Pendidikan Nasional senantiasa dituntut untuk menghasilkan SDM yang handal dan berkualitas. Sedangkan dalam hal itu tentunya tidak terlepas dari berbagai faktor-faktor penunjang tercapainya mutu pendidikan yang baik seperti yang diharapkan. Faktor yang tidak dapat dipungkiri adalah guru sebagai tenaga pengajar. Untuk itu tenaga kependidikan harus mampu menempatkan diri yang tepat sebagai seorang guru atau pendidik dan mampu menghadapi situasi yang ada, dan memiliki pengalaman yang luas tentang dunia pendidikan. Pembimbing juga mengarahkan siswa sehingga proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional dapat dilaksanakan dengan baik.
1

Universitas Pendidikan Ganesha ( UNDIKSHA) merupakan salah satu lembaga kependidikan yang mempunyai tujuan untuk menghasilkan tenaga kependidikan yang profesional dan mempunyai keempat kompetensi tersebut. Tenaga kependidikan yang profesional harus ditunjang oleh kualitas kompetensi lulusan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas mahasiswa sebagai calon guru adalah dengan menerapkan Program Pengenalan Lapangan (PPL). PPL (Program Pengenalan Lapangan) adalah muara dari program pendidikan yang merupakan ajang pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka mencetak guru yang profesional dan berkualitas sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan No 20 Tahun 2003. Program pengenalan lapangan, secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu Program pengenalan lapangan-Awal (PPL-Awal) dan Program Pengenalan Lapangan-Real (PPL-Real). PPL-Awal merupakan tahapan pertama dari rangkaian kegiatan PPL. PPL-Awal merupakan prasyarat agar dapat mengikuti pengajaran mikro. PPLAwal merupakan serangkaian kegiatan yang diprogramkan LPPL (Lembaga Pengembangan Pengalaman Lapangan) yang memungkinkan mahasiswa mengenal lingkungan fisik dan non fisik sekolah yang harus mereka pahami dan alami secara dini sebagai calon guru yang profesional. Kegiatan ini dilakukan melalui observasi, wawancara, diskusi-diskusi dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan (kecuali mengajar). Hal inilah yang mendasari penulis untuk membuat laporan ini, yang merupakan hasil observasi penulis di salah satu sekolah berstandar internasional (SBI) di Denpasar, yaitu SMA Negeri 4 Denpasar. Mengingat pentingnya pelaksanaan kegiatan PPL-Awal ini maka penulis sebagai mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha yang akan dididik menjadi calon guru yang profesional merasa perlu untuk melakukan kegiatan PPL-Awal sebagai suatu kegiatan untuk menambah pengalaman.
2

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada laporan PPL-Awal ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana keadaan lingkungan fisik dan non fisik SMA Negeri 4

Denpasar? 1.2.2 1.2.3 Bagaimana sikap dan pola tingkah laku siswa di SMA Negeri 4 Denpasar dalam mengikuti kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas? Bagaimana perencanaan dan pelaksanaan proses belajar mengajar di SMA Negeri 4 Denpasar?

1.3 Tujuan Secara umum tujuan dari pelaksanaan PPL-Awal dan penyusunan laporan ini adalah untuk: 1.3.1 1.3.2 1.3.3 Memperoleh informasi dan memahami unsur-unsur fisik dan non fisik yang ada di SMA Negeri 4 Denpasar. Untuk mengetahui dan memahami pola tingkah laku siswa di SMA Negeri 4 Denpasar. Memahami dan mengenal perencanaan dan pelaksanaan proses belajar mengajar di SMA Negeri 4 Denpasar.

BAB II KEGIATAN YANG DILAKUKAN SELAMA ORIENTASI

2.1 Kegiatan Yang Dirancang Sebelum melaksanakan PPL Awal, penulis terlebih dahulu menyusun suatu rancangan kegiatan yang berupa program kerja yang diatur sedemikian rupa agar kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan teratur, terarah dan lancar. Terdapat tiga tahap dalam kegiatan PPL-Awal antara lain: (1) tahap persiapan ; (2) tahap pengumpulan data yang dilakukan secara observasi; (3) tahap penyusunan laporan, adapun kegiatan yang penulis rancang dilakukan dari tanggal 18 30 Juli 2011 di SMA N 4 Denpasar. Untuk lebih jelas tiga tahapan tersebut akan dijelaskan secara rinci seperti di bawah ini:
2.1.1 Persiapan Awal

Penulis melaksanakan penjajagan awal ke SMA Negeri 4 Denpasar pada tanggal 8 Juli 2011 untuk menyampaikan maksud dan tujuan kepada kepala sekolah ( namun dalam hal ini diwakili oleh wakasek kurikulum), bahwa akan melaksanakan kegiatan PPL-Awal di SMA Negeri 4 Denpasar dengan membawa surat pengantar dan surat tugas.

Pada tanggal 18-19 Juli 2011, penulis bertemu dengan guru pembimbing yang telah ditentukan oleh wakasek kurikulum untuk melakukan konsultasi dengan guru pembimbing terkait dengan penyusunan Program Kerja PPL-Awal.

2.1.2 Pencarian dan Pengumpulan Data

Pencarian dan pengumpulan data ini penulis lakukan selama 2 minggu dari tanggal 18 Juli 2011 sampai dengan tanggal 30 Juli 2011. Adapun kegiatan-kegiatannya meliputi:

Tanggal 20-22 Juli 2011 penulis melakukan observasi tentang lingkungan fisik dan non fisik sekolah. Kegiatan pengamatan fisik penulis lakukan untuk mencari dan mengumpulkan data-data tentang keadaan fisik sekolah seperti jenis bangunan sekitar sekolah dan kondisi lingkungan sekolah. Sedangkan kegiatan pengamatan non fisik yang penulis lakukan adalah
a.

Mengamati keadaan guru, petugas Tata Usaha/staf pegawai, rasio jumlah siswa-guru dan pegawai yang ada di SMA Negeri 4 Denpasar.

b.
c.

Mengamati perangkat administrasi sekolah Mengamati dan mengenal kehidupan sosial budaya antar siswa, siswa dengan guru, siswa dengan pegawai, serta guru dengan pegawai.

d. Mengobservasi program kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler

yang dilaksanakan sekolah SMA Negeri 4 Denpasar.

Dari tanggal 23 Juli - 26 Juli 2011, kegiatan yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
-

Mengamati perencanaan/persiapan mengajar yang dilakukan oleh guru pembimbing dan guru model. Mengamati proses pembelajaran di dalam kelas yang meliputi kegiatan membuka pelajaran, masuk ke pelajaran inti, dan menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru pembimbing.

Mengamati proses belajar mengajar dari guru model sebagai pembanding proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru pembimbing.

Mengamati interaksi, pengelolaan kelas dalam proses belajar mengajar antara siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru.

Tanggal 27 Juli 2011 penulis mulai menyusun laporan secara bertahap sesuai dengan hasil temuan di lapangan serta tidak terlepas dari arahan guru pembimbing.
5

2.2 Cara Mengumpulkan Data Adapun beberapa metode yang dirancang penulis, sebagai berikut. Dalam melakukan kegiatan PPL Awal di SMA Negeri 4 Denpasar ini, penulis menggunakan beberapa metode untuk mengumpulkan data. Metode-metode tersebut antara lain: 2.2.1 Metode Observasi Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan atau terhadap objek yang akan diteliti atau diamati. Dalam metode ini penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap unsur fisik dan non fisik sekolah, pola sikap dan tingkah laku siswa, mengamati siswa di dalam maupun di luar kelas, 2.2.2 Metode Wawancara Metode wawancara dilakukan dengan menanyakan secara langsung kepada pihak sekolah, seperti guru, pegawai, maupun siswa yang bersangkutan guna untuk mendapatkan informasi yang diperlukan oleh penulis. 2.2.3 Metode Diskusi Metode ini dilakukan oleh penulis saat melakukan diskusi dengan guru pembimbing mengenai program kerja yang telah disusun serta melakukan diskusi mengenai silabus dan RPP. Selain melakukan diskusi dengan guru pembimbing, penulis juga melakukan diskusi dengan pihak-pihak lain yang terkait dalam pengumpulan data. 2.2.4 Metode Pustaka Metode pustaka adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat data dari buku-buku yang terkait yang dapat memberikan informasi secara tepat. melakukan pengamatan terhadap kegiatan mengajar di kelas, dan yang lain-lain

BAB III TEMUAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Temuan Selama Orientasi dan Observasi Dalam melaksanakan kegiatan orientasi dan observasi di SMA Negeri 4 Denpasar, diperoleh temuan antara lain mengenai lingkungan sekolah baik unsur fisik maupun non fisik, bagaimana berlangsungnya proses belajar-mengajar, serta pengenalan pola tingkah laku siswa di dalam maupun di luar kelas. Temuan selama orientasi dan observasi tersebut akan diuraikan lebih lanjut dan jelas dalam pembahasan berikut. 3.2 Pembahasan I. Unsur Fisik dan Non Fisik Sekolah 1. 2. Perumnas Monang Maning, Denpasar Barat 3.
4. 5.

Nama Sekolah Alamat

: SMA Negeri 4 Denpasar : Jln. Gunung Rinjani,

Status Sekolah Luas Tanah Jumlah Ruang Kelas

: Negeri : 8.200 m 2 : 25 ruang

kelas
6.

Ukuran Rerata Ruang Kelas : 72 m 2 Bangunan Lain Yang Ada


a. b. c. d.

7.

Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang Tata Usaha Ruang BK

luasnya luasnya luasnya luasnya

40 m2 81 m2 40 m2 20 m2
7

e. Ruang Perpustakaan f. Laboratorium Biologi g. Laboratorium Kimia h. Laboratorium Fisika i. j.

luasnya luasnya luasnya luasnya luasnya luasnya luasnya luasnya luasnya luasnya luasnya luasnya luasnya luasnya luasnya luasnya luasnya luasnya luasnya luasnya luasnya luasnya

120 m2 90 m2 90 m2 144 m2 63 m2 63 m2 63 m2 63 m2 120 m2 108 m2 81 m2 81 m2 208 m2 72 m2 20 m2 4 m2 27 m2 12 m2 192 m2 147 m2 300 m2 450 m2

Laboratorium Komputer Ruang Multimedia Ruang TRRC

k. Laboratorium ICT l.

m. Ruang Serbaguna (aula atas) n. Ruang Tabuh Dan Aula Bawah o. Ruang UKS p. Ruang OSIS q. Koperasi/ toko r. Parahyangan s. Tempat Suci lainya t. Pos Satpam u. WC Guru laki laki v. WC Guru perempuan w. WC Siswa laki x. WC Siswa Perempuan y. Tempat Parkir z. Gudang

8. Lapangan Olahraga (jenis dan ukuran) SMA Negeri 4 Denpasar memiliki lahan seluas 630 m
2

untuk

lapangan olah raga. SMA Negeri 4 Denpasar menggunakan lapangan olahraga bersama yang letaknya di antara SMA Negeri 4 Denpasar dan SMP Negeri 7 Denpasar. Lapangan tersebut juga sering digunakan oleh SMA PGRI 2 Denpasar dan SMP PGRI 1 Denpasar. Lapangan tersebut
8

terdiri dari tiga bagian, yaitu lapangan basket sebanyak dua buah dengan ukuran masing-masing 10 x 20m dan dua buah lapangan voli dengan ukuran 10 x 15m. 9. Lingkungan Sekolah a. Jenis bangunan yang ada di sekitar sekolah SMAN 4 Denpasar ini terletak di kawasan Perumnas Monang-maning, Denpasar Barat. Letak sekolah ini sangat strategis, karena di sekitar sekolah terdapat pe mukiman penduduk, Puskesmas Denpasar Barat IV, dan beberapa pasar swalayan. Sehingga, kemacetan bukan merupakan hal yang asing lagi di kawasan SMA Negeri 4 Denpasar, karena jalan Gunung Rinjani termasuk jalan yang sempit pada kawasan penduduk yang cukup padat. Kemacetan biasanya tidak dapat terelakkan saat jam pulang sekolah mengingat di wilayah sekitar SMA Negeri 4 Denpasar juga berdiri dua sekolah lain, yaitu SMA PGRI 2 Denpasar dan SMP Negeri 7 Denpasar. Pada saat musim hujan, kawasan Perumnas sering mengalami banjir sehingga sekolah ini pun rentan kebanjiran. Adapun batas-batas dari sekolah ini adalah sebagai berikut: Di sebelah utara : Puskesmas Denpasar Barat IV dan pemukiman penduduk. Di sebelah timur Di sebelah selatan Di sebelah barat : Pemukiman penduduk : Lapangan olahraga, SMP Negeri 7 Denpasar. : Pemukiman penduduk yang mulai berubah fungsi menjadi toko. b. Kondisi Lingkungan Sekolah Proses Belajar Mengajar (PBM) sangat didukung oleh kondisi lingkungan sekolah yang baik. Penataan bangunan sekolah yang baik telah memberikan kenyamanan kepada warga sekolah, ditambah
9

dengan adanya taman yang terawat yang memberikan kesejukan dan kesegaran. Keadaan Lingkungan sekolah semakin asri dengan adanya piket siswa yang rutin membersihkan lingkungan sekolah setiap pagi. Walaupun sekolah ini terletak di pinggir jalan yang cukup ramai, suara bising kendaraan sama sekali tidak menggangu kegiatan belajar mengajar, karena ruangan belajar siswa dibangun cukup ke dalam, dan jauh dari jalan raya. Selain itu letak SMA Negeri 4 Denpasar yang berdekatan dengan sekolah lain, yakni SMA PGRI 2 Denpasar dan SMP Negeri 7 Denpasar membuat suatu kondisi yang memunculkan suasana belajar yang baik. Dilihat dari bangunan gedung SMA N 4 Denpasar juga ditunjang oleh berbagai fasilitas seperti gedung perkantoran berdiri megah berlantai 3, gedung lainnya berlantai 1 dan 2 dengan kondisi baik dan bersih. 10. Gambar Denah Lingkungan Fisik Sekolah (terlampir) 11. Ruang Kelas SMA Negeri 4 Denpasar memiliki 23 ruang kelas yang luasnya rata-rata 72 m 2. Dimana kelas X berjumlah 8 (enam) kelas, kelas XI berjumlah 8 (delapan) kelas, dan kelas XII berjumlah 7 (delapan) kelas. Masing-masing kelas memiliki fasilitas yang lengkap dan memadai sehingga kegiatan belajar mengajar dan aktivitas-aktivitas lain yang masih ada hubungannya dengan kegiatan formal sekolah dapat berjalan dengan baik. Fasilitas-fasilitas yang tersedia di setiap kelas pada umumnya sama. Fasilitas ini ada yang secara rutin diberikan oleh pihak sekolah dan ada yang berasal dari dana mandiri kelas. Dana mandiri ini sering disebut uang kas kelas.

10

Fasilitas- fasilitas tersebut antara lain: a. Sebuah meja dan sebuah kursi untuk guru b. Meja dan kursi untuk siswa (jumlah masing-masing sesuai jumlah siswa) c. Whiteboard d. Spidol e. Penghapus papan f. Penggaris dan busur g. Papan absensi siswa h. Papan pengumuman siswa i. Kipas Angin j. Alat-alat kebersihan k. Almari l. Daftar jadwal piket siswa m. Daftar pelajaran siswa n. Struktur organisasi kelas o. Denah kelas p. Jurnal guru q. Buku absensi r. Foto Presiden dan Wakil Presiden s. Lambang Negara (Gambar Burung Garuda) t. Vas bunga dan taplak meja u. Pelangkiran v. Slogan-slogan kelas w. LCD x. CCTV y. Speaker Adapun manfaat dari beberapa fasilitas tersebut secara terperinci dijelaskan sebagai berikut:

11

- Meja dan kursi untuk guru digunakan sebagai tempat duduk bagi guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung. - Meja dan kursi untuk siswa, bermanfaat sebagai tempat duduk siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. - Whiteboard, spidol, penghapus, penggaris dan busur bermanfaat sebagai sarana bagi guru dalam proses belajar mengajar, yaitu sebagai tempat guru menulis hal-hal penting yang berkaitan dengan pelajaran yang dijelaskan kepada siswa. - Papan absensi siswa, digunakan untuk mencantumkan nama-nama siswa yang tidak hadir dalam pelajaran. - Papan pengumuman, digunakan oleh siswa untuk menulis pengumuman yang berkaitan dengan kegiatan di dalam kelas atau pun di luar kelas, seperti pengumuman pembayaran uang kas, jadwal ekstrakulikuler, ataupun pengumuman lainya. - Alat-alat kebersihan, bermanfaat untuk melakukan tugas piket membersihkan kelas ataupun sebelum proses belajsa berlangsung di pagi hari maupun setelah jam sekolah usai di siang harinya. - Daftar piket, berfungsi untuk mengingatkan siswa yang bertugas untuk membersihkan kelas setiap harinya. - Daftar jadwal pelajaran, berfungsi untuk mengingatkan siswa mengenai pelajaran-pelajaran yang akan diterima siswa setiap harinya. - Struktur organisasi kelas, digunakan untuk menggambarkan keorganisasian kelas yang berupa ketua kelas, wakil ketua kelas, bendahara dan sekretaris. - Denah kelas, berfungsi untuk mengetahui posisi tempat duduk siswa sekaligus dapat membantu guru dalam mengingat nama-nama siswa. - Jurnal guru, berfungsi untuk mengabsen guru dan mencatat pokokpokok bahasan yang diberikan pada hari yang bersangkutan.
12

- Buku absensi, berfungsi untuk mengabsen siswa dan pada akhir semester akan direkap oleh wali kelas bersama sekretaris kelas. - Taplak meja dan vas bunga yang disediakan siswa untuk memperindah ruang kelas.
- Pelangkiran, berfungsi sebagai sarana persembahyangan bagi

siswa yang beragama Hindu. - Slogan-slogan kelas, berfungsi untuk memotivasi siswa. - LCD, berfungsi untuk memudahkan guru menyajikan materi kepada siswa menggunakan media Power Point dsb. - CCTV, berfungsi untuk memantau kegiatan baik siswa maupun guru di dalam kelas dalam proses belajar mengajar. - Speaker, kelas. 12. Perpustakaan Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia, sehingga agar tidak tertinggal maka kita perlu menambah pengetahuan, salah satunya melaui buku. Dalam dunia pendidikan, buku terbukti berdaya guna dan bertepat guna sebagai salah satu sarana pendidikan dan sarana komunikasi, dalam kaitan inilah perpustakaan memegang peranan penting. SMA Negeri 4 Denpasar ini memiliki sebuah perpustakaan yang terletak di lantai 2 gedung utama. Perpustakaan dengan luas Ruangan 15 x 15 m2 ini, dibangun oleh pemerintah dan komite sekolah. Ruangan ini merupakan satu dari sekian ruangan yang ada di SMA Negeri 4 Denpasar yang telah berdiri pada bulan Oktober 1982. Bagi siswa, perpustakaan dimanfaatkan sebagai sumber informasi. Seringkali guru-guru memberikan pelajaran atau tugas yang bahannya
13

berfungsi

untuk

mempermudah

guru

dalam

menyampaikan pengumuman yang bersifat menyeluruh bagi seluruh

terdapat di perpustakaan. Disamping itu juga, siswa memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat menghabiskan waktu luang karena ditempat ini banyak terdapat bahan bacaan yang cukup menyegarkan. Bagi guru dan staff pegawai, perpustakaan dimanfaatkan sebagai tempat untuk melepas lelah setelah mengajar ataupun menunggu waktu mengajar dengan membaca koran maupun majalah. Perpustakaan ini sudah memiliki fasilitas yang memadai baik ditinjau dari jumlah dan jenis buku yang disediakan, fasilitas pendukung, pelayanan serta sistem administrasinya. Perpustakaan sebenarnya di sekolahsekolah harus ada, sudah tentu harus dilengkapi dengan pengurus yang SDMnya memadai. a. Adapun kepengurusan perputakaan di SMA N 4 Denpasar terdiri dari: 1. Ni Made Margiani,SE,S.Pd sebagai koordinator 2. Ketut Sulasmini, SE sebagai teknisi 3. I Kadek Agus Windu Adnyana.A.Md sebagai automasi 4. Luh Putu Wiryantini, SE sebagai automasi Petugas perpustakaan ini memiliki tugasnya masing-masing, antara lain: a) Koordinator 1. Mengkoordinir jalannya pelayanan perpustakaan 2. Membuat laporan bulanan kepada kepala sekolah 3. Merencanakan kegiatan yang berkelanjutan 4. Mengadakan koodinasi setiap akhir pekan bersama seluruh pengurus perpustakaan b) Petugas Teknis 1. Pengadaan yang berhubungan dengan perpustakaan 2. Mengklasifikasi
14

3. Mengatur katalog 4. Mengatur kelengkapan buku c) Petugas Operasional Komputer 1. Input Database 2. Layanan Komputerisasi 3. Layanan Telekonferensi 4. Layanan Audivisual Adapun struktur organisasi dari perpustakaan SMAN 4 Denpasar dapat digambarkan sebagai berikut:
KEPALA SEKOLAH Drs. I Wayan Rika, M. Pd

KOORDINATOR PERPUSTAKAAN Ni Made Margiani,SE,S.Pd

TEKNIS Ketut Sulasmini, SE

OTOMASI

I Kadek Agus Windu Adnyana.A.Md dan Luh Putu Wiryantini, SE Program Input Database Telekonfere nsi

Pengadaan Klasifikasi Katalog Kelengkap an

Gambar 1: Stuktur Organisasi Perpustakaan SMAN 4 Denpasar

15

b. Keadaan buku Buku-buku yang terdapat di perpustakan sekolah sudah tertata rapi sesuai dengan jenis dan judulnya masing-masing, dilihat dari jumlahnya juga sangat lengkap. Seluruh pengunjung perpustakaan dapat memilih buku berdasarkan jenisnya, dan sangat mudah untuk mencari buku yang diinginkan. Adapun keadaan buku yang di perpustakaan SMAN 4 Denpsar adalah sebagai berikut : Jumlah Buku yang terpajang
Referensi 000-099 (Karya Umum) 100-199 (Filsafat) 200-299 (Agama) 300-399 (Ilmu Sosial) 400-499 (Bahasa) 500-599 (Ilmu Murni) 600-699 (Teknologi) 700-799 (Kesenian) 800-899 (Sastra/Fiksi) 900-999 (Geografi/Sejarah)

: 701 ex : 347 ex : 232 ex : 450 ex : 916 ex : 990 ex : 1088 ex : 699 ex : 423 ex : 2848 ex : 627 ex : 5773 : 2848 : 4714 ex : 4714 ex

Total: 8621 ex Jumlah non fiksi Jumlah fiksi Buku Penunjang Total

Jumlah buku penunjang RSBI

16

Koleksi buku di perpustakaan SMA Negeri 4 Denpasar dapat dikategorikan menjadi: Buku Kesusastraaan Buku Kesenian Buku Geografi / Sejarah Buku Ilmu Murni Buku Bahasa Buku Ilmu Sosial Buku Agama Buku Filsafat Karya Umum Karya Fiksi Selain buku-buku yang disebutkan di atas, di perpustakaan SMA Negeri 4 Denpasar juga mempunyai 1 lemari khusus untuk tempat CD Interaktif dan kaset tape. Jumlah CD Interaktif yang terdapat di perpustakaan ini ada 568 keping dan jumlah kasetnya adalah 12 buah. Selain itu, perpustakaan ini juga menyediakan majalah-majalah dan surat kabar, antara lain: 1. Horison 2. Wiyata Mandala 3. Hai 4. Tell (Informasi Kehidupan kampus dan komunitas) 5. Citra 6. Ekspresi 7. Potensi 8. Wiguna (Widya Gunamertha) 9. Tani merdeka 10. UI (majalah Universitas Indonesia)
17

Jenis majalah

11. Potensi 12. Bijak 13. Weekender 14. Gemari (Majalah Keluarga Mandiri) 15. Lontar 16. UBAYA (Media Koomunikasi Universitas Surabaya) dan 17. M bizz. Jenis Surat Kabar 1. Kompas 2. Bali Post 3. Bola 4. Jawa Post 5. Koran Nusa 6. Jakarta Post Dari data di atas, bisa kita lihat bahwa buku-buku yang tersedia di perpustakaan sudah sangat lengkap dan memadai terutama bila ditinjau dari buku paket/buku penunjang yang dimiliki oleh perpustakaan. Ini juga berarti bahwa perpustakaan memegang peranan penting dalam menunjang kelancaran proses belajar mengajar (PBM) di kelas karena perpustakaan telah berhasil menyediakan berbagai buku yang sangat diperlukan oleh siswa dan guru. Sebagai contoh, setiap anak dapat meminjam buku pelajaran dari perpustakaan yang tentunya relevan dengan mata pelajaran yang mereka dapatkan, selain itu pula mereka dapat meminjam sendiri secara individual buku-buku yang mereka perlukan. Hal ini tentunya memberikan manfaat yang besar bagi para siswa. Siswa menjadi lebih mudah mencari buku-buku yang mereka perlukan tanpa harus mencari buku tersebut di luar. Selain itu siswa menjadi terbantu dalam hal keuangan. Buku-buku pedoman mengajar juga disediakan oleh perpustakaan. Hal ini bertujuan untuk membantu guru yang membutuhkan buku tersebut untuk kelancaran proses belajar mengajar. Perpustakaan juga
18

menyediakan buku-buku yang erat kaitannya dengan PBM selain buku pelajaran seperti ensiklopedi, kamus-kamus serta referensi lain yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Pada tahun ini rata-rata jumlah pengunjung perpustakaan yang semula di hitung setiap minggu menjadi setiap bulan. Adapun rata-rata jumlah pengunjung perpustakaan setiap Bulan adalah 812 orang.dan ratarata buku yang dipinjam per bulannya 311 eksemplar. (terlampir) Untuk memenuhi tuntutan dimana semakin banyak buku yang diperlukan untuk menunjang PBM, sekolah selalu berupaya untuk menambah buku-buku tersebut dengan beberapa cara seperti : 1. Membeli buku-buku yang diperlukan secara mandiri dengan menggunakan dana yang sudah dianggarkan. 2. Mengupayakan bantuan dari pemerintah daerah dan pusat. 3. Mengupayakan sumbangan dari siswa, donatur, alumnus serta dari instansi-instansi terkait. 4. Melalui Request pada buku request yang disediakan. Pemanfaatan perpustakaan dalam menunjang pembelajaran bagi siswa/guru sudah cukup baik. Rak-rak buku ditata dengan rapi, ruangan yang ber-AC serta adanya fasilitas seperti Komputer, internet, TV, VCD, tape recorder, loker penitipan barang, ruang baca lesehan dan referensi serta jenis buku yang bervariasi menjadi daya tarik tersendiri bagi perpustakaan SMA Negeri 4 Denpasar sehingga tercipta suasana yang menyenangkan, nyaman, dan tidak membosankan bagi pengunjung perpustakaan. 13. Laboratorium SMA Negeri 4 Denpasar memiliki 4 buah laboratorium yang terdiri dari 3 laboratorium IPA yaitu laboratorium fisika, kimia, dan biologi
19

serta sebuah laboratorium komputer. Masing-masing laboratorium tersebut dikelola oleh seorang petugas khusus yang sering disebut dengan laboran dan dikoordinatori oleh seorang guru dari mata pelajaran terkait. Adapun tugas pokok dari laboran tersebut, antara lain: 1. Menyiapkan alat-alat sebelum praktikum dimulai dibantu oleh kelompok siswa yang piket pada saat itu. 2. Ikut mengawasi siswa saat praktikum berlangsung dan membantu siswa apabila terjadi kekurangan alat atau bahan praktikum. 3. Menata kembali bahan dan alat setelah selesai kegiatan praktikum bersama siswa dan guru mata pelajaran terkait. 4. Mengatur jadwal kegiatan praktikum 5. Menjaga dan membersihkan alat-alat laboratorium. 6. Membuat laporan inventaris laboratorium yang menyangkut jumlah alat dan bahan, serta fasilitas laboratorium lainnya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan paparan dari masingmasing laboratorium tersebut. a) Laboratorium Fisika Laboratorium fisika yang dimiliki oleh SMA Negeri 4 Denpasar memiliki luas 84 m2, dikelola oleh seorang petugas khusus yang bernama I Wayan Sadia, S.Pd. dan I Made Sweca, S.T. (struktur organisasi terlampir). Adapun Tugas pokok dari laboran adalah : pada saat itu. laboratorium. Menjaga dan membersihkan alat-alat di Menyiapkan alat-alat sebelum praktikum dimulai dibantu oleh kelompok yang mendapatkan tugas piket

20

Bersama

dengan

guru

laboran

bertugas

mengawasi siswa saat praktikum berlangsung dan membantu siswa apabila terjadi kekurangan alat atau bahan praktikum. lainnya. Mengatur jadwal kegiatan praktikum. Menata kembali bahan dan alat setelah selesai Fasilitas yang ada di ruang laboratorium dilihat dari jenis dan jumlah alatnya sudah sangat memadai dan sepadan dengan jumlah kebutuhan siswa, walaupun dalam melakukan praktikum siswa harus berkelompok. Namun hal tersebut sama sekali tidak mengganggu kegiatan praktikum. Alat yang ada di laboratorium ini sudah memenuhi standar dengan kondisi alat yang baik karena ditata dengan baik dan rapi oleh petugas laboratorium. Sebelum ruang laboratorium fisika akan digunakan, petugas laboran, guru dan beberapa siswa akan menyiapkan alat-alat dan bahanbahan yang diperlukan untuk kegiatan praktikum. Kemudian alat dan bahan tersebut ditata dengan sebaik dan serapi mungkin sehingga siswa dapat dengan mudah menggunakannya. Terlebih dahulu seorang guru menjelaskan tujuan serta cara kerja secara umum kepada siswa untuk memperlancar kegiatan dan menghindari kesalahan saat praktikum berlangsung. Pada saat proses belajar mengajar dimulai guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok supaya kegiatan praktikum dapat berjalan secara efektif dan efisien mungkin. Pada saat praktikum berlangsung, siswa terlihat sangat antusias dan senang dalam mengikuti praktikum serta tetap memperhatikan tata tertib penggunaan laboratorium. Guru dan petugas laboran mengawasi dan mendampingi
21

Membuat laporan inventaris laboratorium yang

menyangkut jumlah alat dan bahan, serta fasilitas laboratorium

kegiatan praktikum.

siswa dalam melaksanakan praktikum. Apabila siswa yang mengalami kesulitan di dalam praktiknya guru dan petugas laboran dengan cepat mengatasi permasalahan tersebut. Usai praktikum, petugas laboran, guru dan beberapa siswa merapikan dan meletakkan kembali alat dan bahan yang digunakan ke tempatnya masing-masing dan meninggalkan laboratorium dengan tertib. Dalam usaha menambah alat dan bahan yang kurang serta rusak, laboran atau petugas laboratorium membuat daftar dan proposal yang akan diajukan kepada sekolah pada. Selanjutnya, sekolah akan menanggulangi fasilitas yang kurang tersebut dengan jalan membeli sendiri dengan biaya dari komite atau pun meminta bantuan kepada pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat. Struktur Organisasi lab fisika, denah, daftar inventaris alat serta bahan laboratorium fisika, jadwal praktikum, serta peraturan laboratorium terlampir dalam laporan ini. b) Laboratorium Kimia Laboratorium kimia dikelola oleh seorang petugas khusus/ laboran yang bernama Sayu Putu Resmini dan dikoordinatori oleh guru mata pelajaran terkait. (struktur organisasi terlampir). Adapun tugas pokok dari laboran : pada saat itu. laboratorium. Bersama dengan guru laboran bertugas mengawasi siswa saat praktikum berlangsung dan membantu siswa apabila terjadi kekurangan alat atau bahan praktikum. Menjaga dan membersihkan alat-alat di Menyiapkan alat-alat sebelum praktikum dimulai dibantu oleh kelompok yang mendapatkan tugas piket

22

lainnya.

Membuat laporan inventaris laboratorium yang

menyangkut jumlah alat dan bahan, serta fasilitas laboratorium Mengatur jadwal kegiatan praktikum. Menata kembali bahan dan alat setelah selesai Fasilitas yang ada di ruang laboratorium kimia dilihat dari jenis dan jumlah alatnya serta bahan yang tersedia cukup memadai dan sepadan dengan kebutuhan siswa. Ruang laboratorium kimia SMAN 4 Denpasar juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti LCD, Pendingin ruangan, kotak P3K, Beberapa petunjuk keselamatan dan kerja lab seperti, petunjuk penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan), penanganan limbah B3 dan nonB3, Petunjuk pengamanan bahan kimia. Dalam lab kimia juga dilengkapi dengan ruang laboran tempat menyimpan arsip dan ruang persiapan alat dan bahan. Ruang laboratorium sudah dimanfaatkan dengan baik oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Ruang laboratorium ini digunakan secara bergantian oleh kelas X, XI, dan XII dan sudah diatur sedemikian rupa ke dalam jadwal penggunaan laboratorium, sehingga tidak akan terjadi tabrakan waktu penggunaan laboratorium. Di samping itu untuk menghindari benturan waktu tersebut beberapa siswa yang bertugas untuk menyiapkan bahan (kelompok piket) wajib memberitahu laboran terlebih dahulu mengenai waktu serta alat dan bahan yang akan digunakan saat praktikum. Fasilitas laboratorium ditata sebaik mungkin agar siswa dapat dengan mudah mendapatkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum. Bahan yang agak berbahaya disimpan di tempat khusus misalnya zat-zat tertentu disimpan di ruang asam. Selain di laboratorium, praktikum juga dapat dilakukan di dalam kelas jika praktikum tersebut tidak menggunakan alat-alat yang berat, rumit dan tentunya tidak membahayakan. Jadi, alat-alat yang
23

kegiatan praktikum.

diperlukan dapat dibawa ke dalam kelas seizin laboran dan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Ketika ruang laboratorium akan digunakan, laboran, guru dan beberapa siswa yang bertugas untuk menyiapkan bahan (kelompok piket) akan menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang diperlukan. Kemudian alat dan bahan ditata sebaik mungkin agar siswa dapat dengan mudah menggunakannya saat praktikum. Setelah semua alat dan bahan telah siap, praktikum pun siap dilaksanakan. Namun, sebelum melaksanakan kegiatan praktikum, guru telebih dahulu menjelaskan tujuan serta cara kerja secara umum kepada siswa untuk memperlancar kegiatan dan menghindari kesalahan saat praktikum berlangsung. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok agar kegiatan praktikum dapat berjalan secara efektif dan efisien. Guru dan laboran tetap mengawasi dan mendampingi siswa dalam melaksanakan praktikum. Jika ada siswa yang mengalami kesulitan, guru dan laboran dengan cepat mengatasi permasalahan tersebut. Setelah praktikum usai, laboran, guru dan beberapa siswa merapikan dan meletakkan kembali alat-alat yang telah digunakan ke tempatnya masing-masing, lalu meninggalkan ruangan laboratorium dengan tertib. Upaya sekolah atau guru dalam menambah dan

menanggulangi fasilitas yang kurang adalah dengan jalan membeli sendiri dengan biaya dari komite atau pun meminta bantuan kepada pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat. Struktur Organisasi Laboratorium Kimia, Denah, Daftar Inventaris Alat Serta Bahan Laboratorium Kimia, Jadwal Praktikum, Tata Tertib Laboratorium, Standar Operasi Prosedur Pratikum, Jadwal Pembinaan Chemistry Club, terlampir dalam laporan ini. c) Laboratorium Biologi
24

Laboratorium biologi yang memiliki luas 108 m2 dikelola oleh seorang petugas khusus/ laboran yang bernama Gede Asnawa dan dikoordinatori oleh Dra Wahidah, MM. (Struktur organisasi terlampir). Adapun tugas pokok dari laboran tersebut adalah : Menyiapkan alat-alat sebelum praktikum dimulai dibantu oleh kelompok yang mendapatkan tugas piket pada saat itu. Menjaga dan membersihkan alat-alat di laboratorium. Bersama dengan guru laboran bertugas mengawasi siswa saat praktikum berlangsung dan membantu siswa apabila terjadi kekurangan alat atau bahan praktikum. Membuat laporan inventaris laboratorium yang menyangkut jumlah alat dan bahan, serta fasilitas laboratorium lainnya. Mengatur jadwal kegiatan praktikum. Menata kembali bahan dan alat setelah selesai kegiatan praktikum. Fasilitas yang ada di ruang laboratorium biologi dilihat dari jenis dan jumlah alatnya serta bahan yang tersedia cukup memadai, kesepadanan dengan siswa dan cara mengatur serta pengaturannya dibagi sesuai dengan kebutuhan siswa. Ruang laboratorium sudah dimanfaat dengan baik oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Ruang laboratorium ini digunakan secara bergantian oleh kelas X, XI, dan XII dan sudah diatur sedemikian rupa ke dalam jadwal penggunaan laboratorium, sehingga tidak akan terjadi tabrakan waktu penggunaan laboratorium. Di samping itu untuk menghindari benturan waktu tersebut beberapa siswa yang bertugas untuk menyiapkan bahan (kelompok piket) wajib memberitahu laboran terlebih dahulu mengenai waktu serta alat dan bahan yang akan digunakan saat praktikum. Fasilitas laboratorium ditata sebaik mungkin agar siswa

25

dapat dengan mudah mendapatkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum. Tidak hanya di laboratorium, terkadang praktikum dapat dilakukan di dalam kelas, apabila praktikum tersebut tidak menggunakan alat-alat yang berat, rumit dan tentunya tidak membahayakan. Bahkan terkadang beberapa praktikum dilakukan di luar kelas, misalnya kebun, seperti praktikum mengenai ekosistem, fotosintesis, ataupun praktikum lainnya yang berkaitan dengan lingkungan.. Sebelum ruang laboratorium akan digunakan, laboran, guru dan beberapa siswa yang bertugas (kelompok piket) untuk menyiapkan bahan akan menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan, dan ditata sebaik mungkin agar siswa dapat dengan mudah menggunakan alat atau bahan yang diperlukan saat praktikum. Setelah semua alat dan bahan telah siap, praktikum pun dilakukan. Namun sebelumnya guru telebih dahulu menjelaskan tujuan serta cara kerja secara umum kepada siswa untuk menghindari kesalahan saat praktikum berlangsung. Guru akan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok agar kegiatan praktikum dapat berjalan secara efektif dan efisien. Selama praktikum berlangsung, siswa terlihat sangat antusias dan senang melakukan praktikum. Meskipun demikian para siswa terlihat cukup taat terhadap tata tertib penggunaan laboratorium. Setelah praktikum usai, laboran, guru dan beberapa siswa merapikan, membersihkan dan meletakkan kembali alat-alat yang telah digunakan ke tempatnya masing-masing, dan mereka terlihat tertib meninggalkan ruangan laboratorium. Upaya sekolah atau guru dalam menambah dan atau menanggulangi fasilitas yang kurang adalah dengan jalan membeli sendiri dengan biaya dari komite atau pun meminta bantuan kepada pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat.
26

Struktur organisasi laboratorium biologi, denah, daftar inventaris alat serta bahan laboratorium biologi, dan jadwal praktikum terlampir dalam laporan ini. d) Laboratorium Komputer Laboratorium komputer dikelola oleh pengelola khusus/ laboran yang bernama Ni Komang Putri Bali Darini, S.Pd, dan dikoordinatori oleh Ida Bagus Gunantha Wira, S.Kom sebagai Koordinator Lab. serta Ida Bagus Ketut Astawa Udayana, S.Pd sebagai Koordinator IT. Adapun tugas pokok dari laboran tersebut meliputi : Menjaga dan membersihkan alat-alat di laboratorium. Bersama dengan guru laboran bertugas mengawasi siswa saat praktikum berlangsung dan membantu siswa apabila mengalami kesulitan. Membuat laporan inventaris laboratorium yang menyangkut jumlah alat dan bahan, serta fasilitas laboratorium lainnya Menata kembali bahan dan alat setelah selesai kegiatan praktikum bersama siswa dan guru mata pelajaran terkait. Mengatur jadwal kegiatan praktikum. Fasilitas yang ada di ruang laboratorium komputer dilihat dari jenis dan jumlah alatnya serta bahan yang tersedia cukup memadai. Ruang laboratorium sudah dimanfaat dengan baik oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Ruang laboratorium ini digunakan secara bergantian oleh kelas X, XI, dan XII dan sudah diatur sedemikian rupa ke dalam jadwal penggunaan laboratorium, sehingga tidak akan terjadi tabrakan waktu penggunaan laboratorium. Fasilitas laboratorium ditata sebaik mungkin agar siswa dapat dengan mudah dugunakan siswa, dan siswa merasa nyaman belajar di dalam laboratorium. Di laboratorium
27

komputer terdapat 21 komputer yang dapat digunakan. Sebuah komputer untuk guru dan 20 komputer untuk siswa, dimana dalam setiap praktikum satu unit komputer akan digunakan oleh dua siswa. (Fasilitas yang tersedia di Lab Komputer terlampir). Saat melaksanakan praktikum, satu unit komputer digunakan oleh 2 orang siswa secara bersama-sama. Namun hal tersebut sama sekali tidak mengganggu kegiatan praktikum atau proses belajar mengajar (PBM). Sedangkan ketika diadakan ujian praktik semua siswa akan bergiliran menggunakan komputer, sesuai dengan nomor absen siswa. Apabila ada fasilitas yang mengalami kerusakan, maka petugas laboratorium akan segera mendatanya dan mengajukan proposal penambahan fasilitas pada saat rapat akhir tahun yang merupakan program sekolah. Namun, bila peralatan yang rusak sangat mendesak keperluannya, maka akan segera dilaporkan dan proposal akan segera diajukan.Upaya sekolah dalam menambah dan menanggulangi fasilitas yang kurang adalah dengan jalan membeli sendiri dengan biaya dari komite, sumbangan dari orang tua siswa atau pun meminta bantuan kepada pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat. Tata tertib laboratorium komputer, struktur pengelola

laboratorium, serta jadwal praktikum terlampir dalam laporan ini 14. Ruang BK Tenaga BK yang ada di SMA Negeri 4 Denpasar berjumlah empat orang. Mereka biasa disebut guru BK. Guru BK di SMA Negeri 4 Denpasar terdiri dari dua orang laki-laki dan dua orang perempuan yang diantara tiga orang sudah berstatus PNS, yaitu : Drs. I Made Oka Susila, Dra. Made Rai Astuti dan Dra. Desak Made Darmawati, dan satu orang yang masih berstatus honorer, yaitu: I Gede Arta Wirawan, S.Pd.
28

Pemanfaatan ruang BK beserta fasilitas penunjang dalam menangani anak bermasalah dilakukan semaksimal mungkin. Mengingat bahwa ruang BK di SMA Negeri 4 Denpasar begitu sempit untuk menampung siswa yang sangat banyak. Semestinya ruang BK luas dan memiliki 3 ruangan, antara lain : ruang tamu, ruang registrasi dan ruang konseling. Namun kini, ruang BK memiliki kemungkinan untuk di pindahkan ke bekas ruang UKS yang saat ini sudah dibongkar, agar ruang BK menjadi luas dan cukup untuk menampung siswa yang terhitung cukup banyak. Namun disayangkan bahwa penilaian murid terhadap BK itu sendiri terbilang negatif dimana BK dicap sebagai ruang penghukuman bagi siswa-siswa yang bermasalah. Padahal BK itu sendiri juga memiliki peran untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa, atau dalam istilah kerennya adalah ruang curhat Bimbingan yang diberikan di ruang BK meliputi: (1) Bimbingan Pribadi, bimbingan ini diberikan kepada para siswa untuk membina sikap, kebiasaan, serta pengembangan wawasan dalam bertindak demi memantapkan kekuatan diri dan mengembangkannya untuk kegiatan yang kreatif, (2) Bimbingan Sosial, pada bimbingan ini siswa dituntut agar dapat memantapkan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat secara dinamis, kreatif dan produktif, (3) Bimbingan Belajar, bimbingan ini diberikan kepada siswa agar mampu memantapakan sikap dan kebiasaan belajar efektif dan efisien, serta disiplin belajar baik mandiri maupun kelompok, dan (4) Bimbingan Karier, ditujukan agar siswa mampu memantapkan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan, memantapkan orientasi dan informasi pada umumnya, khususnya karier yang hendak dikembangkan. Selain memberikan bimbingan-bimbingan, Guru BK juga memiliki tugas menangani para siswa yang bermasalah, baik dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas maupun dalam kegiatan yang dilakukan di luar
29

kelas. Apabila ada anak yang bermasalah baik itu masalah pribadi, masalah pergaulan dengan temannya, maupun masalah dengan orang tua, siswa dapat berkonsultasi kepada petugas BK. Kemudian petugas BK akan membantu dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada siswa agar dia lebih memahami masalah yang dihadapi serta memberikan solusi terbaik untuk memecahkan masalah yang dialami anak tersebut. Selain itu, guru BK juga bertugas memberikan dorongan dan motivasi pada seluruh siswa guna memperlancar proses belajar siswa. Sekarang guru BK diberikan tugas tambahan yakni memberikan materi Budi Pekerti di dalam kelas. Materi ini membutuhkan waktu 1 jam mata pelajaran setiap minggunya pada masing-masing kelas. SMA Negeri 4 Denpasar memiliki ruangan BK yang terdiri dari dua ruang, yakni ruang administrasi dan ruang konsultasi/konseling. Siswa yang berhalangan hadir mengikuti pelajaran wajib melapor kepada petugas BK baik secara langsung maupun melalui media telepon. Selain siswa yang berhalangan hadir, siswa yang memohon izin meninggalkan pelajaran, memasuki kelas karena datang terlambat, dan memohon dispensasi, juga wajib melapor kepada petugas BK dan melengkapi surat-surat yang diperlukan. Di samping itu, siswa juga dapat menceritakan masalah yang mereka miliki dan petugas BK akan memberikan solusi terbaik yang dapat mereka berikan. Masalah tersebut tidak hanya berhubungan dengan kenakalan siswa, tetapi juga masalah siswa berprestasi. Biasanya ruangan ini akan ramai dikunjungi siswa ketika menjelang masa-masa kelulusan, terutama dikunjungi oleh siswa-siswa kelas XII. Sebagian besar dari mereka mengonsultasikan masalah mengenai perguruan tinggi yang dapat mereka cari sesuai dengan nilai mereka. Dalam melaksanakan tugasnya BK juga berpegangan kepada berapa asas yaitu:

30

- Kerahasiaan - Kemandirian - Keterpaduan - Kesukaarelaan - Kegiatan - Keterbukaan Upaya sekolah atau petugas BK dalam mengadakan atau mengatasi fasilitas yang kurang adalah dengan bekerja sama dengan komite sekolah, Kepala Sekolah selaku penanggung jawab, wali murid, serta Tata Usaha, yang nantinya akan ditangani langsung oleh Wakil Kepala Sekolah bagian sarana dan prasarana yang saat ini dijabat oleh Dra. I.A. Nyoman Suwamini, M.Pd. Kekurangan-kekurangan sarana dan prasarana yang hingga saat ini didera oleh ruang BK antara lain : - Ruangan kurang luas, - Komputer dan laptop yang diberikan sekolah masing-masing hanya ada satu buah, - Tidak adanya media seperti TV dan LCD yang berguna dalam mendapatkan informasi-informasi tentang Perguruan Tinggi. - Hotspot yang terpancar di ruang BK itu sendiri sangat minim. Semestinya harus ada pemancar Hotspot tersendiri khusus untuk ruang BK yang dapat berguna dalam cepatnya guru BK tersebut mencari informasi-informasi baru tentang Perguruan Tinggi. - Kendala yang tak kalah penting yaitu tenaga guru yang ada di BK sangatlah sedikit, hanya ada empat orang. Padahal ratio untuk guru BK adalah 1 guru BK mengatasi 150 siswa, dan
31

siswa SMAN 4 Denpasar saat ini sudah mencapai lebih dari 800 siswa. Itu berarti bahwa setidaknya ada 5 tenaga guru di BK. Perangkat penunjang yang tersedia di ruang BK yaitu :

Komputer Printer Laptop Sofa Meja dan kursi Almari Pesawat telepon Jam dinding AC

: 1 unit : 1 unit : 1 unit : 1 set : 5 buah : 3 buah : 1 buah : 1 buah : 2 unit

Papan grafik keadaan siswa Bagan-bagan serta slogan-slogan yang terkait dengan bimbingan dan konseling.

Adapun struktur organisasi BK di SMA Negeri 4 denpasar adalah sebagai berikut:


KEPALA SEKOLAH

PEGAWAI

GURU

BK

WALI KELAS

32 SISWA

Gambar 2. Struktur Organisasi BK di SMA N 4 Denpasar

15. Ruangan-ruangan lain yang terdapat di SMA Negeri 4 Denpasar a) Ruang Serba Guna SMA Negeri 4 Denpasar memiliki sebuah ruangan serba guna yang terletak dilantai 3 gedung utama. Ruangan ini dapat menampung orang dalam jumlah yang cukup banyak sehingga sering digunakan sebagai tempat pertemuan antara guru dengan orang tua siswa, rapat orang tua siswa, pengarahan untuk para siswa serta digunakan sebagai tempat untuk menjamu tamu sekolah yang sedang mengadakan study banding. Fasilitas yang terdapat di ruangan ini antara lain kursi pertemuan, meja pertemuan, LCD, AC, layar gantung dan fasilitas pendukung lainnya. Pihak sekolah memberikan tanggung jawab kepada seorang petugas untuk merawat kebersihan ruangan ini. b) Ruang OSIS Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) merupakan organisasi kesiswaan yang terdapat di sekolah ini. Untuk mendukung dan melancarkan kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi ini, sekolah menyediakan satu ruangan untuk organisasi tersebut. Ruang OSIS SMA Negeri 4 Denpasar dikelola oleh pegurus OSIS di bawah bimbingan pembina OSIS.

33

Ruang OSIS yang terdapat di SMA Negeri 4 Denpasar memiliki luas 70 m2 . Ruangan ini dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan OSIS, misalnya rapat OSIS, pembuatan proposal, serta sebagai tempat melakukan pertemuan kecil guna mempersiapkan suatu kegiatan yang telah menjadi program kerja tahunan dari organisasi ini. Dalam hal ini OSIS kerap kali membantu sekolah dalam mengadakan kegiatan-kegiatan seperti HUT SMAN 4 Denpasar, Porjar, PSR dan beberapa kegiatan lainnya yang bersifat intern ataupun ekstern. Pada ruang OSIS juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang dapat menunjang segala kegiatan yang dilakukan. Fasilitas penunjang yang ada antara lain: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Sofa Komputer Printer Papan program kerja OSIS Papan Struktur Organisasi Dispenser Lemari Papan pengumuman Jam dinding Meja dan kursi untuk ketua OSIS Meja kerja OSIS beserta kasie Gambar Presiden Gambar wakil presiden Gambar Burung garuda Kipas Angin Nama Barang Jumlah 1 set 1 unit 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 set 15 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
34

16 17

Kursi plastic Loker Tabel 1. Fasilitas Ruang OSIS

15 buah 1 buah

Fasilitas tersebut dikelola dengan baik untuk menunjang kegiatan siswa serta sebagai sarana siswa belajar berorganisasi. Struktur organisasi OSIS dan Pembina OSIS terlampir dalam laporan ini. c) Ruang Kepala Sekolah Ruang Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Denpasar terletak di lantai satu gedung utama dan terletak di sebelah ruangan Tata Usaha. Ruangan ini memiliki luas 70 m2 dan berfungsi sebagai tempat Kepala Sekolah dalam kegiatannya sebagai pemimpin sekolah. Fasilitas yang terdapat di ruang kepala sekolah antara lain: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. d) 6 buah kursi tamu 1 buah meja tamu 1 buah meja untuk kepala sekolah 1 buah kursi untuk kepala sekolah 1 buah gambar presiden 1 buah gambar wakil presiden 1 buah gambar bkurung garuda 4 buah lemari 1 buah meja kerja 1 buah AC 1 buah papan acara Kepala Sekolah

Ruang Guru

35

Ruang guru yang memiliki luas 188 m2 digunakan oleh para guru untuk melaksanakan segala tugasnya termasuk persiapan mengajar ataupun mempersiapkan kegiatan yang bersangkutan dengan keorganisasian sekolah. Selain itu ruangan ini kerap kali digunakan untuk mengadakan rapat dewan guru. Di dalam ruangan ini biasa terlihat kesibukan guru-guru beserta para Wakil Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. SMA Negeri 4 Denpasar memiliki ruang guru yang tertata dengan rapi. Setiap guru mempunyai sebuah meja beserta kursinya. Di lihat dari segi penataan tempat duduknya, setiap guru dikelompokkan berdasarkan mata pelajaran yang diasuh, hal ini dimaksudkan agar setiap guru lebih mudah dalam berdiskusi dengan rekan kerjanya yang mengasuh mata pelajaran yang sama. Fasilitas yang terdapat di Ruang Guru antara lain pesawat telepon, TV, beberapa lemari untuk tempat menyimpan arsip dan terdapat meja dan kursi yang masing-masing berjumlah 68 buah untuk para guru dan masing-masing 4 buah meja dan kursi untuk Wakil Kepala Sekolah. e) Ruang TRRC Di SMA Negeri 4 Denpasar terdapat ruangan yang bernama TRRC yaitu Teacher Resources Room Center yang terletak di lantai II gedung utama SMA Negeri 4 Denpasar dan terletak di depan perpustakaan. Ruangan ini diperuntukkan khusus bagi guru guna menunjang kemampuan guru dalam menggunakan teknologi. Ruangan ini dilengkapi dengan beberapa unit komputer yang masing-masing unit komputer diperuntukkan untuk masing-masing guru mata pelajaran, sehingga segala data mengenai silabus, rancangan

36

pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahkan soal-soal ulangan yang dibuat oleh guru-guru di SMA Negeri 4 Denpasar tersimpan dalam komputer-komputer tersebut. Hal ini mengakibatkan tak seorang pun siswa diperbolehkan untuk menggunakan ruangan ini. Seluruh komputer di ruangan ini sudah tersambung dengan jaringan internet, sehingga para guru dapat dengan mudah mencari informasi atau bahan-bahan ajar di internet. Di ruangan ini juga terdapat suatu meja pertemuan yang besar, sehingga dengan melihat fasilitasnya yang terbilang cukup lengkap, maka ruangan TRRC ini kerap kali dijadikan tempat untuk berkumpulnya para guru-guru yang terlibat dalam MGMP untuk melakukan suatu rapat atau pun berdiskusi mengenai suatu bidang studi. f) Ruang Multimedia Ruangan ini terletak di lantai II gedung utama SMA Negeri 4 Denpasar, tepatnya di samping ruang TRRC. Ruangan ini digunakan sebagai ruangan audiovisual, dimana apabila dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu penampilan video, gambar ataupun sound maka ruangan ini layak untuk digunakan, karena ruangan ini dilengkapi dengan 20 unit komputer, sound system, LCD serta dilengkapi pula dengan 2 buah AC. g) Ruang UKS Ruang UKS adalah ruangan yang digunakan oleh sekolah untuk penanganan pertama jika ada siswa atau warga sekolah yang sakit pada jam sekolah. Ruangan ini terletak di sebelah timur ruang OSIS. UKS dikelola oleh para siswa yang mengikuti ekstrakurikuler PMR. Untuk pembersihan di ruang UKS dilakukan oleh piket 6K dari

37

siswa disetiap harinya. Adapun fasilitas yang disediakan di ruang UKS: No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Nama Barang Kasur pasien Bantal Selimut Kipas angin Meja Kursi Lemari kaca Lemari kayu Kotak P3K Alat pengukur berat badan Alat pengukur tinggi badan Buku pengobatan tradisional Buku Data Pasien Tabel 2. Fasilitas Ruang UKS Selain untuk memberikan pertolongan pertama, ruangan serta fasilitas yang ada di ruangan ini biasanya juga dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler PMR. Yang bertugas untuk menangani siswa sakit pun biasanya adalah anggota PMR dibantu oleh Pembina PMR. h) Ruang Tata Usaha sesuai dengan jadwal piket yang telah diatur sedemikian rupa dan tentunya Jumlah 2 buah 3 buah 3 buah 2 buah 4 buah 4 buah 1 buah 1 buah 4 kotak 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah

38

Ruangan Tata Usaha milik SMA Negeri 4 Denpasar terbagi atas 2 ruangan yaitu ruangan kepala TU dan ruangan pegawai TU. Ruangan TU berfungsi sebagai tempat untuk menangani urusan administrasi sekolah, seperti pembayaran uang komite, pembayaran SPP oleh siswa , surat-menyurat dan hal lainnya yang menyangkut dokumen serta administrasi. Ruangan ini tertata dengan sangat rapi sehingga membuat para petugas administrasi sekolah nyaman dalam bekerja. Selain itu ruangan ini juga ditunjang oleh berbagai fasilitas antara lain: No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nama Barang Papan pengumuman Papan keadaan guru dan pegawai Meja Meja computer Almari/rak Kursi Komputer Printer AC TV berwarna Mesin Riso Tabel 3. Fasilitas Ruang Tata Usaha i) Ruang Tabuh Untuk menunjang kegiatan siswa dalam bidang seni dan budaya, SMA Negeri 4 Denpasar memiliki sebuah ruangan tabuh yang
39

Jumlah 1 buah 4 buah 14 buah 9 buah 8 buah 14 buah 9 set 6 buah 1 unit 1 buah 1 unit

terletak di sebelah parhyangan. Ruangan ini dibatasi oleh pagar besi yang berfungsi sebagai alat pembatas sekaligus menjaga agar alat tabuh tersebut tidak hilang mengingat jumlahnya yang banyak serta mahal. Ruangan ini dikelola oleh seorang guru tabuh yang bernama I Gusti Agung Made Wisnawa, ST, M.M. Secara umum ruangan ini digunakan untuk latihan seni tabuh yang didapat pada saat kelas XI. Selain itu ruangan ini juga digunakan saat mengikuti ekstrakurikuler tabuh. Penggunaan ruangan ini telah diatur sedemikian rupa sehingga tidak ada terjadi benturan dalam penggunaannya. j) Ruang Sekretariat SBY (Sispala Bhuana Yasa) SMA Negeri 4 Denpasar menyediakan sebuah ruangan khusus yang dipergunakan sebagai ruang sekretariat Sispala Bhuana Yasa. Ruangan tersebut digunakan sebagai tempat untuk menyimpan alatalat bernilai jutaan rupiah yang biasa digunakan untuk kegiatan pecinta alam seperti tali carnmantle, carabiner, figure, harnest, webbing, tenda, terpal dan masih banyak lagi. k) Ruang Piala SMA Negeri 4 Denpasar memiliki tempat khusus untuk memajang semua piala yang telah diperoleh oleh warga sekolah, baik dari siswa maupun dari guru. Piala tersebut ditata dengan rapi dan ada beberapa piala yang diletakkan di dalam lemari kaca. Berbagai macam piala dari berbagai jenis kejuaraan terpajang di tempat ini baik itu dari bidang akademis maupun non akademis. l) Bale Bengong

40

Bale bengong terletak di sudut selatan sekolah. Bangunan ini merupakan salah satu tempat favorit siswa dan guru untuk dudukduduk santai pada jam-jam istirahat. Di tempat ini kerap kali terlihat beberapa siswa asyik memanfaatkan fasilitas internet (hotspot) yang disediakan oleh sekolah secara cuma-cuma. m) Toilet SMA Negeri 4 Denpasar memiliki 18 buah toilet yang tersebar di sekitar sekolah. Toilet ini terdiri atas 14 buah toilet siswa, 3 buah toilet guru, dan sebuah toilet kepala sekolah. Dilihat dari jumlah siswa, toilet di sekolah ini sudah mencukupi untuk kebutuhan siswa dalam pemakaian toilet. n) Pos Satpam Pos satpam terletak dekat dengan pintu gerbang sekolah dan lapangan upacara. Hal ini dimaksudkan agar satpam dengan mudah dapat melihat siapa saja Jadtika. Selain menjaga keamanan sekolah, satpam juga bertugas untuk menerima tamu yang hadir dan mengantar tamu tersebut ke ruang tamu atau lobi yang terletak di gedung kantor / gedung utama. Dalam hal ini tentunya para tamu yang hadir perlu melapor kepada satpam. Sehingga tidak jarang tamu seperti orang tua siswa yang ingin membawakan sesuatu atau ingin menyerahkan surat izin atau sakit, mereka harus melapor terlebih dahulu ke satpam sekolah. 16. Keadaan Guru dan Pegawai Sekolah yang keluar masuk sekolah. SMA N 4 Denpasar memiliki seorang satpam yang bernama I Nyoman Alit

41

a.

SMA Negeri 4 Denpasar memiliki 70 orang tenaga pengajar

dan 28 orang tenaga administrasi. Adapun rincian tenaga pengajar dan tenaga adminitrasi sebagai berikut: Rincian tenaga tetap dan tidak tetap: b.

1 orang Kepala Sekolah Tenaga pengajar tetap berjumlah 53 orang Tenaga pengajar tidak tetap berjumlah 17 orang Tenaga administrasi berjumlah 28 orang

Rasio jumlah siswa-guru, siswa-pegawai administrasi di SMA Rasio Jumlah Siswa - Guru Dari perhitungan rasio antara siswa dan guru di atas diperoleh kira-kira seorang guru berbanding dengan 12-13 orang siswa.

Negeri 4 Denpasar.

Rasio Jumlah Siswa - Petugas Administrasi Dari perhitungan rasio antara siswa dan petugas administrasi di atas diperoleh kira-kira seorang pegawai berbanding dengan 31-32 orang siswa.

c.

Pembagian tugas guru dan pegawai diatur oleh Kepala Sekolah Pembagian tugas guru dan pegawai SMAN 4 Denpasar diatur

oleh kepala sekolah bersama wakasek melalui Surat Keputusan (SK) tentang pembagian tugas. Pembagian tugas ini dilaksanakan sesuai kebutuhan kurikulum, dibagi oleh guru mata pelajaran sesuai dengan keahliannya masing-masing. Selain tugas mengajar, guru juga diberi tugas lain seperti menjadi pembina klub, ekstrakurikuler dan lain-lain. Untuk pembagian tugas pegawai diatur oleh Kepala Urusan TU, disesuaikan dengan kebutuhan tenaga dan keahliannya.
42

Pembagian tugas sini dilaksanakan sebaik mungkin agar semua tugas diemban oleh orang yang tepat. d. Beban mengajar guru Beban mengajar guru dilihat dari jumlah jam dan jumlah mata pelajaran yang diasuh rata-rata 24 jam tiap minggunya yang mana guru diwajibkan 12 jam mengajar di sekolah namun sisanya yang 12 jam lagi dapat dialokasikan di tempat lain, sesuai dengan syarat sertifikasi yang telah di atur pemerintah. Pembagian tugas mengajar pun disesuaikan dengan ijazah terakhir yang dimiliki guru, sehingga mata pelajaran yang diasuh sesuai dengan bidang yang dikuasai oleh guru. Selain beban mengajar, guru juga diberi tugas lain, yaitu menjadi wakasek, wali kelas, menjadi pembina OSIS, menjadi pembina ekstrakurikuler, menjadi pembina klub, menjadi koordinator lab, koordinator perpustakaan dan mengisi jam pelajaran kosong. Pembagian tugas ini dilakukan oleh wakasek, disesuaikan dengan kemampuan guru. (Daftar nama guru dan pegawai tetap ataupun honorer beserta tugasnya terlampir). e. Bagan Struktur Organisasi Sekolah serta Aliran Kerja Antar Petugas Struktur organisasi sekolah merupakan struktur yang menggambarkan aliran kerja antar petugas (terlampir). Adapun wewenang dan tugas yang ditangani adalah sebagai berikut. 1. Kepala sekolah sebagai pimpinan, penanggung jawab atas segala kebijakan sekolah. 2. Wakasek humas bertugas untuk membantu kepala sekolah dalam menjalankan hubungan dengan masyarakat sekitar.

43

3. Wakasek kurikulum bertugas untuk membantu kepala sekolah dalam urusan administrasi pendidikan seperti: penentuan jadwal belajar, penyusunan tugas guru, dan administrasi sekolah lainnya. 4. Wakasek kesiswaan bertugas dan bertanggung jawab dalam bidang pembinaan siswa, pembinaan tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar, dan ekstrakulikuler. 5. Wakasek sarana dan prasarana bertugas untuk membantu kepala sekolah dalam menangani fasilitas yang ada dan diperlukan di sekolah dan mengoordinir segala penggunaan fasilitas sekolah. 6. Wali kelas bertugas sebagai penanggung jawab kelas yang dipegang termasuk membimbing semua siswa di kelas tersebut. 7. Guru mata pelajaran bertugas untuk mengajar bidang studi yang dipegang dimasing-masing kelas. 8. Siswa sebagai peserta didik. 17. Keadaan Siswa
a.

Jumlah keseluruhan siswa SMA Negeri 4 Denpasar adalah 869

siswa yang terdiri dari 310 siswa kelas X, 294 siswa kelas XI dan 265 siswa kelas XII. KELAS JENIS KELAMIN Laki-laki 137 siswa 148 siswa 139 siswa 424 siswa Perempuan 173 siswa 146 siswa 126 siswa 445 siswa JUMLAH

X XI XII JUMLAH TOTAL

310 siswa 294 siswa 265 siswa 869 siswa

44

Tabel 4. Jumlah Siswa SMA N 4 Denpasar Sehingga untuk tahun ajaran 2011/2012 siswa SMA Negeri 4 sebanyak 869 siswa.
b. Sistem Penerimaan siswa baru di SMA Negeri 4 Denpasar untuk

Tahun ajaran 2011/2012 dilakukan melalui jalur TPA (Tes Potensi Akademik) dan jalur prestasi. Jalur prestasi ini didapat dari siswasiswa yang mendapat juara dalam lomba-lomba yang diadakan SMAN 4 Denpasar pada saat penyelenggaraan HUT, ataupun siswasiswa yang memperoleh prestasi di tingkat provinsi dan nasional.
c. Kualitas akademis siswa yang diterima baik. Hal ini dikarenakan

siswa-siswi yang melamar ke SMA Negeri 4 Denpasar merupakan siswa-siswi yang berasal dari SMP-SMP unggulan di Provinsi Bali. Selain itu kualitas akademis siswanya juga dapat dipertanggungjawabkan karena system penerimaan siswa baru hampir seratus persen menggunakan jalur tes d. Jumlah siswa pada tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 869 siswa, untuk siswa laki-laki sebanyak 424 orang dan siswa perempuan sebanyak 445 orang. Berikut ini adalah perincian jumlah siswa SMA Negeri 4 Denpasar dilihat dari jenis kelaminnya. KELAS PUTRA PUTRI X 137 173 XI 148 146 XII 139 126 TOTAL 424 445 Tabel 5 : Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin Perimbangan siswa di SMAN 4 Denpasar pada tahun ajaran 2011/2012 bisa dibilang seimbang antar laki-laki dan perempuan.

45

Karena perbedaan jumlah siswa laki-laki dan perempuan tidak terlalu besar. Penjurusan siswa dilakukan pada saat siswa naik ke kelas XI, yang mana jurusan tersebut terdiriatasi jurusan IPA dan IPS, sementara jurusan Bahasa tidak dibuka karena peminatnya yang sangat sedikit. Berikut ini adalah perincian jumlah siswa yang dilihat dari jurusannya. No X Kelas/Program L X-1 19 18 18 15 17 16 17 17 137 23 21 20 17 21 19 14 13 148 21 21 21 20 21 22 14 139 424 19 21 22 23 21 23 21 23 173 13 15 15 22 16 19 23 23 146 17 17 17 17 17 17 23 126 445 X-2 X-3 X-4 X-5 X-6 X-7 X-8 JUMLAH X XI XI-IPA-1 XI-IPA-2 XI-IPA-3 XI-IPA-4 XI-IPA-5 XI-IPA-6 XI-IPA-7 XI-IPS JUMLAH XI XII XII-IPA-1 XII-IPA-2 XII-IPA-3 XII-IPA-4 XII-IPA-5 XII-IPA-6 XII-IPS JUMLAH XII TOTAL Jenis Kelamin P 38 39 40 38 38 39 37 40 310 36 36 35 39 37 38 37 36 294 38 38 38 37 38 39 37 265 869
46

Jumlah

Tabel 6: Jumlah Siswa Berdasarkan Kelas dan Jurusan Saat masih di kelas X, dilakukan Tes Minat dan Bakat pada seluruh siswa kelas X. ini untuk mengetahui jurusan apa yang sebaiknya dipilih siswa, sesuai dengan minat dan bakatnya. Hasil ini dijadikan pertimbangan siswa dan orang tua dalam memilih jurusan. Namun pada akhirnya keputusan tetap berada di tangan orang tua dan siswa untuk memilih jurusan yang dikehendaki. Dalam rentang waktu 10 hari terakhir, peminat jurusan IPA jauh lebih banyak dari peminat jurusan IPS. Ini dikarekana siswa yang cenderung ingin melanjutkan ke universitas dengan jurusan IPA. Adanya ketidakseimbangan ini terlihat dari adanya kelas IPA sebanyak 7 kelas, sementara hanya ada 1 kelas IPS untuk kelas XI serta 6 kelas IPA dan 1 kelas IPS untuk kelas XII
e. Dilihat dari latar belakang ekonominya, secara umum siswa SMA

Negeri 4 Denpasar termasuk dalam ekonomi menengah keatas. Meskipun ada beberapa siswa yang kurang mampu. Hal ini dapat dilihat dari mata pencaharian orang tua siswa, yaitu di antaranya sebagai PNS, TNI/POLRI, wiraswasta dll.

18. Kegiatan Ekstrakurikuler


a. Untuk meningkatkan kreativitas yang dimiliki siswa dan agar bakat

yang siswa miliki dapat tersalurkan, maka di SMA Negeri 4 Denpasar diadakan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstakurikuler yang dimiliki SMA Negeri 4 Denpasar ini terbagi atas 2 kelompok yaitu ekstrakurikuler dan club bidang studi. Setiap siswa diwajibkan untuk mengikuti salah satu ekstrakurikuler tersebut. Sedangkan untuk club bidang studi tidak diwajibkan karena untuk mengikutinya harus lulus tes terlebih dahulu. Adapun dana untuk kegiatan ekstrakurikuler ini
47

diambil dari uang komite, serta iuran dari masing-masing siswa yang biasanya disebut sebagai kas. Jenis ekstrakurikuler yang diprogramkan oleh SMA Negeri 4 Denpasar dapat dilihat dalam tabel berikut: No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21 22 23

Jenis Ekstrakurikuler Basket Sepak Bola Bulu Tangkis Karate Seni Tari Catur Voli Tabuh Silat Renang Atletik Tenis Meja Taekwondo Pesantian Teater Blabar KSPAN PMR/UKS Pramuka Paskibraka KIRS KSR(Kelompok Seni Rupa) Jurnalistik Sispala Bhuana Yasa Vokal/Musik

Koordinator Gede Agus Yulyastra Drs. I Nyoman Gama Yohannes Drs. I Gst. Agung Alit Agung Ni Wayan Dewi Setiawati, S.Pd Drs. I Wyn. Gd. Budi Dharma Drs. I Ketut Kariana, M.Pd I Made Putra Wantara, S.Sn I Wayan Sadia I Made Bek Selamet Adnyana I Gede Pujiharsa, S.Pd Drs. I Made Budra I Wayan Sumada Gede Ngurah Eka Susila, S.Sn Ni Made Kartika Dewi, S. Pd Anak Agung Ketut Sujana Drs. Zeni Kurniawan Dra. Ni Wayan Sasih Artini I Gede Putra Pujiharsa, S.Pd Drs. I Dewa Ketut Sujana Gede Suarna, A.Ma. Pd I Nyoman Suarta, S. Pd I Made Sueca Drs.A.A Alit Sudarsana

24

Tabel 7. Jenis Ekstrakulikuler di SMA N 4 Denpasar

48

Jenis club bidang studi yang diprogramkan oleh SMA Negeri 4 Denpasar dapat dilihat dalam tabel berikut: No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Club Bidang Studi Matematika Fisika Kimia Biologi Komputer Bahasa Inggris Sosial Astronomi Bahasa Asing Bahasa Jerman Kebumian Koordinator Drs. I Nengah Suweca, M.M Drs. I Gst. Agung Alit Agung Ni Ketut Alit Pujiastiti, S.Pd A.A. Putu Suarningsih, S.Pd Ida Bagus Astawa Udayana, S. Pd Drs. I Nengah Kumpul Drs. I Dewa Ketut Sujana Drs. I Nyoman Murdana Drs. Zeny Kurniawan Naimah Prima Noviasmara I Made Sweca, ST.

Tabel 8. Jenis Club Bidang Studi di SMA N 4 Denpasar Setiap siswa bebas untuk memilih klub maupun ekstra yang ingin mereka ikuti sesuai dengan minat dan bakat mereka tanpa adanya paksaan. Dengan mengikuti ekstra dan klub diharapkan mereka mendapatkan banyak manfaat yang nantinya bisa mereka raih, dan menjaga keseimbangan prestasi akademik dengan non-akademik. Ada beberapa ekstra yang memiliki terlalu banyak anggota, misalnya KIRS dan KSPAN. Sementara ada beberapa ekstra lain yang anggotanya sedikit,seperti; seni lukis dan pasantian. Untuk sebaran siswa pada klub, bisa dibilang merata, antara klub satu dengan klub lain. Dalam pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler dan club ini dilaksanakan sore hari dan dialokasikan pada hari kamis, jumat atau sabtu disesuaikan dengan kondisi dan situasi. Hal ini dilakukan karena setiap senin, selasa, dan rabu seluruh siswa diwajibkan untuk mengikuti jam pelajaran tambahan di sore harinya.

49

Khusus untuk kegiatan club bidang studi dilakukan rutin setiap minggunya, namun apabila ada kegiatan lomba dan sebagainya maka frekuensi pembinaan akan diperbanyak. Selain oleh guru mata pelajran di SMA Negeri 4 Denpasar kegiatan pembinaan club ini juga kerap kali dilakukan oleh alumnus yang berprestasi di tahun-tahun sebelumnya. Di samping itu sekolah juga tidak segan-segan untuk mengundang narasumber luar yang kiranya dapat membantu agar kegiatan club ini dapat berjalan lancar. Baik pada kegiatan ekstrakurikuler maupun club bidang studi mengalami kendala di bagian sarana dan prasarana. Misalnya kendala tempat untuk kegiatan seperti sepak bola, mengingat sekolah tidak memiliki lapangan sepak bola. Ataupun kendala dalam alat-alat praktikum dan alat peraga yang terbilang masih kurang. Meskipun demikian tidak sedikit prestasi yang telah diukir oleh siswa dan siswi SMA Negeri 4 denpasar di kancah nasional maupun internasional. (terlampir) 19. Parahyangan/ Tempat Ibadah di SMA N 4 Denpasar Di SMA Negeri 4 Denpasar dibangun sebuah tempat ibadah bagi umat Hindu yakni Padmasana/ Parahyangan yang digunakan oleh siswa, guru maupun pegawai untuk melakukan persembahyangan sehari - hari ataupun pada hari-hari tertentu. Tempat ini telah dimanfaaatkan dengan sebaik-baiknya dalam proses persembahyangan maupun dalam proses pengembangan mental dan kepribadiaan siswa. Dimana, setiap pagi siswa mempunyai kesadaran sendiri untuk bersembahyang sebelum mengikuti pembelajaran. Selain itu diadakan pula persembahyangan bersama pada hari besar keagamaan seperti Purnama, Saraswati, Siwaratri dll. Pendidikan yang dapat disisipkan pada kegiatan ini adalah untuk mengaplikasikan pelajaran agama yang telah mereka peroleh di kelas.

50

Dalam berbagai macam kegiatan upacara-upacara keagamaan tertentu, biaya serta kelengkapan upacara diambil dari uang komite sekolah. Sedangkan mengenai tempat ibadah untuk umat agama lain selain Hindu, di SMA Negeri 4 Denpasar masih belum tersedia, namun tidak jauh dari sekolah terdapat sebuah Mushola bagi siswa yang beragama Muslim. Meskipun demikian para siswa, guru dan pegawai terlihat saling menghormati dan memberikan kesempatan satu sama lain untuk beribadah. 20. UKS, Kantin, dan Koperasi Sekolah a. UKS UKS dikelola oleh sekolah dengan memanfaatkan piket jaga dari siswa-siswa yang mengikuti ekstrakurikuler PMR. (Fasilitas UKS telah dijelaskan sebelumnya di nomor 15). b. Kantin Kantin SMA Negeri 4 Denpasar terletak di sebelah ruang fotokopi. Kantin tersebut dikelola oleh seorang guru yang bernama Drs. I Nyoman Gama yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh dua orang petugas kantin. Kantin ini menjual berbagai makanan yang dapat dikonsumsi oleh para siswa, guru, dan pegawai. Kantin tersebut cukup luas dan dilengkapi dengan fasilitas seperti meja panjang (8 buah), kursi plastik (67 buah), wastafel (3 buah), dan 2 tempat sampah besar. c. Koperasi Sekolah Di SMA Negeri 4 Denpasar terdapat sebuah koperasi yang terbagi menjadi dua bagian, yakni koperasi siswa dan koperasi pegawai dan guru. Koperasi siswa dikoordinatori oleh seorang pegawai dimana pada koperasi siswa disediakan alat-alat kebutuhan siswa (buku pelajaran, topi, nametag,

51

dll). Pendanaan koperasi siswa berasal dari dana komite. Sedangkan, untuk koperasi pegawai dan guru menyediakan kebutuhan pokok seharihari dan didanai oleh anggota koperasi tersebut. Koperasi pegawai dan guru ini juga menyediakan jasa simpan pinjam bagi para anggotanya. Koperasi guru ini sanagt menguntungkan bagi para guru dan sekaligus dapat mensejahterakan kehidupan para guru. 21. Pengelolaan pertamanan, kerindangan, dan kebersihan sekolah SMA Negeri 4 Denpasar memiliki taman yang tertata rapi dan asri. Selain terdapat taman disudut-sudut sekolah dan terdapat pula taman anggrek di area sekolah Pertamanan, kerindangan, dan kebersihan SMA Negeri 4 Denpasar secara khusus dikelola oleh 3 tukang kebun dan 3 cleaning service. Namun dari masing-masing kelas juga membentuk piket yang bertugas membersihkan lingkungan kelasnya masing-masing. Kegiatan pembersihan di kelas secara khusus dikoordinir oleh masing-masing ketua kelas. Selain piket kelas, masing-masing kelas juga diberikan kewajiban untuk membersihkan lingkungan sekolah termasuk kebun. Kegiatan pembersihan rutin dilakukan siswa mengajar dimulai. 22. Unsur Fisik dan Non-Fisik lainnya SMA Negeri 4 Denpasar memiliki fasilitas hotspot gratis bagi seluruh warga sekolah. Fasilitas ini sangat mendukung baik siswa maupun guru untuk mencari informasi dan menambah wawasan tentang ilmu pengetahuan yang dapat menunjang PBM di SMA Negeri 4 Denpasar. 23. Tuntutan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Setelah melakukan kegiatan orientasi di SMA Negeri 4 Denpasar dan dilihat dari data-data yang diperoleh maka sekolah ini telah lolos 15 menit sebelum proses belajar

52

dalam standar pelayanan minimal sekolah. Dilihat dari fasilitas baik itu sarana dan prasarana yang dimiliki SMA Negeri 4 Denpasar telah mencukupi kebutuhan siswa dan guru dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. II. Pengenalan Sikap dan Pola Tingkah Laku Siswa 2.1 Umum Di dalam menjaga situasi agar berjalan dengan aman, tertib, dan lancar, tentu dibutuhkan sebuah aturan ataupun tata tertib yang dapat mengatur hal tersebut. Begitu pula di SMA Negeri 4 Denpasar yang mana merupakan sekolah yang bertaraf internasional sehingga tata tertib dan aturan adalah pilar yang sangat penting dijadikan pedoman atau panutan untuk bertindak dan berperilaku guna terciptanya ketertiban dan keharmonisan dalam lingkungan sekolah. Di SMA Negeri 4 Denpasar terdapat beberapa tata tertib yaitu; tata tertib bagi siswa, dan tata tertib bagi guru dan pegawai (tata tertib terlampir). Seluruh warga sekolah tidak bisa berlaku seenaknya diluar tata tertib dan aturan yang ada, jika ada yang melanggar tata tertib tersebut maka sanksi telah menanti. Seluruh warga sekolah sekiranya selalu berusaha untuk sadar dalam bertindak sehingga tidak merugikan diri sendiri, keluarga, dan sekolah. Pihak sekolah tegas didalam menegakkan displin dalam kehidupan sekolah. Petugas BK sudah bekerja dengan optimal untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapi siswa, dan diselesaikan dengan baik melalui musyawarah maupun pendekatan. Bagi siswa yang bermasalah dengan kedisiplinan, sekolah tidak menegur dengan kekerasan, tetapi dengan metode ceramah yang mana memberikan siswa pengertian serta menasehati siswa tersebut, sehingga siswa menjadi mengerti dan tidak ada rasa dendam antara siswa dengan guru maupun dengan pegawai.
53

Dengan adanya tata tertib ini diharapkan dapat dijadikan pedoman baik oleh siswa, guru, ataupun pegawai dalam bertingkah laku selama menjalani aktivitasnya di sekolah. Kesan penulis tentang hubungan sosial antar civitas di SMA Negeri 4 Denpasar adalah sebagai berikut. Para guru, siswa, pegawai dan kepala sekolah di SMA N 4 Denpasar memiliki rasa persatuan yang kental, terlihat dari akrabnya antara seluruh civitas sekolah. Walaupun berasal dari berbagai daerah dan etnis tidak menjadikan mereka terpecah belah hal itu dikaranakan mereka memiliki rasa kekeluargaan, rasa saling memiliki, dan rasa saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya. Sehingga terciptalah suatu hubungan sosial yang serasi, selaras, dan seimbang baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Hubungan sosial siswa dengan siswa

Hubungan ini terlihat begitu akrab, terutama antar siswa yang sekelas. Tetapi tidak hanya dengan teman sekelas saja, dengan adanya kegiatan ektrakurikuler semakin meningkat kan rasa kekeluargaan siswa seperti para siswa tdak hanya mengenal teman sekelas saja tetapi juga mengenal teman yang berlainan kelas. Sehingga hubungan antara siswa kelas X, XI, dan XII terlihat cukup baik, keakraban antara kakak kelas dan adik kelas pun terjalin dengan baik. Hubungan sosial siswa dengan guru Hubungan ini pun terjalin dengan baik, hal ini sangat jelas terlihat pada saat siswa dan guru berpapasan, mereka saling menghormati satu sama lain dengan menyapa dan memberi salam. Siswapu sering berkumpul bersama guru untuk mendiskusikan suatu hal, baik menyangkut pelajaran maupun masalah yang sedang

54

dihadapi siswa. Namun, semua itu tidak terlepas dari etika, sopan santun, dan batasan-batasan antara siswa dengan guru. Hubungan sosial guru dengan guru Hubungan antar guru terkesan sangat akrab, rasa kekeluargaan yang terlihat begitu dominan. Mereka berkumpul terutama pada jam istirahat, mereka berbincang dengan penuh canda tawa sehingga hubungan mereka terlihat sangat harmonis. Selain itu, ada juga beberapa guru yang berdiskusi tentang materi atau permasalahan yang disampaikan oleh siswa di kelas. Hubungan sosial siswa, guru dan pegawai Hubungan antara siswa, guru dan pegawai juga terjalin dengan harmonis. Semua warga sekolah saling menjaga hubungan satu sama lain sehingga dapat menumbuhkan hubungan yang harmonisan di antara warga sekolah. Selain itu, mereka saling memerlukan, terutama menyangkut masalah administrasi sekolah yang berhubungan dengan pegawai sekolah. Hubungan sosial kepala sekolah dengan bawahannya Hubungan sosial antara kepala sekolah dengan bawahannya berjalan sesuai dengan statusnya. Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi sekaligus penanggung jawab sekolah sehingga sangat dihormati oleh seluruh warga sekolah. Kepemimpinan yang cakap dan bijak membuat sekolah semakin maju, sehingga disegani oleh seluruh warga sekolah. Secara garis besar, semua warga sekolah saling menghormati dan menghargai hak masingmasing. Sehingga terciptalah keharmonisan antar siswa, guru, pegawai dan kepala sekolah. Pembinaan dan pemeliharaan kultur kehidupan sekolah yang kondusif, tergantung atas tegas tidaknya seorang kepala sekolah di dalam memimpin. SMA Negeri 4 Denpasar memiliki seorang kepala sekolah yang sangat tegas dan bertanggungjawab, yang tidak segan-segan
55

memberi teguran terhadap guru, pegawai atau siswa yang melakukan kesalahan. Kepala Sekolah membina dan memelihara kultur kehidupan sekolah dengan bertindak sesuai alur kerja dan statusnya masingmasing. Kepala Sekolah selalu bertindak dengan penuh rasa tanggung jawab dan membina suasana keterbukaan antar seluruh warga sekolah sehingga lingkungan sekolah yang kondusif bisa terus terjaga dengan baik. 2.2 Kegiatan di Dalam Kelas 2.2.1 Membuka dan Menutup Pelajaran Seluruh siswa segera memasuki ruang belajar/kelas setelah bel tanda masuk berbunyi. Siswa memasuki kelasnya masingmasing dengan tertib. Petugas piket atau ketua kelas akan memimpin persembahyangan selama 5 menit. Siswa beribadah sesuai dengan keyakinan mereka masing-masing. Ketika guru memasuki ruang kelas, seluruh siswa duduk rapi dan mengucapkan salam Panganjali Umat kepada guru pengajar yang dipimpin oleh ketua kelas. Kemudian seluruh siswa mengeluarkan buku-buku mata pelajaran, buku catatan dan alat tulis yang akan digunakan untuk mencatat atau mengerjakan tugas tentang materi pelajaran yang akan disampaikan. Sebelum memulai pelajaran guru menanyakan kehadiran siswa. Kemudian, guru mengawali pelajaran dengan memberikan pertanyaan-pertanyan singkat baik secara lisan maupun tertulis, guna mengingat kembali pelajaran yang sudah disampaikan terdahulu sebelum menjelaskan materi berikutnya. Setelah guru yakin siswa memahami materi yang sebelumnya maka guru akan mulai menjelaskan materi selanjutnya .

56

Saat guru memulai pelajaran siswa mendengarkan penjelasan guru dengan baik. Guru pun terlihat antusias untuk mengajar. Diselasela pelajaran, guru pun melontarkan beberapa lelucon yang dapat mengurangi kepenatan siswa. Siswa mencatat hal-hal yang penting mengenai pelajaran serta merespon beberapa pertanyaan yang diajukan oleh guru. Pada saat guru akan mengakhiri pelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai pelajaran yang telah dijelaskan. Tidak jarang guru pun memberikan pekerjaan rumah kepada siswa. Setelah itu guru mengisi jurnal harian kelas kemudian mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan Parama Santhi. 2.2.2 Interaksi Belajar Mengajar Dalam proses belajar mengajar, siswa dituntut untuk berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Saat guru menyampaikan pelajaran, biasanya siswa memperhatikan dengan seksama materi pelajaran tersebut dan apabila terdapat hal-hal yang penting, maka siswa akan mencatatnya. Ketika guru memberikan suatu pertanyaan, sebagian besar siswa menaikkan tangan untuk menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh guru tersebut. Selain itu dilihat dari keberanian siswa di dalam mengajukan pertanyaan atau pendapat terhadap suatu permasalahan juga sudah tampak sangat baik. Namun dalam hal ini ada juga beberapa orang siswa yang tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran ini dan masih terlihat malu - malu. Untuk menanggulangi hal tersebut, guru akan lebih memotivasi siswa dengan jalan memberikan nilai tambahan bagi siswa-siswa yang mau aktif dalam kegiatan belajar di kelas, sehingga siswa-siswa pun akan mulai tertarik dan mau ikut aktif.

57

Pada saat proses belajar mengajar berlangsung seorang anak aktif didalam mengikuti pelajaran, terbukti dengan seringnya seorang siswa bertanya kepada guru apabila ada yang belum dimengerti pada saat belajar, ada pula siswa yang berpendapat atau mengacungkan tangan serta menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Ketika seorang guru memberikan soal latihan di kelas, seluruh siswa mencoba mengerjakannya. Selama 15 menit siswa mengerjakan, guru pun menunjuk siswa untuk maju kedepan menjawab soal latihan yang diberikan. Banyak siswa yang mengacungkan tangan, berlomba untuk ditunjuk oleh guru. Terlihat keberanian siswa di dalam bertanya, mengeluarkan pendapat, mengerjakan tugas di papan sangat tinggi. Namun, masih ada seorang siswa yang ragu-ragu atau tidak berani untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, maju kedepan. Interaksi yang terjadi antar siswa saat pembelajaran berlangsung sangat baik. Itu terlihat apabila guru memberikan tugas kelompok yang harus siswa kerjakan bersama. Selain itu interaksi antar siswa juga terjadi saat siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dimana siswa yang memiliki kemampuan lebih rendah bertanya kepada temannya yang memiliki kemampuan lebih tinggi, begitu pula bagi siswa yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi mau membantu temannya yang kesulitan. Interaksi yang terjadi antara guru dan siswa saat pembelajaran juga berlangsung sangat baik. Siswa tidak malu bertanya kepada guru apabila siswa mengalami kesulitan. Apabila salah satu dari siswa dan guru melakukan kesalahan atau mengalami kekeliruan dalam proses belajar mengajar maka antara siswa dan guru akan saling mengingatkan. Siswa akan mengingatkan kepada guru tanpa mengurangi rasa hormat, begitu pula guru akan menerima saran dan

58

kritik dari siswa. Hal ini yang menyebabkan terjadi keakraban antara siswa dan guru. Respon siswa dalam mengerjakan tugas/pekerjaan rumah sangat baik. Hal itu terlihat dari keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh keseriusan guru dalam memeriksa segala tugas/pekerjaan rumah yang diberikan. Pada saat mengikuti proses belajar mengajar tidak ada siswa yang berprilaku khusus yang dapat mengganggu kegiatan pembelajaran, hal ini disebabkan karena siswa pada umumnya sudah mengerti dan memahami aturan/tata tertib yang ada di sekolah ini. Selain itu dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar siswa wajib membawa fasilitas belajar seperti buku ajar, buku catatan, buku latihan dan fasilitas penunjang lain yang relevan. Jika ada siswa yang tidak membawa kelengkapan tersebut, guru biasanya memberi peringatan berupa teguran. Namun, agar proses belajarmengajar tetap berlangsung dengan baik, guru akan menyuruhnya bergabung dengan temannya yang lain. Interaksi anak dalam menanggapi pelajaran ternyata

dipengaruhi oleh guru penyaji dan waktu penyajiannya. Siswa akan cepat jenuh jika diajarkan oleh guru yang terlalu serius, namun semangat siswa akan bertambah saat guru yang mengajar penuh dengan rasa humor. Begitu pula mengenai waktu penyajian, dimana pada jam-jam akhir pelajaran semangat siswa agak menurun yang disebabkan oleh rasa ngantuk yang mulai menghadang. Hal ini biasanya terjadi pada siswa yang duduk di belakang. Suasana belajar mengajar di kelas akan menyenangkan bagi siswa apabila guru memberikan materi pelajaran dengan lebih humoris dan memberikan sedikit lelucon yang dapat membangkitkan semangat siswa.
59

2.2.3 Pengelolaan Kelas Posisi pengaturan tempat duduk siswa dalam proses belajar mengajar secara umum dibagi menjadi 7 deret ke samping dan 6 deret ke belakang. Posisi duduk siswa ditentukan dan diatur oleh masing-masing kelas sehingga mereka bisa lebih leluasa memilih tempat yang mereka sukai, tetapi secara umum penulis melihat kecenderungan barisan depan diisi oleh siswa putri dan barisan belakang diisi oleh siswa putra. Perbedaaan perilaku anak yang dikelola secara klasikal, kelompok, dan individual adalah untuk pengelolaan siswa secara klasikal dinilai lebih menginginkan perhatian siswa tertuju pada guru. Namun, pengelolaan ini dinilai kurang baik untuk tujuan evaluasi karena adanya kecenderungan siswa untuk menjadi malas mengerjakan tugas secara individu . Sedangkan siswa yang dikelola secara kelompok menjadikan kelas itu aktif di mana setiap siswa bisa berdiskusi secara leluasa dengan anggota kelompoknya. Biasanya di dalam suatu kelompok itu akan dibagi secara heterogen dimana di dalam suatu kelompok akan ada siswa yang pintar dan siswa yang kurang, disini diharapkan siswa yang pintar akan mengajarkan siswa yang kurang sehingga kelas yang dikelola secara kelompok akan memperoleh pemerataan kemampuan, dimana siswa bisa lebih berkembang. Siswa yang dikelola secara individual sebenarnya hanya baik bagi siswa yang pintar saja sedangkan siswa yang kurang akan tambah pasif dan cenderung tidak bisa mengikuti pelajaran secara optimal karena kecepatan guru dalam mengajar akan mengikuti siswa yang pintar, sehingga tidak terjadi pemerataan kemampuan.

60

Jika ada guru yang berhalangan hadir atau terlambat ke kelas, maka ketua kelas akan menanyakan perihal keterlambatan atau ketidakhadiran guru tersebut kepada guru piket di ruang guru. Jika guru yang bersangkutan berhalangan hadir maka ketua kelas akan menanyakan apakah guru tersebut menitipkan tugas untuk siswa. Selanjutnya jika memang ada tugas dari guru yang berhalangan hadir, maka ketua kelas akan menginformasikan kepada temantemannya untuk mengerjakan tugas tersebut. Sedangkan apabila guru tersebut tidak menitipkan tugas maka guru piket yang akan mengawasi kelas tersebut atau guru piket meminta bantuan kepada guru dari bidang studi yang sama untuk mengisi jika beliau tidak ada jam mengajar. Biasanya apabila siswa diberikan tugas oleh guru yang berhalangan hadir, maka tugas tersebut akan dikerjakan secara berkelompok atau dikerjakan di perpustakan sambil mencari bukubuku yang dapat mempermudah mereka dalam menyelesaikan tugasnya. Setelah siswa selesai mengerjakan tugas biasanya siswa pergi ke kantin atau ke koperasi dan ada juga yang bersantai sambil mengobrol-ngobrol di luar kelas. Sedangkan jika diawasi oleh guru piket, siswa lebih tertib dalam mengerjakan tugas dan siswa dilarang keluar kelas apabila belum waktunya untuk istirahat. Untuk siswa yang terlambat ke sekolah akan dikumpulkan terlebih dahulu di lapangan upacara dan pembina OSIS serta guru piket akan mencatat nama dan kelas dari siswa yang bersangkutan. Kemudian mereka akan mendapatkan pengarahan dari Wakasek Kesiswaan atau guru BK. Mereka juga akan diberikan peringatan dan akan dikenakan sangsi yakni melakukan pembersihan di areal sekolah yang diawasi oleh guru piket. Setelah selesai melakukan pembersihan, siswa diwajibkan untuk melapor ke ruang BK dan
61

setelah mendapatkan izin dari guru BK maupun Wakasek Kesiswaan, mereka diperkenankan untuk kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran. 2.3 Kegiatan di Luar Kelas Prilaku siswa di luar kelas pada saat usai pelajaran dan saat tidak ada kegiatan belajar mengajar
a. Kegiatan yang dilakukan siswa di luar kelas pada saat jam

istirahat dan saat tidak ada kegiatan belajar mengajar antara lain: mengunjungi perpustakaan untuk sekedar membaca buku atau koran, mencari buku, bahkan ada juga siswa yang memanfaatkan fasilitas hotspot untuk internet, mengunjungi kantin atau koperasi, dan duduk-duduk di depan kelas sambil mengobrol dan bercanda dengan teman sebaya mereka, serta ada pula siswa yang membuat tugas rumah mereka di dalam kelas, bahkan ada juga siswa yang memanfaatkan fasilitas hotspot untuk internet. Sedangkan sebagian lagi terlihat duduk-duduk disekitar kelas mereka sambil bercandan dan berbincang-bincang mengenai masalah kehidupan sehari-hari yang mereka alami. Siswa sangat memanfaatkan waktu istirahat ini untuk santai sejenak setelah jenuh di kelas dan menenangkan pikiran untuk menyiapkan diri dalam mengikuti pelajaran berikutnya.
b. Selama melakukan observasi, tidak ditemukan perilaku yang

ekstrim yang muncul dari siswa, semua terjalin dengan baik. Hubungan siswa dengan siswa yang lain di luar kelas cukup baik walaupun ada beberapa perselisihan tetapi masih dalam taraf kewajaran dan tidak mengganggu suasana sekolah yang kondusif.
c. Dan hubungan siswa dengan guru juga terjalin dengan baik,

siswa selalu hormat dengan guru walaupun di luar jam pelajaran.

62

Hal itu terlihat dari bagaimana siswa menyapa dan bertutur kata kepada guru.
d. Waktu istirahat dimanfaatkan dengan sangat baik oleh siswa,

sehingga waktu istirahat mereka yang hanya 15 menit menjadi efektif dan efisien. Jadi pada saat istirahat, para siswa melaksanakan kegiatan yang mereka anggap bermanfaat saja. Aktivitas petugas BK
a. Apabila ada siswa yang bermasalah baik di luar maupun di

dalam kelas maka penanganan yang dilakukan oleh guru BK terhadap perilaku anak yang bermasalah yaitu guru BK akan memanggil siswa tersebut, diberikan pengarahan, dan akan didekati secara halus untuk mengetahui kenapa siswa tersebut melakukan perilaku yang kurang baik. Tetapi apabila perilaku siswa melewati batas maka guru BK akan berkonsultasi dengan orang tua siswa dalam menyelesaikan masalah siswa tersebut.
b. Selain menangani siswa yang bermasalah

guru BK juga

memiliki tugas yaitu memotivasi anak dalam belajar dan pengembangan karier. Usaha yang dilakukan BK untuk memotivasi anak dalam belajar dan pengembangan karier adalah dilihat dari segi akademis (nilai raport), jika menunjukan di bawah SKBM yang dituntut maka petugas BK akan memanggil anak bersangkutan untuk dimotivasi agar semangat belajar dan meningkatkan nilai akademisnya, sekaligus diberikan motivasi yang jelas mengenai karier, kemana tujuan siswa setelah lulus SMA dan melanjutkan sesuai minat, bakat, dan prestasi siswa. c. Hubungan guru BK dan orang tua siswa terjalin dengan baik dimana bila ada siswa yang perilakunya melewati batas maka guru BK akan berkonsultasi dengan orang tua siswa dalam menyelesaikan masalah siswa tersebut.
63

III. PERMASALAHAN Selama mengikuti PPL di SMA Negeri 4 Denpasar,dari hasil wawancara, diskusi, dan terlibat langsung di dalam proses belajar mengajar di kelas ditemukan kelebihan yang dimiliki oleh sekolah ini yakni SMA Negeri 4 Denpasar sebagai sebuah sekolah yang bertaraf Internasional. Dapat dilihat ketika hari yang telah ditentukan, setiap warga sekolah diwajibkan untuk menggunakan Bahasa Inggris. Tentunya hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas siswa guna mempercepat proses belajar-mengajar dan juga mempercepat penyerapan materi pembelajaran. Baik guru, siswa, maupun petugas lainnya juga ikut berperan serta dalam berlangsungnya kegiatan tersebut. Selain kelebihan yang dimiliki penulis juga menemukan permasalahan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di kelas, yaitu sebagai berikut:
-

Permasalahannya terletak pada kesiapan dan kemauan guru yang masih kurang untuk menambah ilmu pengetahuan dan mencoba untuk menggunakan bahasa Inggris didalam proses pembelajaran, padahal yang kita ketahui SMA Negeri 4 Denpasar merupakan sekolah bertaraf internasional.

Permasalahan terletak pada kemampuan seorang guru didalam menghidupkan suasana belajar di kelas sehingga materi yang disampaikan dapat diterima baik oleh siswa.

Pada saat proses pembelajaran di kelas berlangsung guru enggan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang tersedia di sekolah seperti LCD di setiap kelas, ruang laboratorium yang memiliki fasilitas yang lengkap, maupun ruang multimedia didalam proses belajar mengajar.

IV. PENGENALAN PEMBELAJARAN I. INFORMASI UMUM


64

Guru Pamong a) Nama b) Mata Pelajaran : Drs. I Wayan Gede Budi Dharma : Matematika

c) Materi yang diajarkan : Eksponen, Bentuk akar, Logaritma d) Kelas


e) Waktu

:X4 : 2 jam pelajaran (@45 menit)

Disamping menunjuk guru pamong / pembimbing sebagai narasumber, penulis juga mengamati proses belajar mengajar di kelas dengan 3 (tiga) guru model, yaitu:
1) Nama

: Drs. I Gusti Made Warsana : Bahasa Inggris : : XII IPA 1 : 2 jam pelajaran (@45 menit) : Mendung Slamet Budiono, S.Pd : Matematika : Integral : XII IPA 1 :2 jam pelajaran (@45 menit) : Ni Komang Putri Bali Darini : Matematika
65

Mata Pelajaran Materi yang diajarkan Kelas Waktu


2) Nama

Mata Pelajaran Materi yang diajarkan Kelas Waktu


3) Nama

Mata Pelajaran

Materi yang diajarkan Kelas Waktu

: Persamaan Kuadrat : X3 : 2 jam pelajaran (@45 menit)

II. PERENCANAAN PEMBELAJARAN Sebelum mempersiapkan memulai rencana proses pembelajaran Dalam seorang guru harus rencana

pengajaran.

mempersiapkan

pengajaran tersebut ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan. a) Menganalisis Materi Pelajaran Dalam menganalisis materi pelajaran atau pengembangan materi, guru selalu berpedoman pada GBPP dan kurikulum serta pokokpokok sumber pengajaran yang berisi materi yang harus diajarkan, ruang lingkup serta bahan kajian pengayaan. Menganalisis materi pelajaran dilakukan dengan cara menentukan alokasi waktu yang efektif yang dibagi dalam masing-masing kompetensi atau pokok bahasan yang akan diajarkan, kemudian dijabarkan juga butir-butir pembelajaran dan tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran tersebut, media yang digunakan serta cara atau metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Untuk mengembangkan materi yang ada biasanya narasumber mencari informasi pada berbagai buku, jurnal, dan internet sehingga diharapkan akan selalu relevan.
b)

Menyusun Program Tahunan, Semesteran dan Harian Di dalam menyusun program tahunan, semesteran, dan harian,

ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh narasumber, yaitu: Mengacu pada kurikulum

66

Memahami dan mempelajari kalender pendididikan, Menggolongkan suatu materi apakah termasuk materi yang esensial, padat, dan sebagainya sehingga memudahkan untuk memperkirakan alokasi waktu yang diperlukan untuk menuntaskan materi tersebut, dan Menyediakan waktu cadangan sebagai antisipasi apabila nara sumber tidak bisa mengajar sesuai rencana, karena alasan tertentu yang tidak terduga.
c)

Menyusun Silabus. Di dalam menyusun bahan ajar atau silabus seorang guru juga

harus berpedoman pada GBPP dan kalender pendidikan diberikan oleh wakasek kurikulum. Adapun hal-hal yang dilakukan dalam penyusunan silabus adalah sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Identifikasi Pengurutan standar kompetensi dan kompetensi dasar Penentuan materi pokok dan uraian materi pokok Pemilihan pengalaman belajar Penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator Penjabaran indikator ke dalam Instrumen Penilaian/evaluasi Penjabaran tentang alokasi waktu sehingga lebih efektif Penjabaran tentang sumber/alat/bahan pengajaran Silabus disusun oleh masing-masing guru mata pelajaran yang berguna untuk mempermudah guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas dan materi pelajaran pun akan lebih terarah serta materi pelajaran akan tuntas tepat pada waktunya. Di dalam menyusun sebuah silabus seorang guru selalu menyesuaikan dengan kurikulum terbaru agar sesuai dengan standar nasional dunia pendidikan. Guru pun bisa melakukan pengembangan tentang pelaksanaan pembelajaran sehingga waktu pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kalender akademik yang dibuat.
67

Apabila silabus ini telah dibuat, maka Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dibuat. (Silabus, RPP, Program Tahunan, Program Bulanan, Program Harian, Kalender Pendidikan terlampir dalam laporan ini) Di samping itu, perencanaan program pembelajaran yang dibuat dalam bentuk silabus dan RPP merupakan hal yang sangat penting untuk guru/narasumber, sehingga lebih siap di dalam proses pembelajaran. (Silabus dan RPP terlampir).
III.

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

3.1 Membuka Pelajaran a. Selama penulis melakukan pengamatan mengenai pembelajaran di kelas, baik itu mengamati guru pamong maupun guru model, strategi yang digunakan dalam membuka pelajaran hampir sama yaitu guru model maupun guru pamong terlebih dahulu memaparkan secara umum materi yang akan diajarkan kepada siswa dan apabila pada pertemuan sebelumnya sudah dijelaskan beberapa materi ajar, guru akan mengulas kembali materi pelajaran yang lalu dengan metode tanya jawab, dimana dalam hal ini guru memberikan beberapa pertanyaan berupa soal-soal singkat kepada siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan soal tersebut. Hal ini dilakukan agar siswa dapat mengingat kembali pelajaran yang telah diberikan sebelumnya dan mampu berkomentar bila ada hal-hal yang salah atau pun yang belum dimengerti sehingga siswa benar- benar memahami materi sebelumnya.
b. Setelah itu barulah guru melanjutkan pelajaran dengan

memberikan pokok-pokok dasar pelajaran yang berikutnya. Biasanya guru mengalokasikan waktu untuk membuka pelajaran

68

sampai

dengan

penyampaian

pokok-pokok

dasar

materi

pelajaran adalah sekitar 15 menit saja.


c. Alat bantu yang digunakan pada saat melaksanakan proses

belajar mengajar di kelas adalah buku paket yang sudah sesuai dengan Di dalam membuka pelajaran, guru menyediakan waktu sekitar 10-15 menit, sebelum memasuki inti pelajaran. Alat bantu yang digunakan guru didalam proses pembelajaran berupa spidol, buku panduan, papan tulis, LCD. d. Adapun cara guru menyatakan peralihan dari membuka ke inti pelajaran adalah dengan menyampaikan materi yang akan diajarkan, tujuan dipelajarinya materi tersebut, serta hubungan materi sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan. Pendapat penulis terhadap relevansi yang dilakukan oleh guru pada saat membuka pelajaran sampai dengan memasuki pelajaran inti sudah cukup baik karena guru sudah mampu mengaitkan antara pembukaan dengan pelajaran inti yang akan diberikan kepada siswa sehingga siswa mampu mengerti dan memiliki gambaran-gambaran mengenai pelajaran yang akan diberikan, serta dengan keadaan seperti ini dapat membuat proses belajar mengajar di kelas menjadi efektif dan efisien. 3.2 Kegiatan Inti
1. Cara guru dalam melaksanakan program pengajaran adalah

sebagai berikut:
a. Sejauh pengamatan penulis, rancangan pembelajaran yang

disusun sebelumnya sudah sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Namun sesekali waktu tidaklah sama persis dengan rancangan pembelajaran yang telah dibuat

69

tersebut. Hal ini disebabkan karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan.
b. Dalam menyampaikan materi, guru biasanya menyampaikan

materi secara bertahap mulai dari yang bersifat umum ke khusus sehingga dapat mempermudah siswa untuk mengerti dengan materi yang disampaikan. Selain itu, guru juga mampu memberikan contoh materi bahan ajar dengan menghubungkannya ke kehidupan sehari-hari siswa, agar siswa belajar tidak menghafal, melainkan memahami. c. Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh nara sumber (guru pembimbing maupun guru model) lebih dominan menggunakan cara klasikal dan cara berkelompok di didalam pengelolaan kelas. Nara sumber menjelaskan terlebih dahulu materi pelajaran yang baru di depan kelas kemudian guru memberikan permasalahan dan siswa menanggapi masalah yang di berikan.
d. Dalam hal pengelolaan kelas, usaha atau cara guru untuk

membuat siswa menjadi aktif di kelas adalah dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan tugas di papan atau meminta mereka untuk menjawab pertanyaan secara lisan. Dengan demikian, siswa menjadi lebih terfokus pada pelajaran karena mereka merasa takut dan malu jika mereka tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Jika nantinya jawaban siswa mengalami kesalahan guru akan menegaskan kembali materi yang telah disampaikan. Selain itu guru juga tidak jarang menggunakan metode diskusi dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok kerja, sehingga siswa menjadi lebih aktif.
70

e. Strategi guru dalam menangani anak yang mengalami

kesulitan yaitu guru mendatangi siswa satu persatu yang mengalami masalah, setelah siswa yang mengalami masalah belum mengerti juga baru guru kedepan kelas untuk menjelaskan kepada siswa lain mengenai masalah yang dihadapi salah seorang temannya. Kemudian guru akan menjelaskan kembali materi tersebut. Dalam memberikan balikan dan menanggapi pertanyaan anak, guru selalu melemparkan pertanyaan tersebut kepada siswa yang lain sebelum dijawab sendiri oleh guru.
f. Cara dalam memberikan balikan dan menanggapi pertanyaan

dari anak yaitu memberikan jawaban secara tidak langsung kepada siswanya dengan mengalihkan pertanyaan tersebut kepermasalahan yang lain yang terkait dengan masalah sebelumnya, namun terkadang melempar permasalahan tersebut kepada siswa lainnya jika siswa yang lain tidak ada yang bisa menjawab, maka guru yang bersangkutan akan memberikan siswa tersebut. g. Untuk membuat suasana belajar yang kondusif, guru biasanya memiliki kiat-kiat khusus tersendiri, salah satunya adalah dengan bercerita ataupun melontarkan lelucon-lelucon ringan yang masih dalam batasan-batasannya. Usaha ini kerap kali berhasil dan mampu menarik perhatian siswa, sehingga siswa dapat kembali fokus ke dalam pelajaran. h. Sedangkan pengembangan bahan ajar sudah sangat bagus, itu terlihat ketika guru menjelaskan meteri yang dihubungkan terhadap lingkungan sekitar siswa. Dan membebaskan siswa untuk menggunakan berbagai macam buku pelajaran dengan
71

pembahasan

dari

pertanyaan

siswa

dan

memberikan tugas yang juga berkaitan dengan pertanyaan

syarat masih ada kaitan dengan materi yang diajarkan dan untuk kelas bersangkutan. Dengan cara seperti ini siswa akan belajar dari banyak sumber, sehingga pengetahuan siswa tidak hanya terpaku pada satu sumber dan dapat berkembang.
i. Pemanfaatan waktu dalam penyampaian materi sudah sangat

baik, hal ini dikarenakan sudah sesuai dengan perencanaan yang dilakukan oleh guru. Secara umum program-program pengajaran yang direncanakan sudah dapat terlaksana tepat waktu sesuai dengan yang tercantum di RPP. Apabila pada saat pelajaran berlangsung namun guru tidak bisa mengajar karena suatu hal seperti sakit, izin maka guru akan memberikan tugas kepada siswanya sehingga proses pembelajaran tetap berlangsung. Selain itu, ada pula guru yang menukar jadwal pelajaran dengan guru mata pelajaran lain. Dengan demikian terlihat pemanfaatan waktu dilakukan semaksimal mungkin agar materi yang diajarkan dapat disampaikan kepada siswa tepat pada waktunya dan sesuai dengan rencana pengajaran
j. Kegiatan lain yang layak dikaji dan ditiru yaitu pada saat guru

menjelaskan materi bahan ajar secara lugas, santai, dan siswa tidak merasa tegang. Apalagi disertai dengan humor, tapi juga mendidik karakter siswa. 2. Hal yang berkesan saat melakukan observasi tersebut adalah keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran dan cara mengajar guru yang menyebabkan PBM berlangsung baik dan sesuai rencana yang telah dirancang. 3.3 Menutup Pelajaran
1.

Cara guru dalam menutup pelajaran jika dilihat dari :

72

a. Strategi yang digunakan dalam menutup pelajaran adalah

dengan cara memberikan evaluasi dimana guru memberikan pertanyaan atau tugas yang harus dikerjakan siswa dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh guru yang bersangkutan. Selain itu pula guru memberikan sedikit hal yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya dengan harapan siswa akan lebih mempersiapkan diri. Diakhir pelajaran guru juga memberikan pekerjaan rumah yang nantinya akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
b. Alat evaluasi/penilaian yang dilakukan oleh guru yaitu

dengan penilaian terhadap siswa terhadap keseharian siswa, keefektifan, nilai tugas yang diberikan, ulangan harian, dan ulangan umum. Semua nilai tersebut diakumulasikan, apabila nilai siswa dibawah dari standar ketuntasan maka siswa tersebut akan diberikan remidi sehingga siswa dapat mencapai nilai ketuntasan. Namun pada saat penulis melakukan ppl awal belum terlihat dengan jelas hasil evaluasi/penilaian yang dilakukan oleh guru karena masih di awal tahun ajaran baru dan juga dikarenakan oleh materi pelajaran yang dirasa masih kurang untuk dilakukan evaluasi. c. Dalam hal waktu, sudah digunakan secara efektif dan efisien. d. Keberhasilan siswa dalam memahami materi yang disajikan dapat dilihat dari saat siswa tersebut mampu menyelesaikan evaluasi yang diberikan dan dapat dilihat pada pertemuan berikutnya 2. saat membicarakan materi yang masih berhubungan dengan materi sebelumnya. Setelah proses belajar-mengajar berakhir, guru tidak merevisi rencana pembelajaran yang dibuat karena sudah sesuai dengan pelaksaannya. Kalaupun ada, maka cara
73

yang dilakukan sama saja dengan langkah-langkah membuat silabus sebelumnya, dan akan dilakukan perbaikan dalam bagian-bagian tertentu, tergantung keadaan di lapangan. 3. Kesan umum penulis mengenai proses belajar mengajar yang telah diamati yaitu sudah berjalan dengan cukup baik, dimana guru telah mampu mengelola dengan baik proses pembelajaran dengan berpedoman pada silabus yang telah disusun dan berpedoman pada kurikulum yang berlaku sehingga siswa dapat mengerti dengan cukup baik materi yang dijelaskan oleh guru. IV. DALAM PERKULIAHAN Adapun permasalahan yang penulis temukan berdasarkan hasil observasi, wawancara, diskusi atau terlibat langsung dalam pengenalan kegiatan penbelajaran adalah Siswa SMA Negeri 4 Denpasar merupakan siswa intelektual, di samping itu guru juga berperan penting didalam proses belajar siswa. Pada saat proses belajar mengajar siswa terlihat kesulitan didalam memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga metodemetode khusus dalam proses pembelajaran sangat diperlukan, untuk memudahkan siswa memahami materi yang diberikan. Metode apa yang dapat digunakan guru didalam proses pembelajaran?
Dalam pemahaman konsep terutama didalam pelajaran ilmu pasti

MASALAH YANG PERLU DIANGKAT

seperti matematika, siswa cenderung menghapalkan rumus yang ada sehingga didalam penggunaan rumus siswa sering salah dan apabila ada pelajaran yang terkait dengan materi yang lalu siswa pun terkadang lupa dengan rumus yang sudah di berikan. Disini diperlukan sekali
74

kepandaian guru didalam memberikan materi dengan menggunakan metode-metode pengajaran yang lebih efektif dalam pembelajaran khususnya pembelajaran ilmu pasti. Metode apa yang dapat digunakan guru agar materi yang diajarkan dapat tersimpan lama diingatan siswa?
Bagaimana cara menghidupkan suasana kelas agar materi yang

disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa?

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan 4.2 Tindak Lanjut

75

Anda mungkin juga menyukai