PENDAHULUAN
1
ajang penyerapan pengalaman pertama dari rangkaian PPL bertahap terpadu sebelum
mengikuti pengajaran Mikro dan PPL-Real.
Maka dari itu, penulis merasa wajib untuk mengikuti kegiatan PPL-Awal
tersebut. Sehingga nantinya penulis bisa menambah pengalaman dan wawasan yang
berguna untuk membimbing penulis menjadi guru yang professional. Berdasarkan
buku pedoman dan petunjuk praktis pelaksanaan PPL-Awal, setiap mahasiswa yang
mengikuti PPL-Awal diminta untuk memilih sekolah sebagai tempat untuk
melaksanakan kegiatan PPL-Awal. Maka dari itu, penulis memilih SMA Negeri 1
Seririt.
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang ingin dicapai oleh
penulis dalam kegiatan PPL-Awal ini yaitu sebagai berikut:
1.3.1. Untuk mengetahui gambaran umum SMA Negeri 1 Seririt sebagai sekolah
latihan.
1.3.2. Untuk mengetahui kondisi lingkungan fisik dan non-fisik serta sikap dan pola
tingkah laku siswa di SMA Negeri 1 Seririt
1.3.3. Untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru di SMA
Negeri 1 Seririt
2
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN SELAMA ORIENTASI
3
Dilanjutkan pada tanggal 26-27 Juli 2018 penulis melakukan observasi terhadap
unsur non fisik sekolah latihan diantaranya yaitu mencari informasi mengenai jumlah
guru, pegawai, serta struktur organisasi yang ada. Penulis juga mencari informasi
mengenai jumlah siswa dan program ekstrakulikuler di SMA Negeri 1 Seririt.
Tanggal 28-30 Juli 2018 penulis mengobservasi proses belajar mengajar di kelas
lalu mengobservasi interaksi sosial siswa baik di luar kelas maupun di dalam kelas.
c. Penyusunan Laporan
Setelah selesai melaksanakan kegiatan PPL-Awal di SMA Negeri 1 Seririt yaitu
pada tanggal 4 Agustus 2018, penulis melakukan kegiatan selanjutnya yaitu
penyusunan laporan. Penulis menyusun laporan akhir PPL-Awal di SMA Negeri 1
Seririt, laporan tersebut penulis susun dengan menggunakan data yang telah
terkumpul pada tahap pencaharian data.
4
Metode dokumentasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan melalui
pencatatan langsung barang-barang atau hal-hal yang ada di sekolah, misalnya
mengenai kelengkapan yang ada di setiap kelas ataupun di ruangan lainnya.
4. Metode Pustaka
Penulis juga memperoleh data dan informasi dari narasumber berupa
dokumen-dokumen yang relevan dengan objek observasi (SMA Negeri 1 Seririt).
5. Metode Diskusi
Dan yang terakhir yaitu metode diskusi ini dipergunakan oleh penulis di
dalam melatih diri untuk menyusun silabus yang ditempuh dengan jalan berdiskusi
dengan guru pamong mengenai aturan dan tata cara penyusunan silabus. Disamping
itu pula metode ini juga dipergunakan oleh penulis untuk dapat saling tukar pikiran
atau saling memberi dan menerima informasi mengenai hal-hal yang diperlukan
selama PPL-Awal dengan mahasiswa lainnya yang melaksanakan PPL- Awal di
SMA Negeri 1 Seririt.
5
BAB III
Adapun kepala sekolah yang pernah menjabat di SMA Negeri 1 Seririt yaitu Drs.
I Gusti Kompyang Sueta eyang yang merupakan kepala sekolah pertama di SMA ini.
Kemudian dilanjutkan oleh Ketut Suradnya Inggas dan I Dewa Putu Jember Atmaja
sampai dengan Drs. I Nyoman Srengen. Sedangkan Drs. I Nyoman Darta menjabat
dari tahun 2001-2003 dan dari tahun 2003 sampai 2011 yang berkedudukan sebagai
6
kepala sekolah adalah Drs. Putu Widiarsa. Dari tahun 2011 sampai 2013 yang
berkedudukan sebagai kepala sekolah adalah I Ketut Sutaya S.Pd. Sekarang, yang
menjadi Kepala sekolah adalah I Gde Suparta S.Pd., M.Pd.
SMA N 1 Seririt adalah salah satu sekolah favorit yang terletak di Buleleng
Barat. Sekolah ini memiliki umur yang sudah tidak muda lagi mengingat sekolah ini
didirikan pada tahun 1967. Meskipun demikian, sekolah ini masih bisa mencetak
prestasi-prestasi yang membanggakan dan juga kualitas guru dari tahun ke tahun terus
mengarah kearah yang baik.
3.2. Pembahasan
3.2.1. Lingkungan fisik dan non-fisik SMA Negeri 1 Seririt
Selama kegiatan orientasi di SMA Negeri 1 Seririt, penulis mendapatkan
beberapa temuan penting, yakni:
1. Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Seririt
7
2. Alamat Sekolah : Jln. Diponegoro no. 100 Seririt
3. Telepon/Fax . : (0362) 92084/92144
4. Status Sekolah : Negeri
5. NISS : 301220107002
6. NPSN : 50100412
7. Luas Tanah : 6985 m²
a. Luas Bangunan : 2.914 m²
b. Luas Pekarangan : 1.702 m²
c. Luas Kebun Sekolah : 2.369 m²
8. Jumlah Ruang Kelas : 22 Ruang kelas
a. Kelas X : 8 ruang kelas
b. Kelas XI : 7 ruang kelas
c. Kelas XII : 7 ruang kelas
9. Ukuran Rerata Ruang Kelas : 64 m²
10. Bangunan lain yang ada
1) Laboraturium Kimia : 99 m²
2) Laboraturium Biologi : 99 m²
3) Laboraturium Fisika : 84 m²
4) Labotarium Bahasa : 72 m²
5) Laboratorium Komputer : 72 m²
6) Ruang Guru : 70 m²
7) Ruang Tata Usaha (TU) : 60 m2
8) Ruang OSIS : 28 m²
9) Ruang UKS : 12 m²
10) Ruang Koperasi Siswa : 30 m²
11) Padmasana (Prahyangan) : 198 m²
12) Ruang Perpustakaan : 81 m²
13) Aula (Ruang Serba Guna) : 216 m²
14) Pos Satpam (Keamanan) : 4 m²
15) WC Siswa 1 : 21 m²
8
16) WC Siswa 2 : 18 m²
17) WC Siswa 3 : 4 m²
18) WC Guru 1 : 4 m²
19) Gudang 1 : 25 m²
20) Gudang 2 : 8 m²
21) Gudang 3 : 6 m²
22) Kantin 1 : 20 m²
23) Kantin 2 : 20 m²
24) Kantin 3 : 20 m²
25) Ruang Kegiatan Guru : 112 m²
26) Ruang BK : 30 m²
27) Ruang Kepala Sekolah : 42 m²
28) Ruang Wakasek : 20 m²
29) Ruang Kelas Baru : 114 m²
30) Kolam dan Patung Saraswati : 120 m²
31) Tempat Parkir Sepeda Motor : 70 m²
11. Lapangan
SMA Negeri 1 Seririt memiliki tiga lapangan olahraga, yaitu lapangan basket,
lapangan bulu tangkis, dan lapangan tenis.Ketiga lapangan ini selain digunakan
sebagai sarana untuk melaksankanan mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan juga rutin digunakan untuk tempat Upacara Bendera, program
ekstrakurikuler, dan kegiatan lainnya.
- Lapangan Tenis,luasnya 24 m x 10 m.
Lapangan basket dan lapangan tenis sebenarnya berada ditempat yang sama,
namun tempat tersebut diberikan batasan garis putih sesuai dengan persyaratan luas
9
lapangan tenis dan lapangan basket sehingga tempat itu dapat digunakan untuk
bermain basket sekaligus bermain tenis.
1 Lapangan Olahraga
10
sebagai pusat perdagangan dan administrasi khususnya wilayah buleleng barat.
Daerah Seririt berada dekat dengan desa-desa disekitarnya. Lokasi yang strategis ini
mempermudah peserta didik, guru dan pegawai untuk menjangkau sekolah.
Dilihat secara spesifik kondisi lingkungan SMA Negeri 1 Seririt dinilai sudah
sangat baik. Sekolah ini memiliki lingkungan yang asri, bersih, dan tertata rapi antara
bangunan dan kerindangannya, sehingga memberikan kesan nyaman saat digunakan
untuk proses belajar mengajar. Peserta didik, guru dan pegawai turut menjaga
keasrian lingkungan SMA Negeri 1 Seririt ini agar selalu terlihat rapi, bersih, dan
nyaman untuk seluruh penghuni sekolah.
13. Denah Lingkungan Fisik SMA N 1 Seririt (terlampir)
14. Ruang kelas siswa dan fasilitasnya
Secara keseluruhan banyaknya ruang kelas yang ada di SMA Negeri 1 Seririt
adalah sebanyak 22 kelas. Adapun rinciannya, sebagai berikut:
1. Kelas X, sebanyak 7 kelas
2. Kelas XI, sebanyak 7 kelas
3. Kelas XII, sebanyak 8 kelas
a. Setiap ruang kelas di SMA Negeri 1 Seririt dilengkapi dengan fasilitas yang
memadai dalam menunjang proses belajar mengajar. Adapun fasilitas-fasilitas
tersebut antara lain seperti :
A. Papan Tulis ( White board)
B. Papan Absensi
C. Papan Administrasi
D. Spidol
E. Penghapus
F. Meja dan kursi guru
G. Bangku dan kursi siswa
H. Buku Jurnal guru
I. Buku Jurnal siswa
J. Pelangkiran
K. Jam dinding
11
L. Hiasan dinding
M. Lampu neon
N. Foto presiden dan wakil presiden
O. Foto garuda dan para pahlawan
P. Alat kebersihan seperti sapu, bak sampah, ember, pel dan lainnya
Q. Vas bunga
R. Taplak meja guru
b. Adapun manfaat dari fasilitas tersebut akan di jelaskan pada tabel berikut :
NO Fasilitas Manfaat
6 Meja dan kursi guru Sebagai tempat untuk guru dalam mengajar
dan menaruh sarana yang dibawa guru.
7 Bangku dan kursi siswa Sebagai tempat untuk siswa dalam belajar
dan menaruh sarana yang dibawa siswa
12
8 Buku jurnal guru Untuk absensi kehadiran guru
15. Perpustakaan
Buku adalah jendela ilmu, semakin sering kita membaca buku maka semakin
luas wawasan kita. Untuk menunjang hal tersebut, maka di sekolah telah disediakan
perpustakaan yang merupakan sumber informasi mengenai berbagai hal.
Perpustakaan adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan
13
lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan untuk
membaca, bukan untuk dijual. Manfaat dari adanya perpustakaan diantaranya yaitu
dapat menumbuhkan kecintaan siswa dalam membaca, dan siswa yang gemar
membaca akan dengan mudah mendapat buku untuk dibaca. SMA Negeri 1 Seririt
memiliki sebuah perpustakaan dengan nama “Widya Mandala” dengan visi
perpustakaan yaitu “TERWUJUDNYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH
SEBAGAI PUSAT INFORMASI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI,
DAN AGAMA YANG PRESENTATIF”, dan misinya yaitu:
3. Pengawasan/perencanaan:
a. Penyiangan atau penataan koleksi.
14
1. Bagian pelayanan, pengelola perpustakaan di bagian pelayanan bertugas untuk
melayani pengunjung perpustakaan. Pelayanan ini dimaksudkan untuk
memberikan kenyamanan bagi pengunjung perpustakaan dan mempermudah
pengunjung dalam peminjaman atau pengembalian buku. Pelayanan yang
termasuk adalah: peminjaman buku, daftar kunjungan, dan pengembalian buku.
2. Bagian administrasi, pengelola perpustakaan di bagian administrasi bertugas
untuk mencatat buku-buku yang ada dan dibutuhkan untuk koleksi di
perpustakaan, baik itu berupa buku fiksi maupun non-fiksi.
Rusak Baik
5. Jurnal 1 - 1
15
7. Surat kabar 4.364 4.320 44
1) Bali Post
2) Jawa Post
3) Tokoh
4) Bali Travel News
5) Majalah Tanri
6) Majalah Surya Manggala
7) Majalah Warta Praja
8) Majalah Gemari
9) Majalah Gerbang
10) Majalah Kulkul
11) Majalah Mimbar
12) Majalah Peduli
13) Majalah Horison
14) Majalah Raditya
15) Buletin Pusat Perbukuan
16) Warta Penprof Bali
17) Nasional Geografi
18) Tabloid Sekolah
19) Jurnal Buleleng
Fasilitas yang ada di perpustakaan sudah cukup lengkap yang meliputi kursi,
meja, rak buku, tempat penitipan barang, kipas angin, TV, komputer yang terhubung
dengan koneksi internet dan alat-alat pembersihan (sapu dan bak sampah). Seperti
16
halnya perpustakaan sekolah pada umumnya, perpustakaan SMA Negeri 1 Seririt
juga memiliki tata tertib. Adapun tata tertib perpustakaan tersebut yaitu:
Perpustakaaan dibuka setiaap hari Senin sampai dengan Sabtu, pukul 08:30 sampai
13:30 wita kecuali hari Jumat pukul 08:30 sampai 12:00.
Setiap warga SMA N 1 Seririt berhak menjadi anggota perpustakaan.
Batas waktu peminjaman buku paling lama 3 hari. Bila terlambat akan di kenakan
denda Rp 200 setiap hari
Bila buku hilang agar segera diganti dengan buku yang sama atau sejenis, atau
menggantinya dengan uang seharga buku tersebut, ditambah denda bila terlambat.
Buku-buku pada kelompok REFERENSI tidak boleh di pinjam untuk dibawa
pulang tetapi hanya boleh dibaca di perpustakaan.
Masuk dan keluar perpustakaan dengan tenang, tertib, dan sopan.
Mengisi daftar hadir/tanda pengunjung.
Mengambil dan membaca buku, koran dan majalah hanya satu buah.
Selesai membaca buku, buku diletakan kembali pada tempat semula (ditata
kembali oleh petugas).
Setelah selesai membaca koran/majalah agar ditaruh di tempat semula.
Tas, buku pribadi, dll yang dibawa agar ditaruh di tempat yang telah disediakan.
DILARANG membawa makanan/minuman, menggambar/melipat buku, mencoret
buku, merobek, dan bermain di dalam perpustakaan.
Hal-hal yang belum disebutkan di atas akan diatur kemudian.
Pemanfaatan perpustakaan dalam menunjang proses belajar bagi siswa dan para
guru di SMA Negeri 1 Seririt, yaitu :
17
iv. Mempermudah guru dalam mencari buku untuk memberikan materi dalam
mengajar.
Pemanfaatan perpustakaan sudah dijalankan dengan sangat baik oleh seluruh
civitas SMA N 1 Seririt, khususnya para siswa. Saat jam istirahat, tidak jarang
banyak siswa yang menyempatkan dirinya datang ke perpustakaan untuk membaca
buku ataupun kegiatan lain yang masih berhubungan dengan hal-hal yang ada di
perpustakaan. Tidak hanya siswa saja, para guru juga datang ke perpustakaan untuk
membuat tugas mereka dan adapula yang membaca buku untuk mengisi waktu luang.
Saat jam pelajaran, perpustakaan juga dimanfaatkan dengan sangat baik oleh guru.
Pada saat tertentu, guru memberi tugas kepada siswanya untuk mencari buku di
perpustakaan guna menunjang materi pembelajaran yang diajarkan. Dari pernyataan
tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa pemanfaatan maupun fungsi dari
perpustakaan di SMA N 1 Seririt sudah berjalan optimal dan memuaskan.
Oleh karena itu, dengan adanya perpustakaan kita bisa menggali ilmu
pengetahuan sebanyak-banyaknya untuk menambah pengetahuan yang telah kita
miliki sebelumnya. Selain itu, di perpustakaan SMA Negeri 1 Seririt, siswa-siswi
banyak memanfaatkan waktunya dengan membuat tugas yang di berikan oleh
gurunya. Peserta didik tersebut membuat tugas dengan di bantu buku-buku dengan
materi yang bersangkutan. Buku-buku tersebut tentunya bisa menunjang mereka
dengan berbagai referensi atau banyak sumber yang mereka miliki untuk bisa
menjawab soal-soal dari guru.
SMA Negeri 1 Seririt memiliki perpustakaan yang kaya akan buku, baik
berupa fiksi ataupun non-fiksi. Dari hal tersebut sekolah selalu berusaha dengan
berbagai macam cara untuk tetap bisa menambah koleksi dari buku-buku yang telah
berada di perpustakaan tersebut. Dari hasil wawancara penulis dengan salah satu
petugas yang bertugas mengelola perpustakaan dapat di ketahui bahwa upaya yang
dilakukan pihak sekolah untuk menambah koleksi buku-buku yang berada di
perpustakaan yaitu dengan cara membeli. Buku-buku yang di beli sekolah untuk
koleksi buku-buku yang terdapat di perpustakaan tersebut merupakan sumbangan
18
dana dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Hasil wawancara dari pihak petugas
perpustakaan dapat diketahui bahwa pihak dari BOS yang menyumbangkan buku-
buku sebagai koleksi dari perpustakaan yaitu merupakan Pemerintah Provinsi. Dari
dana BOS tersebut koleksi buku-buku yang berada di perpustakaan dapat di
tambahkan selain itu buku yang berada di dalam perpustakaan tersebut juga berupa
sumbangan dari DAK yaitu pihak pemerintah yang secara sendiri memberikan buku-
buku ilmu pengetahuan yang akan menunjang siswa dalam belajar. Dan tidak lupa
pula koleksi buku-buku yang berada di perpustakaan tersebut di peroleh dari
sumbangan siswa atau alumni sekolah yang menyumbangkan buku baik berupa fiksi
ataupun non-fiksi.
19
10 Kursi Siswa 46 √ √
11 Meja Pegawai 3 √ √
12 Gambar Hiasan 8 √ √
13 Penggaris 1 meter 1 √ √
14 Penggaris Siku 1 √ √
15 Salon Audio 1 √ √
16 Peta 24 √ √
17 Komputer 1 √ √
18 Rak Buku 15 √ √
19 Rak Kaca 3 √ √
20 Rak Katalog 1 √ √
21 TV 1 √ √
22 Tempat Surat 1 √ √
Kabar
23 Kipas Angin 4 √ √
20
No. Jenis Jumlah/Ukuran/Spesifikasi
1 Komputer 1 unit Pentium 4
2 Ruang baca 1 set
3 TV 1 buah 24 inchi
4 Kipas Angin 4 buah
5 VCD/DVD Player 1 buah
6 Printer 1 buah
7 a. Globe 1 buah
b. Peta 24 buah
16. Laboratorium
Menurut definisinya laboratorium merupakan ruangan dengan peralatan tertentu
yang digunakan sebagai tempat mengadakan penelitian/pelatihan. Laboratorium ada
untuk membantu guru melakukan kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali,
mengisi kegiatan yang tak memungkinkan dilakukan di kelas oleh guru dan para
siswa-siswi. Di SMA Negeri 1 Seririt terdapat 5 laboratorium, yaitu laboratorium
bahasa, kimia, fisika, biologi dan komputer. Kelima laboratorium tersebut sangat
berperan penting dalam menunjang pengetahuan siswa.
Laboratorium Bahasa
Laboratorium Bahasa digunakan khususnya pada mata pelajaran bahasa Inggris dan
bahasa Indonesia. Laboratorium bahasa terletak di sebelah utara lapangan upacara
tepatnya di lantai dua di atas lab komputer. Laboratorium ini memiliki luas 72m
dengan ukuran 8 meter x 9 meter. Kasi Lab Bahasa tersebut adalah Ida Kade Surya
Adnyana, S.Pd., disamping itu terdapat petugas/laboran yaitu Ketut Jayantini,
A.Md. Untuk struktur organisasi laboratorium bahasa adalah terlampir. Dengan
tugas laboran adalah:
1. Menginventaris bahan praktikum.
2. Merawat ruang dan fasilitas laboratorium.
3. Mencatat kegiatan praktikum.
4. Mengelola bahan dan alat laboratorium.
21
5. Melayani kegiatan laboratorium.
6. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja dalam laboratorium.
Laboratorium Kimia
Labolatorium kimia yang terdapat di sekolah SMA N 1Seririt di kelola baik
oleh petugas khusus yang ditugaskan oleh sekolah yang di ketuai oleh Made
22
Wijana,S.Pd dan Kasi labolatorium Kimia yaitu Putu Sidartana,S.Pd. Adapun
struktur organisasi petugas labolatorium (terlampir). Petugas tersebut berfungsi
sebagai penjaga segala sesuatu yang terdapat di dalam labolatorium Kimia baik itu
berupa alat dan bahan praktek maupun menjaga lingkungan sekitar agar tetap asri
dan terhindar dari kotoran yang berserakan. Labolatorium kimia tersebut di
fungsikan sebagai salah satu fasilitas sekolah yang di gunakan sebagai tempat
peserta didik untuk melakukan praktek terhadap mata pelajaran Kimia. Peserta
didik secara langsung di ajak praktek mengenai teori pelajaran yang akan membuat
peserta didik menjadi tau secara langsung terhadap materi-materi yang diajarkan.
Guru sebagai fasilitas akan selalu membantu siswanya di dalam belajar baik di
dalam lingkungan kelas maupun di dalam kelas. Ketika peserta didik akan
mengadakan sebuah praktek maka petugas yang mengurus labolatorium tersebut
secara khusus akan mempersiapkan peralatan yang di perlukan pada saat praktek
akan berlangsung.
Tugas pokok dari petugas labolatorium yaitu :
1. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan sekitar labolatorium.
2. Mempersiapkan peralatan yang digunakan oleh peserta didik untuk praktek.
3. Menjaga kebersihan peralatan.
4. Menginventaris bahan praktikum.
5. Membuat jadwal praktek agar penggunaan labolatorium tidak terbentur jadwal
antar kelas satu dengan yang lainnya.
6. Melayani kegiatan praktikum.
23
3 Termometer Mercuri 13 √ √
untuk Suhu Badan
4 Buret/Peralatan Titrasi 2 √ √
5 Elektrode 6 √ √
6 Kawat Kasa 1 √ √
7 Tabung Reaksi 2 √ √
8 Alat Peraga IPA Atas 1187 √ √
lain-lain
9 Alat Pemadam 1 √ √
Kebakaran
10 Salon Audio 1 √ √
11 Meja Panjang 10 √ √
12 Kursi Plastik 38 √ √
13 Meja Baca 1 √ √
14 Kursi Plastik 5 √ √
15 Rak kayu dorong 1 √ √
16 Kursi Plastik 26 √ √
17 Lemari kayu 3 √ √
18 Kipas Angin 2 √ √
19 Power Supply AC/DC 2 √ √
20 Buret 2 √ √
21 Model Molekul 2 √ √
Fasilitas yang terdapat bersumber dari, dana komite, RAPBS, instansi terkait dan
bantuan operasional sekolah.
Laboratorium Fisika
Lab fisika atau laboratorium fisika adalah suatu ruangan yang dilengkapi
berbagai jenis peralatan untuk melakukan praktek fisika. Laboratorium tersebut
digunakan untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi atau melakukan
ujian berkaitan dengan mata pelajaran fisika. Laboratorium tersebut terletak di
24
sebelah utara bangunan 15 (Padmasana), sebelah selatan bangunan 11, dan sebelah
timur ruang S. Luas laboratorium tersebut adalah 12m x 7m, dengan panjang 12m
dan lebar 7m. Kasi Lab Fisika adalah Maryam, disamping itu terdapat
petugas/laboran yaitu Ida Ayu Kade Juli Adnyani, A.Md. dan Kadek Arma Sari
Dewi, A.Md. Untuk struktur organisasi laboratorium bahasa adalah terlampir.
Dengan tugas laboran adalah:
1. Menginventaris bahan praktikum.
2. Mencatat kegiatan praktikum.
3. Merawat ruang laboratorium.
4. Mengelola bahan dan alat laboratorium.
5. Melayani kegiatan laboratorium.
6. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja dalam laboratorium.
Fasilitas di laboratorium fisika adalah sebagai berikut, beserta jumlah, kondisi,
kualitas:
25
10 Alat Peraga IPA Atas 273 √ √
lain-lain
11 Barometer 1 √ √
12 Meja Panjang 10 √ √
13 Kursi Bulat Plastik 30 √ √
14 Salon Audio 1 √ √
15 LCD 1 √ √
16 Alat Pemadam 1 √ √
Kebakaran
17 Meja panjang 3 √ √
18 Rak kayu dorong 1 √ √
19 Meja Guru 2 √ √
20 Neraca Ohause 3 √ √
21 Stop Watch Analog 3 √ √
22 Slinki 4 √ √
23 Multimeter Analog 2 √ √
24 Penggaris Besi 10 √ √
25 Pegas Lepas 10 √ √
26 Stopwatch 2 √ √
Saat ini lab fisika digunakan kegiatan pratikum siswa, siswa wajib menggunakan
alat pratikum serta menjaga fasilitas-fasilitas sebaik mungkin, tidak lupa siswa juga
diharapkan mampu untuk menciptakan kenyamanan di laboratorium dengan
mematuhi setiap peraturan yang berlaku di laboratorium tersebut.
Fasilitas yang terdapat pada laboratorium ini cukup lengkap untuk menunjang
praktik dalam mata pelajaran Fisika. Kebersihan di laboratorium ini tidak hanya
dijaga oleh laboran, tetapi juga dijaga oleh para siswa. Upaya sekolah/ guru dalam
menambah dan menanggulangi fasilitas yang kurang. Banyak sekali upaya-upaya
yang telah dilakukan pihak sekolah/ guru agar seluruh peralatan yang berada di
26
labolatorium lengkap dan juga masih dalam kondisi bagus akan tetapi bila terdapat
kekurangan maka upaya yang dapat dilakukan yaitu pertama dengan melaporkan
terlebih dahulu kekurangan apa saja yang terdapat di dalam ruang Labolatorium
Fisika kepada Ketua Labolatorium lalu akan di sampaikan kepada Wakil Kepala
Sekolah bidang sarana prasarana nantinya beliau akan mengajukan sebuah proposal
yang harus di sahkan atau di setujui oleh pihak kepala Sekolah jika sudah di setujui
maka nantinya segala kekurangan tersebut akan bisa ditanggulang. Selain itu dana
dari sarana dan prasarana juga bisa digunakan untuk memenuhi kekurangan tersebut
dana sarana dan prasaranan tersebut berasal dana Provinsi yaitu APBD,RAB.
Laboratorium Biologi
Labolatorium biologi di kelola oleh petugas khusus yang di ketuai oleh Made
Wijana, S.Pd Kasi dari labolatorium Biologi adalah Drs. Made Dereksen. memiliki
struktur organisasi (terlampir). Petugas labolatorium yang bertugas mengelola
Labolatorium Biologi sudah pasti akan selalu memiliki tanggung jawab yang penuh
atas segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan Labolatorium itu sendiri.
Salah satu penanggung jawab dari petugas labolatorium tersebut yakni Bapak
Kepala Sekolah,beliau selalu penanggung jawab atas labolatorium tersebut secara
penuh. Selain itu masih banyak petugas-petugas yang bernaung sebagai koordinator
labolatorium yang memiliki tugas mereka sendiri.
Tugas pokok dari petugas labolatorium tersebut yaitu :
1. Mengelola dan merawat secara penuh pemakaian dari labolatorium biologi.
2. Mengatur secara tepat jadwal penggunaan dari labolatorium Biologi tersebut
akan pada saat pemakaian tidak terbentur jadwal oleh kelas lain.
3. Menginventaris bahan praktikum.
4. Membuat laporan Tahunan mengenai pengeluaran barang-barang.
5. Menyediakan alat praktikum dan melayani bahan beserta alat yang akan
digunakan.
6. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di sekitar area Labolatorium.
Adapun fasilitas penunjang ruang lab/praktek tersebut dilihat dari jenis dan jumlah
alat/bahan Labolatorium Biologi di lengkapi dengan banyak fasilitas yang nantinya
27
akan membantu siswa yang sedang menggunakan labolatorium tersebut. Fasilitas
penunjang praktek yang terdapat di labolatorium biologi diantaranya adalah :
28
Untuk menambah fasilitas laboratorium bahasa, biasanya didapat dari dana komite,
dana dari Provinsi (APBD), bantuan operasional sekolah, atau dari instansi terkait.
Untuk tetap menjaga agar alat-alat atau fasilitas laboratorium tetap rapi, maka
Guru/Laboran membuat aturan/tata tertib lab (terlampir).
Laboratorium Komputer
Labolatorium Komputer di kelola khusus oleh petugas yang di tunjuk secara
langsung oleh pihak sekolah yang di ketuai oleh made Wijana,S.Pd dan kepala
seksi Labolatorium Komputer yaitu Kadek Tuti Andayani,SPd. . Adapun struktur
organisasi dri Labolatorium Komputer (terlampir). Labolatorium tersebut memiliki
petugas yang mengelola khusus agar nantinya seluruh peralatan yang berada di
ruang labolatorium tersebut terawat baik kebersihannya yang menyangkut
lingkungan labolatorium, seluruh peralatannya dan juga fasilitas agar terjaga agar
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk tetap menjaga agar alat-alat atau
fasilitas laboratorium tetap rapi, maka Guru/Laboran membuat aturan/tata tertib lab
(terlampir). Tugas laboran adalah:
1. Bertanggungjawab kelengkapan administrasi Lab.
2. Bertanggungjawab terhadap hardware yang rusak/tidak berfungsi.
3. Mengecek kelengkapan hardware sebelum dan sesudah digunakan dalam
proses belajar mengajar TIK.
4. Bertanggungjawab atas penyimpanan dan perawatan hardware komputer.
5. Mengusulkan kepada kepala sekolah tentang pengadaan hardware maupun
shoftware yang diperlukan.
6. Mengatur jadwal penggunaan laboratorium komputer.
Selain itu, adapun tugas teknisi adalah:
1. Mengerjakan administrasi lab.
2. Mempersiapkan ruangan serta sarana dan prasarana siap pakai.
3. Bertanggungjawab atas kebersihan ruangan dan sarana prasarana di
laboratorium TIK.
4. Memperbaiki hardware yang rusak.
29
Fasilitas di laboratorium komputer adalah sebagai berikut, beserta jumlah, kondisi,
kualitas:
30
Untuk menambah fasilitas laboratorium bahasa, biasanya didapat dari dana
komite, dana dari Provinsi (APBD), bantuan operasional sekolah, atau dari instansi
terkait.
17. Ruang BK
Ruang BK ( Bimbingan Konseling ) digunakan dalam mengatasi tingkah laku
siswa yang melanggar ataupun membantu membimbing siswa dalam mengatasi
permasalahan di sekolah. Ruang BK teletak di sebelah utara taman, di sebelah
barat ruang T, di sebelah selatan bangunan 9 (Lab Biologi), dan di sebelah timur
ruang T. Luas ruang ini adalah , dengan panjang dan lebar ..
Jumlah tenaga BK yang ada di SMA Negeri 1 Seririt ada tiga orang, yaitu :
Nyoman Gede Ardana,S.Pd., M.Pd sebagai coordinator
Putu Kasihlini,S.Pd sebagai anggota
I Putu Edi Sutarjo sebagai anggota.
31
6. Memberikan saran serta pertimbangan kepada siswa mengenai pemikiran
program studi.
7. Memberikan saran serta pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh
gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai.
8. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan penyuluhan/bimbingan karier.
9. Menyusun laporan penilaian bimbingan penyuluhan/bimbingan karier secara
berkala.
10. Mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya kepada bagian kesiswaan.
32
dibawa oleh para siswa SMA Negeri 1 Seririt. Kebersihan di Aula ini menjadi
tanggung jawab seluruh warga sekolah. Biasanya aula dibersihkan oleh para
siswa setiap diadakannya Jumat bersih
B. Ruang Kepala Sekolah
Ruang kepala sekolah terletak di areal depan sekolah dan bersebelahan
dengan ruang Tata Usaha. Ruangan ini memiliki luas 42 m2 dengan ukuran 7
meter x 6 meter. Fasilitas di ruang ini adalah, sebagai berikut:
33
dimana para wakil kepala sekolah bekerja. Fasilitas di tempat ini adalah,
sebagai berikut:
Kondisi Kualitas
Jumlah
No. Fasilitas Tidak
(buah) Baik Buruk Layak
Layak
1 Rak Kaca Dorong 1 √ √
2 Kursi Tamu 1 √ √
3 Meja Guru 4 √ √
4 AC 1 √ √
5 Kursi Guru 5 √ √
6 Rak Kayu Dorong 1 √ √
7 Printer Laser Jet 1 √ √
8 Kipas Angin 1 √ √
Kondisi Kualitas
Jumlah
No. Fasilitas Tidak
(buah) Baik Buruk Layak
Layak
1 Alat Kantor Lainnya 1 √ √
(Lain-lain)
2 Lemari Alat 2 √ √
34
3 Rak Alat 1 √ √
4 Salon Audio 1 √ √
5 Alat Pemadam 1 √ √
6 Meja Guru 13 √ √
7 Kursi Guru 12 √ √
8 Almari kayu 2 √ √
9 TV 1 √ √
10 Laptop 2 √ √
11 Printer 1 √ √
12 Mesin ketik 1 √ √
13 Kipas angin 1 √ √
14 Komputer 1 √ √
15 Amplifier TOA 1 √ √
16 Lemari kayu 1 √ √
17 Lemari kayu 1 √ √
18 Komputer 1 √ √
19 Printer 1 √ √
20 Meja Guru 3 √ √
21 Kursi Tamu 1 √ √
22 Kursi Tunggu Panjang 1 √ √
23 Tong Sampah 10 √ √
24 Mik Wireles 2 √ √
25 Printer 1 √ √
26 Komputer/PC 1 √ √
27 PC Unit 1 √ √
28 Printer 3 √ √
29 Mic Wireles 2 √ √
30 Printer 3 √ √
35
31 Kipas Angin 1 √ √
32 Wireless Acces Point 1 √ √
E. Ruang Guru
Kondisi Kualitas
Jumlah
No. Fasilitas Tidak
(buah) Baik Buruk Layak
Layak
1 Kipas Angin 2 √ √
2 Kursi Tamu 1 √ √
3 Salon Audio 1 √ √
4 Meja Guru 28 √ √
5 Kursi Guru 41 √ √
6 Kipas Angin 1 √ √
7 Wireless Acces Point 1 √ √
36
mengurus siswa-siswi baru, tempat PPL-Real, dan kegiatan lainnya. RKG
tersebut terletak di sebelah utara Patung Saraswati, di sebelah barat bangunan
10 (ruang V), di sebelah selatan ruang kepala sekolah, dan di sebelah timur
lapangan bulu tangkis. Luas RKG tersebut adalah , dengan panjang
dan lebar . Fasilitas yang terdapat di RKG adalah, sebagai berikut:
37
G. Gudang
SMA Negeri 1 Seririt memiliki tiga buah gudang yang digunakan sebagai
tempat penyimpanan inventaris yang sudah rusak ringan maupun yang sudah
rusak berat. Namun selain itu juga digunakan sebagai tempat penyimpanan
barang-barang yang masih bisa dipakai. Gudang ini dikelola oleh Tata Usaha
bagian perlengkapan. Inventaris yang terdapat di gudang antara lain seperti
meja panjang, karpet, rak buku, rak visual, daun pintu, daun jendela, dan
sebagainya ( terlampir )
H. Tempat Parkir
Tempat parkir yang dimiliki SMA N 1 Seririt di kelompokan menjadi dua,
yakni tempat parkir untuk para siswa dan juga untuk para guru/staff sekolah.
Namun khusus untuk kelas X, dilarang untuk membawa motornya ke sekolah
ataupun memarkirkan kendaraannya di sekolah pada saat jam pelajaran. Hal
tersebut, karena masih banyak siswa kelas X yang masih belum cukup umur
untuk memiliki SIM. Tempat parkir 1 terletak di sebelah selatan lapangan
basket/tenis. Dan, tempat parkir 2 berada di sebelah utara bangunan 8 (ruang
guru), di sebelah barat bangunan 10 (ruang V), dan di sebelah timur bangunan
7 (RKG). Tempat ini dikelola oleh satpam dan siswa-siswi yang mengikuti
ekstrakulikuler PKS (Patroli Keamanan Sekolah). Dalam penggunaannya
setiap hari sekolah, pengaturan tata letak sepeda motor dan mobil ditangani
oleh satpam dan siswa-siswi yang mengikuti ekstrakulikuler PKS.
I. Ruang Litbang
38
1. Sekretaris : Nyoman Gede Ardana, S.Pd., M.Pd.
2. Anggota : Drs. Ida Komang Arcana
3. Anggota : Ida Bagus Ngurah, S.Pd.
4. Anggota : Putu Sidartana, S.Pd.
5. Anggota : Drs. Ida Putu Subawa
J. Ruang OSIS dan UKS
39
ada siswa, pegawai atau guru yang mendapat ganguan kesehatan dan
membutuhkan obat-obatan.
Dalam melangsungkan program kerjanya, OSIS mendapatkan dana dari
iuran komite siswa setiap bulannya. Di SMA Negeri 1 Seririt, pergantian
kepengurusan OSIS dilakukan setiap awal bulan September. Adapun teknik
penyaringan pengurus OSIS:
1. Pada saat MOS dilihat siswa yang disiplin, siap mental, dan loyal
terhadap satu komando.
2. Pada saat gerak jalan 17 Agustus, dilihat siswa yang disiplin dan
menguasai PBB.
3. Kemudian seluruh siswa kelas X mengikuti kegiatan PRA LKS dan
LKS untk menyaring siswa menjadi 35 orang yang nantinya sebagai
CAPOS (Calon Pegurus OSIS), yang dilaksanakan selama seminggu,
tempatnya menyesuaikan.
4. CAPOS ini akan diajak magang dalam kepengurusan OSIS selama 9
bulan.
5. Kemudian pada bulan Juni/Juli diadakan pembekalan capos untuk
disaring menjadi 16 besar pengurus OSIS inti, yang dilaksanakan
selama 3 hari 2 malam. Sedangkan tempatnya menyesuaikan bisa di
sekolah maupun luar sekolah.
Adapun kegiatan besar yang dilakukan oleh OSIS, seperti:
1. Hari 17 Agustus.
2. HUT Smanser.
3. Bulan Bahasa.
4. Pemilihan Putri Smanser.
5. Hari Saraswati.
6. Pra-LPKS dan LPKS.
7. Pembekalan CAPOS.
8. Pergantian Kepengurusan OSIS.
40
Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, OSIS biasanya melaksanakan razia.
Ada dua jenis razia yang dilaksanakan, yaitu:
Razia rutin, dilaksanakan setiap hari senin dan jumat pagi, bertempat
di depan gerbang sekolah.
Razia dadakan, dilaksanakan setiap se-bulan sekali, bertempat di
dalam kelas.
K. Kamar Mandi / WC
WC atau toilet memegang peranan penting terhadap sekolah, karena
tempat tersebut merupakan hal yang sangat vital dalam lingkungan sekolah.
Terdapat empat lokasi WC yang dimiliki SMA Negeri 1 Seririt, satu lokasi
untuk guru dan tiga lokasi untuk siswa. Fasilitas masing-masing WC adalah,
gayung atau ember, kran air, bak air, dan toilet. Kebersihan WC dijaga oleh
seluruh pihak sekolah dan khususnya oleh petugas kebersihan. Secara
keseluruhan, kondisi WC tersebut sudah cukup baik, karena terus mengalami
perbaikan tiap tahunnya. Semua WC tersebut perlu ditingkatkan
kebersihannya dan harus digunakan secara lebih baik lagi.
L. Pos Satpam
Tempat ini terletak di sebelah barat bangunan 7 (RKG), di sebelah selatan
bangunan 6 (ruang tata usaha), dan di sebelah timur lapangan. Luas tempat ini
adalah , dengan panjang dan lebar sama-sama . Fasilitas di tempat ini
adalah meja, kursi dan plang nama. Pos Satpam dikelola oleh dua orang
satpam. Selain sebagai yang mengawasi dan menjaga keamanan di sekolah
SMA N 1 Seririt, para satpam ini juga berperan dalam mengatur parkir
motor/mobil yang ada di sekolah. Mereka berusaha agar ruang yang
digunakan sebagai tempat parkir tidak terlihat berantakan. Petugas satpam
berjaga selama jam pelajaran berlangsung, dan apabila ada tamu yang
berkepentingan, maka tamu tersebut mesti melapor dulu pada satpam. Pos
satpam juga merupakan tempat bagi para siswa yang ingin meminta ijin untuk
41
meninggalkan sekolah lebih awal, baik itu karena alasan sakit atau adanya
upacara keagamaan.
M. Kantin
SMA N 1 Seririt memiliki 3 kantin yang dikoordinasikan oleh kepala tata
usaha. Kantin pertama terletak di berdekatan dengan kelas X. Kantin kedua
terletak di sebelah timur area sekolah, dan kantin ketiga terletak di sebelah
utara ruang Biologi dan dan bersebalahan dengan ruang koperasi. Fasilitas
yang ada meliputi kursi dan meja makan, rak kaca, beberapa toples makanan,
perangkat dapur, jam dinding, dan cermin. Kantin juga sering dimanfaatkan
sebagai tempat ngobrol oleh para siswa. Kondisi kebersihan kantin sangat
terjamin, terutama kualitas makanannya. Pengelolaan kantin ditangani oleh
pengelola kantin itu sendiri termasuk penyiapan barang-barang dagangan
yang akan dijual. Keadaan ketiga kantin di SMA Negeri 1 Seririt sudah cukup
baik dan bersih untuk melayani para siswa ketika jam istirahat berlangsung.
N. Ruang Sekretariat Pramuka
Sekretariat Pramuka merupakan ruangan yang digunakan oleh siswa-siswi
yang bergabung dalam ekstra pramuka sebagai tempat menyimpan barang-
barang dan inventaris kepramukaan, dokumen-dokumen kepramukaan,
sekaligus sebagai tempat kerja dan rapat ekstra pramuka. Dulunya tempat ini
merupakan tempat untuk ekstra keputrian. Namun, mengingat ekstra tersebut
sudah tidak pernah aktif lagi maka tempat ini akhirnya dialihfungsikan
sebagai sekretariat pramuka guna menunjang kegiatan kepramukaan di SMA
N 1 Seririt.
Sekretariat Pramuka ini dikelola oleh Pradana Putra dan Pradana Putri
(ketua Pramuka putra dan putri) beserta seluruh anggota Pramuka namun
masih dibawah bimbingan Kepala Sekolah dan Pembina Pramuka.
19. Guru dan Petugas Administrasi Sekolah
Saat ini, SMA Negeri 1 Seririt dipimpin oleh I Gde Suparta S.Pd., M.Pd.
selaku Kepala Sekolah (Kasek) yang dibantu oleh empat orang Wakil Kepala Sekolah
(Wakasek), yaitu:
42
Wakasek bidang Kurikulum : Putu Mas Prapta, S.Pd.
Wakasek bidang Kesiswaan : Drs. Made Rengen
Wakasek bidang Humas : Drs. Ida Komang Arcana
Wakasek bidang Sarana Prasarana : Made Sriadnya, S.Pd.
Petugas guru di SMA Negeri 1 Seririt berjumlah 51 orang, dengan guru mata
pelajaran berjumlah 47 orang, guru BK berjumlah 3 orang, dan guru TIK berjumlah 1
orang. Jumlah guru tetap adalah 43, dan jumlah guru honorer adalah 8 orang. Petugas
administrasi di SMA Negeri 1 Seririt berjumlah 28 orang. Jumlah pegawai tetap
adalah 5, dan jumlah pegawai honorer adalah 23 orang.
Berdasarkan data dari profil SMA Negeri 1 Seririt, maka rasio jumlah siswa –
guru adalah dan perbandingan secara statistik adalah . Untuk, rasio
jumlah siswa – pegawai administrasi adalah dan perbandingan secara
statistik adalah 26 .
Pembagian tugas guru dan pegawai yang diatur oleh MGMP SMA Negeri 1
Seririt yang kemudian di ajukan kepada Kepala Sekolah. Sedangkan, pembagian
tugas bagi pegawai diatur oleh pegawai tata usaha. Sesuai dengan SK Pembagian
Tugas Smt 1 2017-2018, pembagian tugas tersebut adalah, sebagai berikut:
Beban mengajar guru dilihat dari jumlah jam dan jumlah mata pelajaran yang
diasuh, serta tugas lain diluar tugas mengajar sesuai dengan SK Pembagian Tugas
Smt 1 2017-2018 yang terlampir. Adapun wewenang dan tugas yang ditangani oleh
guru dan tenaga administrasi sekolah adalah, sebagai berikut:
1. Kepala sekolah
43
Kepala sekolah bertugas dan berfungsi sebagai edukator, manager,
administrasi dan supervisor.
1. Menyusun perencanaan.
2. Mengorganisasikan kegiatan.
3. Mengarahkan kegiatan.
4. Mengkoordinasikan kegiatan.
5. Melaksanakan kegiatan.
6. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan.
7. Menentukan keijaksanaan.
8. Mengadakan rapat.
9. Mengatur proses belajar mengajar.
10. Mengambil keputusan.
11. Mengatur administrasi kantor, pegawai, perlengkapan, siswa dan
keuanagan.
1. Perencanaan.
2. Pengoraganisasian.
3. Pengarahan.
4. Pengkoordinasian.
5. Pengawasan.
6. Kurikulum.
7. Kesiswaan.
8. Kantor.
9. Kepegawaian.
44
10. Perlengkapan.
11. Keuangan.
12. Perpustakaan.
45
4. Menyusun jadwal evaluasi belajar.
5. Menyusun pelaksanaan ujian sekolah dan ujian nasional.
6. Menyusun Kriteria dan persyaratan naik/tidak naik serta
lulus/tidak lulus.
7. Menyediakan daftar buku agenda guru dan siswa.
8. Menyusun laporan pelaksanaan pengajaran secara berkala.
46
4. Menyusun laporan.
2.d. Wakil kepala sekolah bidang sarana dan pra-sarana (Wakasek Sarpras)
1. Merencanakan kebutuhan sarana dan pra-sarana untuk menunjang
PBM.
2. Merencanakan program pengadaan sarana dan pra-sarana.
3. Mengatur pemanfaatan sarana dan pra-sarana.
4. Mengelola pemanfaatan, perbaikan dan pengisian.
5. Mengatur pembakuan sarana dan pra-sarana.
6. Menyusun laporan.
3. Guru
1. AMP .
2. Program tahunan atau semester.
3. Program satuan pelajaran.
4. Program rencana pengajaran.
5. Program mingguan guru.
6. UKS.
Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
b. Melaksanakan kegiatan penilaian, proses belajar, ulangan harian,
ulangan umum, ujian akhir.
c. Mengadakan analisis hasil ulangan harian.
d. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pergayaan.
e. Mengisi daftar nilai siswa.
f. Melaksanakan kegiatan membimbing (pengembangan pengetahuan)
kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar.
47
g. Membuat alat pelajaran atau alat peraga.
h. Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni.
j. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyaratan kurikulum.
k. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah.
l. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi
tanggung jawabnya.
m. Membuat tatanan tentang kemajuan hasil belajar siswa.
n. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pengajaran.
o. Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum.
p. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan
pangkatnya.
4. Wali Kelas
a. Pengelolaan kelas.
b. Penyelenggaraan administrasi kelas, meliputi:
48
n. Membuat alat pelajaran atau alat peraga.
o. Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni.
q. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyaratan kurikulum.
r. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah.
s. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi
tanggung jawabnya.
t. Membuat tatanan tentang kemajuan hasil belajar siswa.
u. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pengajaran.
v. Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum.
w. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan
pangkatnya.
5. Wali Kelas
c. Pengelolaan kelas.
d. Penyelenggaraan administrasi kelas, meliputi:
49
6. Tata Usaha
50
koordinasi dan tanggung jawab sehingga kerjasama antar pihak terjalin dengan baik
dan dapat mewujudkan tujuan sekolah. Untuk daftar nama-nama guru, jabatan, NIP,
golongan, dan bidang studi yang di ajarkan dan, serta strutur organisasi sekolah
adalah terlampir dalam laporan ini.
51
14 XI IIS 1 19 13 32
15 XI IIS 2 18 16 34
Jumlah 37 29 66
Jumlah (untuk kelas XI) 104 140 244
16 XII MIA 1 13 18 31
17 XII MIA 2 14 18 32
18 XII MIA 3 12 20 32
19 XII MIA 4 14 20 34
Jumlah 53 76 129
19 XII Bahasa 1 14 17 31
20 XII Bahasa 2 10 21 31
Jumlah 24 38 62
21 XII IPS 1 17 13 30
22 XII IPS 2 18 12 30
Jumlah 35 25 60
Jumlah (untuk kelas XII) 112 139 251
Jumlah Semua 321 422 743
52
Secara umum, lata belakang sosial ekonomi siswa-siswi baru di SMA Negeri
1 Seririt adalah sebagai berikut:
53
menghadapi ujian. Mengenai pembimbing ekstrakulikuler, masing-masing telah
terdapat Guru Pembimbing yang tugasnya membimbing dan melatih siswa-siswi di
ekstrakurikuler tersebut. Adapun beberapa ekstrakurikuler yang dikembangkan di
SMA Negeri 1 Seririt adalah, sebagai berikut:
54
5. Basket Putra Putu Agus Suar Ekar Yasa, S.Pd
6. Basket Putri Nyoman Suwidnya
8. Sispala I Gusti Ngurah Agung Eka Yudianto, S.Pd. Gr.
7. PMR Putu Sidartana, S.Pd
9. PKS Made Wijana, S.Pd
10. Catur Komang Arnawa, S.Pd
11 Bola Volley Gede Aan Karisma, S.Pd
12. Sepak Bola/Futsal Ketut Kompi
13. Pencak Silat Made Putra Arsana
14. Tari Ketut Sukariani, S.Pd
15. Seni Tabuh Made Ariana
17. Kording Ida Ayu Kade Suarmika, S.Pd
18. Keputrian/Mejejahitan 1. Ida Ayu Ketut Wadika, S.Pd
2. Ni Putu Kasilihlini, S.Pd
3. Komang Dewi Methy Asri, S.Pd
19. Pesantian Nyoman Suarjana, S.Pd. B.
20. Nyastra Bali Ketut Sinopen S.Pd., M.Ag.
21. Musik Ida Kade Surya Adnyana, S.Pd
22. Tari Kreasi/Modeling Putu Eka Wulandari
23. Karate Komang Astika
Kendala yang saat ini masih dihadapi oleh pihak sekolah mengenai kegiatan
ekstrakulikuler yakni masih kurangnya koordinasi mengenai pengadaan kegiatan. Jadi
bisa dikatakan bahwa ada beberapa ekstrakulikuler yang masih belum berjalan secara
normal alias jarang dilaksanakan. Disamping itu juga, adanya kesulitan mencari
Pembina yang ahli dalam bidang ekstrakulikuler yang ada. Demi mengatasi hal-hal
tersebut, pihka sekolah memberi hak untuk siswa memilih lebih dari satu ekstra dan
juga mendatangkan Pembina dari luar sekolah. Mengenai prestasi yang telah diraih
SMA N 1 Seririt dapat dilihat dibagian lampiran.
22. Parahyangan atau Tempat Ibadah
55
Tempat ibadah adalah sebuah tempat yang digunakan oleh umat beragama
untuk beribadah (perbuatan untuk menatakan bakti kepada Tuhan Yang Maha
Esa) menurut ajaran agama atau kepercayaan mereka masing-masing. Di SMA
Negeri 1 Seririt, tempat ibadah yang ada adalah Parahyangan atau Padmasana untuk
umat Hindu. Namun, juga terdapat ruang lain seperti ruang A yang sering digunakan
sebagai tempat ibadah umat lain saat ada kegiatan organisasi. Parahyangan atau
Padmasana terletak di sebelah pojok kanan selatan SMA Negeri 1 Seririt, tepatnya di
sebelah selatan laboratorium fisika. Luas parahyangan adalah , dengan
panjang dan lebar . Dan, untuk ruang A tadi biasanya digunakan secara
menyesuaikan oleh umat lain yang terletak di sebelah barat aula, di sebelah selatan
ruang B, dan di sebelah timur laboratorium komputer.
Setiap siswa yang beragama Hindu, dan juga warga sekolah lainnya yang
beragama Hindu sesampainya di sekolah biasanya melakukan
persembahyangan secara pribadi di parahyangan serta di pelinggih di sekitar
sekolah sebelum masuk kelas atau melaksanakan aktivitas selanjutnya.
Pelaksanaan Tri sandya di kelas secara bersama-sama setiap hari.
56
Pelaksanaan persembahyanan pada hari purnama dan tilem serta hari raya besar
keagamaan di parahyangan SMA Negeri 1 Seririt.
SMA N 1 Seririt memiliki 3 kantin yang dikoordinasikan oleh kepala tata usaha.
Kantin pertama terletak di berdekatan dengan kelas X. Kantin kedua terletak di
sebelah timur area sekolah, dan kantin ketiga terletak di sebelah utara ruang Biologi
dan dan bersebalahan dengan ruang koperasi. Fasilitas yang ada meliputi kursi dan
meja makan, rak kaca, beberapa toples makanan, perangkat dapur, jam dinding, dan
cermin. Kantin juga sering dimanfaatkan sebagai tempat ngobrol oleh para siswa.
Kondisi kebersihan kantin sangat terjamin, terutama kualitas makanannya.
Pengelolaan kantin ditangani oleh pengelola kantin itu sendiri termasuk penyiapan
barang-barang dagangan yang akan dijual. Keadaan ketiga kantin di SMA Negeri 1
Seririt sudah cukup baik dan bersih untuk melayani para siswa ketika jam istirahat
berlangsung.
57
masing-masing dan di sekitar ruang kelas dengan dibantu oleh pembagian piket kelas
yang telah disepakati bersama dengan pengurus kelas. Petugas kebersihan di sekolah
ini adalah Putu Ngurah Widiadnyana, Ketut Tulus, Gede Sugiarto dan Ketut
Suarjana. Tukang kebun di sekolah ini adalah Putu Mangku Kanaya dan Kade
Ngurah Minggu Sugiarta. Dalam upaya mereka untuk memelihara pertamanan,
kerindangan dan kebersihan sekolah dilakukan dengan tetap berpatokan pada rencana
program pengembangan sekolah, artinya dalam pelaksanaan itu mengacu pada
program sekolah yang telah dibuat oleh Kepala Sekolah. Program pengembangan
sekolah ini berindikator 6K, yaitu:
1. Keamanan
2. Kebersihan
3. Ketertiban
4. Keindahan
5. Kekeluargaan
6. Kerindangan
Untuk kegiatan pertamanan sekolah pendanaannya berasal dari RAPBS
dengan persetujuan Komite dan Kepala Sekolah. Pemeliharannya didukung oleh
lembaga, siswa, OSIS dan waker. Respon siswa dalam menjaga kebersihan sekolah
cukup baik. Adapun kendala-kendala yang dihadapi diantaranya kurangnya fasilitas
alat kebersihan seperti pemotong rumput dan alat penyiram yang memadai.
25. Keamanan dan Ketertiban Sekolah
58
Selain itu, di sekolah ini juga terdapat penjaga sekolah yang mana tugasnya adalah
menjaga sekolah ketika proses pembelajaran selesai dilakukan. Dalam artian, satpam
lebih diandalkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban ketika sebelum jam masuk
sampai sesudah jam keluar, dan penjaga sekolah lebih diandalkan ketika jam keluar
sekolah hingga jam masuk sekolah.
Dengan adanya petugas keamanan ini sekolah lebih terbantu untuk
mewujudkan keamanan dan ketertiban untuk mewujudkan kondisi sekolah yang lebih
kondusif dan terkendali guna menunjang proses belajar.
26. Kesesuaian dengan Tuntutan SPM (Standar Pelayanan Minimal)
Dari hasil temuan data oleh penulis, mengenai unsur fisik dan non-fisik
sekolah, maka dapat disimpulkan bahwa SMA Negeri 1 Seririt sudah memenuhi
tuntutan standar pelayanan minimal (SPM) sekolah.
3.2.2. Sikap dan Pola Tingkah Laku Siswa
1. Umum
a. Tata Tertib Untuk Warga Sekolah
Tingkah laku warga sekolah haruslah berpedoman pada tata tertib sekolah. Tata
tertib adalah kumpulan aturan mengenai sikap dalam kegiatan sehari-hari di sekolah
yang telah disepakati oleh suatu kelompok, oganisasi, atau lembaga. Tujuan daripada
tata tertib sekolah adalah untuk menciptakan keserasian, keharmonisan, dan
kedamaian antar warga sekolah dan lingkungan sekitar. Tata tertib sekolah berfungsi
sebagai salah satu pedoman untuk bertingkah laku dalam kegiatan sekolah. SMA
Negeri 1 Seririt, tentunya memiliki tata tertib, yang bertujuan untuk menjaga dan
meningkatkan etika atau tingkah laku warga sekolah yang baik.
Terdapat beberapa jenis tata tertib yang ada di SMA Negeri 1 Seririt, diantaranya
yaitu tata tertib berdasarkan warga sekolah, berdasarkan ruangan/tempat. Untuk tata
tertib yang berdasarkan warga sekolah, yaitu: tata tertib untuk siswa; tata tertib untuk
guru; dan tata tertib untuk pegawai. Sedangkan tata tertib berdasarkan
ruangan/tempat, yaitu: tata tertib laboratorium; tata tertib pegawai; dan tata tertib
perpustakaan. Adanya tata tertib tersebut dapat membuat keadaan dan suasana di
SMA Negeri 1 Seririt terkontrol dengan baik, utamanya suasana belajar yang
59
kondusif. Data yang mendukung mengenai tata tertib di SMA Negeri 1 Seririt bisa
dilihat pada lampiran.
Di SMA Negeri 1 Seririt, pihak sekolah telah menerapkan sistem akumulasi skor
pada tata tertibnya. Sistem akumulasi skor dilakukan oleh guru dibantu oleh pengurus
OSIS, batas maksimal dari sistem skor adalah 50 poin. Siswa ataupun siswi yang
melanggar tata tertib mencapai skor 50 akan diberikan peringatan berupa bimbingan
ataupun surat pernyataan mengenai pelanggaran yang diperbuat, dan apabila masih
melakukan pelanggaran yang sama maka pihak sekolah akan mengembalikan siswa
atau siswi tersebut kepada orangtuanya yang berarti bahwa siswa atau siswi tersebut
telah di keluarkan (drop out) dari sekolah.
Sistem ini memiliki fungsi sebagai pengingat agar siswa-siswi tidak melakukan
pelanggaran terus menerus. Pada tata tertib ini, ada beberapa tindakan yang dianggap
sebagai pelanggaran di SMA Negeri 1 Seririt, misalnya: memakai perhiasan yang
berlebihan, terlambat datang ke sekolah, menggunakan kosmetik yang berlebihan,
bertato dan lain sebagainya. Selain itu, apabila ada siswa siswi yang didapati
melakukan pelanggaran berat seperti melakukan tindakan kriminal, menggunakan
obat-obatan terlarang, ataupun hamil/menghamili, maka secara langsung siswa-siswi
tersebut dikeluarkan dari sekolah.
b. Perencanaan Pembelajaran/Hubungan Sosial Warga Sekolah
Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan
individu yang lain. Hubungan timbal balik berarti individu satu dan lainnya saling
membutuhkan dan memiliki rasa saling memiliki satu sama lain. Hubungan sosial di
SMA N 1 Seririt terbentuk dengan baik, dapat dilihat dari keadaan dan suasana
sekolah yang tertib dan tentram. Selain itu, siswa siswi SMA Negeri 1 Seririt dapat
berbaur dengan baik walaupun berbeda kelas, mereka memanfaatkan waktu istirahat
untuk berkumpul bersama dan saling membaur. Hubungan antara guru dan siswa pula
terjalin dengan sangat baik, terlihat dari cara guru dan siswa yang saling menegur
sapa ketika berpapasan atau bertemu dan tidak jarang siswa mencium tangan gurunya
ketika berpapasan ataupun baru datang ke sekolah sebagai rasa hormat dan baktinya
kepada guru sebagai orangtua siswa di sekolah. Selain itu, hubungan sosial antar guru
60
terbentuk dengan sangat baik, terlihat dari salam, senyum,sapa yang dilakukan sehari-
hari, begitupula dengan pegawai dan petugas sekolah yang lainnya. Hubungan sosial
kepala sekolah dan bawahannya juga terjalin sangat baik, yang terlihat dari di setiap
harinya khususnya pada pagi hari sebelum persembahyangan bersama di mulai kepala
sekolah dan bawahannya berkumpul di depan sekolah ataupun di halaman sekolah
sembari memperhatikan siswa dan keadaan sekolah. Selain itu, kepala sekolah juga
menyempatkan waktu untuk memperhatikan keadaan sekolah ketika jam pelajaran
berlangsung, memastikan semua warga sekolah berada pada tugasnya masing-
masing. Dalam kegiatan PPL-Awal, penulis tidak melihat adanya siswa-siswi yang
melakukan tindakan di luar batas normalnya, namun penulis pernah mendapati
beberapa siswa yang sedang diberikan bimbingan oleh guru bimbingan konseling dan
ditugaskan untuk membuat surat pernyataan tentang pelanggaran yang telah
dilakukan, kejadian tersebut terjadi di ruangan bimbingan konseling, penulis juga
melakukan dokumentasi dengan mengambil foto mengenai kejadian tersebut. Data
yang mendukung dapat dilihat pada lampiran.
Kesan penulis tentang hubungan sosial antar warga sekolah di SMA Negeri 1 Seririt
adalah, sebagai berikut:
Hubungan Sosial antar Siswa
Hubungan sosial antar siswa-siswi di SMA Negeri 1 Seririt terjalin dengan baik,
terlihat dari budaya 3S yang meliputi: senyum, salam, sapa yang mereka terapkan
dalam kegiatan sehari-hari di sekolah. Ketika berada di sekolah latihan, penulis
mengamati siswa-siswi dapat berkomunikasi dengan baik seperti tidak adanya rasa
sungkan atau malu bertanya. Penulis mengamati tidak ada siswa siswi yang
dikucilkan ataupun tidak memiliki teman. Penulis mengharapkan keadaan ini dapat
terus terjaga dan ditingkatkan untuk kebaikan sekolah ke depannya.
Hubungan Sosial antar Guru
Hubungan sosial antar guru berjalan dengan baik di SMA Negeri 1 Seririt. Selama
penulis berada di sekolah latihan, penulis mengamati guru-guru di sekolah latihan
juga menerapkan budaya 3S yang meliputi: senyum, salam, sapa dalam kegiatan
sehari-hari di sekolah. Guru juga dapat menempatkan diri dimana harus dalam
61
keadaan formal, dan kapan saatnya dapat bercanda untuk meningkatkan hubungan
kekeluargaan di sekolah. Komunikasi yang dilakukan berlangsung dengan baik,
terlihat dari koordinasi antar guru yang terjalin baik sehingga kegiatan di sekolah
dapat berlangsung dengan lancar. Penulis mengharapkan keadaan ini dapat terus
terjaga dan ditingkatkan untuk kebaikan sekolah ke depannya.
Hubungan Sosial antar Pegawai
Hubungan sosial antar pegawai berjalan dengan baik di SMA Negeri 1 Seririt, terlihat
dari keramahan para pegawai saat penulis berada di lingkungan sekolah, baik di
ruangan tata usaha, di perpustakaan, maupun di halaman sekolah. Komunikasi yang
terbentuk juga sangat baik terlihat saat penulis mencari data yang penulis perlukan
untuk menyusun laporan, ditengah kesibukan tugas masing-masing, pegawai saling
membantu dan berantusias membantu penulis dalam menyediakan data. Penulis
mengharapkan keadaan ini dapat terus terjaga dan ditingkatkan untuk kebaikan
sekolah ke depannya.
Hubungan Sosial Siswa, Guru dengan Pagawai
Hubungan sosial siswa, guru dengan pegawai terbentuk dengan baik di SMA Negeri
1 Seririt, terlihat ketika penulis melakukan observasi di sekolah latihan. Siswa, guru,
dan pegawai dapat bekerja sama dengan baik dalam memfasilitasi penulis guna
mencari data yang diinginkan. Salam, senyum, sapa juga diterapkan pada hubungan
sosial siswa, guru, dengan pegawai, hal ini terlihat dari tindakan yang mencerminkan
saling menghargai, siswa sebagai yang lebih mudah menghormati guru dan pegawai
dengan memberikan salam lebih dahulu. Penulis mengharapkan keadaan ini dapat
terus terjaga dan ditingkatkan untuk kebaikan sekolah ke depannya.
Hubungan sosial kepala sekolah dengan bawahannya terjalin dengan baik di SMA
Negeri 1 Seririt, terlihat ketika penulis berada di sekolah latihan. Kepala sekolah
mampu menjalankan tugasnya dengan sangat baik, menjaga hubungan sosial yang
baik dengan bawahannya dengan sering mengamati, berkoordinasi dengan baik, dan
62
melakukan rapat rutin di setiap hari Senin setelah melakukan upacara bendera dan
persembahyangan. Penulis mengharapkan keadaan ini dapat terus terjaga dan
ditingkatkan untuk kebaikan sekolah ke depannya.
Berdasarkan paparan tersebut, dapat dikatakan bahwa hubungan sosial yang dimiliki
oleh warga sekolah yang ada di SMA N 1 Seririt sudah berjalan baik. Hubungan
tersebut berjalan dengan baik karena pada dasarnya setiap warga sekolah mampu
menjaga ucapan dan tingkah laku serta adanya koordinasi yang baik.
63
2. Guru Memasuki Ruang Kelas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, secara umum di SMA Negeri
1 Seririt, siswa-siswi memasuki ruang belajar setelah melakukan persembahyangan
bersama. Mempersiapkan alat belajar dan duduk sesuai tempat yang disediakan
merupakan hasil pengamatan tingkah laku yang penulis temui. Namun terkadang ada
beberapa siswa di kelas yang bermain ataupun sekedar bercanda gurau sebelum guru
memasuki ruang belajar/kelas, namun hal tersebut tidak sampai menganggu keadaan
kelas maupun keadaan di sekitar kelas. Ketika guru memasuki ruang belajar/kelas
siswa-siswi memberikan salam, seperti: Selamat pagi atau Om Swastyastu yang
dipimpin oleh salah satu siswa, yang dimana di setiap harinya siswa bergiliran untuk
memimpin salam, hal tersebut dilakukan sesuai dengan saran yang diberikan oleh
guru. Setelah siswa mengucapkan salam, maka guru akan membalas salam dengan
ucapan yang sama. Selain itu. siswa-siswi juga mengucapkan yel-yel khusus mata
pelajaran yang sedang diajarkan pada saat itu, bersama dengan guru yang mengajar.
3. Guru Akan Memulai Pelajaran
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, secara umum di SMA Negeri
1 Seririt, tingkah laku siswa ketika guru akan memulai pelajaran yaitu duduk dengan
rapi dan memperhatikan guru. Guru ketika akan memulai pelajaran mengingatkan
siswa-siswi tentang kebersihan ruang belajar/kelas, mengecek kehadiran siswa, guru
juga memberikan motivasi berkaitan dengan pelajaran, dan contoh yang sesuai
dengan kenyataan saat ini untuk meningkatkan semangat siswa-siswi dalam belajar.
Beragam tingkah laku siswa ketika merespon guru yang sedang memberikan
motivasi, ada yang tersenyum, ada pula yang tertawa, dan ada pula yang tak jarang
merespon dengan pertanyaan, semua tindakan tersebut masih dalam batas normalnya
dan tidak sampai menganggu keadaan kelas dan sekitar kelas.
4. Guru Memulai Pelajaran
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, secara umum di SMA Negeri
1 Seririt, beragam tingkah laku siswa ketika guru memulai pelajaran diantaranya
yaitu ada tingkah laku siswa yang menunjukkan disiplin diri dalam megikuti kegiatan
pembelajaran, ada pula yang kurang disiplin. Disiplin diri yang ditunjukkan adalah
64
merespon dengan baik pertanyaan yang di berikan oleh guru, membaca buku ketika
diberikan kesempatan membaca oleh guru, dan memperhatikan guru dengan seksama.
Sedangkan tindakan yang kurang disiplin ditunjukkan dengan adanya siswa yang
kurang memperhatikan saat guru menjelaskan, ada siswa yang kedapatan memainkan
smartphone nya sehingga berbunyi lagu yang membuat kelas menjadi kurang
kondusif. Namun hal tersebut dapat dengan cepat ditangani oleh guru pengajar
sehingga suasana kelas dapat kembali kondusif dan tidak menganggu kelas lain. Guru
pengajar juga memberikan pengarahan langsung agar smartphone yang seharusnya
digunakan untuk mendukung proses pembelajaran tidak dikeluarkan atau
dinonaktifkan ketika guru tidak menyuruh siswa-siswi untuk menggunakan
smartphone mereka. Pembelajarann berlangsung dengan baik, yang di dalamnya
terdapat diskusi kelompok.
5. Guru Mengakhiri Pelajaran
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, secara umum di SMA Negeri
1 Seririt, beragam tingkah laku siswa ketika guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
diantaranya adalah menanyakan hal yang kurang dimengerti kepada gurunya,
memasukkan alat tulisnya ke dalam tas, ada pula yang sudah siap untuk beristirahat.
Ketika mengakhiri pelajaran guru akan melakukan evaluasi ulang, dan memberikan
test individu jika terdapat alokasi waktu yang cukup.
Berdasarkan hasil pengamatan, penulis berpendapat bahwa banyak hal yang
mempengaruhi tingkah laku siswa di sekolah diantaranya adalah dirinya sendiri dan
cara guru dalam mengajar. Apabila guru memiliki gaya mengajar yang menarik dan
disiplin, maka siswa akan tertarik untuk memperhatikan dan menyimak pelajaran,
begitu pula sebaliknya. Namun jika siswa memiliki disiplin diri dalam dirinya, maka
dengan gaya mengajar guru yang bagaimanapun, siswa akan berusaha unuk
menyimak pelajaran dengan baik. Jadi kedisiplinan akan dapat terbentuk dengan
sangat baik apabila individu memiliki kemauan untuk menjadi disiplin dan
lingkungan mendukung keinginannya tersebut. Untuk itu setiap warga sekolah perlu
menyadari bahwa kedisiplinan merupakan hal yang penting yang akan mempengaruhi
tingkah laku dikegiatan kita sehari-hari.
65
b. Interaksi Belajar Mengajar
1. Perilaku Anak pada Saat Mengikuti Pembelajaran
• Aktivitas Anak dalam Merespon Masalah yang Dilontarkan Guru
Berdasarkan pengamatan penulis, secara umum siswa-siswi di SMA Negeri 1
Seririt memiliki perilaku yang baik ketika mengikuti pelajaran. Dalam merespon
masalah yang dilontarkan oleh guru, siswa berani untuk berpendapat dengan cara
sopan, meskipun terdapat kosa kata yang kurang teratur karena agak gugup dalam
menyampaikan pendapat di kelas.
• Keberanian Anak Bertanya/Mengeluarkan Pendapat dan Mengerjakan Tugas di
Papan, di Depan Kelas
Berdasarkan pengamatan penulis, secara umum siswa-siswi di SMA Negeri 1
Seririt memiliki perilaku yang baik ketika mengikuti pelajaran. Dalam
bertanya/mengeluarkan pendapat dan mengerjkan ugas di papan, siswa-siswi SMA
Negeri 1 Seririt memiliki percaya diri yang bagus, hal ini ditunjukkan oleh
keberanian siswa dalam mengerjakan tugas di papan, mengacungkan tangan,
menyanggah bila terdapat kesalahan dalam jawaban yang ditulis di papan oleh
siswa yang lain.
• Interaksi Anak-Anak, Anak-Guru Selama Pembelajaran Berlangsung
Berdasarkan pengamatan penulis, secara umum siswa-siswi di SMA Negeri 1
Seririt memiliki perilaku yang baik ketika mengikuti pelajaran. Interaksi antar
siswa secara umum di SMA Negeri 1 Seririt selama pembelajaran berlangsung
diantaranya ada siswa-siswi yang disiplin mengikuti pembelajaran ditunjukkan
dengan sikap focus mengerjakan tugas yang diberikan, tidak membahas hal yang
lain ketika guru atau temannya menjelaskan, dan ada pula siswa-siswi yang kurang
mengikuti pembelajaran dengan baik , ditunjukkan dengan sikap kurang
memperhatikan tugas dan penjelasan guru, maupun temannya. Untuk interaksi
antara guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung dengan baik, ditunjukkan
dengan sikap siswa-siswi yang aktif dalam pembelajaran, walaupun terdapat
beberapa siswa yang belum mampu dalam menjawab/ permasalahan namun guru
akan memancing pendapat siswa dengan kata kunci yang diberikan, sehingga
66
secara tidak langsung siswa yang belum mampu memahami permasalahan dapat
mengerti dengan tuntunan oleh guru. Hal tersebut membuat siswa-siswi di SMA
Negeri 1 Seririt memiliki percaya diri yang bagus untuk mengungkapkan
pendapatnya.
• Respon Anak dalam Mengerjakan Tugas/Pekerjaan Rumah
Berdasarkan pengamatan penulis, secara umum siswa-siswi di SMA Negeri 1
Seririt memiliki perilaku yang baik ketika mengikuti pelajaran. Beragam respon
siswa dalam mengerjakan tugas/ pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru
diantaranya adalah menunjukkan sikap yang fokus dengan tugas yang diberikan
jika tugas tersebut merupakan tugas individu, berdiskusi dengan kelompok dengan
tertib jika yang diberikan adalah tugas kelompok, namun terkadang ada beberapa
siswa yang kurang fokus sehingga terlihat bengong saat berdiskusi atau diberikan
tugas individu, hal yang mungkin menyebabkan siswa tersebut bengong adalah
ketidakpahaman atau mood yang kurang bagus untuk mengikuti proses
pembelajaran. Meskipun demikian, secara umum respon yang ditunjukkan saat
siswa mengerjakan tugas/ pekerjaan rumah adalah baik.
2. Perilaku Siswa yang Mengkhusus
Berdasarkan pengamatan penulis, secara umum perilaku siswa-siswi di SMA
Negeri 1 Seririt dapat dikatakan baik, hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya
perilaku khusus siswa yang terlalu berlebihan dalam kenakalannya di sekolah.
Kenakalan siswa-siswi SMA Negeri 1 Seririt hanya bersifat sementara dan tidak
terlalu menganggu sisiwa lain, keadaan dan suasana pembelajaran.
3. Fasilitas yang Dibawa Siswa
• Fasilitas Penunjang Siswa
Berdasarkan pengamatan penulis, secara umum di SMA Negeri 1 Seririt, siswa-
siswi membawa fasilitas belajar, seperti: buku tulis, buku pelajaran, dan
smartphone bagi yang memiliki. Kebijakan sekolah yang mengijinkan siswa-
siswinya membawa smartphone ke sekolah karena kurikulum saat ini dengan tidak
langsung mengarahkan pembelajaran menggunakan media pembelajaran, seperti
halnya menggunakan aplikasi: Quipper dan Jalak Bali. Fasilitas lain, seperti laptop
67
diijinkan untuk dibawa ke sekolah, semasih dipergunakan dengan sewajarnya
untuk keperluan pembelajaran. Buku paket yang digunakan oleh siswa-siswi
adalah buku yangdipinjam dari perpustakaan. Sedangkan untuk LKS , sekolah
tidak mewajibkan siswa-siswinya untuk membeli LKS. Namun, disarankan untuk
meminjam kepada kakak kelas, atau saudara agar setidaknya memiliki referensi
selain buku paket yang dipinjam dari perpustakaan.
• Tindakan yang Diberikan pada Siswa Apabila Tidak Membawa Kelengkapan
Berdasarkan pengamatan penulis, secara umum di SMA Negeri 1 Seririt, tindakan
yang diberikan pada siswa apabila tidak membawa kelengkapan belajar yaitu
pastinya menegur siswa agar tidak mengulangi perbuatannya. Namun jika siswa-
siswi tidak membawa LKS, yang idak diwajibkan oleh sekolah, hal tersebut bisa
ditoleransi dan disarankan untuk saling berbagi dengan yang membawa LKS.
4. Hubungan Aktivitas Antara Siswa dengan Guru Penyaji
Berdasarkan pengamatan penulis, secara umum di SMA Negeri 1 Seririt,
hubungan aktivitas antara siswa dengan guru penyaji berlangsung dengan baik.
Dalam proses belajar mengajar, terdapat interaksi antara siswa dengan guru
penyaji sehingga suasana kelas menjadi aktif dan mengundang rasa semangat
untuk belajar. Penyampaian materi pelajaran yang menarik sangat diusahakan oleh
guru, hal ini ditunjukkan dengan sikap guru yang semangat dan dapat memancing
rasa penasaran siswa sehingga mengakibatkan siswa-siswi memiliki keinginan
unuk bertanya maupun mengemukakan pendapat. Sebagai seorang siswa pun,
memiliki usaha sendiri untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan baik karena
kewajibannya sebagai sisiwa adalah belajar dan mencari pengalaman, maka guru
dan siswa dalam hal ini saling berusaha untuk mewujudkan suasana kelas yang
kondusif dalam belajar.
c. Pengelolaan Kelas
1. Posisi Pengaturan Tempat Duduk dalam Proses Belajar-Mengajar
Berdasarkan pengamatan penulis, di SMA Negeri 1 Seririt, pengaturan tempat
duduk adalah berkelompok, di setiap kelas terdapat 4 kelompok. Diharapkan
dengan terbentuknya kelompok tersebut, dalam proses belajar dapat saling mengisi
68
kekurangan masing-masing sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung
dengan baik. Untuk pelajaran yang diberikan di luar kelas, misalnya: laboratorium
atau perpustakaan, siswa-siswi duduk secara acak. Jika sedang diadakan penilaian,
guru mengarahkan siswa-siswi agar duduk berdasarkan nomor urut absen atau
sesuai kesepakatan bersama.
2. Perbedaan Prilaku Siswa
• Menggunakan Pola Klasikal
Pola klasikal adalah cara pembelajaran yang dapat dikatakan berpusat pada guru.
Pola ini digunakan ketika materi yang diajarkan merupakan materi baru yang
belum diajarkan sebelumnya. Pada umumnya guru akan menjelaskan mengenai
materi dan siswa menyimak serta mencatat hal yang penting. Pola klasikal juga
tidak dianjurkan digunakan secara terus-menerus, karena pola klasikal dapat
membuat guru ebih aktif dalam kegiatan sedangkan siswa pasif. Maka dari itu guru
sebaiknya dapat menentukan metode-metode yang tepat sesuai dengan kondisi ,
situasi, dan materi yang diajarkan.
• Menggunakan Pola Berkelompok
Pola berkelompok adalah suatu cara pembelajaran yang lebih banyak melibatkan
siswa, kerjasama, dan kekompakan siswa. Dalam pola berkelompok ini siswa
diberikan kesempatan untuk berdiskusi bersama dengan anggota kelompok.
Keraguan untuk bertanya dapat terhindarkan, karena berdiskusi dengan sebaya
membuat siswa menjadi lebih leluasa dan tidak gugup untuk menyatakan
pendapat. Secara umum di SMA Negeri 1 Seririt kini telah membentuk pola
tempat duduk yang berkelompok sehingga pola berkelompok ini akan digunakan
disetiap harinya. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
mengelola kelas dengan pola berkelompok, yakni:
1. Jumlah anggota dalam satu kelompok tidak terlalu banyak sehingga terhindar
dari keadaan yang kurang efektif, seperti ada siswa yang tidak mendapat bagian
tugas dan terjadi keributan karena anggota yang terlalu banyak memungkinkan
untuk sulit di kontrol oleh ketua kelompok jka terdapat ketua kelompok. Di SMA
69
Negeri 1 Seririt terdapat 4 kelompok dalam satu kelas, yang masing-masing
kelompok terdiri dari 9 orang siswa.
2. Anggota kelompok sebaiknya heterogen, erdapat siswa dan siswi karena hal ini
dapat terhindar dari keadaan kumpulan siswi/siswa yang asyik mengobrol.
Sehingga jika anggota kelompok terdapat siswa dan siswi maka akan saling
menghargai dan akan memiliki rasa malu kepada lawan jenis ketika mengobrol
terlalu banyak saat pembelajaran.
3. Harus ada tuntutan dari guru bahwa setiap anggota kelompok harus memahami
hasil diskusi dari kelompoknya. Dalam pola pengajaran seperti ini guru bertugas
sebagai fasilitator dan melayani kebutuhan siswa-siswi untuk bertanya bila ada
yang tidak dimengerti.
• Menggunakan Pola Individu
Pola individu adalah suatu cara pembelajaran yang dominan melibatkan siswa,
dengan kata lain siswa bersifat aktif dalam pola pembelajaran ini. Pola individu
baik digunakan untuk mengetahui siswa-siswi yang aktif dan fokus mengikuti
proses belajar mengajar. Meskipun demikian, pola individui ni juga di anjurkan
untuk tidak monoton digunakan, karena hal ini dapat membuat siswa yang belum
mampu memahami pelajarn akan merasa minder sehingga membuatnya takut
untukmegungkapkan pendapatnya. Maka dari itu guru sebaiknya dapat
menentukan metode-metode yang tepat sesuai dengan kondisi , situasi, dan materi
yang diajarkan.
3. Perilaku Siswa Ketika Guru Terlambat atau Berhalangan Hadir
Berdasarkan pengamatan penulis, secara umum di SMA Negeri 1Seririt, ketika
guru berhalangan hadir, biasanya guru piket akan dating ke kelas dan memberikan
tugas. Jika selama 15 menit guru tidak hadir di dalam kelas atau guru piket tidak
dating ke kelas maka perwakilan kelas akan mendatangi ruang guru dan menemui
guru piket untuk menanyakan guru yang mengajar di kelas yang bersangkutan.
Guru piket akan memberikan tugas sesuai dengan pesan guru pengajar di kelas
tersebut, namun jika guru pengajar tidak memberikan pesan tugas, maka guru piket
akan menyarankan siswanya untuk mempelajari materi selanjutnya atau membaca
70
buku di perpustakaan. Biasanya, kelas yang tidak diberikan tugas akan
mengadakan kegiatan bebasnya sendiri, misalnya: pergi ke kantin untuk makan, ke
ruang BK untuk mencari informasi tentang bimbingan karir, beberapa ada yang
mengobrol dan bercanda di kelas, tetapi ada juga siswa-siswi yang memilih untuk
membaca buku di perpustakaan atau dikelas.
4. Guru Menangani Anak yang Terlambat
Berdasarkan pengamatan penulis, secara umum di SMA Negeri 1 Seririt terdapat
mekanisme khusus bagi siswa-siswi yang terlambat masuk kelas. Siswa-siswi yang
terlambat harus melapor ke guru piket dan setelah mendapat surat ijin untuk
mengikuti pelajaran di kelas barulah siswa-siswi bisa masuk kelas. Guru mata
pelajaran yang sedang mengajar di kelas akan menanyakan surat ijin dari guru
piket terlebih dahulu, kemudian menanyakan mengapa siswa-siswi tersebut
terlambat dan memperingati siswa-siswi tersebut untuk tidak mengulangi
keterlambatannya. Namun jika hal ini terus terjadi pada siswa/siswi yang sama
maka siswa/siswi tersebut akan diperintahkan untuk membuat surat pernyataan
mengenai pelanggaran yang dilakukan, hal ini dilakukan guna menyadarkan diri
siswa untuk tidak mengulangi perbuatannya.
5. Perilaku Anak pada Saat Mengerjakan Tugas Tanpa Pengawasan Guru yang
Bersangkutan dan atau Diawasi Guru Piket
Berdasarkan pengamatan penulis, di SMA Negeri 1 Seririt, perilaku siswa-siswi
saat mengerjakan tugas tanpa pengawasan dari guru yang bersangkutan dan atau
diawasi guru piket, biasanya siswa-siswi mengerjakan tugas dengan teman-
temannya dan tentunya suasananya menjadi tidak teratur. Namun pengurus kelas
segera mengatasi suasana tersebut agar tidak mengganggu kelas lain yang sedang
belajar. Jika kelas masih ribut, biasanya guru yang mengajar di ruangan yang
bersebelahan akan melakukan protes dengan cara menegur siswa-siswi sehingga
suasana menjadi tenang kembali. Namun hal ini tidak sering terjadi, karena
biasanya Kepala Sekolah akan selalu menyempatkan diri untuk mengecek
situasisekolah dengan berjalan-jalan, mengamati keadaan, dan apabila Kepala
Sekolah menemukan keadaan kelas yang kurang teratur tanpa guru maka Kepala
71
Sekolah akan menegur siswa-siswi di kelas tersebut, dan terkadang Kepala sekolah
langsung mengambil tindakan jika siswa-siswi tersebut tidak mecari guru piket
untuk menanyakan guru yang tidak hadir atau menanyakan tugas. Tindakan yang
dilakukan oleh Kepala Sekolah adalah memberikan tugas pada materi yang telah
diajarkan.
d. Kegiatan di Luar Kelas
• Perilaku siswa di luar kelas pada saat usai pelajaran dan saat tidak ada kegiatan
belajar mengajar
Kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswi adalah pergi ke kantin, ada juga yang
diam di kelas, diam di depan kelas untuk mengobrol, atau pergi ke perpustakaan
untuk sekedar membaca buku atau bahkan meminjam buku. Untuk siswa-siswi
yang mengikuti organisasi (Pengurus OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah),
MPK (Majelis Permusyawaratan Kelas) atau PKS (Patroli Keamanan Sekolah)),
mereka tidak jarang berkumpul di ruang Sekretariat OSIS untuk menyelesaikan
tugas-tugasnya atau untuk sekedar berkumpul dengan teman sekerjanya.
• Pola Tingkah Laku Extrim yang Mungkin Dimunculkan Anak Tertentu
Pada umumnya tidak ada siswa-siswi yang menunjukkan perilaku ekstrim di
sekolah. Kenakalan yang dilakukan siswa-siswi di sekolah hanya sebatas siswa
mengganggu siswi, namun tidak sampai membuat keributan hingga menganggu
pembelajaran di sekolah.
• Hubungan Anak-Anak, Anak-Guru
Hubungan antar siswa-siswi dan siswa-siswi dengan guru berlangsung sangat baik.
Saat jam istirahat hubungan siswa-siswi dengan guru juga terlihat baik. Siswa-guru
saling bertegur sapa, bahkan ada yang membahas materi pelajaran dengan guru
yang bersangkutan yang mengajar.
• Pemanfaatan Waktu Istirahat Sekolah Secara Efisien dan Efektif
Pemanfaatan waktu yang biasa dilakukan siswa-siswi saat istirahat yaitu biasanya
mereka pergi ke kantin untuk makan, ada yang memanfaatkan waktu istirahat
dengan mengobrol, bercanda dengan teman-temannya, membaca atau meminjam
buku di perpustakaan, sedangkan bagi siswa-siswi kelas XII beberapa dari mereka
72
memilih untuk mendatangi ruang BK untuk mencari inrofmasi tentang kelanjutan
studi mereka nanti setelah tamat SMA. Hal tersebut sangat efektif, membuat
mereka kembali bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya.
1. Aktivitas petugas BK saat menangani hal-hal berikut
• Penangan Perilaku Anak Bermasalah di Dalam atau di Luar Kelas
Siswa-siswi yang bermasalah di dalam dan di luar kelas akan dipanggil oleh guru
BK dan diajak sharing/curhat di ruang BK terkait dengan masalah yang
menimpanya. Guru menggali permasalahan yang dihadapi siswa-siswi,
memberikan kenyamanan dan keleluasaan kepada siswa-siswi agar mau
menceritakan permasalahan tersebut, kemudian siswa-siswi akan diberikan cara-
cara menangani permasalah yang mereka hadapi baik di luar sekolah ataupun di
dalam sekolah yang masih menyangkut dengan pendidikan. Jika permasalah
tersebut merugikan atau dianggap melanggar etika, maka siswa-siswi akan
diberikan sanksi dan dilakukan pengawasan yang intensif terhadap pola prilakunya
di sekolah untuk mengetahui perkembangan perubahan sikap siswa-siswi tersebut
setelah diberikan arahan dari guru BK.
• Usaha Memotivasi Anak
Dalam usaha memotivasi siswa-siswi untuk belajar dan pengembangan karir, guru
BK biasanya memanfaatkan waktu kosong siswa-siswi atau pada saat guru
pelajaran berhalangan hadir untuk masuk ke kelas. Untuk pengembangann karir,
biasanya siswa-siswi diberikan informasi-informasi berupa brosur-brosur yang
menyangkut ke pengembangan karir. Disamping keaktifan guru BK, siswa-siswi
sendiri juga aktif bertanya dan mengunjungi ruang BK. Guru BK yang ada di
ruangan senantiasa membantu melayani kebutuhan siswa-siswi. Guru BK juga
sering mengingatkan siswa-siswi agar tidak malu ketika ingin berkonsultasi
mengenai masalah yang sedang di hadapi.
• Menjaga Hubungan Sekolah dengan Orang Tua Siswa
Dalam upaya menjaga hubungan sekolah dengan orang tua siswa, biasanya guru
BK mengupayakan diadakan pertemuan-pertemuan misalnya pertemuan komite
sekolah untuk membahas perilaku siswa-siswi secara umum. Untuk siswa-siswi
73
yang bermasalah dan masalahnya besar, maka BK akan mengundang orang tua
siswa-siswi dan mengadakan diskusi untuk mengupayakan agar siswa-siswi yang
bersangkutan dapat menyelesaikan masalahnya.
3.2.3. Proses Pembelajaran yang Dilakukan oleh Guru-Guru di SMA Negeri 1
Seririt
3.2.3.1.Informasi Umum
Berikut adalah identitas guru sebagai narasumber penulis selama mengikuti orientasi:
1. Guru Pembimbing/Pamong
a. Nama : Imam Mufrodi
b. Mata Pelajaran : Matematika Wajib
c. Materi yang Diajarkan : Program Linear
d. Kelas : XI MIA 3
e. Waktu : 07.30 – 8.50 (2 JP)
2. Guru Model I
a. Nama : I Gusti Ayu Suryani, S.Pd.
b. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
c. Materi yang Diajarkan : Mendefinisikan Tahapan-Tahapan Teks Prosedur
Secara Umum
d. Kelas : XI BABUD 1
e. Waktu : 10.45 – 12.15 (2 JP)
3. Guru Model II
a. Nama : I A. Kade Suarmika, S.Pd.
b. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
c. Materi yang Diajarkan : Mendeskripsikan Surat Lamaran Pekerjaan
d. Kelas : XII IIS 1
e. Waktu : 08.50 – 10.30 (2 JP)
4. Guru Model III
a. Nama : Ni Nyoman Warjani, S.Pd
b. Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
c. Materi yang diajarkan : Gerakan G-30S PKI
74
d. Kelas : XII IIS 1
e. Waktu : 08.50 – 10.30 (2 JP)
3.2.3.2.Perencanaan Pembelajaran
1. Dalam kaitannya dengan menyusun perencanaan pengajaran
Ketika menyusun rencana pengajaran, guru melakukan beberapa persiapan yakni
sebagai berikut: menganalisis/mengembangkan materi pelajaran, menyusun
program tahunan, semester, dan harian, serta menyusun silabus dan RPP
(Rancangan Proses Pelaksanaan Pembelajaran).
a. Menganalisis/mengembangkan materi pelajaran
Menganalisis/mengembangkan materi pelajaran dilakukan berdasarkan silabus.
Pada silabus terdapat rumusan kompetensi dasar yang telah di atur oleh Permen
No. 24 Tahun 2016. Rumusan tersebut digunakan untuk
menganalisis/mengembangkan materi pelajaran, dimana rumusan tersebut sudah
mengandung materi pokok. Berdasarkan materi ini, guru menyusun RPP dengan
memperhatikan model, strategi, ataupun langkah pembelajaran yang sesuai untuk
penyampaian materi pembelajaran. Di RPP tersebut, langkah-langkah yang dibuat
lebih detail daripada yang ada di silabus (langkah-langkah yang ada di silabus
adalah ringkas). Dalam penyusunan RPP, kompetensi inti pada silabus yang
dijadikan indikator untuk di RPP, sehingga hal-hal seperti: langkah, metode,
sintax, dan lain-lainnya akan terlihat. Materi pembelajaran diurut dari yang paling
mudah ke yang paling susah.
b. Menyusun program tahunan, semester dan harian
Biasanya, program tahunan, semester dan harian didapat dari sekolah berupa
format kosong. Program tersebut akan diisi lebih lanjut oleh guru-guru. Program
tahunan berisikan hal-hal yang akan diperbuat atau dicapai di setiap semester.
Begitu pula program semester berisikan hal-hal yang akan diperbuat atau dicapai
di setiap harinya. Sehingga, program harian akan lebih rinci dibandingkn program
semesteran, maupun program tahunan.
Dalam menyusun program harian, formatnya didapat dari sekolah berupa jurnal
atau agenda guru. Program ini lebih rinci dari program semesteran. Jurnal dan
75
agenda guru selanjutnya akan disususn/diisi oleh guru. Pada program ini,
selayaknya sudah berisi indikator-indikator yang akan dicapai di setiap harinya.
Indikator-indikator yang ada di program ini diisi berdasarkan analisis yang telah
guru lakukan. Indikator yang tertera haruslah tuntas/tercapai. Jika indikator
tersebut tercapai, maka dilanjutkan dengan keterangan. Begitu pula jika belum
tercapai.
Program semester dibagi berdasarkan hari, baik hari efektif dan tidak efektif untuk
melakukan proses belajar di kelas. Program ini lebih rinci dari program tahunan.
Program semesteran akan merujuk ke program harian. Pada program semsteran
terdapat jam mengajar yang diambil oleh guru dari analisis jam. Program ini
disusun oleh guru terdapat kompetensi inti dan kompetensi dasar. Pada program ini
pula terdapat waktu berupa bulan yang disertai keterangan untuk setiap
pelaksanaan, seperti: minggu efektif, minggu pengenalan/orientasi kehidupan
sekolah, minggu ulangan, bulan efektif dan waktu-waktu efektif lainnya.
Begitu pula, program tahunan dibagi berdasarkan semester, dua semester, yaitu:
semester 1 dan semester 2. Pada program tahunan yang disusun oleh guru terdapat
jam global mengajar/semester yang diambil dari analisis jam, dan terdapat
kompetensi inti dan kompetensi dasar. Pada program ini pula terdapat waktu
berupa bulan yang disertai keterangan untuk setiap pelaksanaan.
c. Menyusun silabus
Dalam menyusun silabus, guru memulai dengan memperhatikan standar isi
kurikulum yang mana mengandung KI (kompetensi inti), semua materi yang akan
diajarkan memiliki KI yang sama. Yang berbeda adalah di KD (kompetensi dasar),
KD dirumuskan dari KI. Setelah itu, dilanjutkan dengan menetukan indikator,
kemudian membuat penilaian meliputi evaluasi, jenis tagihan, bentuk dan contoh
instrument, dan perkiraan waktu yang diperlukan serta pemilihan sumber/alat.
2. Narasumber menyusun silabus seperti tersebut dikarenakan:
• Menyusun silabus adalah kewajiban seorang guru dan menjadi ketentuan setiap
semester apalagi sekarang sudah diberlakukan kurikulum 2013.
76
• Menyusun silabus akan memudahkan guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan lancar.
• Silabus berfungsi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, mendiagnosis
kesulitan belajar siswa, memberikan umpan balik, melakukan perbaikan,
memotivasi guru agar mengajar lebih baik, dan memotivasi siswa untuk belajar
lebih baik.
4. Silabus hasil latihan adalah terlampir.
3.2.3.3.Pelaksanaan Pembelajaran
Berikut adalah komentar penulis terhadap aktivitas guru tersebut saat membuka
pelajaran, kegiatan inti, dan menutup pelajaran.
1. Membuka Pelajaran
Berikut adalah komentar penulis terhadap aktivitas guru tersebut saat membuka
pelajaran
a. Strategi yang Digunakan
Strategi yang digunakan oleh masing-masing guru dalam membuka pelajaran
adalah berbeda. Dari hasil pengamatan penulis, berikut adalah analisis terhadap
strategi yang guru tersebut gunakan.
Strategi Guru Pembimbing/Pamong, Imam Mufrodi,S.Pd. dalam membuka
pelajaran adalah sebagai berikut:
1. Mengucapkan salam pembuka berupa Panganjali, “Selamat Pagi” atau
menyesuaikan.
2. Mengingatkan peserta didik untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekitar
tempat duduk siswa
3. Melakukan absensi, baik dengan menghitung jumlah siswa-siswi yang hadir
dan menyocokkan dengan lembar nama siswa.
4. Memberikan informasi tentang kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan,
manfaat, dan langkah pembelajaran serta strategi yang akan dilaksanakan.
5. Menanyakan materi sebelumnya untuk mengingatkan siswa terhadap materi
tersebut guna mempermudah memahami materi yang akan diajarkan.
77
Strategi Guru Model I, I Gusti Ayu Suryani, S.Pd.. dalam membuka pelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Mengucapkan salam pembuka berupa Panganjali, “Om Swastiastu”.
2. Mengingatkan peserta didik untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekitar
tempat duduk siswa.
3. Melakukan absensi, baik dengan menghitung jumlah siswa-siswi yang hadir
dan menyocokkan dengan lembar nama siswa.
4. Memberikan informasi tentang kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan,
manfaat, dan langkah pembelajaran serta strategi yang akan dilaksanakan.
5. Menanyakan materi sebelumnya untuk mengingatkan siswa terhadap materi
tersebut guna mempermudah memahami materi yang akan diajarkan.
Strategi Guru Model II, I A. Kade Suarmika, S.Pd. dalam membuka pelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Mengucapkan salam pembuka, “Om Swastiastu”.
2. Mengingatkan peserta didik untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekitar
tempat duduk siswa.
3. Melakukan absensi, baik dengan menghitung jumlah siswa-siswi yang hadir
dan menyocokkan dengan lembar nama siswa.
4. Memberikan informasi tentang kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan,
manfaat, dan langkah pembelajaran serta strategi yang akan dilaksanakan.
5. Menanyakan materi sebelumnya untuk mengingatkan siswa terhadap materi
tersebut guna mempermudah memahami materi yang akan diajarkan.
Strategi Guru Model III, Ni Nyoman Warjani, S.Pd. dalam membuka pelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Mengucapkan salam pembuka berupa Panganjali, “Om Swastiastu”.
2. Mengingatkan peserta didik untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekitar
tempat duduk siswa.
3. Melakukan absensi, baik dengan menghitung jumlah siswa-siswi yang hadir
dan menyocokkan dengan lembar nama siswa.
78
4. Memberikan informasi tentang kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan,
manfaat, dan langkah pembelajaran serta strategi yang akan dilaksanakan.
5. Menanyakan materi sebelumnya untuk mengingatkan siswa terhadap materi
tersebut guna mempermudah memahami materi yang akan diajarkan.
b. Waktu yang Disediakan
Alokasi waktu yang digunakan oleh masing-masing guru dalam membuka
pelajaran adalah berbeda. Beberapa guru mengalokasikan 15 menit dan ada pula
20 menit untuk pembuka pelajaran. Dari hasil pengamatan penulis alokasi waktu
ini digunakan untuk mengucapkan salam, mengingatkan kebersihan di sekitar
tempat duduk, melakukan absensi, memberikan informasi mengenai kompetensi,
ruang lingkup materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran serta strategi
yang akan dilaksanakan, menanyakan materi sebelumnya untuk mengingatkan
siswa terhadap materi tersebut. Menurut penulis, hal ini merupakan waktu yang
ideal karena tidak terlalu banyak menggunakan waktu untuk menjelaskan materi
yang sudah dijelaskan. Selain itu, waktu yang dialokasikan tidak menyita banyak
waktu untuk kegiatan inti.
c. Alat Bantu Pelajaran yang Dipakai Masing-masing guru
Dalam membuka pelajaran tidak menggunakan alat bantu tambahan berupa alat
pada laboratorium. Hal ini karena pembelajaran yang berlangsung masih diawal
semester yang biasanya diisi dengan perkenalan guru – siswa dan perkenalan mata
pelajaran yang akan dipelajari. Namun, guru hanya menggunakan alat bantu
seperti, papan tulis, proyektor, atau alat-alat yang ada di kelas saja sebagai alat
bantu dalam pembelajaran.
d. Cara Guru Menyatakan Peralihan dari Pembukaan ke Pelajaran Inti
Cara guru menyatakan peralihan dari pembukaan ke pelajaran inti oleh masing-
masing guru setelah membuka pelajaran adalah berbeda, ada yang langsung
menyambungkan ke materi selanjutnya atau menyelipkan dengan hiburan
(refresing). Menurut penulis, pembuka pelajaran yang dilakukan oleh para guru
adalah relevan karena sesuai dengan kondisi, materi, dan waktu. Relevan dengan
kondisi, dimana guru memberikan pembuka dengan adanya hiburan (refresing)
79
untuk meyakinkan siswa-siswi baru bahwa mata pelajaran yang didapat tidaklah
sulit, sehingga dengan adanya cara yang demikian mampu membuat semangat, niat
dan suasana belajar siswa-siswi meningkat. Relevan dengan materi, dimana guru
memberikan pembuka dengan adanya penjelasan padat terhadap materi yang telah
diajarkan sebagai syarat bagi siswa-siswi untuk mempelajari materi selanjutnya,
sehingga dengan adanya cara yang demikian mampu menuntun siswa-siswi agar
lebih mudah mengerti terhadap materi yang akan dipelajari. Relevan dengan
waktu, dimana guru memberikan pembuka dengan adanya penjelasan singkat
terhadap materi yang telah diajarkan sebagai syarat bagi siswa-siswi untuk
mempelajari materi selanjutnya, sehingga dengan adanya cara yang demikian
mampu memberikan waktu semaksimal mungkin bagi siswa-siswi untuk
mempelajari materi yang akan dipelajari.
2. Kegiatan Inti
Berikut adalah komentar penulis terhadap cara guru dalam melaksanakan program
pengajaran:
a. Kesesuaian Perencanaan dengan Pelaksanaan Pengajaran
Dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, guru selalu berpedoman pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dan materi yang
disampaikan berpedoman pada buku ajar serta tambahan-tambahan: buku
penunjang lainnya; dan beberapa diambil dari intrernet. Hal ini dilakukan agar
materi yang disampaikan tepat dan mampu menambah wawasan siswa-siswi.
b. Penyampaian Materi Bahan Ajar
Dalam menyampaikan materi, guru selalu mengaplikasikannya dengan kehidupan
sehari-hari. Hal ini dilakukan agar siswa-siswi lebih mudah memahami materi
yang disampaikan. Pengelolaan kelas dalam pembelajaran dilakukan dengan
metode diskusi mengenai suatu masalah yang dilontarkan oleh guru, dan secara
individu dilakukan dengan metode tanya-jawab. Selain itu, untuk materi yang
disampaikan dalam bentuk permainan, guru secara penuh berusaha mengelola
kelas agar permainan berjalan lancar dan menarik, serta tidak melenceng. Siswa-
80
siswi terlihat sangat antusias dalam bermain dan juga terlihat lebih cepat dalam
menangkap materi yang disampaikan oleh guru.
c. Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran
Dalam mengelola kelas, usaha atau cara guru untuk mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran di kelas adalah memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa-siswi dan memberikan
kesempatan bagi mereka untuk menjawab pertanyaan tersebut. Guru selalu
memberikan komentar terhadap setiap jawaban yang disampaikan oleh siswa-
siswi. Jika jawaban siswa-siswi benar, maka guru akan memberikan pujian kepada
mereka yang telah aktif mengikuti pelajaran. Hal ini bertujuan agar siswa-siswi
yang lain termotivasi dan aktif dalam setiap pelajaran. Namun, jika nantinya
jawaban siswa-siswi mengalami kesalahan guru akan menegaskan kembali materi
yang telah disampaikan dan memberikan solusi terhadap cara penyelesaian
masalah tersebut. Selain itu, terlihat sangat jelas bahwa guru selalu berusaha
membangkitkan motivasi siswa-siswi untuk aktif di dalam kelas.
d. Usaha dan Cara Mengaktifkan Siswa dalam Pembelajaran
Dalam mengaktifkan siswa-siswi dalam pembelajaran, usaha atau cara guru adalah
memberikan beberapa pertanyaan/masalah yang berhubungan dengan materi
pelajaran yang disampaikan kepada siswa-siswi. Guru selalu memberikan apresiasi
terhadap setiap jawaban yang disampaikan oleh siswa. Jika jawaban siswa benar,
maka guru akan memberikan pujian kepada siswa yang telah aktif mengikuti
pelajaran. Hal ini bertujuan agar siswa-siswa yang lain termotivasi dan aktif dalam
setiap pelajaran. Namun, jika nantinya jawaban siswa-siswi mengalami kesalahan
guru akan tetap memberikan apresiasi karena telah berani tampil untuk mencoba
menjawab pertanyaan yang diberikan, serta menegaskan kembali materi yang telah
disampaikan dan memberikan solusi terhadap cara penyelesaian masalah tersebut.
Selain itu terlihat sangat jelas, guru selalu berusaha membangkitkan motivasi
siswa untuk aktif di dalam kelas.
e. Usaha/Strategi Mengenai Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar
81
Dalam menangani anak yang mengalami kesulitan belajar, guru akan memberikan
perhatian yang khusus terhadap siswa-siswi tersebut yaitu dengan mendatangi
yang bersangkutan ke bangku mereka dan menuntunnya sehingga seolah-olah
siswa bisa memecahkan masalah itu sendiri. Biasanya, apabila siswa-siswi didekati
oleh seorang guru, mereka tidak malu-malu lagi menayakan permasalahan yang
mereka hadapi dibandingkan menanyakan langsung di dalam diskusi kelas dalam
kelompok mereka. Dengan denikian, guru bisa lebih terfokus pada siswa-siswi
yang mengalami kesulitan, sehingga memudahkan dalam menjelaskan ulang kalau
memang diperlukan. Namun, ada juga siswa-siswi yang baru didekati guru mereka
masih terlihat malu-malu untuk menanyakan permasalahannya, sehingga guru
harus lebih bisa meningkatkan keingintahuan siswa sehingga siswa termotivasi
untuk bertanya tanpa rasa malu.
f. Cara Memberikan Balikan dan Menanggapi Pertanyaan Anak
Dalam memberikan balikan terhadap pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa-
siswi, hal yang dilakukan oleh guru adalah menjelaskan jawaban dari pertanyaan
tersebut dan memberikan kesempatan kepada mereka yang lain untuk
mengeluarkan pendapat dalam menanggapi pertanyaan dari temannya untuk
menyamakan persepsi jawaban yang benar dan tepat. Setelah itu, guru akan
memberikan penguatan terhadap pendapat yang diajukan oleh siswa-siswi itu.
g. Kiat-Kiat Guru dalam Membuat Suasana Belajar yang Kondusif
Dalam membuat suasanan belajar yang kondusif, setiap guru memiliki kiat-kiat
khusus tersendiri. Satu bentuk kiat guru adalah dengan melakukan improvisasi
dalam mengajar sehingga bisa meminimalisir kejenuhan siswa-siswi pada mata
pelajaran yang dibelajarkan. Selain itu, penampilan guru yang menarik dan penuh
keakraban dengan siswa-siswinya akan mampu menciptakan suasana yang nyaman
dan kondusif di dalam kelas. Guru juga dalam mengajar tidak terlalu kaku,
sehingga siswa-siswi tidak terlalu canggung dan tegang dalam proses
pembelajaran.
h. Pengembangan Bahan Ajar dan Pemanfaatan Alat Bantu Mengajar
82
Dalam pengembangan bahan ajar, guru melakukannya dengan mengkaitkan materi
yang dibahas dengan contoh-contoh nyata di lapangan yang memudahkan siswa-
siswi dalam memahami konsep inti pembelajaran tersebut tanpa melenceng dari
materi pokok. Contoh yang diberikan merupakan contoh yang pada umumnya
dapat terbayang oleh siswa. Dalam pemamfaatan alat bantu mengajar, guru
menggunakannya untuk mempermudah dalam menjelaskan materi kepada siswa-
siswi karena hampir seluruh dari mereka menggunakan buku ajar yang dimiliki
oleh guru, sehingga pemanfaatan alat bantu mengajar digunakan secara optimal.
i. Pemanfaatan Waktu
Dalam memanfaatkan waktu, guru menggunakan waktu dengan baik karena tidak
ada waktu yang terbuang untuk kegiatan yang melenceng dari materi yang
disampaikan. Walaupun kadang guru kekurangan waktu untuk menyampaikan
materi, keadaan ini disebabkan karena padatnya materi yang disampaikan dengan
waktu yang relatif singkat dan masih ada siswa-siswi yang bertanya mengenai
materi yang disampaikan.
j. Kegiatan Lain yang Layak Dikaji dan Ditiru
Menurut penulis, kegiatan yang layak ditiru yaitu, pemberian materi berupa soal
diskusi yang dapat mengaktifkan siswa. Hal ini membuat siswa-siswi terlihat
sangat antusias dalam mengikuti mata pelajaran yang dibelajarkan di kelas. Siswa-
siswi secara aktif berdiskusi dan bertanya kepada teman-teman di kelas dan juga
guru di kelas. Walaupun terlihat sedikit ribut, namun hal tersebut karena diskusi
mengenai pelajaran. Selain itu pemberian motivasi terhadap siswa-siswi juga layak
untuk ditiru. Seperti memberikan pujian kepada siswa-siswi yang bertanya maupun
menjawab. Walaupun tidak semua jawaban yang dilontarkan oleh siswa-siswi
benar namun, guru tetap memberikan apresiasi.
Hal-hal yang sangat berkesan saat pengenalan pembelajaran adalah melihat
keaktifan siswa-siswi dalam mengikuti pembelajaran di kelas, begitu juga
kreatifitas guru saat mengajar. Siswa-siswi aktif dalam mengikuti kegiatan belajar
di kelas, dimana setiap siswa-siswi selalu ada yang angkat tangan ketika guru
memberika pertanyaan, serta ketelitian siswa dalam menanggapi jawaban
83
temannya. Hal ini tentunya dapat terjadi karena kreatifitas guru yang mampu
memunculkan keaktifan dari para siswa-siswinya. Selain itu, guru-guru mampu
mengubah mata pelajaran yang terlihat sulit oleh siswa-siswi karena dipandang
menyusahkan, menjadi lebih menyenangkan.
3. Menutup Pelajaran
Berikut adalah komentar penulis terhadap aktivitas guru tersebut saat menutup
pelajaran.
a. Strategi yang Digunakan
Strategi yang digunakan oleh masing-masing guru dalam menutup pelajaran
adalah sama. Dari hasil pengamatan penulis, berikut adalah analisis terhadap
strategi yang guru tersebut gunakan. Strategi Guru Pembimbing/Pamong, Imam
Mufrodi S.Pd. dalam menutup pelajaran adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pertanyaan kepada siswa-siswi terhadap materi yang telah didapat
saat kegiatan inti.
2. Meminta siswa-siswi untuk melatih kembali materi yang mereka dapat saat
kegiatan inti.
3. Meberikan tugas mandiri.
4. Memberikan arahan mengenai materi dipertemuan berikutnya.
5. Mengucapkan salam penutup
Strategi Guru Model I, I Gusti Ayu Suryani, S.Pd. dalam membuka pelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Meminta siswa-siswi untuk melatih kembali materi yang mereka dapat saat
keiatan inti.
2. Meberikan tugas mandiri.
3. Memberikan arahan mengenai materi dipertemuan berikutnya.
4. Mengucapkan salam penutup berupa Parama Santih, “Om Santih, Santih,
Santih Om”.
Strategi Guru Model II, I A. Kade Suarmika, S.Pd. dalam membuka pelajaran
adalah sebagai berikut:
84
1. Memberikan pertanyaan kepada siswa-siswi terhadap materi yang telah didapat
saat kegiatan inti.
2. Meminta siswa-siswi untuk melatih kembali materi yang mereka dapat saat
kegiatan inti.
3. Meberikan tugas mandiri.
4. Memberikan arahan mengenai materi dipertemuan berikutnya.
5. Mengucapkan salam penutup berupa Parama Santih, “Om Santih, Santih,
Santih Om”.
Strategi Guru Model III, Ni Nyoman Warjani, S.Pd. dalam membuka pelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pertanyaan kepada siswa-siswi terhadap materi yang telah didapat
saat kegiatan inti.
2. Meminta siswa-siswi untuk melatih kembali materi yang mereka dapat saat
keiatan inti.
3. Meberikan tugas mandiri.
4. Memberikan arahan mengenai materi dipertemuan berikutnya.
5. Mengucapkan salam penutup berupa Parama Santih, “Om Santih, Santih,
Santih Om”.
Menurut penulis terhadap cara guru dalam menutup pelajaran adalah baik.
Memberikan tugas mandiri, memberikan arahan mengenai materi dipertemuan
berikutnya agar siswa-siswi dapat mempersiapkan diri dipertemuan selanjutnya.
Dengan adanya ucapan salam saat menutup pelajaran menunjukkan adanya rasa
saling menghormati antara guru dan siswa-siswi, serta menunjukkan adanya puji
dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui ucapan salam yang berupa doa.
b. Alat Evaluasi
Masing-masing guru dalam menutup pelajaran ada yang menggunakan alat
evaluasi. Menurut penulis terhadap penilaian yang guru gunakan saat menutup
pelajaran adalah baik. Hal ini karena alat penilaian ini digunakan guru untuk
mengetahui hasil belajar siswa-siswinya di kelas, dan membuat mereka mengingat
85
lagi materi yang telah diajarkan. Serta, digunakan untuk memberi penilaian sesuai
kurikulum yang berlaku, yaitu K-13.
c. Efisiensi Waktu
Masing-masing guru dalam menutup pelajaran menggunakan waktu yang efisien,
dalam artian pelajaran selesai tepat pada waktunya. Dari hasil pengamatan penulis,
setiap guru mengefesiensikan waktu dengan cara bertindak tegas terhadap
perencanaan atau aturan dalam setiap kegiatan pembelajaran yaitu dengan
menghentikan kegiatan pembelajaran. Guru selesai melakukan kegiatan
pembelajaran tepat waktu agar bisa memberikan waktu istirahat semaksimal
mungkin kepada siswa-siswi (15 menit) untuk mengilangkan kebosanan dan
makan. Selain itu, waktu istirahat tersebut digunakan untuk mempersiapkan siswa-
siswi terhadap mata pelajaran berikutnya.
d. Keberhasilan Siswa dalam Memahami Materi yang Disajikan
Secara umum, dengan mengamati keantusiasan siswa dalam menjawab pertanyaan,
berdiskusi dengan teman, seharusnya siswa mampu memahami materi yang
disajikan, namum diperlukan evaluasi terlebih dahulu untuk menentukan sejauh
mana keberhasilan siswa dalam memahami materi pelajaran.
Umumnya, apa yang sudah tertera/direncanakan oleh setiap guru di dalam silabus
sudah dapat dilaksanakan dengan baik, kalaupun sesekali dilakukan revisi itu
disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan kemampuan siswa, serta
bagaimana proses belajar mengajar berlangsung dan materi yang disampaikan.
Kesan penulis selama mengikuti kegiatan belajar-mengajar saat pengenalan
pembelajaran adalah penulis merasa sangat senang bisa melakukan kegiatan ini di
setiap kelas selama PPL-Awal. Selain memberi pengalaman, kegiatan ini memberi
kesan kepada penulis bahwa menjadi seorang guru tidak semudah kelihatannya.
Untuk menjadi guru yang baik, masih banyak hal yang mesti disiapkan, dipahami
dan diterapkan, maka dari itu penulis bersyukur dapat mengikuti kegiatan PPL-
Awal.
3.2.3.4. Masalah yang Perlu Diangkat dalam Perkuliahan
86
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, diskusi atau terlibat langsung dalam
pengenalan kegiatan pembelajaran (kecuali mengajar) yang penulis lakukan, hal-
hal yang perlu diangkat atau ditindak lanjuti dalam mata kuliah yang relevan di
kampus, adalah sebagai berikut:
- Berdasarkan pengalaman di lapangan pada akhir jam mata pelajaran siswa
mengeluh lelah dan bosan. Bagaimana cara menumbuhkan motivasi semangat
belajar pada akhir jam mata pelajaran khususnya untuk para siswa?
- Bagaimana strategi mengajar yang cocok di terapkan guru pengajar untuk
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan namun tetap serius?
- Bagaimana kiat mengajar yang pas diterapkan guru agar siswanya mudah
meresap dan mengingat semua materi pembelajaran yang diberikan dalam
memori long term mereka?
87
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan yang telah disajikan, maka dapat
ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Keadaan fisik dan nonfisik sekolah di SMA Negeri 1 Seririt sangat baik untuk
menunjang kegiatan pembelajaran. Fasilitas yang disediakan sekolah untuk
menunjang pembelajaran dikelas bisa dikategorikan lengkap, organisasi yang
ada disekolah juga berlangsung dengan baik dan selalu berorientasi pada
kemajuan sekolah.
2. Siswa yang bersekolah di SMA Negeri 1 Seririt tidak memiliki pola perilaku
ekstrim yang dapat membahayakan kenyamanan dan keamanan lingkungan
sekolah. Walaupun ada beberapa siswa yang melanggar tata tertib, namun hal
tersebut bisa diatasi melalui pembinaan oleh guru BK.
3. Guru-guru telah menunjukkan profesionalitasnya dengan cara membuat
administrasi dan melaksanakan pembelajaran di kelas secara bertanggung
jawab dan menyenangkan bagi siswa.
Hubungan antarwarga sekolah berlangsung baik, seluruh warga sekolah merasa
bahwa mereka merupakan satu kesatuan yang benaung di SMA Negeri 1 Seririt
sehingga tidak ada kesenjangan yang terjadi antarwarga sekolah.
4.2 Tindak Lanjut
Berdasarkan simpulan di atas maka ada beberapa hal yang dapat penulis
rekomendasikan sebagai tindak lanjut sebagai berikut
1. Peningkatan sarana dan prasarana baik sarana dalam bentuk fisik maupun
yang non fisisk di SMA Negeri 1 Seririt agar dilaksanakan secara
berkesinambungan sehingga kedepannya nanti kualitas pedidikan yang
dihasilkan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
88
2. Interaksi antara siswa dengan guru agar lebih ditingkatkan sehingga membuat
suasana sekolah yang harmonis. Serta tindakan disiplin yang diambil olehguru
untuk menangani siswa yang bermasalah atau melanggar tata tertib yang telah
ditentukan harus lebih tegas dan memberikan sanksi yang sesuai dengan
tingkat pelanggarannya.
3. Peningkatan kreatifitas dalam perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran perlu untuk ditingkatkan, agar sekolah sebagai lembaga
pendidikan menjadi tempat yang menyenangkan untuk belajar.
Dalam perkuliahan, kegiatan orientasi lapangan ini perlu mendapat perhatian
dan dijadikan pengalaman awal sebagai mahasiswa dalam mengambil mata kuliah
selanjutnya terutama mata kuliah yang ada hubungannya dan mempunyai kaitan
langsung dengan mata kuliah yang akan diambil selanjutnya, seperti micro teaching
serta PPL Real yang akan diambil sebagai rangklaian dari PPL- Awal.
89
mahasiswa calon guru nantinya memilki bekal yang cukup seandainya menghadapi
masalah-masalah serupa.
90