Anda di halaman 1dari 11

IDENTIFIKASI DAN DETERMINASI HEWAN (AVERTEBRATA DAN VERTEBRATA)

Oleh : Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten : Nafi Azkiya : B1J010078 : II :3 : R. Rindy Redhita Andriapuspita

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2012

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Prosedur identifikasi berdasarkan pemikiran yang bersifat deduktif. Pengertian identifikasi berbeda sekali dengan pengertian klasifikasi. Sedangkan prosedur klasifiksi bersifat induktif. Identifikasi berhubungan dengan ciri-ciri taksonomik dalam jumlah sedikit (idealnya satu ciri), akan membawa specimen ke dalam satu urutan kunci identifikasi, sedangkan klasifikasi berhubungan dengan upaya mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri (idealnya seluruh ciri yang dimiliki). Klasifikasi adalah penataan hewan-hewan ke dalam kelompok yang didasarkan atas kesamaan dan hubungan mereka (Mayr, 1969). Kunci merupakan alat bantu yang sangat penting dalam taksonomi. Kunci juga dapat bersifat membatasi upaya identifikasi. Sebuah specimen yang unik atau menyimpang dari karakteristik umum akan mustahil teridentifikasi oleh kunci yang bersifat umum. Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Identifikasi berhubungan dengan ciri-ciri taksonomik dalam jumlah sedikit (idealnya satu ciri), akan membawa spesimen ke dalam satu urutan kunci identifikasi (Jasin,1989). Klasifikasi hewan didefinisikan sebagai penggolongan hewan ke dalam kelompok tertentu berdasarkan kekerabatannya, yaitu yang berhubungan dengan kontiguitas (kontak), kemiripan, atau keduanya. Klasifikasi dapat berdasarkan hubungan evolusi, habitat, dan cara hidupnya. Klasifikasi berhubungan dengan upaya mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri (idealnya seluruh ciri yang dimiliki) (Saanin, 1968).

B. Tujuan

Tujuan praktikum acara identifikasi dan determinasi hewan (avertebrata dan vertebrata) adalah 1. Mengenali ciri-ciri hewan avertebrata dan vertebrata yang dapat dilihat dengan mata telanjang atau menggunakan alat bantu. 2. Melakukan identifikasi dan determinasi hewan avertebrata dan vertebrata. 3. Mendeskripsikan hewan yang telah diidentifikasi dan dideterminasi.

II. MATERI DAN METODE

A. Materi Materi yang diamati dalam praktikum identifikasi dan determinasi adalah preparat yan g berupa paku, baud dan mur. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum identifikasi dan determinasi hewan avertebrata adalah buku pedoman untuk identifikasi dan determinasi hewan vertebrata, preparat (paku, baud dan mur), buku gambar dan alat tulis. B. Metode Metode yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah : 1. Persiapan preparat (paku, baud dan mur) yang akan diamati, dan dikenali kemudian dpisahkan berdasarkan ciri - ciri morfologi tubuhnya. 2. Gambar morfologi dan anatomi yang telah diidentifikasi. 3. Pendeskripsian spesimen yang telah dideterminasi.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Keterangan Kunci Determinasi 1a. Paku ujung runcing ..................................................................................... 2 1b. Paku ujung tumpul .......................................................................................6 2a. Paku berulir .................................................................................................3 2b. Paku tidak berulir .........................................................................................5 3a. Paku kepala tidak bertanda....................................................... Paku beton 3b. Paku kepala bertanda......................................................................... ..........4 4a. Paku kepala berpayung .......................................................... Paku payung 4b. Paku kepala bulat ..................................................................... Paku bulat 5a. Paku kepala berpayung ................................................................. Paku rata 5b. Paku kepala tidak berpayung ....................................... Paku Cinta Padamu 6a. Paku bertanda ............................................................................................. 7 6b. Paku tidak bertanda ..................................................................................... 8 7a. Paku bertanda positif (+) .................................................................. Paku At 7b. Paku bertanda negative (-)............................................................... Pakusir 8a. Paku segi 6 perak ............................................................................ Pakumis 8b. Paku segi 6 emas ........................................................................................ 9 9a. Paku gendut ................................................................................ Pakuntung 9b. Paku kurus............................................................................................ Pakis

B. Pembahasan

Identifikasi dan pengenalan kelompok dan jenis hiewan merupakan bagian yang sangat penting dalam taksonomi. Salah satu alat bantu identifikasi adalah kunci (identifikasi) yang dipakai untuk menentukan kedudukan hewan dalam sistematika hayati. Ada kunci untuk menentukan Filum (Phylum), Kelas (Class), Bangsa (Ordo), Suku (Family), Marga (Genus), dan Jenis (Species) hewan. Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Identifikasi berhubungan dengan ciri-ciri taksonomik dalam jumlah sedikit (idealnya satu ciri), akan membawa specimen ke dalam satu urutan kunci identifikasi Ada berbagai cara untuk menyusun sebuah kunci. Susunan yang paling praktis adalah kunci dengan deskripsi umum dan singkat yang disusun secara berpasangan (dikotom). Kunci ini dapat digunakan untuk memilih satu diantara dua kemungkinan yang ada. Jika spesimennya sangat unik, biasanya salah satu diantara dua pilihan deskripsi yang diberikan kunci akan cocok. Kunci merupakan alat bantu yang sangat penting dalam taksonomi. Kunci juga dapat bersifat membatasi upaya identifikasi. Sebuah specimen yang unik atau menyimpang dari karakteristik umum akan mustahil teridentifikasi oleh kunci yang bersifat umum (Saanin, 1968). Determinasi yaitu membandingkan suatu hewan dengan satu hewan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan), sedangkan klasifikasi merupakan salah satu cara penyederhanaan terhadap objek (dalam hal ini, makhluk hidup) yang berjumlah besar dan beragam. Secara umum, klasifikasi dapat diartikan sebagai suatu proses mengelompokkan sesuatu berdasarkan aturan-aturan tertentu. Membuat klasifikasi dapat member

peluang kepada kita untuk bekerja mengikuti sistem file, yaitu suatu sistem yang pengerjaannya dilakukan dengan cara pengorganisasian pengetahuan sehingga hal yang diketahui dapat dikomunikasikan secara sistematis

(Widiyadi, 2009) Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengadakan identifikasi terhadap makhluk hidup yaitu pencandraan sifat-sifat makhluk hidup,

pengelompokan berdasarkan ciri-ciri, dan pemberian nama kelompok. Dalam pencandaraan (identification), setiap ciri, baik secara morfologi, anatomi, fisiologi, biokimia, maupun genetika spesies yang tengah diteliti harus

diperhatikan dan dijadikan sebagai data utama (main data). selanjutnya yaitu pengelompokkan (classification). Pada langkah

Langkah ini, data

utama yang telah diperoleh dibandingkan dengan data acuan yang telah ada. Ketika ditemukan suatu pola kemiripan, maka masukkan spesies

tersebut pada kelompok acuan. Misal, objek utama : merpati, objek acuan : bebek dan ayam. Merpati dapat dikelompokkan dengan bebek dan ayam berdasarkan bentuk tubuh (adanya paruh, sayap, dan merupakan hewan ovipar). Terakhir, setelah dikelompokkan, maka kelompok tersebut akan

diberikan nama sesuai dengan karakteristik umum spesies-spesies yang ada di dalamnya. Sebagai contoh, sapi, kucing, dan anjing dapat dikelompokkan dalam mammalia (memamah biak). Mammalia sendiri merupakan suatu

nama takson pada tingkat classis (kelas) (Widiyadi, 2009). Analisis kekerabatan dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya adalah metode fenetik dan metode filogenetik. Metode fenetik adalah metode analisis yang dilakukan berdasarkan atas dasar karakter morfologi yang diamati. Analisis yang tidak memerlukan pengetahuan mengenal hubungan evolusinya. Kelemahan dari metode ini adalah sulit membedakan karakter yang terlibat sama atau menunjukan kemiripan. Metode filogenik adalah metode analisis yang berdasarkan ataskesamaan nenek moyang. Makin dekat nenek moyang antara dua unit taksonomi makan akan berkerabat makin dekat dan ditempatkan pada kategori taksonomi yang lebih rendah dibandingkan dengan unit taksonomi yang memiliki nenek moyang yang jauh kekerabatannya. Filogram atau pohon filogeni adalah gambaran percabangan. Ingroup adalah kelompok organisme yang sedang dikaji. Outgroup adalah kelompok yang tidak sedang dikaji tetapi tidak terpisah terlalu jauh dari ingroup ( Indarmawan et.al., 2010). Filogeni dapat didefinisikan sebagai sejarah evolusi suatu kelompok atau garis keturunan, asal-usul dan evolusi taksa lebih tinggi, atau proses alami berulang atau yang membelah ireversibel dari populasi. Filogenetik adalah ilmu rekonstruksi phylogeny, dan filogenetik sistematika adalah metode klasifikasi berdasarkan tentang hubungan evolusi antara kelompok organisme, dan nama yang tepat dari kelompok organisme ke dalam hirarki sistem yang mencerminkan filogeni mereka (Garcia, 2008). Praktikum acara determinasi dan identifikasi hewan averterbrata verterbrata diganti oleh paku yang diibaratkan sebagai hewan averterbrata dan verterbrata. Kemudian paku-paku tersebut diidentifikasi dan diklasifikasi. Proses

identifikasi dimulai dengan pencardraan sifat-sifat atau karakter morfologi yang dimiliki oleh paku-paku tersebut seperti membedakan bentuk ujung dari paku seperti tumpul atau runcing, bentuk kepala ( bulat atau segi enam), tanda pada paku (tanda positif atau tanda negatif), bentuk kepala paku ( rata atau payung), panjang paku ( lebih dari 3cm atau kurang dari 3 cm), bagian tubuh paku (berulir atau tidak berulir), warna paku ( emas atau perak) dan berbagai ciri-ciri yang lainnya, kemudian melakukan pengelompokan (classification) keudian

mencocokannya kedalam kunci determinasi sehingga dieroleh nama-nama untuk paku. Data paku yang telah diperoleh dapat dijadikan acuan untuk pohon filogeni (Gunarto, 2004).

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan : 1. Determinasi yaitu membandingkan suatu hewan dengan satu hewan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). 2. Klasifikasi merupakan salah satu cara penyederhanaan terhadap (dalam hal ini, makhluk hidup) yang berjumlah besar dan beragam. 3. Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang beranekaragam dan dimasukkan kedalam suatu takson. 4. Berdasarkan hasil dari identifikasi dan determinasi yang dilakun dengan menggunakan perparat berbagai paku dapat dilakukan dengan perbandingan sifat - sifat / karakter morfologi. objek

B. Saran Praktikum identifikasi dan determinasi dibutuhkan ketelitian dalam

mengidentifikasi dan mendeterminasikan perparat berbagai paku.

DAFTAR REFERENSI

Affan hanif. 2010. Klasifikasi Makhluk hidup. http://affanhanif wordpress.com. Diakses 7 April 2012. Garcia- Guerra J.M., Espinosa F. & Garcia-Gomez J.C. 2008. Trends in Taxonomy today: an overview about the main topics in Taxonomy. Laboratorio de Biologa Marina, Departamento de Fisiologa y Zoologa, Facultad de Biologa,Universidad de Sevilla, Spain. vol. 19, 15-49. Gunarto. 2004. Identifikasi dan Determinasi Hewan Averterbrata dan Verterbrata. Erlangga: Jakarta. Indarmawan, A., Nuryanto, D., D. Bhagawati, M., N. Abudilias. 2010. Lesturers Note Mata Kuliah Taksonomi Hewan. Fakultas Biologi Unsoed, Purwokerto. Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya. Mayr, E. 1982. Principles of sytematic Zoology. Tata McGraw- Hill Publishing Company, New Dehli. Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Cetakan I. Bina Cipta, Jakarta Widiyadi, E. 2009. Penerapan Tree dalam Klasifikasi dan Determinasi Makhluk Hidup. ITB, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai