Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR JAWABAN UJIAN KOMPREHENSIF I PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA PROGRAM STUDY MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ANGKATAN V TAHUN AJARAN 2013/2014 NAMA NIM KELAS


1.

: windri wuryani : 21030901100402 :B

Jelaskan ruang lingkup pemikiran dalam Islam, aliran-aliran yang muncul, apa yang membedakan satu aliran dengan aliran lainnya, berikan contoh-contohnya, dan mengapa pemikiran dalam Islam memerlukan adanya rekonstruksi?

Jawab : Ruang lingkup pemikiran dalam Islam meliputi : Ilmu kalam/teologi, Ushul fiqih, fiqih, filsafat dan tasawuf

Aliran-aliran Teologi Islam 1. Khawarij Golongan yang memisahkan diri kelompok Ali bi Abi Thalib, lebih tepatnya kelompok yang tidak sepakat dengan tahkim yang diusulkan oleh kelompok Muawiyah. Kelomapok ini dipelopori oleh Atab bin Awar dan Urwah bin Jarir. Kelompok ini mempunyai ajaran yang keras yang menjastifikasi Ali dan Muawiyah sebagai pelaku dosa besar. Sehingga darahnya halal dan wajib untuk diperangi. Atau dengan sebutan ajaran khawarij adalah murtakib al-akbar. 2. Murjiah Tindakan pengkafiran terhadap Ali bi Abi Thalib, Muawiyah bin Abi Sofyan, Amr bin Ash, Abu Musa al-Asyari yang dilakukan oleh kalangan Khawarij, mengundang sikap kekhawatiran di tengah umat Islam. Khususnya para ulama. Munculnya Murjiah itu sangat erat kaitannya dengan khawarij, di mana golongan yang dipimpin oleh Ghilan al-Dimasyai berusaha bersikap netral. Golongan tidak sepaham dengan khwarij yang mengkafirkan para sahabat tersebut. Pokok ajaran dari golongan ini adalah orang Muslim yang melakukan dosa besar tidak boleh dihukumi dengan hukuman dunia, sehingga masuk surga atau neraka tidak bisa ditentukan, karena diakhiratlah nanti yang menjadi sah. Golongan ini memandang orang yang beriman tidak merusak iman ketika berbuat maksiat. Sama halnya dengan ketaatan bagi orang yang kufur.

Iman diartikan sebagai pengetahuan tentang Allah secara mutlak dan kufur adalah ketidaktahuan tentang Allah secara mutlak. Oleh karena orang Murjiah menganggap iman itu tidak bertambah dan tidak berkurang. 3. Qadariyah Aliran yang didirikan oleh Mabad al-Juhani berpandangan bahwa manusia diberikan kebebasan dalam menentukan hidupnya, tanpa ada campur tangan Tuhan. Manusia menentukan segala perbuatan yang dia inginkan. 4. Jabariyah Golongan ini sangat berbeda dengan paham Qahariyah, karena manusia dianggap tidak mempunyai kehendak. Perbuatan manusia sepenuhnya diatur oleh Tuhan. Golongan yang dibawah oleh Jahm bin Safwan ini, bahkan menyalahkan Tuhan atas perbuatan dosa manusia. Di mana hal itu sudah menjadi setingan Tuhan. Manusia tinggal menjalankan scenario yang telah ada tersebut. 5. Mutazilah Munculnya golongan ini benar-benar membawa sejarah baru, yang berpegangan kepada konsep rasionalitas. Bahkan dianggap kedudukan akal sebanding dengan wahyu. Pertama kali diperkenalkan oleh Washil bin Atha. Perinsip-perinsip kalam Mutazilah terhimpun dalam apa yang disebut al-ushul al-khamzah atau pokok-pokok yang lima yaitu at-tahid, al-manzilah bainal manzilatain, al-wad wal waid, aladl, al-amar bil maruf wan nahy anil mungkar. Atau dapat dirincikan seperti : 1. 2. 3. 4. 5. Keesaan tuhan (al-tauhid ) Keadilan tuhan (al-adl ) Janji dan ancaman (al-wad wa al-waid ) Posisi diantara dua tempat ( al-manzilah bain al-manzilatin ) Amar makruf nahi munkar (al-amr bi al-maruf wa al-nahyan al-munkar)

6. Asyariyah Kelompok asyariyah berhasil mengukuhkan pemahaman mereka melalui pendekatan rasional dan sistematika yang dilakukan oleh mutazilah. Namun faham-faham ini kemudian juga mengkritik mutazilah sendiri. Dalam hal sifat Tuhan asyari berpendapat bahwa Tuhan mempunya sifat seperti ilm, hayat, sama, bashith dan qudrat. Sifat-sifat tersebut bukanlahdzat-Nya. Kalaui itu dzat-Nya berarti dzat-Nya adalah pengetahuan, dan Tuhan sendiri adalah pengetahuan. Tuhan bukanlah ilmu melainkan alim (yang mengetahui). a. Tokoh-tokoh aliran asyariyah yang terkemuka setelah Abu Hasan adalah alBaqillani, al-Juwaeni, dan al-Ghazali. Tokoh yang disebut terakhir dapat disebut sebagai tokoh yang berpengaruh besar dalm menybarkan faham asyariyah. Tantangan zaman yang selalu berubah

b. c. d. e.

Wahyu yang tertulis yang disampaikan kepada Nabi Muhammad terbatas Adanya dorongan dari agama agar umat Islam terus-menerus belajar (long life education1 , minal mahdi ila allahdi ) Adanya dorongan dari al-Quran /hadits untuk menggunakan akal pikiran atau berijtihad Adanya dorongan dari agama untuk selalu mencari kearifan (ilmu yang mendalam, hikmah)

2.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan paradigma dan konsep pendidikan Islam, sejauh mana ruang lingkupnya, jelaskan mengapa seorang pendidik perlu memahami paradigma dan konsep pendidikan Islam serta apa akibatnya bila seorang pendidik tidak memahaminya. Berikan contohnya!

Jawab : Paradigma pendidikan Islam; Cara pandang seseorang yang berkaitan dengan pola pikir seseoarang mengenai pendidikan islam sebagai suatu solusi dalam menghadapi perubahan zaman berdasarka nilai-nilai yang dianutnya. Konsep pendidkan islam ; adalah pendidikan berdasarkan Al-Quran dan Hadist, dengan konsep pendidkan sebgai berikut;

1. ( Ideologis /keyakinan) : mengatur hubungan Tuhan sebagai pendidik dan


manusia sebagai makhluk 2. ( Sosial) ; mengatur hubungan manusia dengan alam 3. ) tempat( : manusia dengan tempat /bumi (sebagai kholifah dimuka bumi ) 4. ( Waktu) : manusia dengan dimensi waktu yaitu hidup di dunia dan akhirat Ruang Lingkupnya : 1. Falsafah pendidikan islam, obyeknya adalah: bentuk fisik manusia eksistensi dan aktifitas sosial yang dikerjakannya dalam kaitannya dengan penciptaan, alam, kehidupan, dan manusia. 2. Tujuan yang di realisasikan meurut perspektif pemikiran islam secaara keseluruhan menyangkut keberadaan manusia , hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia dan kehidupannya. Materinya mencakup : Prinsip-prinsip Tehnik / metode kurikulum Sarana dan fasilitas Studi Pendidikan Islam komtemporer

a. Katagori pertama dipokuskan padakomitmen, institusi pendidikan dan regulasi


adminstrasi lembaga Fasilitas para pengajar kemudahan akses pendidikan kelayakan gaji b. Katagori kedua Penjelasan tentang berbagai kajian dalam Al Quran dan Hadist yang ditulis oleh para ulama yang menfokuskan pada Ilmu-ilmu keagamaan, menyebarkannya

dalam bahasa Arab, Inggris, dan bahasa lainnya , yang ditujukan untuk memunculkan keunggulan pendidikan Islam dan Urgensi di masa kini c. Katagori ketiga : repetisi, transper dan kutipan yang kontradiktif di antaraberbagai tulisan dan buku. Para pengarang acapkali menulisnya dengan tujuan ekonomis untuk memenuhi permintaan pasar. Mayoritas kajian tersebut jauh dari metode ilmiah dan belum memberi keleluasaan untuk inovasi, indepedensi dan konservasi keilmuan. belum ada sesuatu yang baru yang memungkinkan memberi andil dalam solusi pelaksanaan pendidikan di dunia islam kontemporer.

3.

Apa yang dimaksud dengan Pembangunan karakter Bangsa, karakter apa yang menurut anda paling diperlukan untuk bangsa saat ini, dan jelaskan mengapa Pendidikan Agama Islam pelru disinergikan dengan Pembangunan Karakter bangsa? Apa akibatnya bila Pendidikan Agama Islam tidak bersinergi dengan Pembangunan Karakter Bangsa, berikan contoh-contohnya!

Jawab : Bangsa yang berkarakter yaitu bangsa yang proses perkembangannya dibangun dan dikembangkan yang ditentikan oleh system nilai dalam arti kenyataan (nyata) yang sebenarnya, sebagai pola kehidupan yang paling menonjol. Sistem nilai yang dimaksudkan sebagai berikut : Nilai etik (sopan santun atau baik-buruk dalam pergaulan sosial) Nilai estetik (tatatertib, kebersihan, keindahan, keserasian) Nilai fisik-fisiologik (keberadaan dan keberfungsian lingkungan alam) Nilai logic (ketepatan, kecocokan, benar salah, ilmu-teknologi) Nilai teleologik ( kemanfaatan, kegunaan dalam ekonomi, politik) Nilai teologik (ketuhanan, keberagamaan) Karakter yang paling diperlukan pada saat ini menurut saya yaitu sifat-sifat karakternya yang meliputi : Idealisme Rasa tanggung jawab Perhatian khusus Kejujuran Disiplin Keberanian Kekuatan yang tangguh Hormat Keadilan Kewajaran dan perasaan Senasib sepenanggungan Kepahlawanan Pendidikan Agama Islam perlu disinergikan dengan pembangunan karakter bangsa karena pembentukan karakter seseorng itu dimulai dari semenjak ia lahir, bahkan semenjak ia didalam kandungan harus mulai dibentuk karakter yang bagus. Disini pendidikan agama Islam sangat berperan penting dalam pembentukan karakter terutama akhlak. Oleh sebab itu, seseorang karakternya baik itu dimulai sejak awal kalau karak ternya buruk susah untuk merubahnya. Seorang peminpin harus memiliki karakter yang baik untuk menjadi yang terbaik yang selalu di banggakan, dipercaya dan dihormati. Akibat dari Pendidikan yang Agama Islam tidak senergi dengan pembangunan karakter bangsa contohnya yaitu : Tidak ada rasa tanggung jawab Tidak jujur Kurang disiplin

Kurang berani Lemah Tidak sopan Tidak adil Tidak memiliki perasaan Tidak punya rasa tanggung jawab Tidak punya jiwa kepahlawanan

4.

Keragaman Agama (Religious Diversity) di Indonesia merupakan fakta yang mesti dihadapi oleh pendidikan Islam, bagaimana respon dunia pendidikan Islam terhadap persoalan keragaman agama selama ini serta langkah apa yang mesti dilakukan oleh dunia pendidikan dalam menghadapi era keragaman agama?

Jawab : Adanya radikalisme yang bisa magantarkan pada terorisme sebagai akibat dari pendidikan agama yang tidak tepat.Karena pendidikan islam harus mengedepankan konsep Rahmatan lilalamin, menghartgai perbedaan sebagai suatu keniscayaan, serta menjalankan ajaran islam dengan sebenarnya. Islam tidak membenarkan adanya anarkisme apalagi untuk memaksakan agar seseorang masuk agama islam. Islam adalah agama yang damai dan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, maka kekerasan dalam menyebarkan agama islam sangat tidak dianjurkan. Islam adalah agama yang cinta damai, penuh kasih sayang dan semangat cinta kasih.

5.

Jelaskan Pendidikan Agama Islam pada abad pertama Hijriah dalam aspek; a) Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep pendidikan Islam, b) Kurikulum, konsep belajar, metode dan etika guru dan murid!

Jawab : Pendidikan agam islam pada abad pertama hijriah a) Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep pendidikan islam pengaruh perluasan wilayah kekuasaan Islam Keterbukaan masyarakat Kecintaan pada ilmu pengetahuan faktor lain yang mempengaruhi berkembang konsep pendidikan islam. Yaitu : b) Kesungguhan para kholifah dalam memberikan suasana kondusif pembelajaran Kesungguhan para ulama menyebarkan islam pada wilayah kekuasaan islam Kondisi social masyarakat pada wilayah kekuasaan Islam Kurikulum Penyusunan Al-Quran Pada masa kholifah abad ini belum pada penyusunan kurikulum secar tertulis Pada masa Muawiyah muncul Ilmu Bahasa sebagai dampak dari kesalahan ( )pengucapan para pendatang blesteran. Tokoh pencetusnya adalah Abu Aswad Ad Dauli.

Pemahaman teori pendidikan pada abad ini adanya tingkatan yang sesuai prinsipprinsip pada Quran dan Sunnah dari aspek filsafat dan tujuannya Ruang lingkup kurikulum dan tehnik serta tahapan pendidikan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat Isalam pada saat itu. Konsep belajar Para ulama abad pertama mendepenisikan tentang Belajar , yaitu: Intusi/ petunjuk dari Allah dalam hati seseorang dengan usaha melalui media-media pembelajaran (Ibnu Abdul Barri Mashdar As Sabiq jilid 1hal. 31) Prinsip-prinsip belajar yang dianut pada abad ke-1

1. 2. 3. 4.

kesinambungan belajar (kontinuitas) embuat rasa senang dalam belajar Graduasi/ bertahap memadukan kaidah Teoritis dengan metode Demonstratis

5. Revitasi/ penguatan 6.
Memperhatikan kesiapan/kematangan umur dan perbedaan setiap individu

7. Interaksi langsung (selalu menyertai)


Metode dan dan etika guru dan murid 1) ( bercerita) 2) ( Diskusi) 1. 3) (tanya jawab)

(bercerita) Tehnik ini menyerupai ceramah atau pidato. Contoh pada pengajaran ilmu hadist dan syair. Pada abad ini periwayat hadist disebut Dan periwayat syair disebut Awalnya tidak ada batasan periwayatan hadist sehingga muncul kebohongankebohongan hadist. kemudian Imam Az Zuhri menetapkan syarat-syarat meriwayatkan hadist dengan metode ( pengetahuan tingkat keadilan) 2. (Diskusi) Tehniknya siswa duduk berdiskusi dengan yang lain, atau penyaji tampil di depan untuk menjelaskan maksud yang di diskusikan. Tehnik ini dianjurkan untuk untuk pencegah lupa. Ali Bin Abi Thalib orang pertama yang melakukannya, saling berdiskusilah tentang hadist sesungguhnya kalian berdiskusi kecuali untuk memperdalam kajiaannya. Digunakan pula oleh Ibnu abbas dan Ibnu Masyud 3. (tanya jawab) Etika guru dan murid Guru adalah figur bagi murid-muridnya. Sehingga murid menghormati dan menghargai gurunya. Figur utama pada abad ini adalah Rosulullah Saw.

6.

Penelitian dalam bidang apapun termasuk penelitian dalam Pendidikan Agama Islam selalu diawali dengan rasa ingin tahu dan pertanyaan tentang segala hal (apa, bagaimana, mengapa, kapan, dimana), lalu dibuatlah jawaban sementara (hipotesa) kemudian dilanjutkan dengan proses pengumpulan data untuk menguji atau membuktikan hipotesa itu. Buatkan contoh sederhana tentang proses penelitian dalam bidang Pendidikan Agama Islam dengan mengikuti pola seperti ini!

jawab : Asumsi dan Pertanyaan Penelitian Asumsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil asumsi bahwa pengembangan guru Pendidikan Agama Islam telah mendapat izin dan pembinaan dari kepala pendidikan agama islam kabupaten bandung Pertanyaan Penelitian Berdasarkan pembatasan masalah seperti yang telah di uraikan diatas, maka rencana kusus penelitian adalah upaya apa yang telah dilakukan pihak sekolah dalam melaksanakan pengembangan guru Pendidikan Agama Islam yang meliputi : Bagaimana perencanaan pengembangan guru Pendidikan Agama Islam? Bagaimana sistem pengorganisasian dalam melaksanakan pengembangan guru Pendidikan Agama Islam? Bagaimana melaksanakan pengembangan guru Pendidikan Agama Islam? Sejauh mana pengawasan dan evaluasi pengembangan guru Pendidikan Agama Islam? Bagaimana hasil analisis dan tindak lanjut pengembangan guru Pendidikan Agama Islam? Metode Penelitian dan Data Jenis Penelitian Melihat sifat data yang dikumpulkan, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Ditinjau dari masalah yang penulis teliti, penelitian ini termasuk jenis penelitian pendidikan, karena yang dikaji adalah pembinaan mutu guru melalui pengembangan guru PAI melalui teknologi impormasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Dilihat dari tujuan yang hendak dicapai yaitu untu mengatahui pengembangan guru PAI melalui teknologi impormasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran, maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptif-eksploratif. Disasarkan kepada tempat dan sumber data penelitian, penelitian ini memadukan penelitian kepustakaan dan lapangan (fieldresearch). Metode Penelitian Metode penelitian adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan mengumpulkan data yang mencakup pengembangan guru PAI melalui teknologi impormasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang ada disekolah termasuk kendala yang dihadapi dengan cara melakukan wawancara, observasi maupun studi dekumentasi. Data tersebut kemudian dianalisis dan evaluasi yang kemudian dikembangkan untuk menghasilkan metode pendidikan Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang memadai. Teknik Pengumpulan Data Studi ini pertama-tama didasarkan pada studi dekumentasi (penelitian kepustakaan) baik dari sumber-sumber primer maupun sekunder hasil tentang mutu pembelajaran, kususnya mutu pembelajaran di Indonesian. Publikasi Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementrian Agama, baik berupa laporan-laporan, majalah, dan artikel menjadi referensi penting dalam merekonstruksi dan mendeskripsikan kebijakan.

Selain itu, dalam pengunpulan data ini dikelompokkan menjadi 2, yaitu: a. Data Primer Yaitu data yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung melalui objek penelitian, yaitu hasil tentang pengelolaan pembelajaran pendidikan agama Islam, khususnya yang PAI berbasis teknologi. Guru-guru PAI sekolah dasar di SDN Derwati 1 Kecamatan Rancasari Kota Bandung dipilih sebagai kasus diambil secara sengaja (purposive), karena memiliki homogenitas dalam pelaksanaan pengembangan guru PAI melalui teknologi impormasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Dalam penelitian di lapangan penulis melakukan wawancara dan observasi.Metode tersebut digunakan, sebab fenomena dapat dimengerti maknanya secara baik, apabila dilakukan interaksi dengan subyek melalui wawancara dan observasi pada latar tempat fenomena berlangsung, serta dokumentasi tentang bahan-bahan yang tertulis. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikonsepkan oleh Lexy J. Melong (2000:153-154). Menurut Lincoln dan Guba wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Melong: 2000:135). Untuk keperluan wawancara tersebut, peneliti membuat kerangka garis besar pokok-pokok yang dirumuskan yang tidak perlu ditanyakan secara berurutan.Hal tersebut menurut Patton (1980: 197) disebut dengan jenis pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara. Dalam wawancara ini pertanyaan tidak disusun terlebih dahulu secara mendetail.Tanya jawab mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari.Hal tersebut menurut Guba dan Lincoln disebut wawancara tak terstruktur atau wawancara mendalam (Egon G. Guba & Yvona S. Lincoln, 1981: 160-170). b. Data Sekunder Data sekunder adalah data-data yang dibutuhkan oleh pihak lain, seperti media internet, publikasi dari Kementrian Agama, Kemendiknas, baik berupa laporan-laporan, majalah, dan artikel menjadi referensi penting dalam merekonstruksi dan pengembangan guru PAI melalui teknologi impormasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran pada jenjang sekolah dasar.

7.

Dilihat dari berbagai aspek tentang Pendidikan Agama Islam 1) visi, misi, tujuan, 2) kurikulum dan materi pembelajaran, 3) strategi dan metode 4) manajemen dan kepemimpinan yang berkualitas 5) dana 6) dukungan pemerintah, dan 7) penerimaan masyarakat terhadap prodak pendidikan Islam. Manakah yang menurut anda paling bermasalah, jelaskan mengapa hal itu terjadi dan menurut anda bagaimana solusinya? Jawab : Yang paling bermasalah dari aspek diatas adalah masalah kurikulum, kurikulum sebagoi induknya pendidikan sangat berpengaruh pada kwalitas hasil lulusan yang akan menghantarkan siswa pada cita-citanya dan mengangkat citra lembaga. Kuikulum saat ini 1. Terkesan menonjolkan pengetahuan semata. 2. Terpisahnya pengetahuan umum dengan pengetahuan agama. 3. System pendidikan yang memberlakukan wajib UN secara tidak langsung mengubah oreantasi pendidikan kepada nilai akademis saja Solusi 1. Perlunya pencerahan bagi parapendidik mengenai paradigma baru tentang pendidikan yaitu mengembalikan tujuan pendidkan islam pada asalnya, yaitu; integral, kontinui, konfrehensif.

2. Perlu adanya TIM yang mengelola secara khusus kurikulum yang mengerti tentang pendidikan dan psikologi pendidikan, sehiungga kurikulum sesuai dengan kebutuhan siswa dan kebutuhan zaman

8.

Menurut temuan Moderate Muslim Society (MMS), sepanjang tahun 2010 terjadi 81 kasus intoleransi beragama, 63 kasus atau 80 persen diantaranya berupa penyerangan terhadap tempat ibadah. Forum Komunikasi Kristiani Jakarta (FKKJ), mencatat adanya kenaikan yang cukup tajam pada kasus penyerangan terhadap gereja. Kalau pada masa pemerintahan Orde Baru (1969-1998) hanya terdapat 460 kasus, pada masa reformasi (1998-2010) terdapat 700 kasus penyerangan terhadap gereja. Sementara pada bulan Februari tahun 2011, bangsa Indonesia juga dikejutkan dengan aksi kekerasan bernuansa agama di Cikeusik, Banten yang mengakibatkan tiga anggota jemaah Ahmadiyah meninggal. Bagaimana anda memaknai fakta-fakta di atas, menurut Anda bagaimana cara agama Islam diajarkan agar umat Islam bisa hidup berdampingan secara damai dengan pengikut agama atau aliran lain, serta bagaimana Negara atau pemerintah seharusnya bersikap agar fakta-fakta semacam ini bisa merubah menjadi lebih baik di masa depan?

Jawab : Dalam pelajaran PMP( Pendidikan Moral Pancasila) kita selalu diajarkan untuk menghormati keyakinan dan pendapat orang lain, bahkan kita diajarkan tentang kerukunan antar umat beragama karena semua itu sudah dijamin oleh konstitusi negara kita, dimana dalam UUD 1945 pasal 29 negara menjamin kebebasan beragama bagi setiap warga negara Indonesia. Namun, apakah nilai-nilai keluhuran yang diajarkan sejak kecil itu sudah semakin luntur? Apakah semakin dewasa seseorang dan semakin luas wawasannya maka semakin besar pula fanatisme terhadap golongan sehingga menafikan semua orang yang tak sepaham dengannya, bahkan yang lebih parah adalah mengkafirkannya? Sehingga kemudian timbul kekerasan dimana-mana yang mengatas namakan agama. Di dalam al Quran secara tegas Allah menyatakan Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (islam),sesungguhnya telah jelas (perbedaan)antara jalan yang benar dan jalan yang sesat. (Al Baqarah: 256) Sejak awal kemunculannya, Islam adalah agama yang toleran, rahmatan lil alamin. Rasulullah mengajarkan agar kita menghormati orang yang berbeda keyakinannya dengan kita, bahkan dalam perang yang berkecamuk sekalipun, Rasulullah melarang sahabat-sahabat yang ikut berperang untuk merusak tempat ibadah umat agama lain. Pemerintah seharusnya lebih tegas dalam menegakkan hukum negara agar tidak ada lagi fanatisme dikalangan umat beragama, dan akan saling menghargai satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai