Anda di halaman 1dari 37

LARUTAN & KOLOID

PTBS, 2008

MACAM-MACAM CAMPURAN
LARUTAN Mengapa Larutan Terbentuk Panas Larutan Pengaruh Suhu pada Kelarutan Pengaruh Tekanan pada Kelarutan Gas Gambaran Konsentrasi Sifat Koligatif Larutan

KOLOID

PTBS, 2008

Macam-Macam Campuran
Suspensi: dapat dipisahkan dengan penyaringan atau dengan sentrifugasi

Koloid Larutan SUSPENSI Partikel paling sedikit satu komponen yang dapat dilihat di bawah mikroskop Tidak stabil Tidak homogen Tidak tembus Tidak transparan Partikel terpisah Dapat dipisahkan dengan penyaringan KOLOID Partikel paling sedikit satu komponen atom, ion atau molekul kecil (1 1000 nm) Kurang stabil Perbatasan homogen Buram Efek Tyndall Gerak Brown Tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan LARUTAN Semua bentuk partikel dari atom, ion atau molekul (0,1 1 nm) Stabil terhadap gravitasi Homogen Tembus cahaya Tidak ada efek Tyndall Tidak ada gerak Brown Tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan

PTBS, 2008

LARUTAN Jenis
Larutan Gas

Zat terlarut dan pelarut


Gas dalam gas Cair dalam gas Padat dalam gas Gas dalam cair Cair dalam cair Padat dalam cair Gas dalam padat Cair dalam padat Padat dalam padat

Contoh
Udara Sistem koloid Sistem koloid Coca-cola Cuka, Gasolin Gula dalam air Aloy hidrogen dlm paladium Benzen dalam karet Karbon dalam besi (baja)

Larutan Cairan

Larutan Padat

PTBS, 2008

Mengapa Larutan Terbentuk


Larutan gas : kecenderungan terhadap ketidak teraturan (acak) gaya pelarutan Dua macam gas (a) Dipisahkan dengan penutup (b) Penutup dilepaskan campuran terbentuk spontan Larutan cairan : Gaya atraksi (tarik menarik) aliran ketidak teraturan - Larutan cairan dalam cairan - Larutan padatan dalam cairan
PTBS, 2008
5

Larutan cairan dalam cairan - Aturan like disolves like. Cairan polar larut dalam pelarut polar, dan nonpolar larut dalam nonpolar. Contoh: benzen dalam karbon tetraklorida, alkohol dalam air, dll.

Etanol dengan air. Gugus polar O-H dari etanol membentuk ikatan hidrogen dengan O-H dari air interaksi dipoldipol saling terlarut aliran menuju ketidak teraturan

- Benzen dalam air : Benzen tidak mempunyai gugus O-H arah ketidak teraturan tetapi gaya atraksi dalam air sendiri lebih kuat tidak saling melarutkan.
PTBS, 2008
6

Mengapa Larutan Terbentuk


Larutan padatan dalam cairan
Gaya atraksi ion-ion (Contoh NaCl) +

Gaya atraksi dipol-dipol Gaya atraksi ion-dipol (Contoh lar. gula dalam air) (Contoh lar. NaCl dlm air)

Gambar pelarutan NaCl dalam air. interaksi ion-dipol.

Proses hidrasi ion. Partikel zat terlarut dikelilingi molekul perlarut disebut solvasi. Senyawa ionik dapat dilarutkan dalam air jika tarikmenarik antara dipol-dipol air dan ion-ion lebih kuat dari tarik-menarik dalam kristal padatan derajat ketidak teraturan larut.
PTBS, 2008
7

Mengapa Larutan Terbentuk

Pelarutan gula (polar) dengan air.


Interaksi dipol-dipol

PTBS, 2008

Panas Larutan
Entalpi molar larutan, atau panas larutan, Hsoln Energi pertukaran
antara sistem dan lingkungan sekitarnya yang terjadi bila satu mol zat terlarut dilarutkan dalam pelarut pada tekanan konstan untuk membentuk larutan. Larutan padatan dalam cairan Ada dua tahap: 1. Memisahkan padatan ke dalam partikel-partikel individualnya, dengan cara menguapkan padatan tersebut. Bersifat endotermis, Ep sistem menjadi naik energi kisi 2. Membawa partikel-partikel gas zat terlarut ke dalam pelarut menjadi tersolvasi. Bersifat eksotermis Ep sistem menjadi turun energi solvasi

Energi kisi > energi solvasi, endotermis


PTBS, 2008
9

Panas Larutan

Contoh. Pembentukan larutan kalium iodida


Tahap 1 : Kl(s) Tahap 2 : K+(g) + l-(g) Total

K+(g) + l-(g) K+(g) + l-(g)


K+(g) + l-(g)
PTBS, 2008

H = +632 kJ H = -619 kJ Hlarutan = +13 kJ


10

: Kl(s)

Panas Larutan
Larutan cairan dalam cairan Ada tiga tahap: 1. Molekul dari cairan zat terlarut saling menjauh membuat ruang untuk molekul cairan pelarut, Ep sistem naik, bersifat endotermis. 2. Seperti tahap 1, tetapi untuk pelarut 3. Pelarut dan zat terlarut dicampurkan, Ep sistem turun, bersifat eksotermis
E tahap 1 + E tahap 2 = energi tahap 3 = 0 larutan ideal
PTBS, 2008
11

Larutan gas dalam cairan 1. Zat terlarut gas tidak memerlukan energi dalam penyebarannya molekul zat terlarut. 2. Pelarut , harus sedikit disebar dan ini memerlukan sedikit energi 3. Pencampuran zat terlarut gas dan pelarut cairan, energi solvasi bersifat eksoterm Semua gas yang dilarutkan dalam cairan bersifat eksotermis

PTBS, 2008

12

Pengaruh Suhu pada Kelarutan Kelarutan : Banyaknya massa zat terlarut yang membentuk larutan jenuh dengan pelarut massa tertentu, pada suhu tertentu. Satuan : gram zat terlarut /100 gram pelarut Solut (tidak larut) Solut (larut)

Kelarutan naik jika mengabsorpsi panas (suhu dinaikkan) Solut (tidak larut) + Panas Solut (larut)

PTBS, 2008

13

Pengaruh Suhu pada Kelarutan

Gambar kurva kelarutan beberapa zat vs suhu Gas larut secara eksoterm dalam cairan pada semua konsentrasi Gas (tidak larut) Gas (larut) + Panas
PTBS, 2008
14

Pengaruh Tekanan pada Kelarutan Gas

Kelarutan gas dalam cairan naik dengan naiknya tekanan Gas + pelarut Larutan

Gambar kelarutan O2 dan N2 dalam air.


(a) Kesetimbangan fasa uap dan larutan pada tekanan tertentu. (b) Tekanan dinaikkan, menekan kesetimbangan (c) Gas lebih banyak yang terlarut hingga tercapai kesetimbangan
PTBS, 2008
15

Pengaruh Tekanan pada Kelarutan Gas


Hukum Henry : Konsentrasi gas dalam cairan pada suhu tertentu berbanding lurus dengan tekanan gas pada larutan. Cg = Kg . Pg Cg = konsentrasi gas, Pg = tekanan parsial gas larutan. Kg = konstanta hukum Henry yang berbeda untuk setiap gas. Persamaan berlaku hanya pada C dan P rendah, dan gas tidak bereaksi dengan pelarut. Kelarutan gas yang terhidrasi sempurna SO2, NH3 dan CO2 lebih mudah larut dibanding S2 dan N2 terhidrasi sempurna, atau bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan: CO2(aq) + H2O H2CO3(aq) H+(aq) + HCO3-(aq) SO2(aq) + H2O H+(aq) + HSO3-(aq) NH3 mudah larut membentuk ikatan hidrogen, atau bereaksi dengan air: NH3(aq) + H2O NH4+(aq) + OH-(aq)
PTBS, 2008
16

Gambaran Konsentrasi
* Molaritas
M olaritas M mol zat terlarut Liter larutan

* Fraksi mol dan % mol Fraksi mol : Perbandingan jumlah mol suatu komponen terhadap jumlah mol total komponen. nA XA = nA + nB nC + dst

Hukum gas ideal : nA =


* Molalitas

PA . V R. T

XA

PA Ptot

mol zat terlarut Molalitas m kg pelarut


PTBS, 2008
17

Gambaran Konsentrasi * Persen % berat (% b/b) : jumlah gram zat terlarut / 100 g larutan % volume (% v/v) : jumlah mL zat terlarut / 100 mL larutan Perubahan di antara satuan dan konsentrasi Merubah dari % berat ke molal Merubah dari % berat ke fraksi mol Menghitung % berat dari fraksi mol Merubah molal ke fraksi mol Merubah % berat ke molar Merubah dari molar ke % berat

PTBS, 2008

18

Gambaran Konsentrasi
Contoh perhitungan fraksi mol gas dari tekanan parsial Berapa fraksi mol dan persen mol nitrogen dan oksigen di udara jika tekanan parsial oksigen 160 torr dan nitrogen 600 torr. Asumsi, tidak ada gas lain.

Jawab : Fraksi mol N2 :

X N2

PN 2 Ptotal

600 torr Ptotal

Tekanan total adalah jumlah semua tekanan parsial, sehingga:

X N2

600 torr 600 torr 160 torr

= 0,789, atau 78.9 % mol N2

Untuk oksigen:
X O2 160 torr 600 torr 160 torr 0.211, or 21.1 mole percents add up to O 2

Penjumlahan persen mol mendekati 100%


PTBS, 2008
19

Gambaran Konsentrasi
Contoh perhitungan konsentrasi molal

Suatu percobaan memerlukan larutan natrium klorida 0,150 m. Untuk membuat larutan ini, berapa gram NaCl yang diperlukan untuk dilarutkan dalam 500 g air? Jawab: Faktor konversi:
0,150 mol NaCl 1000 g H2O

dan

1000 g H2O 0,150 mol NaCl

Untuk menghitung mol NaCl untuk 500 g H2O, digunakan perbandingan pertama : 0,150 mol NaCl
500g H2O x 1000 g H2O

0,0750 mol NaCl

Konversi mol ke gram NaCl :

0,0750 mol NaCl x

58,5 g NaCl 4,39 g NaCl 1 mol NaCl

Atau perhitungan secara langsung:


500 g H2O x 0,150 mol NaCl 58,5 g NaCl 4,39 g NaCl 1000 g H2O 1 mol NaCl
PTBS, 2008
20

Gambaran Konsentrasi
Contoh perhitungan berat dan persen berat Berapa gram larutan NaCl 4,00% (b/b) yang diperlukan untuk memperoleh 0,500 g NaCl Jawab : Faktor konversi:
4.00 g NaCl 100 g solution
dan

100 g solution 4.00 g NaCl

Kita memerlukan 0,500 g NaCl dari larutan ini, kita pilih faktor konversi yang kedua:
0.500 g NaCl x 100 g solution 12.5 g of 4.00% (w/w) solution 4.00 g NaCl

PTBS, 2008

21

Sifat Koligatif Larutan


Sifat Koligatif Larutan : sifat fisik larutan yang bergantung pada jumlah populasi partikel dalam campuran, tidak bergantung pada sifat kimianya.

Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit 1. Penurunan Tekanan Uap Larutan Efek Zat Terlarut Tek uap campuran turun dengan adanya komponen lain Tek uap larutan (zat terlarut : non volatil) < tek uap pelarut murni Hukum Raoult:

Plarutan = Xpelarut . Popelarut


Jika larutan mengandung satu atau lebih komponen volatil: PA = XA.PA

PB = XB.PB
Ptotal = PA - PB

PTBS, 2008

22

Sifat Koligatif Larutan


Larutan ideal

Gambar kurva tekanan uap larutan ideal, larutan dengan dua komponen solut volatil

PTBS, 2008

23

Sifat Koligatif Larutan


Penyimpangan hukum Raoult

Penyimpangan tekanan uap total dari sifat ideal larutan, dengan dua komponen zat volatil.
24

PTBS, 2008

Sifat Koligatif Larutan


2. a. Efek Zat Terlarut terhadap Kenaikan Titik Didih

tb = kb . m
kb = konstanta kenaikan titik didih m = molalitas

Gambar. Elevasi titik didih. Kurva tekanan uap vs suhu. Kurva atas untuk pelarut, kurva bawah untuk larutan dengan solut nonvolatil.
PTBS, 2008
25

Sifat Koligatif Larutan


b. Efek Zat Terlarut terhadap Penurunan Titik Beku tf = kf . m kf = konstanta penurunan titik beku m = molalitas

Menghitung penurunan titik beku dari harga konstanta penurunan titik beku dan molalitas, Menghitung Mr zat dari kenaikan titik beku

PTBS, 2008

26

Sifat Koligatif Larutan

Konstanta kenaikan titik didih dan penurunan titik beku untuk beberapa pelarut
Pelarut Air Asam asetat Benzen Kloroform Kamfer Sikloheksana bp (oC) 100 118.3 802 61.2 80.7 Kb 0.15 3.07 2.53 3.63 2.69 mp (oC) 0 16.6 5.45 178.4 6.5 Kf 1.86 3.57 5.07 37.7 20.0

PTBS, 2008

27

Sifat Koligatif Larutan


3. Dialisis dan Osmosis Dialisis : Jika 2 larutan dengan konstrasi berbeda dipisahkan oleh suatu membran, konst akan berubah hingga setimbang. Membran bersifat semipermiabel (hanya ion dan molekul kecil yang dapat lewat)

Osmosis : Jika hanya molekul pelarut yang dapat lewat pada membran
Tekanan Osmotik : Tekanan untuk menjaga aliran osmosis

= MRT

PTBS, 2008

28

Sifat Koligatif Larutan

Osmosis dan Tekanan osmotik. (a) Kondisi awal. Larutan B terpisah dari air, A, dengan membran osmotik, belum terjadi perubahan.

(b) Keadaan di permukaan membran. Molekul air bergerak ke dalam B lebih cepat dibanding dari B ke A. Molekul solut mengganggu.
(c) Setelah volume cairan dalam tabung naik, terjadi osmosis. (d) Tekanan balik diperlukan untuk mencegah osmosis. Ini adalah tekanan osmotik larutan.
PTBS, 2008
29

Sifat Koligatif Larutan


Sifat Koligatif Larutan Elektrolit

Memperkirakan sifat koligatif pada larutan elektolit Interaksi ion-ion dalam larutan cairan
faktor

t f pengukuran Van' t Hoff : i t f penghitungannonelektrolit

% ionisasi elektrolit elektrolit lemah

t mol asam terionisas i m %ionisasi Kf mol asam yang ada

PTBS, 2008

30

21 Agustus 1986: tiba-tiba dari danau menyembur awan tebal CO2, menurun dengan cepat ke bawah bukit, menyelimuti wilayah sejauh 15 mil. lebih dari 1700 orang sesak napas dan membunuh biota lain. Danau Nyos, Kamerun, Afrika

Bagaimana tragedi ini terjadi?

PTBS, 2008

31

-Danau Nyos mengandung dua lapisan yang tidak tercampur. Air segar di permukaan dan larutan yang mengandung mineral dan gas (termasuk CO2) di bawahnya. -CO2 berasal dari sumber air tanah berkarbonasi yang berperkolasi ke atas hingga ke dasar danau yang terbentuk secara vulkanik.

-Berdasarkan Hukum Henry konsentrasi CO2 makin terakumulasi, tekanan di dasar danau makin tinggi. -Gempa bumi, longsor, atau angin besar mengganggu kesetimbangan dalam danau, lapisan air bergelombang CO2 menyembur keras, lebih ringan dari udara.

PTBS, 2008

32

KOLOID (dispersi koloid)


JENIS Busa Busa Padat Aerosol Cair Emulsi Emulsi Padat FASA TERDISPERSI Gas Gas Cair Cair Cair MEDIA PENDISPERSI Cair Padat Gas Cair Padat CONTOH Busa sabun Batu apung Kabut, halimun, awan Krim, susu, saus Mentega, keju

Asap
Sol Sol Padat

Padat
Padat padat

Gas
Cair padat
PTBS, 2008

Debu, partikulat dalam asap


Pati dalam air, jeli, cat Aloy, mutiara
33

KOLOID (dispersi koloid)


Stabilitas Koloid
Stabilitas disini adalah resistensi terhadap pemisahan partikel koloid dari dispersi koloid. Koloid akan stabil jika partikel-partikelnya bermuatan sama, semua positif atau semua negatif (ion dengan muatan berlawanan harus ada dalam pelarut agar koloid tetap netral). Contoh:

(a)

(b)

(a) Partikel koloid dengan ion klorida teradsorbsi (b) Partikel koloid dengan gugus ion organik
PTBS, 2008
34

KOLOID (dispersi koloid)


Efek Tyndall Koloid
Sinar laser dilewatkan melalui tiga macam cairan: (1) Dispersi koloid kanji (2) Larutan natrium kromat (3) Dispersi koloid Fe2O3, Semuanya transparan, efek Tyndall terlihat dalam dispersi koloid.

PTBS, 2008

35

Tengah hari cerah: langit biru. Mengapa tidak hitam? Setelah sunset langit berwarna jingga atau kemerahan.

Tidak ada bagian dari langit yang bebas dari partikel koloid, yang menghamburkan cahaya matahari kepada mata kita Efek Tyndall

Tetapi mengapa langit tidak putih seperti cahaya matahari?

PTBS, 2008

36

- Tidak semua frekuensi sinar matahari dihamburkan oleh partikel koloid dengan intensitas yang sama. Cahaya putih matahari adalah campuran frekuensi sinar dari semua spektrum warna dari frekuensi terendah: merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu frekuensi tertinggi. Intensitas sinar yang dihamburkan bervariasi dengan frekuensi. Frekuensi biru ke ungu adalah yang paling kuat dihamburkan tengah hari sinar matahari menembus angkasa dengan frekuensi biru-ungu dihamburkan pada pandangan kita langit menjadi biru. Pagi atau sore hari, yang dihamburkan adalah frekuensi rendah, jingga ,dan merah. Ketika langit mengandung partikel koloid yang banyakdari kebakaran hutan atau kabut tebal sinar biru dihamburkan, tetapi yang sampai ke pandangan kita mendekati merah dan jingga.

PTBS, 2008

37

Anda mungkin juga menyukai