Anda di halaman 1dari 5

KOMUNITAS I ETIK KOMUNITAS

Disusun oleh : Muhammad Iqbal Sumbarta (130012111)

S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UNIVERSITAS NAHDATUL ULAMASURABAYA 2014

KASUS Seorang wanita umur 27 tahun hamil G1 PO AO 19 minggu, datang ke RS Dr. Moewardi dengan diare kronis dan batuk lama, rasa lemah dan berat badan semakin menurun. Penderita oleh Triage RSDM di suspect IO dan menjalani rawat inap. Dari anamnesa terhadap penderita, didapatkan kalau penderita berprofesi sebagai ibu rumah tangga, menikah baru satu kali dan tidak punya riwayat pemakaian narkoba suntik atau gonta-ganti pasangan tetapi penderita adalah istri kedua dari seorang laki-laki yang memiliki riwayat gonta-ganti pasangan. Kemudian penderita oleh dokter bangsal dikonsulkan ke bagian VCT, paru dan Obgin. Setelah menjalani berbagai macam pemeriksaan baik foto rontgen dan laboratorium, penderita dinyatakan serotype (+) dengan infeksi Opurtunistik. Karena bersifat rahasia, hasil serotype (+) oleh petugas VCT disampaikan langsung kepada penderita dan oleh petugas penderita diperbolehkan untuk menyampaikan hasil pemeriksaan tersebut kepada orang yang bisa dipercaya dengan motivasi agar penderita tetap untuk melakukan pemeriksaan lanjutan. Oleh penderita menyampaikan hasil tersebut kepada kakak penderita. Nah disini, terjadi konflik karena kakak penderita merasa adiknya adalah orang rumahan yang baik-baik saja. Semua masalah akhirnya tertuju pada suami penderita yang oleh keluarga penderita dianggap sebagai sumber masalah. Suami penderita merasa terpojok dengan riwayat bergonta-ganti pasangan dan berusaha membela diri bahwa dia bukan sebagai sumber penularan karena ia merasa sehatsehat saja. Dengan marah-marah suami penderita mencaci maki petugas dan para medis. Dari tim VCT akhirnya dijelaskan kepada suami penderita bahwa sudah dilakukan prosedur yang benar dan dari ke 3 kali pemeriksaan tim VCT akhirnya dinyatakan serotype (+). Dari tim VCT memberikan anjuran kepada suami penderita agar mau dilakukan pemeriksaan oleh tim VCT agar jelas sumber penularan dari penyakit yang didapat dari ibu hamil ini. Dengan kengototan suami penderita bersumpah kalau bukan dia sumber penularannya, bahwa dia baik-baik saja, selalu sehat, tidak pernah sakit. Suami penderita tetap kekeuh kepada keyakinannya kalau Rumah Sakit telah salah dalam

memeriksakan istri keduanya ini. Bahkan ia akan menuntut Rumah Sakit ke pengadilan. Akhir cerita ini tidak jelas karena penderita di pulang paksakan oleh suami penderita. Saya sebagai perawat komunitas mencoba menyarankan agar suami penderita dan penderita mau melakukan pemeriksaan lanjutan dengan pantauan tim VCT karena berkaitan dengan 2 nyawa, yaitu istri penderita dan anaknya.

PENYELESAIAN DILEMA ETIK

1. Memperjelas Masalah Pada kasus ini perlu ditambahkan prosedur pemeriksaan dan dokumentasi hasil pemeriksaan sebagai bukti jika tim VCT berfungsi tim VCT bertugas sesuai standar yang berlaku. Serta menambahkan riwayat kesehatan pasien, suami serta keluarga penderita secara lengkap. 2. Identifikasi komponen-komponen etik Setelah masalah tersebut teridentifikasi, komponen etik yang terlibat adalah menghormati otonomi klien karena suami menolak melakukan pemeriksaan karena terpojokan oleh keluarga istri karena sebagai sumber masalah. Dan kita sebagai perawat harus menghormati apapun keputusan yang di ambil oleh klien. 3. Identifikasi orang yang terlibat Pada kasus ini pelaku yang terlibat dalam permasalahan etik yaitu pasien, suami pasien, keluarga pasien dan tenaga kesehatan yang terlibat yaitu dokter, perawatan, tenaga, tenaga medis bagian VCT. 4. Identifikasi alternatif yang dapat diberikan Masalah ini muncul dikarenakan suami penderita yang menolak menjalankan pemeriksaan karena menurutnya dia baik baik saja, dan tak pernah sakit. Menurut saya suami pasien takut karena mengetahui hasil pemeriksaan jika dinyatakan positif dikarenakan keluarga istri pasien mengkambing hitamkan suami pasien karena pada riwayat masa lalunya sering bergonta ganti pasangan. Tapi sebagai perawat kita juga harus menghormati keputusan pasien dan alternatif yang dapat kita berikan adalah health education kepada suami pasien, bahwa tidak semua penyakit itu timbul gejalanya secara langsung tetapi harus melalui uji lab untuk mengetahui bahwa suami pasien menderita penyakit tersebut. Penyelesaian yang terbaik adalah dengan kebersamaan dan kekeluargaan tetaplebih diutamakan :

1) Dilakukan pengkajian komunitas, tentang lingkungan penderita, hubungan suami dan keluarga penderita sebelum sesudah kasus ini muncul dan penyakit yang sering dialami oleh suami ata istri pasien. 2) Menjelaskan prosedur pemeriksaan apa saja yang dilakukan saat pemeriksaan sebagai bukti tim dari VCT mela,kukannya sesuai SOP (standard operating procedure). 3) Memberitahukan hasil pemeriksaan dan dengan cara pencegahan agar dapat dilakukan pengobatan agar penyakit yang diderita tidak bertambah para 4) Memberitahukan kepada keluarga pasien agar memberi motivasi positif kepada penderita dan suaminya karena dukungan yang positif dalam menghadapi suatu cobaan. Dengan dukungan dari keluarga pasien tidak mudah stres karena stres dapat mengganggu sistem imun tubuh pasien dan suami pasien. Dan diberikan motivasi spiritual bahwasanya dengan adanya penyakit tersebut dapat lebih mendekatkan diri kepada tuhan yang maha esa. 5) Jika suami penderita tetap tidak mempercayai hasil tersebut. Disarankan untuk melakukan pemeriksaan pada rumah sakit lain. 5. Terapkan prinsip-prinsip etik

Anda mungkin juga menyukai