Anda di halaman 1dari 7

I.

INFORMASI YANG DIPERLUKAN


Monosodium glutamat atau MSG umum digunakan sebagai penyedap rasa berbagai masakan.Namun, menggunakan MSG sebagai aditif makanan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.Permasalahan semakin rumit karena tidak semua label makanan mencantumkan kandungan MSG secara akurat. Hal ini diperburuk dengan hampir mustahilnya mengetahui kadar MSG dalam makanan yang dijajakan di warung atau restoran.

SejarahSingkat MSG
Penemuan MSG dimulai dengan isolasi asam glutamat oleh ahli kimia Jerman pada akhir tahun 1860-an. Namun baru pada tahun 1908 potensi MSG sebagai penyedap rasa benar-benar dimanfaatkan secara luas. Pada tahun 1940an MSG sudah mulai umum digunakan di dapurdapur seluruh dunia sebagai penyedap rasa masakan. Sekitar 20 tahun kemudian kekhawatiran tentang MSG yang berpotensi merugikan kesehatan mulai mengemuka. Apa itu MSG?

MSG merupakan aditif makanan yang umum digunakan sebagai penyedap rasa. MSG adalah asam glutamat yang diproduksi dari fermentasi tetes tebu dan pati makanan.

Glutamat (hati-hati: Glutamat bukan Monosodium Glutamat-nya) sendiri sebenarnya terdapat banyak sekali secara alamiah di sel-sel makhluk hidup. Glutamat di alam terdapat dalam dua bentuk yaitu glutamat yang merupakan bagian dari protein dan glut amat yang bebas. Glutamat yang berbentuk bebas menjalani metabolisme yang sama di dalam tubuh seperti halnya glutamat yang berasal dari MSG. Untuk itu, glutamat yang berasal dari MSG akan memberikan efek yang sama dengan glutamat yang bebas alami. Glutamat bebas yang alami terhadap banyak pada tomat, jagung, kecap, keju dan juga kacang-kacangan. Pada MSG, glutamat inilah yang memberikan rasa gurih kepada makanan sekaligus unsur yang paling penting (dan yang dihebohkan tersebut) dalam MSG.

MSG juga mengandung lebih sedikit sodium (natrium) dibandingkan garam, sehingga secara teoritis merupakan zat substituen (pengganti) yang baik untuk garam bagi mereka yang harus berdiet rendah sodium. Mari kita bandingkan konstituen sodium pada 10 mg MSG dengan 10 mg garam (NaCl atau sodium klorida). Rumus kimia MSG) adalah C5H8NO4Na.

1.1 Gambar rumus kimia msg


Berat molekul MSG ( 5 x 12 + 8 x 1 + 14 + 4 x 16 + 23 ) = 169 Catatan: Angka yang hijau adalah berat atom masing-masing unsur.

Berat molekul garam (NaCl) 23 + 35,5 = 58,5. . Catatan: Angka yang hijau adalah berat atom masing-masing unsur

10 mg ( 0,01 g ) MSG adalah

= 5,92 x 10-5 mol.

10 mg (0,01 g ) garam (NaCl) adalah

= 1,71 x 10-4 mol.

Berat Sodium pada 10 mg MSG adalah 5,92 x 10-5 x 23 = 0,00136 gram = 1,36mg. Berat sodium pada 10 mg garam (NaCl) adalah 1,71 x 10-4 x 23 = 0,00393 gram = 3,93 mg.

Dari perhitungan di atas jelas bahwa dalam 10 mg MSG hanya terdapat 1,36 mg sodium saja atau hanya 13,6% saja. Bandingkan dengan sodium yang terdapat pada garam yang mencapai 39,3% atau hampir 40% (hasil perhitungan sesuai dengan data yang ada di sini

Penggunaan Monosodium Glutamat Pada makanan


Hampir semua orang menyukai rasa sedap pada makanan. Tapi sebenarnya apa yang menyebabkan rasa sedap tersebut? Yang menyebabkan rasa sedap pada makanan tersebut adalah MSG (Monosodium Glutamat), hampir semua orang pernah merasakan rasa sedap dan gurih yang ada dalam MSG. Hampir di setiap rumah makan atau warung-warung tidak luput dari penambahan MSG dalam setiap masakan. Makanan yang hambar memang tidak enak dinikmati. Oleh karena itu, penggunaan MSG semakin populer sebagai penyedap rasa. MSG dikenal sebagai bahan penyedap rasa yang menguatkan rasa makanan menjadi lebih enak dan sedap.

Monosodium glutamat telah berkembang menjadi salah satu zat aditif makanan yang populer di seluruh dunia. Ketika ditambahkan pada makanan, MSG memberikan fungsi yang sama seperti Glutamat yaitu memberikan rasa sedap pada makanan. Selain MSG, ada

penyedap rasa lain yang digunakan oleh industri makanan seperti disodium inosinat (IMP) dan disodium guanilat (GMP). Namun, MSG-lah yang paling disukai orang karena kemurahan dan keefektifan MSG dalam menguatkan rasa.

MSG dibagi menjadi dua jenis, yaitu

1. MSG alami

MSG yang alami sehat untuk dikonsumsi

2. MSG Buatan .

MSG buatan banyak beredar, padahal sangat berpotensi mendatangkan gangguan kesehatan.

MSG digunakan hampir pada semua jenis sayuran, kaldu, dan lauk-pauk, berbagai makanan olahan seperti daging kalengan, saus tomat, kecap, sosis, makanan ringan, beberapa produk olahan keju, bumbu mie instan, dll. Penggunaan MSG kadang-kadang tersembunyi di balik label makanan dengan nama yang berbeda, seperti penyedap rasa alami. Efek Positif Monosodium Glutamat (MSG)

MSG adalah bubuk putih yang cepat larut dalam air atau air liur. Setelah larut, MSG terurai menjadi natrium dan glutamat. Glutamat adalah asam amino nonesensial yang ditemukan hampir di semua protein. Di Amerika Serikat, MSG termasuk dalam daftar bahan makanan yang aman menurut Food and Drug Administration. Komite Ilmiah Uni Eropa juga menilai MSG sebagai zat makanan yang aman. Di Jepang, MSG adalah zat aditif makanan yang boleh digunakan tanpa pembatasan. Di Indonesia sendiri, MSG termasuk bahan makanan yang dianggap aman oleh BPOM.

MSG memiliki peran sebagai salah satu oksidan alami glutathione yang penting dan berperan sebagai neuro yang salah satunya dibutuhkan kalium membentuk keseimbangan. Sehingga keseimbangan otak kita menjadi baik dengan keberadaan glutamate.

Berdasarkan Penelitian Mahasiswa Farmasi UNISBA, melalui uji klinis, telah dibuktikan bahwa makanan yang enak karena glutamat, baik dari makanan itu sendiri maupun dari MSG,

merangsang produksi cairan pencernaan sehingga daya cerna makanan menjadi lebih baik. Selain itu, glutamat didalam usus halus berfungsi sebagai sumber tenaga bagi absorpsi unsurunsur nutrisi ke dalam darah. Glutamat memainkan peranan penting dalam berbagai metabolisme tubuh, antara lain sebagai unsur perantara metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak. Efek Negatif Monosodium Glutamat (MSG) Menurut Russell Blaylock, penulis buku Excitotoxins The Taste That Kills, MSG adalah excitotoxin, yaitu zat kimia yang merangsang dan dapat mematikan sel-sel otak. Blaylock menyatakan bahwa MSG dapat memperburuk gangguan saraf seperti alzheimer, penyakit Parkinson serta autisme. Beberapa efek samping dan gangguan spesifik yang berhubungan dengan MSG menurut Blaylock : kejang, mual, alergi, serangan asma, sakit kepala, mulut terasa kering serta hilang ingatan.

Reaksi terhadap MSG dapat terjadi kapan saja, dari mulai segera setelah mengkonsumsi MSG sampai beberapa hari kemudian. Anak-anak lebih rentan terhadap efek negatifnya dibandingkan orang dewasa. Walaupun sebagian besar orang dapat mengkonsumsi MSG tanpa masalah, beberapa orang memiliki alergi bila mengkonsumsi berlebihan.

Hasil penelitan Olney di St. Louis, tahun 1969 ia mengadakan penelitian pada tikus putih muda. Tikus-tikus ini diberikan MSG sebanyak 0,5 4 mg per gram berat tubuhnya. Hasilnya tikus-tikus malang ini menderita kerusakan jaringan otak. Namun, penelitian selanjutnya menunjukkan pemberian MSG yang dicampur dalam makanan tidak menunjukkan gejala kerusakan otak.

Di dalam otak, enzim mengkatalis dekarbosilasi asam glutamat menjadi gamma-asam aminobutrat. Asam glutamat dan gamma-asam aminobutrat mempengaruhi transmisi signal di dalam otak. Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, sementara gamma-asam aminobutrat menurunkannya. Karenanya, mengkonsumsi MSG berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal

dalam otak. Oleh karena itu, pada akhir tahun 1970, perusahaan-perusahaan makanan bayi bersepakat untuk tidak memasukkan unsur MSG ke produk-produk makanan bayi.

Rasa enak yang ditimbulkan oleh MSG dituduh sebagai penyebab penggunaan MSG yang berlebihan. Sama seperti pemakaian garam, pemakaian MSG memiliki dosis optimum yaitu 0.2-0.8% dari volume makanan. Penggunaan MSG lebih tinggi dari dosis optimum ini dapat mengurangi rasa enak pada makanan dimana umumnya kita tidak menginginkannya. Tentu saja pabrik maupun penjaja makanan tidak akan pernah membuat makanannya tidak enak dengan menambahkan MSG diluar batas, karena ini sama artinya mereka membunuh usaha mereka sendiri.

Berikut adalah gambar-gambar akibat terlalu banyak mengkonsumsi MSG:

a.

Adanya Kerusakan Jaringan Otak

b. Menyebabkan Kanker

c. Menimbulkan Alergi

d. Mual

Anda mungkin juga menyukai