Anda di halaman 1dari 27

Laporan Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Wilayah Bojonegara merupakan wilayah pesisir dengan aneka kegiatan seperti pelabuhan, industri, perikanan, pembangkit listrik dll mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang. Kawasan Bojonegara Merak Cilegon dalam PP No. 47 Tahun 1997 tentang RTRW Nasional telah ditetapkan sebagai Kawasan Andalan. Kawasan andalan ini merupakan kawasa yang cepat tumbuh karena kegiatan produksi dan jasa dengan skala besar yang menunjang kegiatan produksi nasional dan ekspor nasional dengan andalan Kawasan Industri Cilegon. Fungsi Kawasan Andalan Bojonegara Merak Cilegon sebagai : 1. Pusat Transportasi 2. Pusat Industri 3. Pusat Pariwisata Dalam PP No. 47/1997 tentang RTRWN dan dalam konsep RTR Pulau Jawa-Bali telah ditetapkan bahwa pengembangan pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Bojonegara merupakan satu sistem yang saling melengkapi (komplementer) sebagai IHP (International Harbour Port). Disamping itu Pelabuhan Bojonegara yang terletak dalam Kawasan Andalan Bojonegara Merak - Cilegon diharapkan dapat menjadi salah satu pemicu dalam pengembangan wilayah Bojonegara sehingga perlu di dukung prasarana dan sarana yang memadai. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh JICA dan Ditjen Perhubungan Laut, pada tahun 2002 arus bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung priok mencapai 2,18 juta TEUs dan diperkirakan terus meningkat sehingga pada tahun 2010 akan mencapai 3,5 juta TEUs yang merupakan kapasitas maksimum dari Pelabuhan Tanjung Priok. Penggunaan lahan kawasan Pelabuhan Tanjung Priok saat ini sudah mixed development yang bercampur berbagai peruntukan diantaranya didalam areal komersial pelabuhan juga terdapat kompleks fasilitas militer. Gua mengantisipasi semakin padatnya kegiatan di Pelabuan Tanjung Priok, Menteri Perhubungan melalui KM Perhubungan No.35 Tahun 2002

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I-1

Laporan Pendahuluan

mengeluarkan kebijakan penetapan Pelabuhan Bojonegara/Tanjung Priok dinyatakan sebagai Pelabuhan Internasional yang merupakan satu sistem yang saling melengkapi (komplementer). Upaya pengembangan Pelabuhan Internasional Bojonegara tersebut diwujudkan dengan memperhatikan prasyarat : mengendalikan pertumbuhan kota, mengendalikan pertumbuhan industri yang tidak ramah lingkungan dan mempertahankan sentra - sentra produksi pangan serta mempertahankan kawasan lindung dan yang berfungsi lindung. Pengembangan IHP Bojonegara perlu diantisipasi sejak dini, karena diperkirakan akan menimbulkan masalah antara lain : (lihat peta 1.1) 1. Adanya perbedaan kepentingan dalam pemanfaatan ruang dengan Kota Cilegon. a. Kota Cilegon dengan Kecamatan Ampel (Kabupaten Serang) dipisahkan oleh perbukitan. Pada RUTR Kecamatan Bojonegara Pulau Ampel, daerah perbukitan tersebut menjadi daerah konservasi yang dibatasi pemanfaatannya, sedangkan daerah perbukitan diwilayah Kota Cilegon pada saat ni telah dimanfaatkan menjadi daerah permukiman. b. Pemanfaatan daerah perbatasan pada kota Cilegon telah menyebabkan banjir pada Kecamatan Bojonegara 2. Pengembangan IHP Bojonegara berpotensi memberikan dampak terhadap munculnya kawasan-kawasan perkotaan secara ekspansif. a. Akan terjadi resettlement permukiman nelayan, tempat pelelangan ikan, yang membutuhkan alokasi ruang dalam Rencana Tata Ruang Kabupaten Serang baik untuk permukiman maupun usaha. b. Terjadinya perubahan sistem pusat permukiman dan kegiatan

perekonomian. c. Terjadinya perkembangan ancaman kegiatan perkotaan di sepanjang sempadan pantai dan sungai 3. Terjadinya perubahan pola sistem transportasi. a. Terjadinya bangkitan dan tarikan transportasi yang besar di wilayah Bojonegara yang diakibatkan oleh bongkar muat barang di kawasan pelabuhan Bojonegara

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I-2

Laporan Pendahuluan

Peta 1.1

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I-3

Laporan Pendahuluan

b. Kawasan Pelabuhan Bojonegara dilewati oleh jalan propinsi. Dengan adanya pelabuhan tersebut ada kemungkinan relokasi jalan diluar kawasan tersebut. c. Kapasitas jalan yang ada tidak mencukupi untuk mendukung saat beroperasinya pelabuhan Internasional sehingga diperlukan

pembangunan jalan baru. d. Terjadinya perubahan status jalan dari jalan propinsi menjadi jalan nasional. e. Terjadi 4. perubahan sistem jaringan jalan, dan perubahan moda

transportasi. Masalah Lingkungan a. Terganggunya fungsi kawasan lindung di sekitar pelabuhan, yang saat ini banyak terjadi penambangan/galian, memerlukan pengendalian. b. Terjadinya perubahan pola arus laut dan pemanfaatan laut oleh IHP Bojonegara yang berpengaruh terhadap ekosistem laut dan mata pencaharian nelayan Bojonegara. c. Peningkatan pemanfaatan air tanah/air bersih dan ancaman penurunan kualitas air akibat limbah dari kegiatan industri. d. Terjadinya reklamasi oleh para pengusaha industri yang berpengaruh terhadap ekosistem laut dan mata pencaharian nelayan Bojonegara.

5.

Terjadinya efekmultiplier kegiatan pelabuhan terhadap kegiatan ekonomi lainnya di wilayah Bojonegara dan terjadinya perubahan kegiatan ekonomi primer (pertanian dan nelayan) menjadi kegiatan industri, perdagangan dan jasa.

6.

Permasalahan Sosial budaya a. Penyerapan tenaga kerja setempat relatif rendah karena keterbatasan sumberdaya penduduk wilayah Bojonegara b. Konflik bidang pertanahan c. Terdesaknya kegiatan nelayan oleh kegiatan industri

Adanya issue dan kecenderungan masalah tersebut diatas maka perlu disusun Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten dalam bentuk arahan pemanfaatan ruang dan dukungan

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I-4

Laporan Pendahuluan

prasarana dan sarana kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya dalam mengantisipasi. adanya pengembangan Pe!abuhan Bojonegara.

1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran Maksud Maksud dan tujuan Bantek Direktorat Tata Ruang Wilayah adalah : a. Meningkatkan kompetensi daerah (propinsi, kabupaten dan kota) dalam penataan ruang b. Membantu daerah dalam memecahkan berbagai persoalan tata ruang dan pengembangan wilayah c Memberdayakan daerah melalui pelibatan aparat penataan ruang setempat secara aktif dalam pelaksanaan bantek c. Mengimplementasikan dan menjaring umpan balik bagi penyempurnaan NSPM penataan ruang melalui penanganan kasus nyata Maksud Bantek penyusunan RDTR Wilayah Bojonegara adalah untuk mewujudkan salah satu tugas pokok Direktorat Tata Ruang Wilayah Tengah yakni menyelenggarakan Bantuan Teknik untuk rnewujudkan arahan

pemanfaatan ruang dan dukungan prasarana dan sarana kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya dalam mengantisipasi. adanya pengembangan Pe!abuhan Bojonegara. Tujuan Menfasilitasi daerah dalam menyusun RDTR, pedoman pelaksanaan

pembangunan dan pedoman pengendalian Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya. Sasaran

pemanfaatan ruang Kawasan

a. Tersusunnya rancangan RDTR Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya. b. Tersusunnya struktur dan pola pemanfaatan ruang kawasan pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya. c. Tersusunnya materi untuk pedoman pelaksanaan pembangunan yang berupa arahan kepadatan, ketinggian bangunan, GSB tiap blok peruntukan, rencana penanganan lingkungan tiap blok peruntukan.

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I-5

Laporan Pendahuluan

d. Tersusunnya materi untuk pedoman pengendalian pemanfaatan ruang kawasan perencanaan. 1.3 Fungsi dan Manfaat 1.3.1 Fungsi Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya berfungsi untuk: menyiapkan perwujudan ruang, dalam rangka pelaksanaan program pembangunan Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya; menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian perkembangan Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Cilegon; menciptakan keterkaitan antar kegiatan yang selaras, serasi dan efisien; menjaga konsistensi perwujudan ruang Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya melalui pengendalian program-program pembangunan perkotaan.

1.3.2 Manfaat Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya bagi Pemerintah Daerah adalah : a. Sebagai bahan masukan untuk menyusun rencana teknik ruang, atau rencana tata bangunan dan lingkungan kawasan sekitar Pelabuhan Bojonegara. b. Pemberian advice planning atau sebagai bahan masukan untuk perijinan pemanfaatan c. ruang kawasan sekitar Pelabuhan Bojonegara serta

pengaturan bangunan setempat. Memberikan arahan kepada stakeholder agar dapat turut berperan serta dalam proses penataan ruang di kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya. d. Sebagai acuan untuk program pembangunan pada kawasan perencanaan

1.4 Dasar Hukum Peraturan dan Perundangan terkait dengan penataan ruang. Penataan Ruang sebagai produk hukum yang mengikat untuk itu diperlukan rujukan Peraturan dan Perundangan terkait dengan panataan ruang. Dalam

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I-6

Laporan Pendahuluan

Kerangka acuan kerja belum dimuat beberapa dasar hukum penyusunan rencana tata ruang. Adapun yang menjadi dasar hukum penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota minimal adalah : Undang Undang No. 24. Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang. Undang Undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1996 Tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Penataan Ruang. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 8 Tahun 1998 tentang Penataan Ruang di Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri No.9 Tahun 1998 mengenai Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 327 Tahun 2002 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota. Peraturan dan per undangan-undangan yang terkait tentang lingkungan hidup, pemukiman, tambang, sistem transportasi dll. 1.5 Ruang Lingkup 1.5.1 Lingkup Materi Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan Banten meliputi penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), pedoman pelaksanaan pembangunan, pedoman pengendalian dan pemanfaatan ruang Kawasan Sekitar Pelabuhan Bojonegara. RDTR Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya merupakan penjabaran dari Rencana Umum Tata Ruang Kecamatan Bojonegara ke dalam rencana pemanfaatan ruang Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pelabuhan Bojonegara adalah rencana pemanfaatan ruang Bagian Wilayah Kota/ Kawasan Pelabuhan Bojonegara secara terperinci yang disusun untuk

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I-7

Laporan Pendahuluan

penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan perkotaan. Pedoman pelaksanaan pembangunan meliputi arahan kepadatan bangunan, ketinggian, arahan perpetakan bangunan, arahan garis sempadan bangunan, rencana penanganan prasarana dan sarana. Pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya diselenggarakan melalui kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang berdasarkan mekanisme perijinan, pemberian insentif dan disinsentif, pemberian kompensasi, mekanisme pelaporan, mekanisme pemantauan, mekanisme evaluasi dan mekanisme pengenaan sanksi. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pelabuhan Bojonegara juga merupakan rencana yang menetapkan blok-blok peruntukan pada kawasan fungsional perkotaan, sebagai penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang, dengan memperhatikan keterkaitan antara kegiatan dalam kawasan fungsional, agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut. Jangka waktu Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya ini adalah 10 tahun dan dituangkan ke dalam peta rencana dengan skala 1 : 5.000. Adapun muatan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya, meliputi: a. Tujuan pengembangan kawasan fungsional Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya; b. Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya, meliputi: c. Struktur pemanfaatan ruang, yang meliputi distribusi penduduk, struktur pelayanan kegiatan kawasan perkotaan, sistem jaringan pergerakan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan energi, dan sistem prasarana pengelolaan lingkungan; d. Pola pemanfaatan ruang, yang meliputi pengembangan kawasan pemerintahan, fungsional (kawasan permukiman, perdagangan, jasa, pariwisata, perindustrian) dalam blok-blok peruntukan.

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I-8

Laporan Pendahuluan

e. Pedoman pelaksanaan pembangunan kawasan fungsional Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya meliputi: f. Arahan kepadatan bangunan (net density/KDB) untuk setiap blok peruntukan; g. Arahan ketinggian bangunan (maximum height/KLB) untuk setiap blok peruntukan; h. Arahan garis sempadan bangunan untuk setiap blok peruntukan; i. j. Rencana penanganan lingkungan blok peruntukan; Rencana penanganan jaringan prasarana dan sarana. pengendalian pemanfaatan ruang kawasan fungsional

k. Pedoman

Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya. 1.4.2 Lingkup Wilayah Kawasan Bojonegara terletak di Kabupaten Serang Propinsi Banten. Kawasan Bojonegara terletak di sebelah barat (sekitar 130 km) Ibukota DKI. Secara administratif Kawasan Bojonegara termasuk dalam Wilayah Kabupaten Serang tepatnya di Kecamatan Bojonegara dan Kecamatan Pulo Ampel (merupakan pemekaran dari Kecamatan Bojonegara). Kecamatan Puloampel dan Bojonegara memiliki luas keseluruhan sekitar 6.700,2 hektar dan dihuni hampir 75.000 jiwa. Tinjauan makro yang merupakan wilayah studi meliputi wilayah kawasan

Bojonegara dan sekitarnya terdiri dari seluruh wilayah propinsi Banten, khususnya wilayah yang mempunyai keterkaitan tinggi dilihat dari aspek aksesibilitas yaitu Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon. Wilayah ini dalam Rensta Propinsi Banten 2002 2006 merupakan Wilayah Kerja Pembangunan (WKP I dan WKP II) dengan potensi utama kegiatan industri, perdagangan, jasa, perumahan/permukiman, pelabuhan dan kelautan. (lihat peta 1.2) Tinjauan mikro yang merupakan wilayah perencanaan, yaitu kawasan yang memiliki keterkaitan langsung dilihat dari aspek fisik meliputi wilayah Kecamatan Pulo Ampel dan Kecamatan Bojonegara meliputi luas area 6.700,2 Hektar tidak termasuk kawasan pelabuhan. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dengan kedalaman peta skala 1 : 5000, meliputi wilayah potensial berkembang hingga 10 tahun mendatang dan merupakan wilayah yang terkait langsung dengan pengembangan Pelabuhan Bojonegara.

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I-9

Laporan Pendahuluan

Peta 1.2

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I - 10

Laporan Pendahuluan

Penyusunan pedoman pedoman pelaksanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan dibeberapa kawasan prioritas yang mendesak dibutuhkan pengendalian dan pemanfaatan ruang diantaranya : 1. Kawasan industri dan pemukiman perkotaan sekitar pelabuhan

Bojonegara (SKP E) 2. Kawasan Pengembangan Permukiman Perkotaan dan kawasan

Resetlement Kawasan Pelabuhan (SKP E) 3. Kawasan Reklamasi Pantai (SKP A) 4. Kawasan Pengembangan dan permukiman nelayan (SKP A) 5. Kawasan perbukitan yang mengalami ancaman kerusakan lingkungan akibat penambangan (SKP C) Lingkup wilayah perencanaan dan kawasan prioritas yang perlu segera mendapat pedoman pelaksanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang dapat dilihat pada gambar 1.3.

1.4.3 Lingkup Pekerjaan a. b. Melakukan perumusan metodologi studi, inventarisasi data primer dan sekunder kondisi eksisting kawasan di sekitar Pelabuhan Bojonegara. Mengkaji dokumen Dokumen-dokumen Perencanaan yang telah disusun antara lain: - RTRW Propinsi Banten tahun 2002 Perda Nomor 36 tahun 2002 - Review RTRW Kabupaten Serang tahun 2001 Perda Nomor 9 tahun 2002 - RUTR Kecamatan Bojonegara tahun 2002 Perda Nomor 14 tahun 2002. - Rencana Penataan Ruang Kawasan Pesisir Kabupaten Serang disusun tahun 2002. - Rencana Detail kawasan pusat Kecamatan Bojonegara tahun 2002 c. Mendeleniasi kawasan perencanaan sekitar Pelabuhan Bojonegara d. Menyediakan peta analisa untuk Kecamatan Pulo Ampel dan Kecamatan Bojonegara dengan skala 1:25.000 e. Melakukan survei primer dan sekunder (data 5 tahun terakhir)

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I - 11

Laporan Pendahuluan

Peta 1.3

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I - 12

Laporan Pendahuluan

f.

Melakukan evaluasi terhadap rencana tata ruang yang ada serta upaya pemaduserasian terhadap pengembangan Pelabuhan Bojonegara

g. Melakukan analisa terhadap kondisi eksisting dan permasalahan pokok yang terjadi di sekitar kawasan Pelabuhan Bojonegara h. Menyusun pola dan struktur pemanfaatan ruang dalam rangka mengantisipasi perkembangan kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya yang dituangkan pada peta skala 1 : 5.000 i. Menyusun program sektor yang mendukung pengembangan kawasan Pelabuhan Bojonegara j. Mengadakan pertemuan, pendampingan dan diskusi dengan stakeholder wilayah Bojonegara secara berkala.

1.5 Produk

Rencana Rencana Detail dan Pedoman Pengendalian

Pemanfaatan ruang Kawasan Pelabuhan dan sekitarnya Produk Rencana Detail Tata Ruang dan Pedoman pengendalian pemafaatan ruang Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya terdiri dari: A. Tujuan pengembangan kawasan fungsional Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya Tujuan pengembangan kawasan fungsional Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya dirumuskan sesuai dengan permasalahan dan arahan kebijakan berdasarkan urgensi/ keterdesakan penanganan kawasan tersebut. B. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya 1. Rencana sekitarnya 1) Materi yang diatur Distribusi penduduk sampai dengan akhir tahun perencanaan. 2) Kedalaman materi yang diatur Rencana distribusi penduduk kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya yang dirinci dalam blok-blok peruntukan. 3) Pengelompokan materi yang diatur Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk setiap blok peruntukan. Distribusi Penduduk Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I - 13

Laporan Pendahuluan

2. Rencana Struktur Pelayanan Kegiatan Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya 1) Materi yang diatur Tata jenjang kapasitas dan intensitas menurut lokasi dan jenis pelayanan kegiatan dalam kawasan. 2) Kedalaman materi yang diatur Distribusi pusat-pusat pelayanan kegiatan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya dirinci sampai pusat pelayanan lingkungan permukiman Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya. 3) Pengelompokan materi yang diatur Perdagangan yang terdiri dari: perdagangan skala regional, skala kota, dan skala lingkungan. Pendidikan yang terdiri dari: Perguruan tinggi, SLTA, SLTP, SD, TK Pelayanan kesehatan yang terdiri dari Rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat. Pelayanan rekreasi dan atau olah raga yang terdiri dari pelayanan skala kota dan pelayanan skala lingkungan. 3. Rencana Sistem Jaringan Pergerakan 1) Materi yang diatur Sistem jaringan pergerakan dan prasarana penunjang (terminal, jalan, lingkungan perparkiran) bagi angkutan jalan raya, angkutan kereta api, dan angkutan laut. 2) Kedalaman materi yang diatur Angkutan jalan raya, meliputi seluruh sistem primer, jaringan arteri sekunder dan kolektor sekunder, sampai dengan jalan lokal sekunder; Pergerakan lainnya meliputi seluruh sistem pergerakan. 3) Pengelompokan materi yang diatur a. Angkutan jalan raya, terdiri dari: Jaringan jalan arteri sekunder, jaringan jalan kolektor sekunder, jaringan jalan lokal sekunder, sistem primer (jumlah lajur, daerah pengawasan jalan, daerah milik jalan, persimpangan utama); Terminal penumpang dan barang;

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I - 14

Laporan Pendahuluan

Jaringan trayek angkutan penumpang dan jaringan lintas angkutan barang.

b. Angkutan kereta api, terdiri dari: Jaringan jalan kereta api; Stasiun kereta api; Depo atau balai yasa.

c. Angkutan laut , terdiri dari: 4. Pelabuhan laut; Jalur pelayaran.

Rencana Sistem Jaringan Utilitas 1) Materi yang diatur Sistem jaringan utilitas dalam kawasan hingga akhir tahun perencanaan. 2) Kedalaman materi yang diatur Seluruh jaringan telepon (hingga jaringan kabel sekunder); Seluruh jaringan listrik (tegangan menengah hingga gardu distribusi); Seluruh jaringan gas; Seluruh jaringan air bersih (hingga jaringan distribusi sekunder/per blok peruntukan); Seluruh jaringan air hujan; Seluruh jaringan air limbah; Seluruh jaringan persampahan (hingga TPS komunal). 3) Pengelompokan materi yang diatur Sistem saluran telepon, yang terdiri dari: Stasiun telepon otomat; Rumah kabel dan kotak pembagi; Jaringan kabel sekunder; Jaringan telepon seluler. Sistem jaringan listrik, yang terdiri dari: Bangunan pembangkit; Gardu induk tegangan ekstra tinggi; Gardu induk; Gardu distribusi.

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I - 15

Laporan Pendahuluan

Sistem jaringan gas Sistem penyediaan air bersih, yang terdiri dari : Seluruh pipa transmisi air bersih; Bak penampung; Hingga pipa distribusi sekunder/distribusi hingga blok peruntukan. Sistem pembuangan air hujan Sistem pembuangan air limbah, yang terdiri dari: Seluruh saluran; Bangunan pengolahan; Waduk penampungan. Sistem persampahan, yang terdiri dari: Tempat pembungan akhir; Bangunan pengolahan sampah; Penampungan sementara. C. Rencana Blok Pemanfaatan Ruang (Block Plan) Rencana pemanfaatan ruang Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya yang menggambarkan ukuran, fungsi serta karakter kegiatan manusia dan atau kegiatan alam, yang dituangkan dalam blok-blok peruntukan. 1) 2) Materi yang diatur Luas dan lahan peruntukan sampai dengan akhir tahun perencanaan. Kedalaman materi yang diatur Pemanfaatan ruang kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya yang dirinci dalam blok-blok peruntukan. 3) Pengelompokan materi yang diatur a. Kawasan Budidaya Perkotaan, meliputi: Perumahan dan permukiman, yang dirinci menurut ketinggian bangunan, jenis penggunaan, pengelompokan berdasarkan besaran perpetakan; Perdagangan, yang dirinci menurut jenis dan bentuk bangunannya, antara lain pasar, pertokoan, mal, dll; Industri, yang dirinci menurut jenisnya; Pendidikan, yang dirinci menurut tingkatan pelayanan mulai dari pendidikan tinggi, SLTA, SLTP, SD, dan TK;
I - 16

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

Laporan Pendahuluan

Kesehatan, yang dirinci menurut tingkat pelayanan mulai dari RS Umum kelas A,B,C,D; puskesmas, puskesmas pembantu; Peribadatan, yang dirinci menurut jenisnya mulai dari mesjid, gereja, kelenteng, pura, vihara; Rekreasi, yang dirinci menurut jenisnya, antara lain taman bermain, taman rekreasi, taman lingkungan, taman kota, dll; Olahraga, yang dirinci menurut tingkat pelayanannya, antara lain stadion, gelanggang, dlll; Fasilitas sosial lainnya, yang dirinci menurut jenisnya, seperti panti asuhan, panti werda, dll; Perkantoran instansinya; Terminal angkutan jalan raya baik untuk penumpang atau barang, stasiun kereta api, pelabuhan sungai, pelabuhan danau, pelabuhan penyeberangan, pelabuhan laut, dan sarana transportasi lainnya; Kawasan pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan; Taman pemakaman umum, taman pemakaman pahlawan; Tempat pembuangan sampah akhir. b. Kawasan Lindung, meliputi: Kawasan resapan air dan kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahan lainnya; Sempadan pantai, sungai, sekitar danau dan waduk, sekitar mata air, dan kawasan terbuka hijau kota termasuk jalur hijau; Cagar alam/pelestarian alam, dan suaka margasatwa; Taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam lainnya; Kawasan cagar budaya; Kawasan rawan letusan gunung berapi, rawan gempa, rawan tanah longsor, rawan gelombang pasang dan rawan banjir. pemerintah dan niaga, yang dirinci menurut

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I - 17

Laporan Pendahuluan

D. Pedoman Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya 1. Arahan Kepadatan Bangunan 1) Materi yang diatur Perbandingan luas lahan yang tertutup bangunan dan bangunanbangunan dalam tiap petak peruntukan dibandingkan dengan luas petak peruntukan 2) 3) Kedalaman materi yang diatur Kepadatan bangunan yang dirinci untuk setiap blok-blok peruntukan. Pengelompokan materi yang diatur Blok peruntukan dengan koefisien dasar bangunan sangat tinggi (lebih besar dari 75 %); Blok peruntukan dengan koefisien dasar bangunan menengah (20 % - 50 %); Blok peruntukan dengan koefisien dasar bangunan rendah (5 % - 20 %); Blok peruntukan dengan koefisen dasar bangunan sangat rendah ( > 5 %).

2. Arahan Ketinggian Bangunan 1) Materi yang diatur Rencana ketinggian maksimum atau maksimum dan minimum bangunan untuk setiap blok peruntukan (koefisien lantai bangunan). 2) Kedalaman materi yang diatur Ketinggian bangunan yang dirinci untuk setiap blok peruntukan. 3) Pengelompokan materi yang diatur Blok peruntukan ketinggian bangunan sangat rendah adalah blok dengan tidak bertingkat dan bertingkat maksimum dua lantai (KLB maksimum = 2 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan maksimum 12 m dari lantai dasar; Blok peruntukan ketinggian bangunan rendah adalah blok dengan bangunan bertingkat maksimum 4 lantai ( KLB maksimum = 4 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan maksimum 20 m dan minimum 12 m dari lantai dasar;

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I - 18

Laporan Pendahuluan

Blok peruntukan ketinggian bangunan sedang adalah blok dengan bangunan bertingkat maksimum 8 lantai maksimum 36 m dan minimum 24 m dari lantai dasar; (KLB maksimum = 8 x KBD) dengan tinggi puncak bangunan

Blok peruntukan ketinggian bangunan tinggi bangunan tinggi adalah blok dengan bangunan bertingkat minimum 9 lantai (KLB maksimum = 9 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan minimum 40 m dari lantai dasar;

Blok peruntukan ketinggian bangunan sangat tinggi adalah blok dengan bangunan bertingkat minimum 20 lantai (KLB maksimum = 20 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan minimum 80 m dari lantai dasar.

3. Arahan Perpetakan Bangunan 1) Materi yang diatur Luas petak-petak peruntukan yang terdapat pada setiap blok peruntukan dalam kawasan. 2) Kedalaman materi yang diatur Luas petak peruntukan pada setiap blok peruntukan dan pada setiap penggal jalan. 3) Pengelompokan materi yang diatur Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi (diatas 2500 m2); Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi II (1000 2500 m2); Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi III (600 1000 m2); Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi IV (250 600 m2); Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi V (100 250 m2); Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi VI (50 100 m2); Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi VII (dibawah 50 m2); I

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I - 19

Laporan Pendahuluan

Blok peruntukan dan penggal jalan dengan VIII (rumah susun/flat).

petak klasifikasi

4. Arahan Garis Sempadan 1) Materi yang diatur Jarak antara as jalan dengan bangunan maupun dengan pagar halaman, dan jaringan bangunan dengan batas persil. 2) Kedalaman materi yang diatur Berbagai garis sempadan 3) yang dirinci sampai dengan blok peruntukan untuk tiap penggal jalan. Pengelompokan materi yang diatur Sempadan muka bangunan; Sempadan pagar; Sempadan sampingan bangunan.

5. Rencana Penanganan Blok Peruntukan 1) Materi yang diatur Penanganan blok peruntukan dan jaringan pergerakan serta utilitas yang akan dilaksanakan dalam kawasan, baik kebutuhan akan konservasi, pengembangan baru pemugaran atau penanganan khusus. 2) Kedalaman materi yang diatur Penanganan blok peruntukan dan jaringan pergerakan yang dirinci untuk setiap blok peruntukan dan penggal jalan. 3) Pengelompokan materi yang diatur Bangunan/jaringan baru yang akan dibangun; Bangunan/jaringan yang akan ditingkatkan; Bangunan/jaringan yang akan diperbaiki; Bangunan/jaringan yang akan diperbaharui; Bangunan/jaringan yang akan dipugar; Bangunan/jaringan yang akan dilindungi.

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I - 20

Laporan Pendahuluan

6. Rencana Penanganan Prasarana dan Sarana 1) Materi yang diatur Penanganan prasarana dan sarana yang akan dilaksanakan dalam kawasan, baik kebutuhan akan konservasi, pengembangan baru pemugaran atau penanganan khusus. 2) Kedalaman materi yang diatur Penanganan prasarana dan sarana yang dirinci untuk setiap blok peruntukan dan penggal jalan. 3) Pengelompokan materi yang diatur Jaringan prasarana dan sarana baru yang akan dibangun; Jaringan prasarana dan sarana yang akan ditingkatkan; Jaringan prasarana dan sarana yang akan diperbaiki; Jaringan prasarana dan sarana yang akan diperbaharui; Jaringan prasarana dan sarana yang akan dipugar

E. Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya diselenggarakan melalui kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang berdasarkan mekanisme perijinan, pemberian insentif dan disinsentif, pemberian kompensasi, mekanisme pelaporan, mekanisme pemantauan, mekanisme evaluasi dan mekanisme pengenaan sanksi. 1) Materi yang diatur Ketentuan-ketentuan 2) yang mencakup perijinan, pengawasan, dan penertiban di kawasan perkotaan. Kedalaman materi yang diatur Kedalaman materi yang diatur meliputi pengaturan tentang mekanisme advis planning (rekomendasi perencanaan) perijinan, pengawasan, dan penertiban. 3) Pengelompokan materi yang diatur Mekanisme advis planning perijinan sampai dengan pemberian ijin lokasi bagi kegiatan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya; Mekanisme pemberian insentif dan disinsentif bagi kawasan yang didorong pengembangannya, kawasan yang dibatasi

pengembangannya, serta terhadap upaya-upaya perwujudan ruang

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I - 21

Laporan Pendahuluan

yang

menjaga

konsistensi Bagian

pembangunan Pelabuhan

dan

keserasian dan

perkembangan Kabupaten;

Kawasan

Bojonegara

sekitarnya dengan Kota Cilegon, dan Rencana Tata Ruang Wilayah

Mekanisme pemberian kompensasi berupa mekanisme penggantian yang diberikan kepada masyarakat pemegang hak atas tanah, hak pengelolaan sumber daya alam seperti hutan, tambang, bahan galian, kawasan lindung yang mengalami kerugian akibat perubahan nilai ruang dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana tata ruang;

Mekanisme pelaporan mencakup mekanisme pemberian informasi secara obyektif mengenai pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan oleh masyarakat dan instansi yang berwenang;

Mekanisme pemantauan yang mencakup pengamatan, pemeriksaan dengan cermat perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai dan dilakukan oleh instansi yang berwenang;

Mekanisme evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan ruang dalam mencapai tujuan rencana tata ruang yang dilakukan oleh masyarakat dan instansi yang berwenang;

Mekanisme pengenaan sanksi mencakup sanksi administratif, pidana dan perdata.

1.6 Sistematika Pembahasan Laporan Pendahuluan ini disusun terdiri dari empat bab, yaitu : Bab 1, berisi latar belakang, maksud, tujuan, sasaran, ruang lingkup materi dan ruang lingkup wilayah. Bab 2, berupa gambaran umum wilayah perencanaan dan issue

pengembangan wilayah kawasan Bojonegara dan sekitarnya. Bab 3, berupa metodologi dan proses kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya. Bab 4, berupa tata laksana atau organisasi kerja penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Pelabuhan Bojonegara dan sekitarnya.

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I - 22

Laporan Pendahuluan

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I - 23

Laporan Pendahuluan

Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten

I - 24

Anda mungkin juga menyukai