Anda di halaman 1dari 50

Katarak

Wong Jia Yen Budi Irawan

Katarak
perubahan lensa mata yang jernih dan tembus cahaya menjadi keruh cahaya sulit mencapai retina akibatnya penglihatan menjadi kabur terjadi secara perlahan-lahan penglihatan penderita terganggu secara berangsur tidak menular dari satu mata ke mata lain, tetapi dapat terjadi pada kedua mata pada waktu yang tidak bersamaan

Terjadi pada: Anak-anak Dewasa

Terjadi karena proses degenerasi atau ketuaan (jenis katarak ini paling sering dijumpai) trauma mata infeksi penyakit tertentu (Diabetes Mellitus) cacat bawaan

Tanda-tanda awal
penglihatan yang semakin kabur dan tidak jelas merasa silau terhadap cahaya matahari perubahan dalam persepsi warna penglihatan berkurang hingga kebutaan

Istiantoro
katarak hampir tidak bisa dicegah karena merupakan proses penuaan sel

Operasi Katarak
operasi yang mudah dan aman waktu relatif singkat 30-40 menit komplikasi pendarahan dan kerusakan pada kornea atau retina yang memerlukan pembedahan lebih lanjut

Anatomi

Definisi
Katarak Kelainan pada lensa yang berupa kekeruhan lensa yang menyebabkan tajam penglihatan penderita berkurang. Kata katarak berasal dari Yunani katarraktes air terjun, karena pada awalnya katarak dipikirkan sebagai cairan yang mengalir dari otak ke depan lensa.

Etiologi
Penyebab paling banyak proses lanjut usia / degenerasi (Katarak Senilis) Dipercepat oleh faktor lingkungan: merokok, sinar ultraviolet, alkohol, kurang vitamin E, radang menahun dalam bola mata, polusi asap motor/pabrik karena mengandung timbal Cedera mata, misalnya pukulan keras, tusukan benda, panas yang tinggi, bahan kimia yang merusak lensa (Katarak Traumatik) Peradangan/infeksi pada saat hamil, penyakit yang diturunkan (Katarak Kongenital) Penyakit infeksi tertentu dan penyakit metabolik misalnya diabetes mellitus (Katarak komplikata) Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid, klorokuin , klorpromazin, ergotamine, pilokarpin)

Epidemiologi
Data badan kesehatan PBB (WHO) menyebutkan penderita kebutaan di dunia mencapai 38 juta orang, 48% di antaranya disebabkan katarak. Untuk Indonesia, survei pada 1995/1996 menunjukkan prevalensi kebutaan mencapai 1,5% dengan 0,78% di antaranya disebabkan oleh katarak , dan yang terbesar karena katarak senilis / ketuaan.

Patofisiologi
Dengan bertambah lanjut usia seseorang maka nucleus lensa mata akan menjadi lebih padat dan berkurang kandungan airnya, lensa akan menjadi keras pada bagian tengahnya (optic zone) sehingga kemampuan memfokuskan benda berkurang. Dengan bertambah usia lensa juga mulai berkurang kebeningannya. (Katarak Senilis) Penderita kencing manis (diabetes mellitus) yang gagal merawat penyakitnya akan mengakibatkan Kandungan gula dalam darah menjadikan lensa kurang kenyal dan bisa menimbulkan katarak (Katarak Komplikata)

Klasifikasi
Katarak Perkembangan/pertumbuhan Katarak Juvenil Katarak Senil Katarak Komplikata Katarak Sekunder Katarak Trauma

Katarak Perkembangan/pertumbuhan
Katarak Kongenital dan juvenil secara biologik serat lensa masih dalam perkembangannya Kekeruhan sebagian pada lensa yang sudah didapatkan pada waktu lahir umumnya tidak meluas dan jarang sekali mengakibatkan keruhnya seluruh lensa. Letak kekeruhan tergantung pada saat mana terjadi gangguan pada kehidupan janin.

Katarak kongenital
katarak lamelar atau zonular katarak polaris posterior katarak polaris anterior katarak inti (katarak nuklearis) katarak sutural.

Katarak Lamelar atau Zonular


Di dalam perkembangan embriologik permulaan terdapat perkembangan serat lensa maka akan terlihat bagian lensa sentral yang lebih jernih. Kemudian terdapat serat lensa keruh dalam kapsul lensa. Kekeruhan berbatas tegas dengan bagian perifer tetap bening. Katarak lamelar ini mempunyai sifat herediter dan ditransmisi secara dominan, katarak biasanya bilateral. Katarak zonular terlihat segera sesudah bayi lahir. Kekeruhan dapat menutupi seluruh celah pupil, bila tidak dilakukan dilatasi pupil sering dapat mengganggu penglihatan. Gangguan penglihatan pada katarak zonular tergantung pada derajat kekeruhan lensa. Bila kekeruhan sangat tebal sehingga fundus tidak dapat terlihat pada pemeriksaan oftalmoskopi maka perlu dilakukan aspirasi dan irigasi lensa.

Katarak Polaris Posterior


Katarak polaris posterior disebabkan menetapnya selubung vaskular lensa. Kadangkadang terdapat arteri hialoid yang menetap sehingga mengakibatkan kekeruhan pada lensa bagian belakang. Pengobatannya dengan melakukan pembedahan lensa.

Katarak Polaris Anterior


Gangguan terjadi pada saat kornea belum seluruhnya melepaskan lensa dalam perkembangan embrional. Hal ini juga mengakibatkan terlambatnya pembentukan bilik mata depan pada perkembangan embrional. Pada kelainan yang terdapat di dalam bilik mata depan yang menuju kornea sehingga memperlihatkan bentuk kekeruhan seperti piramid. Katarak polaris anterior berjalan tidak progresif. Pengobatan sangat tergantung keadaan kelainan. Bila sangat mengganggu tajam penglihatan atau tidak terlihatnya fundus pada pemeriksaan oftalmoskopi maka dilakukan pembedahan.

Katarak Nuklear
Katarak semacam ini jarang ditemukan dan tampak sebagai bunga karang. Kekeruhan terletak di daerah nukleus lensa. Sering hanya merupakan kekeruhan berbentuk titik-titik. Gangguan terjadi pada waktu kehamilan 3 bulan pertama. Biasanya bilateral dan berjalan tidak progresif, biasanya herediter dan bersifat dominan. Tidak mengganggu tajam penglihatan. Pengobatan, bila tidak mengganggu tajam penglihatan maka tidak memerlukan tindakan.

Katarak Sutural
Katarak sutural merupakan kekeruhan lensa pada daerah sutura fetal, bersifat statis, terjadi bilateral dan familial. Karena letak kekeruhan ini tidak tepat mengenai media penglihatan maka ia tidak akan mengganggu penglihatan. Biasanya tidak dilakukan tindakan.

Katarak Juvenil
merupakan katarak yang terjadi pada anakanak sesudah lahir kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat lensa sehingga biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft cataract. merupakan bagian dari suatu gejala penyakit keturunan lain

Katarak Senil
Perubahan yang tampak ialah bertambah tebalnya nukleus dengan berkembangnya lapisan korteks lensa. Secara klinis, proses ketuaan lensa sudah tampak sejak terjadi pengurangan kekuatan akomodasi lensa akibat mulai terjadinya sklerosis lensa yang timbul pada usia dekade 4 dalam benuk keluhan presbiopia. Dikenal 3 bentuk katarak senil, yaitu katarak nuklear, kortikal, dan kupuliform. Katarak Senil dapat dibagai atas 4 Stadium.

Katarak Insipien
Kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang membentuk gerigi dasar di perifer dan daerah jernih membentuk gerigi dengan dasar di perifer dan daerah jernih di antaranya. Kekeruhan biasanya teletak di korteks anterior atau posterior. Kekeruhan ini pada umumnya hanya tampak bila pupil dilebarkan. Pada stadium ini terdapat keluhan poliopia karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bila dilakukan uji bayangan iris akan positif.

Katarak Imatur
Terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau belum mengenai seluruh lensa masih terdapat bagian-bagian yang jernih pada lensa. Pada stadium ini terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa menjadi bertambah cembung. Pencembungan lensa ini akan memberikan perubahan indeks refraksi dimana mata akan menjadi miopik. Kecembungan ini akan mengakibatkan pendorongan iris ke depan sehingga bilik mata depan akan lebih sempit. Pada stadium intumensen ini akan mudah terjadi penyulit glaukoma. Uji bayangan iris pada keadaan ini positif.

Katarak Matur
Proses degenerasi berjalan terus terjadi pengeluaran air bersama-sama hasil disintegrasi melalui kapsul. Lensa akan berukuran normal. Iris tidak terdorong ke depan dan bilik mata depan akan mempunyai kedalaman normal kembali. Kadang pada stadium ini terlihat lensa berwarna sangat putih akibat perkapuran menyeluruh karena deposit kalsium. Bila dilakukan uji bayangan iris akan terlihat negatif.

Katarak Hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks mengkerut dan berwarna kuning. Akibat pengeriputan lensa dan mencairnya korteks, nukleus lensa tenggelam ke arah bawah (katarak morgagni). Lensa yang mengecil akan mengakibatkan bilik mata menjadi dalam. Uji bayangan iris memberikan gambaran pseudopositif. Akibat masa lensa yang keluar melalui kapsul lensa dapat menimbulkan penyulit berupa uveitis fakotoksik atau glaukom fakolitik.

Insipien
Kekeruhan

Imatur Sebagian

Matur Seluruh

Hipermatur Masif

Ringan

Cairan Lensa

Normal
Normal Normal Normal Negatif -

Bertambah
Terdorong Dangkal Sempit Positif Glaukoma

Normal
Normal Normal Normal Negatif -

Berkurang
Tremulans Dalam Terbuka Pseudopositif Uveitis + Glaukoma

Iris

Bilik Mata Depan

Sudut Bilik Mata

Shadow Test

Penyulit

Katarak Komplikata
Penyakit intraokular atau penyakit di bagian tubuh yang lain dapat menimbulkan katarak komplikata. Penyakit intraokular iridosiklitis, glukoma, ablasi retina, miopia tinggi dan lain-lain. Biasanya kelainan pada satu mata dilakukan tindakan bedah bila kekeruhannya sudah mengenai seluruh bagian lensa / bila penderita memerlukan penglihatan binokular / kosmetik. Penyakit umum diabetes melitus, hipoparatiroid, miotonia distrofia, tetani infantil dan lain-lain. Biasanya mengenai kedua mata, biasanya timbul pada usia yang lebih muda

Uveitis
Katarak timbul pada subkapsul posterior akibat gangguan metabolisme lensa bagian belakang. Kekeruhan juga dapat terjadi pada tempat iris melekat dengan lensa (sinekia posterior) yang dapat berkembang mengenai seluruh lensa.

Glaukoma
Pada saat serangan akut dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan cairan lensa subkapsul anterior. Bentuk kekeruhan ini berupa titik-titik yang tersebar sehingga dinamakan katarak pungtata subkapsular diseminata anterior atau dapat disebut menurut penemunya katarak Vogt. Katarak ini bersifat reversibel dan dapat hilang bila tekanan bola mata sudah terkontrol.

Diabetes melitus
Menimbulkan katarak yang memberikan gambaran khas yaitu kekeruhan yang tersebar halus seperti tebaran kapas di dalam masa lensa. Katarak pada pasien diabetes mellitus dapat terjadi dalam tiga bentuk.

Pasien dengan dehidrasi berat, asidosis dan hiperglikemia yang nyata. Pada lensa akan terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa berkerut. Bila dehidrasi lama akan terjadi kekeruhan lensa, kekeruhan akan hilang bila terjadi rehidrasi dan kadar gula normal kembali. Pasien diabetes juvenille dan tua tidak terkontrol. Katarak akan terjadi serentak pada kedua mata dalam 48 jam, bentuk dapat snow flake atau bentuk piring subkapsuler. Katarak pada pasien diabetes dewasa. Gambaran secara histologik dan biokimia sama dengan katarak pasien non diabetik.

Katarak Diabetes Sejati Pada diabetes juvenillis yang parah kadang-kadang timbul katarak bilateral secara akut. Lensa mungkin menjadi opak total selama beberapa minggu.Pada lensa akan terlihat kekeruhan tebaran salju subkapsuler yang sebagian jernih dengan pengobatan. Katarak Senillis pada Pasien Diabetes Pada pengidap diabetes, skelosis nuklear senillis, kelainan subkapsuler posterior, dan kekeruhan korteks terjadi lebih sering dan lebih dini. Terapi yang diberikan pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi katarak adalah kontrol kadar gula darah dan bedah katarak.

Hipoparatiroid
Terlihat kekeruhan yang mulai pada dataran belakang lensa, sedang pada penyakit umum lain akan terlihat tanda degenerasi pada lensa yang mengenai seluruh lapis lensa.

Katarak Sekunder
Katarak sekunder atau sering disebut after cataract katarak yang timbul beberapa bulan setelah ekstraksi katarak ekstakapsular atau setelah emulsifikasi fako Berupa penebalan kapsul posterior proliferasi selsel radang pada sisa-sisa korteks yang tertinggal. Bila mengganggu tajam penglihatan penebalan tersebut dibuka dengan sayatan sinar laser, memakai alat Nd. YAG laser.

Katarak Trauma
Terjadi akibat ruda paksa tumpul atau tajam dapat mengkibatkan katarak pada satu mata atau monokular katarak. Pengobatan pada katarak trauma bila tidak terdapat penyulit dapat ditunggu sampai mata menjadi tenang. Penyulit yang dapat terjadi dapat dalam bentuk glaukoma lensa yang mencembung atau uveitis akibat lensa keluar melalui kapsul lensa.

Gejala Klinis
Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan penglihatan yang muncul secara bertahap. Penglihatan kabur dan berkabut Fotofobia Penglihatan ganda Kesulitan melihat di waktu malam Sering berganti kacamata Perlu penerangan lebih terang untuk membaca Seperti ada titik gelap didepan mata

Katarak Inti/Nuclear
Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat ,dan untuk melihat dekat melepas kaca mata nya Penglihatan mulai bertambah kabur atau lebih menguning , lensa akan lebih coklat Menyetir malam silau dan sukar

Katarak Kortikal
Kekeruhan putih dimulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga mengganggu penglihatan Penglihatan jauh dan dekat terganggu Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra

Katarak Subscapular
Kekeruhan kecil mulai dibawah kapsul lensa, tepat jalan sinar masuk Dapat terlihat pada kedua mata Mengganggu saat membaca Memberikan keluhan silau dan halo atau warna sekitar sumber cahaya Mengganggu penglihatan

Penatalaksanaan
Katarak Kongenital Pembedahan Katarak Senil

Katarak Kongenital
Katarak kongenital merupakan katarak yang terjadi sejak bayi dalam kandungan dan segera dapat terlihat sesudah bayi lahir. Korteks dan nukleus lensa mata bayi mempunyai konsistensi yang cair. Bila kekeruhan lensa sudah demikian berat sehingga fundus bayi sudah tidak dapat dilihat pada funduskopi maka untuk mencegah ambliopia dilakukan pembedahan secepatnya. Katarak kongenital sudah dapat dilakukan pembedahan pada usia 2 bulan pada satu mata. Paling lambat yang lainnya sudah dilakukan pembedahan bila bayi berusia 2 tahun.

Sekarang dilakukan pembedahan lensa pada katarak kongenital dengan melakukan di sisi lensa. Di sisi lensa ialah menyayat kapsul anterior lensa dan mengharapkan masa lensa yang cair keluar bersama akuos humor atau difagositosis oleh makrofag. Biasanya sesudah beberapa waktu terjadi penyerapan sempurna masa lensa sehingga tidak terdapat lensa lagi, keadaan ini disebut afakia.

Penyulit Di Sisi Lensa


Masa lensa yang telah keluar dari kapsulnya merupakan benda asing untuk jaringan mata sehingga menimbulkan reaksi radang terhadap masa lensa tubuh sendiri yang disebut uveitis fakoanafilaktik. Kadang-kadang massa lensa yang keluar ini mengakibatkan penyumbatan jalan keluar akuos humor pada sudut bilik mata sehingga terjadi pembendungan akuos humor di dalam bola mata yang akan mengakibatkan naiknya tekanan bola mata yang disebut glaukoma sekunder. Bila sisa lensa tidak diserap seluruhnya dan menimbulkan jaringan fibrosis akan terjadi katarak sekunder. Katarak sekunder yang kecil walaupun terletak di depan pupil dapat tidak akan mengganggu tajam penglihatan. Kadang-kadang katarak sekunder ini sangat tebal sehingga mengganggu perlihatan maka dalam keadaan demikian dapat dilakukan di sisi lensa.

Pembedahan Katarak Senil


Pengobatan pada katarak adalah pembedahan. Untuk menentukan waktu kapan katarak dapat dibedah ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan dan bukan oleh hasil pemeriksaan. Digunakan nama insipien, imatur, dan hipermatur didasarkan atas kemungkinan terjadinya penyulit yang dapat terjadi. Bila pada stadium imatur terjadi glaukoma maka secepatnya dilakukan pengeluaran lensa walaupun kekeruhan lensa belum total. Demikian pula pada katarak matur dimana bila masuk ke dalam stadium lanjut hipermtur maka penyulit mungkin akan tambah berat dan sebaiknya pada stadium matur sudah dilakukan tindakan pembedahan.

Ekstraksi Lensa
Suatu tindakan yang sederhana, namun resikonya berat. Kesalahan pada tindakan pembedahan atau terjadinya infeksi akan mengakibatkan hilangnya penglihatan tanpa dapat diperbaiki lagi. Pembedahan biasanya dengan anestesi lokal. Hanya orang-orang yang tidak tenang, neurosis atau takut dilakukan dalam narkosa umum.

Pembedahan Katarak Senil


Dikenal 2 bentuk intrakapsular atau ekstrakapsular. Ekstraksi katarak intrakapsular merupakan tindakan umum pada katarak senil karena bersamaan dengan proses degenerasi lensa juga terjadi degenerasi zonula Zinn sehingga dengan memutuskan zonula ini dengan menarik lensa, maka lensa dapat keluar bersama-sama dengan kapsul lensa.

Ekstraksi Ekstrakapsular
Dilakukan dengan merobek kapsul anterior lensa dan mengeluarkan dilakukan pada katarak senil bila tidak mungkin dilakukan intrakapsular misal pada keadaan terdapatnya banyak sinekia posterior bekas suatu uveitis sehingga bila kapsul ditarik akan mengkibatkan penarikan kepada iris yang akan menimbulkan perdarahan. Ekstrakapsular sering dianjurkan pada katarak dengan miopia tinggi untuk mencegah mengalirnya badan kaca yang cair keluar, dengan meninggalkan kapsul posterior untuk menahannya. Pada saat ini ekstrakapsular lebih dianjurkan pada katarak senil untuk mencegah degenerasi makula pasca bedah.

Cara lain mengeluarkan lensa yang keruh adalah dengan terlebih dahulu menghancurkan masa lensa dengan gelombang suara frekuensi tinggi (40.000 MHz), dan masa lensa yang sudah seperti bubur dihisap melalui sayatan yang lebarnya cukup 3.2 mm. Untuk memasukkan lensa intraokular yang dapat dilipat (foldable IOL) lubang sayatan tidak selebar sayatan pada ekstraksi katarak ekstrakapsulat. Keuntungan bedah dengan sayatan kecil ini adalah penyembuhan yang lebih cepat dan induksi terjadinya astigmatismat akan lebih kecil.

Persiapan Bedah Katarak


Dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan, Uji Anel, Tonometri dari ada atau tidak adanya infeksi di sekitar mata. Pemeriksaan keadaan umum penderita sebaiknya sudah terkontrol gula darah, tekanan darah selain penderita sudah diperiksa paru untuk mencegah kemungkinan batuk pada saat pembedahan atau pasca bedah.

Anda mungkin juga menyukai