Anda di halaman 1dari 13

TUTORIAL BEDAH ANAK

HIDROKEL
MEI 2021
IVAN, RAKTION, YULIUS
PENDAHULUAN
• Hidrokel, atau hydrocele : penyakit urologi berupa kumpulan cairan
berlebih pada ruang potensial antara lapisan parietal dan viseral tunika
vaginalis(cavum vaginalis).
• Terjadi pada bayi maupun dewasa 80-90% bayi laki-laki, dimana
umumnya pada tahun pertama kehidupan hidrokel akan sembuh seiring
dengan penutupan prosesus vaginalis. 90-95% di antaranya akan
menghilang spontan sebelum usia 2 tahun.
• Hanya sekitar 6% kasus hidrokel memiliki gejala klinis.
• Hidrokel juga ditemukan pada satu dari seratus laki-laki dewasa,
biasanya terjadi setelah dekade kedua kehidupan.
ETIOLOGI

Bayi baru lahir :

• Belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis.

• Belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum.

Orang dewasa :
• Idiopatik
• suatu tumor, infeksi, atau trauma pada testis/epididimis  kelainan
pada testis atau epididimis
PATOFISIOLOGI
Etiologi

tidak menutupnya rongga peritoneum


dengan prosessus vaginalis (PPPVP)

terbentuklah rongga antara tunika vaginalis


dengan cavum peritoneal

menyebabkan terakumulasinya cairan yang


berasal dari sistem limfatik disekitar

hidrokel
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi Hidrokel Komunikans
• Hidrokel komunikans umumnya merupakan keadaan kongenital, di mana prosesus
vaginalis tidak mengalami obliterasi. Hal ini mengakibatkan adanya hubungan antara
rongga peritoneum dengan skrotum atau daerah linguolabial. Hidrokel terjadi ketika
cairan peritoneum melewati jalan ini dan masuk terkumpul ke dalam skrotum.
Patofisiologi Hidrokel Nonkomunikans
• Hidrokel nonkomunikans terjadi saat tidak terdapat hubungan antara rongga
peritoneum dengan skrotum. Akumulasi cairan hidrokel sekunder nonkomunikans
dapat disebabkan akibat adanya penyerapan cairan yang terlambat atau
keseimbangan cairan yang terganggu di dalam tunika vaginalis. Beberapa etiologi,
seperti tumor, trauma, atau keganasan dapat meningkatkan produksi cairan pada
skrotum. Limfangitis filarial akut dapat menyebabkan obstruksi limfatik, fibrosis, dan
limfedema yang kemudian mengganggu absorbsi cairan limfatik yang menyebabkan
hidrokel.
DIAGNOSIS
• Deskripsi klasik untuk menggambarkan hidrokel komunikans adalah
hidrokel yang ukurannya berubah-ubah, dan biasanya berkaitan dengan
ambulasi. Dapat didiagnosis dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
• Transiluminasi skrotum membantu diagnosis pada sebagian besar kasus,
namun perlu diingat bahwa usus yang berisi cairan dan beberapa tumor
pra-pubertas juga dapat bertransiluminasi.
• Jika diagnosisnya adalah hidrokel, pasti tidak ada riwayat redusibilitas dan
tidak ada gejala yang terkait; pembengkakannya tembus cahaya, halus dan
biasanya tidak lembut.
• Bila ragu tentang karakter massa intrascrotal lakukan USG skrotum. USG
memiliki sensitivitas hampir 100% dalam mendeteksi lesi intraskrotal.
• DD/ varikokel dan torsi testis
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Transiluminasi
PENATALAKSANAAN
• Untuk sebagian besar anak dengan hidrokel, tindakan bedah tidak
diindikasikan dalam 12 bulan pertama karena adanya kecenderungan untuk
terjadi resolusi spontan.
• Operasi dini diindikasikan jika dicurigai adanya hernia inguinalis yang
menyertai atau kelainan testis yang patologis. Hidrokel persisten pada pasien
yang berusia diatas 12 bulan dapat dilakukan koreksi pembedahan, namun
tidak ada bukti bahwa hidrokel tipe ini berisiko untuk merusak testis. Sampai
saat ini belum ada studi dan review sistematis yang mampu mendukung
praktek saat ini. Pada konsultasi awal, penyakit penyerta harus diperiksa baik
saat anamnesis maupun pada pemeriksaan fisik.
PENATALAKSANAAN

• Pada hidrokel onset lanjut, hidrokel non-komunikans dapat terjadi resolusi


spontan (75%).
• Pada anak, operasi terdiri dari ligasi paten prosesus vaginalis melalui
sayatan inguinal dan puntung distal dibiarkan terbuka, massa kistik
dipotong.
• Jika dikerjakan oleh ahli, angka kejadian kerusakan testis sangatlah
rendah (0,3%).
• Agen sklerosis sebaiknya tidak digunakan karena risiko peritonitis kimiawi.
• Pendekatan skrotum (teknik Lord atau Jaboulay) digunakan dalam
penanganan hidrokel sekunder non-komunikans.
HIDROKELEKTOMI PADA
ANAK
Pada beberapa penelitian , temuan intraoperasi pada anak usia di
bawah 10 tahun terbanyak adalah hidrokel komunikans dimana
merupakan indikasi dilakukan teknik ligasi tinggi. Hidrokel komunikans
kerap disertai dengan hernia inguinalis sehingga diperlukan tindakan
herniorafi . Sebaliknya, pada anak usia di atas 10-12 tahun, 80-86%
temuan intraoperasi adalah hidrokel nonkomunikans sehingga
pendekatan melalui skrotum sudah dapat dilakukan. Tidak dianjurkan
penanganan hidrokel pada anak dengan menggunakan aspirasi-
skleroterapi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai