Disusun Oleh :
Nama : Rosdiana Dewi
Nim : 171030100142
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tunika vaginalis di skrotum sekitar testis normalnya tidak teraba, kecuali bila
mengandung cairan membentuk hidrokel, yang jelas bersifat diafan (tembus cahaya) pada
transiluminasi. Jika tidak dapat ditemukan karena besarnya hidrokel, testis harus dicari di
sebelah dorsal karena testis terletak di ventral epididimis sehingga tunika vaginalis berada di
sebelah depan. Bila ada hidrokel, testis dengan epididimis terdorong ke dorsal oleh ruang
tunika vaginalis yang membesar. Hidrokel testis mungkin kecil atau mungkin besar sekali.
Hidrokel bisa disebabkan oleh rangsangan patologik seperti radang atau tumor testis.
Hidrokel dapat dikosongkan dengan pungsi, tetapi sering kambuh kembali. Pada operasi,
sebagian besar dinding dikeluarkan. Kadang ditemukan hidrokel terbatas di funikulus
spermatikus yang berasal dari sisa tunika vaginalis di dalam funikulus; benjolan tersebut jelas
terbatas dan bersifat diafan pada transiluminasi. Pada pungsi didapatkan cairan jernih. Jarang
sekali ditemukan benjolan diafan di funikulus yang dapat dihilangkan dengan tekanan,
sedangkan memberikan kesan terbatas jelas di sebelah kranial. Bila demikian, terdapat tunika
vaginalis yang berhubungan melalui saluran sempit dengan rongga perut dan berisi cairan
rongga perut. Hernia inguinalis lateralis atau indirek yang mengandung sedikit cairan rongga
perut ini kadang diberikan nama salah hidrokel komunikans. Karena hubungan dengan
rongga perut terlalu sempit sekali. Kelainan ini memberi kesan hidrokel funikulus; “kantong”
hernia ini tidak dapat dimasuki usus atau omentum.
Hidrokel sering ditemukan pada bayi baru lahir. Hidrokel terjadi akibat adanya
kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum.
Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap di dalam
skrotum sehingga skrotum membengkak. Secara normal, hidrokel akan menghilang dengan
sendirinya dalam waktu beberapa bulan setelah bayi lahir.
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Hidrokel berasal dari dua kata yaitu hidro (air) dan cell (ronggga atau celah yang
mana diartikan sebagai adanya penumpukan air pada rongga khususnya pada tunika
vaginalis. (Behram. 2000) Hidrokel merupakan penimbunan cairan dalam selaput yang
membungkus testis, yang menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis.
Penyebabnya karena gangguan dalam pembentukan alat genitalia eksternal, yaitu kegagalan
penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum. Cairan
peritonium mengalir melalui saluran yang terbuka teersebut dan terperangkap didalam
skrotum sehingga skrotum membengkak. (Pramono, Budi .2008).
B. Etiologi
1.Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena :
a. Belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan
peritoneum ke prosesus vaginalis atau
b. Belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi
cairan hidrokel.
2.Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab
sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang
menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel.
Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma pada testis atau
epididimis. Kemudian hal ini dapat menyebabkan produksi cairan yang berlebihan oleh testis,
maupun obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus.
D. Klasifikasi
E. Gambar Hidrokel
F. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis hidrokel kongenital tergantung pada jumlah cairan yang tertimbun.
Bila timbunan cairan hanya sedikit, maka testis terlihat seakan-akan sedikit membesar dan
teraba lunak. Bila timbunan cairan banyak terlihat skrotum membesar dan agak tegang.
Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistus dan pada
pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi. Pada hidrokel yang
terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang sulit melakukan pemeriksaan
ini, sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan ultrasonografi.
G. Pemeriksaan Diagnostik
H. Penatalaksanaan Medis
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan
harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri, tetapi jika
hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi.
1. Aspirasi
Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi, kadang
kala dapat menimbulkan penyulit berupa infeksi. Beberapa indikasi untuk melakukan operasi
pada hidrokel adalah :
a. Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah.
b. Indikasi kosmetik.
c. Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam
melakukan aktivitasnya sehari-hari.
2. Hidrokelektomi
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali hidrokel ini
disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel, sekaligus melakukan
herniografi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan scrotal dengan melakukan
eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara Winkelman atau plikasi kantong
hidrokel sesuai cara Lord. Padahi drokel funikulus dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in
toto. Pada hidrokel tidak ada terapi khusus yang diperlukan karena cairan lambat laun akan
diserap, biasanya menghilang sebelum umur 2 tahun. Tindakan pembedahan berupa
hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa dilakukan anestesi umum ataupun regional
(spinal). Tindakan lain adalah dengan aspirasi jarum (disedot pakai jarum). Cara ini tidak
begitu digunakan karena cairan hidrokelnya akan terisi kembali. Namun jika setelah
diaspirasi kemudian dimasukkan bahan pengerut (sclerosing drug) mungkin bisa menolong.
I. Komplikasi
J. Pencegahan
Hidrokel pada bayi baru lahir tidak dapat dicegah karna kondisi telah berkembang
sebelum kelahiran. Namun perawatan sebelum bayi lahir dapat dilakukan untuk membantu
mencegah hidrokel pada bayi laki-laki. Pada laki-laki dewasa, untuk mencegah hidrokel
sebaiknya menghindari daerah kelamin dari cedera misalnya mengikuti aturan keselamatan
ketika sedang berolahraga. Pilihan gaya hidup sehat, berolahraga, makan-makanan yang
bergizi seimbang, dan menghindari penyakit menular seksual juga dianjurkan untuk
membantu mencegah hidrokel (Belville & Swierzewski, 2011).
K. Pathway
Asuhan Keperawatan Hidrokel
A. Kasus
An. S usia 12 tahun datang kerumah sakit islam sultan agung semarang diantar oleh ibunya
dengan keluhan sulit buang air kecil, bengkak dan nyeri pada testis yang menjalar hingga
perut, dan tidak bisa menahan nyeri, serta demam sudah 2 hari. Setelah dilakukan
pemeriksaan fisik didapatkan hasil: TTV : TD: 120/70 mmhg, N: 95x/menit, S: 38ᵒc, RR:
20x/menit.
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman, nyeri akut b/d Pembengkakan pada skrotum karena
proses penyakit.
2. Gangguan pola tidur b/d Psikologis: kecemasan, pola aktivitas, kelelahan,
kurangnya istirahat pada malam hari, kurangnya jam tidur akibat nyeri.
3. Hipertermi b/d Proses infeksi.
D. Intervensi
E. Implementasi
F. Evaluasi