Anda di halaman 1dari 8

REFERAT

HIDROKEL

Pembimbing : dr. Antonius K , Sp.B

BAGIAN ILMU BEDAH


FAK. KEDOKTERAN
UNIV. KRISTEN MARANATHA
UNIKA ATMAJAYA
RUMAH SAKIT
SEKAR KAMULYAN 2011

BAB I
PENDAHULUAN
Tunika vaginalis di skrotum sekitar testis normalnya tidak teraba, kecuali bila mengandung
cairan membentuk hidrokel, yang jelas bersifat diafan (tembus cahaya) pada transluminasi.
Jika tidak dapat ditemukan karena besarnya hidrokel, testis harus dicari di sebelah dorsal
karena testis terletak di ventral epididimis sehingga tunika vaginalis berada di sebelah depan.
Bila ada hidrokel, testis dengan epididimis terdorong ke dorsal oleh ruang tunika vaginalis yang
membesar.
Hidrokel testis mungkin kecil atau mungkin besar sekali.Hidrokel bisa disebabkan oleh
rangsangan patologik seperti radang atau tumor testis. Hidrokel dapat dikosongkan dengan
pungsi, tetapi sering kambuh kembali. Pada operasi, sebagian besa rdinding dikeluarkan. Kadang
ditemukan hidrokel terbatas di funikulus spermatikus yang berasal dari sisa tunika vaginalis
di dalam funikulus; benjolan tersebut jelas terbatas dan bersifat diafan pada transiluminasi. Pada
pungsi didapatkan cairan jernih. Jarang sekali ditemukan benjolan diafan di funikulus yang dapat
dihilangkan dengan tekanan,sedangkan memberikan kesan terbatas jelas di sebelah kranial. Bila
demikian, terdapat tunika vaginalis yang berhubungan melalui saluran sempit dengan rongga
perut dan berisi cairan ronggaperut.
Hernia inguinalis lateralis atau indirek yang mengandung sedikit cairan rongga perut ini
kadang diberikan nama salah hidrokel komunikans. Hidrokel sering ditemukan pada bayi baru
lahir. Hidrokel terjadi akibat adanya kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari
rongga perut ke dalam skrotum. Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka
tersebut dan terperangkap di dalam skrotum sehingga skrotum membengkak. Secara
normal, hidrokel akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa bulan setelah bayi
lahir.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Hidrokel adalah pengumpulan cairan peritoneum di dalam skrotum. Hidrokel adalah
kumpulan cairan serosa yang berkembang di antara lapisan visera dan pareitalis
tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga itu
memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem
limfatik di sekitarnya.
B. KLASIFIKASI
Hidrokel dapat diklasifikasi menjadi dua jenis berdasarkan kapan terjadinya yaitu: hidrokel
primer dan hidrokel sekunder (didapat).
1.Hidrokel primer
Hidrokel primer terlihat pada anak akibat kegagalan penutupan prosesus vaginalis. Prosesus
vaginalis adalah suatu divertikulum peritoneum embrionik yang melintasi kanalis inguinalis dan
membentuk tunika vaginalis. Hidrokel jenis ini tidak diperlukan terapi karena dengan sendirinya
rongga ini akan menutup dan cairan dalam tunika akan diabsorpsi.
2. Hidrokel sekunder
Pada orang dewasa, hidrokel sekunder cenderung berkembang lambat dalam suatu masa dan
dianggap sekunder terhadap obstruksi aliran keluar limfe. Dapat disebabkan oleh kelainan testis
atau epididimis. Keadaan ini dapat karena radang atau karena suatu proses neoplastik. Radang
lapisan mesotel dan tunika vaginalis menyebabkan terjadinya produksi cairan berlebihan yang
tidak dapat dibuang keluar dalam jumlah yang cukup oleh saluran limfe dalam lapisan luar
tunika. Bila dilakukan transluminasi pada hidrokel terlihat translusen
P emeriksan USG dapat dipertimbangkan apabila hasil pemeriksaan
transiluminasi tidak

jelas

yang

disebabkan

pasien.Dengan hasil USG berwarna keabu-abuan.

oleh

tebalnya

kulit

skrotum

C. ETIOLOGI
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena
(1) belum sempurnan ya penutupan prosesus vaginalis yang men yebabkan
t e r j a d i a l i r a n c a i r a n peritoneum ke prosesus vaginalis
(2) belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan
reabsorbsi cairan hidrokel.
(3)

Pada

bayi laki-laki

hidrokel dapat

terjadi

mulai

dari

dalam rahim. Pada

usia kehamilan28 minggu,testis turun dari rongga perut bayi kedalam skrotum,
dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi cairan yang mengelilingi
testis tersebut.
Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan se
k u n d e r. Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau
epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan
dikantong hidrokel.Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau
trauma

pada

testis

atau

epididimis.

Hal

ini

menyebabkan

produksi

cairan

berlebihan oleh testis, maupun obstruksi aliran limfe atau


v v e n a d i dalam funikulus spermatikus.
D. PATOFISIOLOGI
Hidrokel

disebabkan

oleh

kelainan

kongenital

(bawaan

sejak

lahir)

ataupun

ketidaksempurnaandari prosessus vaginalis tersebut menyebabkan tidak menutupnya rongga


peritoneum dengan prosessus vaginalis. Sehingga terbentuklah rongga antara tunika
vaginalis dengan cavumperitoneal dan menyebabkan terakumulasinya cairan yang berasal
dari sistem limfatik disekitar. Cairan yang seharusnya seimbang antara produksi dan
reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya.Tetapi pada penyakit ini, telah terganggunya
sistem sekresi atau reabsorbsi cairan limfa.Dan terjadilah penimbunan di tunika vaginalis
tersebut. Akibat dari tekanan yang terus-menerus, mengakibatkan obstruksi aliran limfe atau
vena di dalam funikulus spermatikus. Dan terjadilah atrofi testis dikarenakan akibat dari
tekanan pembuluh darah yang ada di daerah sekitar testis tersebut. Hidrokel dapat
ditemukan dimana saja sepanjang funikulus spermatikus, juga dapat ditemukan di sekitar testis

yang terdapat dalam rongga perut pada undensensus testis. Hidrokel infantilis biasanya akan
menghilang dalam tahun pertama, umumnya tidak memerlukan pengobatan, jika secara klinis
tidak disertai hernia inguinalis. Hidrokel testis dapat meluas ke atas atau berupa beberapa
kantong yang saling berhubungan sepanjang processus vaginalis peritonei. Hidrokel akan tampak
lebih besar dan kencang pada sore hari karena banyak cairan yang masuk dalam kantong
sewaktu anak dalam posisi tegak, tapi kemudian akan mengecil pada esok paginya
setelah anak tidur semalaman. Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik
(primer) dan sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada
testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya

system

sekresi

atau

reabsorpsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan tersebu tmungkin suatu tumor, infeksi
atau trauma pada testis atau epididimis.
E.TANDA DAN GEJALA
Gambaran klinis hidrokel kongenital tergantung pada jumlah
c a i r a n y a n g t e r t i m b u n . B i l a timbunan cairan hanya sedikit, maka testis terlihat seakanakan sedikit membesar dan teraba l u n a k . B i l a

timbunan cairan

ban yak

terlihat

skrotum membesar dan agak tegang.Pasienmengeluh adan ya benjolan di ka


ntong skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik
benjolan

di

kantong

skrotum

dengan

konsistensi

didapatkan
kistus

dan

adanya
pada

pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi.


Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan beberapa macam
hidrokel, yaitu:
1.Hidrokel testis
Pada hidrokel testis, kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat
diraba.Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.
2.Hidrokel funikulus
Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah cranial
testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar kantong hidrokel.Pada
anamnesis, kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.

3.Hidrokel komunikan.
Pada hidrokel komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga
peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis,kantong
hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar pada saat anak menangis. Pada
palpasi, kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan ke dalam rongga abdomen.
Pembagian ini penting karena berhubungan dengan metode operasi yang akan dilakukan pada
saat melakukan koreksi hidrokel.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Transilumisasi Scrotum
Bila dilakukan transiluminasi pada hidrokel terlihat translusen, terlihat benjolan ter
ang dengan masa gelap oval dari bayangan testis.
2.USG
Pemeriksan USG dapat dipertimbangkan apabila hasil pemeriksaantransiluminasi
tidak jelas yang disebabkan oleh tebalnya kulit skrotum pasien. Dengan hasil USG
berwarna keabu-abuan.
G. PENATALAKSANAAN
Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru dilakukan jika penderita sudah
merasa terganggu atau merasa tidak nyaman atau jika hidrokelnya sedemikian besar sehingga
mengancam aliran darah ke testis.Pengobatannya bisa berupa aspirasi. Tetapi jika dilakukan
aspirasi, kemungkinan besar hidrokel akan berulang dan bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan
aspirasi, bisa disuntikkan zat sklerotik tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea untuk
menyumbat/menutuplubang di kantung skrotum sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali.
Hidrokel yang berhubungan dengan hernia inguinalis harus diatasi dengan pembedahan sesegera
mungkin. Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan
harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri, tetapi jika hidrokel
masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi.

Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah :(1) Hidrokel yang besar
sehingga dapat menekan pembuluh darah,(2) Indikasi kosmetik (3) Hidrokel permagna yang
dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan aktivitasnyaseharihari.Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa dilakukan
anestesi umum ataupunregional (spinal).
Teknik Operasi
Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut: Dengan pembiusan
regional atau umum. Posisi pasien terlentang (supinasi). Desinfeksi lapangan pembedahan
dengan larutan antiseptik. Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril. Insisi kulit
pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi lapis sampai tampak tunika
vaginalis. Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar sekali
dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu. Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel,
kemudian dilakukan: Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila
diperlukan diplikasi dengan benang chromic cat gut. Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis
dieksisi dan tepinya diplikasi dengan benang chromic cat gut. Luka operasi ditutup lapis demi
lapis dengan benang chromic cat gut. Komplikasi operasi adalah perdarahan dan infeksi luka
operasi
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan
setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri; tetapi jika hidrokel masih
tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi. Tindakan
untukmengatasi cairan hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi.
1. Aspirasi
Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi, kadang
kala dapat menimbulkan penyulit berupa infeksi. Beberapa indikasi untuk melakukan operasi
pada hidrokel adalah :a. Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darahb. Indikasi
kosmetikc, hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam
melakukan aktivitasnya sehari-hari.

2. Hidrokelektomi
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali hidrokel ini disertai
dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel, sekaligus melakukan herniografi.
Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan scrotal dengan melakukan eksisi dan
marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara Winkelman atau plikasi kantong hidrokel sesuai cara
Lord. Pada hidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto. Pada hidrokel tidak
ada terapi khusus yang diperlukan karena cairan lambat laun akan diserap, biasanya menghilang
sebelum umur 2 tahun. Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi.Pengangkatan hidrokel
bisa dlakukan anestesi umum ataupun regional (spinal). Tindakan lain adalah dengan aspirasi
jarum (disedot pakaijarum). Cara ini nggak begitu digunakan karena cairan hidrokelnya
akan terisi kembali. Namunjika setelah diaspirasi kemudian dimasukkan bahan pengerut
(sclerosing drug) mungkin bisamenolong.(Mayo Cliinic)

Anda mungkin juga menyukai