Anda di halaman 1dari 19

BRONKOPNEUMONIA

Mila Widyastuti (030.08.162)

LATAR BELAKANG

Pneumonia dan infeksi saluran pernapasan bagian bawah lainnya adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Meskipun di negara-negara berkembang biasanya pneumonia ditegakkan hanya berdasarkan pemeriksaan radiologis, tetapi WHO (World Health Organization) telah mendiagnosis berdasarkan temuan klinis dari inspeksi visual dan frekuensi pernapasan.

DEFINISI
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru. Pneumonia pada anak dibedakan menjadi:
Pneumonia lobaris Pneumonia lobularis (bronkopneumonia) Pneumonia interstisial

Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai adanya bercak infiltrat. (Whalley and Wong, 1996) Bronchopneumonia adalah komplikasi pulmonary, batuk produktif yang lama, tanda dan gejalanya biasanya suhu tubuh meningkat, nadi dan pernafasan meningkat. (Suzzane G. Bare, 1993) Bronchopneumonia disebut juga sebagai pneumonia lobularis, yaitu radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, dan benda asing. (Sylvia Anderson, 1994)

Usia

Etiologi yang sering Bakteri E. coli Streptococcus group B

Etiologi yang jarang Bakteri Bakteri anaerob Streptococcus group D

Listeria monocytogenes

Haemohillus influenzae

Lahir 20 hari

Strptococcus pneumoniae

Ureaplasma urealyticum

Virus Virus Sitomegalo Virus Herpes Simpleks

Bakteri
Chlamydia trachomatis

Bakteri
Bodetella pertussis

Streptococcus
pneumoniae Virus 3 minggu 3 bulan Virus adeno

Haemophilus
influenzae tipe B Moraxella catharalis Ureaplasma urealyticum

Virus influenza Virus Parainfluenza 1,2,3

Virus

Virus Sitomegalo

Respiratory Syncytial

Bakteri
Chlamydia pneumoniae Mycoplasma pneumoniae Streptococcus pneumoniae

Bakteri
Haemophillus influenzae tipe B

Moraxella catharalis

Neisseria meningitidis Staphylococcus

4 bulan 5 tahun Virus Virus Adeno

aureus Virus Virus Varisela-Zoster

Virus Influenza Virus Parainfluenza

Virus Rhino Respiratory Syncytial virus

Bakteri Chlamydia pneumoniae

Bakteri Haemophillus influenzae

Mycoplasma pneumoniae Streptococcus pneumoniae

Legionella sp

Staphylococcus aureus Virus

5 tahun - remaja

Virus Adeno Virus Epstein-Barr Virus Influenza Virus Parainfluenza Virus Rino Respiratory syncytial Virus

GEJALA KLINIS
a). Gambaran infeksi umum: Demam suhu biasanya mencapai 39-40oC dan kadang Batuk awalnya kering dapat juga disertai dengan kemudian menjadi produktif kejang akibat demam yang Sesak nafas tinggi. Retraksi dada Sakit kepala Gelisah Takipnea Napas cuping hidung Penggunaan otot pernafasan tambahan Air hunger Sianosis b). Gambaran gangguan respiratori:

Malaise
Penurunan nafsu makan Keluhan gastrointestinal mual, muntah, diare

Merintih

WHO mengidentifikasi frekuensi napas pada anak dengan pneumonia, antara lain:5 Umur < 2 bulan : 60 x / menit Umur 2 11 bulan : 50 x / menit Umur 12 59 bulan : 40 x / menit

PEMERIKSAAN FISIK

Pada pemeriksaan fisik bronkopneumonia tergantung dari luasnya daerah yang terkena.
Inspeksi: nafas cuping hidung, sianosis sekitar hidung dan mulut, retraksi dada.

Perkusi: toraks redup (sarang bronkopneumonia berkonfluens)


Auskultasi: suara nafas mengeras, ronki basah halus, mengi, dan penurunan suara nafas

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap: leukositosis 15.000 40.000/mm3 (dominan PMN) C-Reactive Protein (CRP): respon infeksi atau inflamasi jaringan Uji serologis: deteksi antigen antibodi pada infeksi bakteri tipik Pemeriksaan mikrobiologis Rontgen thorax AP: gambaran bercak infiltrat difus pada kedupa lapang paru, peningkatan corakan peribronkial

DIAGNOSIS BANDING

Pneumonia lobaris Bronkiolitis Aspirasi benda asing Atelektasis Tuberkulosis

INDIKASI RAWAT PADA PNEUMONIA Umur < 3 bulan

Demam (> 38,5), tidak mau makan dan minum


Napas cepat dengan atau tanpa sianosis Manifestasi sistemik Gagalnya terapi antibiotik dari pengobatan sebelumnya Pneumonia rekuren Adanya gangguan berat yang mendasari (immunodefisiensi, penyakit paru kronis)

TATALAKSANA
Cairan intravena Oksigen Koreksi gangguan asam basa Antipiretik Antibiotik:

Pasien rawat jalan: amoxicillin 25mg/kgBB dan kotimoksazol (trimetoprim 4mg/kgBB;sulfametoksazol 20mg/kgBB)
Pasien rawat inap: penisilin G 25.000 U/kgBB setiap 4 jam atau kloramfenikol 15 mg/kgBB setiap 6 jam atau sefriakson 50 mg/kgBB setiap 12 jam. Selama 7-10 hari.

Daftar Pustaka
1. http:/emedicine.medscape.com/article/967822-overview 2. Said M. penumonia. In: Raharjoe NN, supriyatno, setyanto DB. Buku Ajar Respirologi Anak. 1st ed. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2008. H. 350-365 3. Danusantoso Halim. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jilid 2. Jakarta: EGC; 2010. H. 75-88

4. WHO. Buku Saku Pekayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta: WHO Indonesia; 2005. H 86-93
5. Omar Azizi, et al. Clinical Practice Guidelines on Pneumonia and Respiratory Tract infection in Children. P21-28

Anda mungkin juga menyukai