LATAR BELAKANG
Pneumonia dan infeksi saluran pernapasan bagian bawah lainnya adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Meskipun di negara-negara berkembang biasanya pneumonia ditegakkan hanya berdasarkan pemeriksaan radiologis, tetapi WHO (World Health Organization) telah mendiagnosis berdasarkan temuan klinis dari inspeksi visual dan frekuensi pernapasan.
DEFINISI
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru. Pneumonia pada anak dibedakan menjadi:
Pneumonia lobaris Pneumonia lobularis (bronkopneumonia) Pneumonia interstisial
Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai adanya bercak infiltrat. (Whalley and Wong, 1996) Bronchopneumonia adalah komplikasi pulmonary, batuk produktif yang lama, tanda dan gejalanya biasanya suhu tubuh meningkat, nadi dan pernafasan meningkat. (Suzzane G. Bare, 1993) Bronchopneumonia disebut juga sebagai pneumonia lobularis, yaitu radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, dan benda asing. (Sylvia Anderson, 1994)
Usia
Listeria monocytogenes
Haemohillus influenzae
Lahir 20 hari
Strptococcus pneumoniae
Ureaplasma urealyticum
Bakteri
Chlamydia trachomatis
Bakteri
Bodetella pertussis
Streptococcus
pneumoniae Virus 3 minggu 3 bulan Virus adeno
Haemophilus
influenzae tipe B Moraxella catharalis Ureaplasma urealyticum
Virus
Virus Sitomegalo
Respiratory Syncytial
Bakteri
Chlamydia pneumoniae Mycoplasma pneumoniae Streptococcus pneumoniae
Bakteri
Haemophillus influenzae tipe B
Moraxella catharalis
Legionella sp
5 tahun - remaja
Virus Adeno Virus Epstein-Barr Virus Influenza Virus Parainfluenza Virus Rino Respiratory syncytial Virus
GEJALA KLINIS
a). Gambaran infeksi umum: Demam suhu biasanya mencapai 39-40oC dan kadang Batuk awalnya kering dapat juga disertai dengan kemudian menjadi produktif kejang akibat demam yang Sesak nafas tinggi. Retraksi dada Sakit kepala Gelisah Takipnea Napas cuping hidung Penggunaan otot pernafasan tambahan Air hunger Sianosis b). Gambaran gangguan respiratori:
Malaise
Penurunan nafsu makan Keluhan gastrointestinal mual, muntah, diare
Merintih
WHO mengidentifikasi frekuensi napas pada anak dengan pneumonia, antara lain:5 Umur < 2 bulan : 60 x / menit Umur 2 11 bulan : 50 x / menit Umur 12 59 bulan : 40 x / menit
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik bronkopneumonia tergantung dari luasnya daerah yang terkena.
Inspeksi: nafas cuping hidung, sianosis sekitar hidung dan mulut, retraksi dada.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap: leukositosis 15.000 40.000/mm3 (dominan PMN) C-Reactive Protein (CRP): respon infeksi atau inflamasi jaringan Uji serologis: deteksi antigen antibodi pada infeksi bakteri tipik Pemeriksaan mikrobiologis Rontgen thorax AP: gambaran bercak infiltrat difus pada kedupa lapang paru, peningkatan corakan peribronkial
DIAGNOSIS BANDING
TATALAKSANA
Cairan intravena Oksigen Koreksi gangguan asam basa Antipiretik Antibiotik:
Pasien rawat jalan: amoxicillin 25mg/kgBB dan kotimoksazol (trimetoprim 4mg/kgBB;sulfametoksazol 20mg/kgBB)
Pasien rawat inap: penisilin G 25.000 U/kgBB setiap 4 jam atau kloramfenikol 15 mg/kgBB setiap 6 jam atau sefriakson 50 mg/kgBB setiap 12 jam. Selama 7-10 hari.
Daftar Pustaka
1. http:/emedicine.medscape.com/article/967822-overview 2. Said M. penumonia. In: Raharjoe NN, supriyatno, setyanto DB. Buku Ajar Respirologi Anak. 1st ed. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2008. H. 350-365 3. Danusantoso Halim. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jilid 2. Jakarta: EGC; 2010. H. 75-88
4. WHO. Buku Saku Pekayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta: WHO Indonesia; 2005. H 86-93
5. Omar Azizi, et al. Clinical Practice Guidelines on Pneumonia and Respiratory Tract infection in Children. P21-28