Pembimbing : Dr. Murdoyo Rahmanoe, Sp.A Dr. Etty Widyastuti, Sp.A SMF ILMU KESEHATAN ANAK PERIODE 26 MARET 26 Mei 2012 RSUD Hi. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
BRONKOPNEUMONIA
Status Penderita
Follow Up Analisa Kasus Tinjauan Pustaka
2
STATUS PENDERITA
I.
Anamnesis A. Identitas
MRS Nama Pasien Jenis Kelamin Umur Agama Suku Alamat : 4 April 2012 Pkl 13.00 WIB : An.S : Laki-laki : 2,5 bulan : Islam : Jawa : Pal I Sanggi Padang Cermin
STATUS PENDERITA
I.
Anamnesis A. Identitas Ayah Nama : Tumijan Umur : 45 tahun Pekerjaan : Petani Pendidikan : SD Ibu Nama : Banjali Umur : 42 tahun Pekerjaan : Petani Pendidikan : SD
4
STATUS PENDERITA
B. Riwayat Penyakit
KU: Sesak KT : Demam RPS : Aloanamnesis (ibu pasien) Pasien awalnya mengalami demam tinggi sejak 3 hari SMRS. Demam naik turun sepanjang hari disertai batuk berdahak dan pilek. Dahak berwarna putih tidak bercampur darah. Batuk lebih sering kambuh saat pasien tidur di malam hari.
5
STATUS PENDERITA
B. Riwayat Penyakit
RPS : Aloanamnesis (ibu pasien) Selang 1 hari setelah demam, batuk, dan pilek muncul pasien terlihat sesak dan nafasnya terengah-engah. Sesak terlihat terus menerus, tidak disertai suara mengi atau mengorok. Pasien menjadi kurang minum ASI nya. Karena sesak bertambah parah, ibu pasien kemudian membawa pasien ke rumah sakit. Pasien tidak mendapatkan pengobatan apa-apa sebelum ke rumah sakit. Riwayat muntah, BAB cair, kejang, dan penurunan kesadaran selama demam disangkal. Riwayat BAK biasa. Riwayat tersedak air susu disangkal.
6
STATUS PENDERITA
B. Riwayat Penyakit RPD : R/ dengan keluhan yang sama disangkal RPK : R/ keluarga menderita batuk, sesak, bersin pagi hari, asma, alergi dan gatal-gatal di kulit disangkal. RPH : R/ penyakit selama hamil disangkal.
STATUS PENDERITA
B. Riwayat Persalinan NCB + SMK + Partus spontan pervaginam, langsung menangis, tidak cacat, di dukun BB = 3000 gram PB = 48 cm Pasien merupakan anak ke-5 dari lima bersaudara.
STATUS PENDERITA
B. Riwayat Penyakit Riwayat Makanan 0-2,5 bulan : ASI eksklusif on demand Kesan Kualitatif : cukup sesuai umur Kuantitatif : cukup sesuai umur
STATUS PENDERITA
B. Riwayat Penyakit Riwayat Imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis, Campak : (-) Kesan Imunisasi tidak lengkap menurut umur.
10
STATUS PENDERITA
II. Pemeriksaan Fisik A. Status Present
Keadaan umum : lemah, tampak sakit sedang Kesadaran : compos mentis, gerak kurang aktif, menangis,
rewel
Suhu : 38,5C Frekuensi nadi : 145x/menit Frekuensi nafas: 66x/menit BB awal : 3,9 kg BB sekarang : 4 kg PB : 55 cm Lingkar lengan : 15 cm (sesuai menurut umur) Lingkar kepala : 38 cm (sesuai menurut umur) Status gizi : Baik
11
DATA ANTROPOMETRIK
12
STATUS PENDERITA
II. Pemeriksaan Fisik B. Status Generalis - Kulit/subkutan menyeluruh : dbn - Kepala : sianosis perioral (+), NCH (+) - Leher : dbn - Thoraks : retraksi (+) - Jantung : dbn
13
STATUS PENDERITA
II. Pemeriksaan Fisik B. Status Generalis - Pulmo : ronkhi basah halus nyaring +/+, wheezing -/- Abdomen : dbn - Genitalia eksterna : normal - Ekstremitas : dbn
14
STATUS PENDERITA
II. Pemeriksaan Penunjang A. Darah Rutin Hb :12,2 gr/dL LED : 25 mm/jam Leukosit : 9300/ul Hitung jenis Basofil : 0% Eosinofil : 0% Batang : 0% Segmen : 42% Limfosit : 36% Monosit : 22% Trombosit : 605.000/ul GDS : 94 mg/dl Kesan : Peningkatan LED dan trombositosis
15
STATUS PENDERITA
III. Pemeriksaan Penunjang B. Urin Rutin (tidak dilakukan) C. Feses Rutin (tidak dilakukan) D. Pemeriksaan Penunjang - Rontgent Thorax AP
16
RESUME
Pasien adalah seorang anak laki-laki, An.P, usia 2,5 bln, BB : 4kg. Awalnya mengalami demam tinggi sejak 3 hari SMRS. Demam naik turun sepanjang hari disertai batuk berdahak dan pilek. Dahak berwarna putih dan tidak bercampur darah. Selang 1 hari setelah awal demam, pasien sesak dan bertambah berat. Sesak terlihat terus menerus, tidak disertai suara mengi atau mengorok. Pasien tidak mendapatkan pengobatan apa-apa sebelum ke rumah sakit.
17
RESUME
Riwayat muntah, BAB cair, kejang, dan penurunan kesadaran selama demam disangkal. Riwayat BAK biasa. Riwayat tersedak air susu disangkal. Riwayat pasien dengan keluhan yang sama disangkal. Riwayat keluarga menderita batuk, sesak, bersin pagi hari, asma, alergi dan gatal-gatal di kulit disangkal.
18
RESUME
Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU lemah, kesadaran CM, gerak kurang aktif, menangis kuat, rewel, nadi : 145x/menit, RR :66x/menit, suhu : 38,5C , bibir kering, sianosis perioral (+), nafas cuping hidung (+), dan ronkhi basah halus nyaring +/+. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit dan hitung jenis dbn, peningkatan LED, dan trombositosis.
19
STATUS PENDERITA
IV. Diagnosis Banding 1. Bronkopneumonia 2. Bronkiolitis V. Diagnosis Kerja Bronkopneumonia
20
STATUS PENDERITA
VII. Penatalaksanaan
IVFD
N4D5 XV-XX gtt mikro/menit O2 0,5 lt/menit (sampai sesak hilang) Injeksi ceftriaxon 200mg/12 jam Paracetamol drop 3x0,5cc (bila panas)
VIII. Prognosis
Quo
ad vitam : dubia ad bonam Quo ad functionam : dubia ad bonam Quo ad sanationam : dubia ad bonam
21
FOLLOW UP
22
ANALISA KASUS
Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat ? Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat ? Bagaimana prognosis pada kasus ini ?
23
3 hari SMRS menderita batuk. Demam tinggi (+), terus menerus naik turun sepanjang hari. Sejak 2 hari SMRS menderita sesak nafas yang dirasakan tiba-tiba dan semakin memberat.
24
perioral Retraksi suprasternal dan interkostal Pada auskultasi paru ditemukan ronkhi basah halus nyaring pada kedua paru.
25
Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan rontgen foto thorak AP ditemukan bercak infiltrat tersebar di lapang paru dan peningkatan corakan bronkhovaskuler, sillhoute sign (+) dengan kesan bronkopneumonia.
26
27
Kesimpulan
Diagnosis
28
diberikan untuk mengatasi hipoksemia, menurunkan usaha untuk bernapas, dan mengurangi kerja miokardium/ oksigen
29
Pemberian IVFD N4D5 XV tetes permenit dalam mikro drip sudah tepat. N4D5 terdiri dari 100cc D5% + 25 cc NaCl BB=4 kg Kebutuhan cairan=100x4=400ml/hari Mikrodrip 1ml=60 tetes 400ml/hari 400ml x 60tetes = 16,67 gtt/ menit 24jam x 60menit
30
Pemberian ceftriaxon 200mg/12 jam sudah tepat. Ceftriaxone merupakan antibiotik cefalosphorin generasi ketiga dengan aktivitas yang lebih luas terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. Dosis ceftriaxone yaitu 50-100mg/kgBB/ hr, terbagi dalam 2 dosis. Pada pasien ini BB=4kg 4x100mg=400mg/hari 200mg/12jam
31
Pemberian paracetamol diberikan selama pasien mengalami demam. 3x0,5cc Dosis 10-15mg/kgBB/kali dapat diulang 4-6 jam. Pada pasien ini BB=4kg 4x10mg=40mg/kali Paracetamol drops 60mg/ml 40/60=0,67 ~ 0,6ml/kali
32
Pemberian chest therapy sudah tepat. Hal ini bertujuan untuk melatih otot-otot pernapasan pada pasien dan agar mempermudah pasien untuk dapat mengeluarkan sekret yang ada dalam saluran nafasnya.
33
Dalam kasus pasien ini sebaiknya ditambahkan mukolitik (cth : ambroxol). . Dosis ambroxol adalah sbb : (15mg/5ml) Untuk anak < 2 tahun 7,5 mg b.i.d Untuk anak 2-5 tahun 7,5 mg t.i.d Untuk anak 6-12 tahun 15 mg t.i.d
Prognosis penderita ini adalah dubia ad bonam untuk quo ad vitam dan functionam karena pada pasien ini telah dilakukan pengobatan yang adekuat serta belum ada tanda-tanda yang mengarah pada komplikasi.
35
TINJAUAN PUSTAKA
36
DEFINISI
Bronchopneumonia adalah suatu infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah dari parenkim paru yang melibatkan bronkus / bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak.
37
ETIOLOGI
1.
Faktor Infeksi
Pada
neonatus : Streptokokus grup B, Respiratory Sincytial Virus (RSV). Pada bayi : Virus parainfluensa, Adenovirus, Cytomegalovirus, Chlamidia trachomatis Pada anak : Virus : Parainfluensa, Influensa Virus, Adenovirus, Mycoplasma pneumonia, Pneumokokus, Mycobakterium tuberculosa. Pada anak besar dewasa muda : Mycoplasma pneumonia, C. Trachomatis, pneumokokus
38
ETIOLOGI
2. Faktor Non Infeksi
Terjadi
akibat disfungsi menelan atau refluks esophagus meliputi : 1. Bronkopneumonia hidrokarbon 2. Bronkopneumonia lipoid
39
PATOGENESIS
Pertahanan tubuh tidak kuat MO penyebab terhisap ke paru perifer melalui saluran napas reaksi jaringan : edema mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman MO tiba di alveoli peradangan (4 stadium).
40
PATOGENESIS
1. 2.
3.
4.
Stadium Kongesti (4-12 jam pertama) Stadium Hepatisasi Merah (48 jam berikutnya) Stadium Hepatisasi Kelabu (3-8 hari) Stadium Resolusi (7-11 hari)
41
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan : 1. Gejala Klinis 2. Pemeriksaan Fisik 3. Pemeriksaan Laboratorium 4. Pemeriksaan Radiologi
42
GEJALA KLINIS
1.
2.
Gejala Infeksi Umum Demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu makan, keluhan GIT seperti mutah atau diare. Gejala Gangguan Respiratori Batuk, sesak nafas, retraksi dada, takipnea, nafas cuping hidung, merintih, dan sianosis.
43
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : retraksi otot epigastrik, interkostal, suprasternal, dan pernapasan cuping hidung Palpasi : vokal fremitus yang simetris Perkusi : tidak terdapat kelainan Auskultasi : ditemukan crackles (ronkhi basah halus nyaring)
44
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Leukositosis Infeksi virus : leukosit N / (tidak melebihi 20.000/mm3) dengan limfosit predominan Infeksi bakteri : leukosit (15.00040.000/mm3) dengan neutrofil yang predominan Pada hitung jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta peningkatan LED.
45
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Pemeriksaan Rontgent Thorax Bentuk difus bilateral dengan peningkatan corakan bronkhovaskular dan infiltrat kecil dan halus yang tersebar di pinggir lapang paru. Bayangan bercak ini sering terlihat pada lobus bawah. Sillhoute sign (+). Air bronchogram (+).
46
PENATALAKSANAAN
Umum
Pemberian O2 sampai sesak hilang Melalui nasal pronge yaitu 1-2 L/menit atau 0,5 L /menit untuk bayi muda Melalui kateter nasal yaitu 1-6 L/menit untuk memberikan konsentrasi O2 24-44% Melalui sungkup biasa yaitu 5-8 L/menit untuk memberikan konsentrasi oksigen 40-60%. Melalui sungkup reservoir yaitu 6-10 L/menit untk memberikan konsentrasi oksigen 60-99%. Cairan parenteral
Khusus
PENATALAKSANAAN
Drug of choice : sesuai etiologi Ampisilin 2x200 mg IV untuk pneumonia ringan. Bayi dan anak usia pra sekolah (2 bl-5 thn) betalaktam /amoksisillin/ golongan sefalosporin / kotrimoksazol / eritromisin.
48
PENATALAKSANAAN
Antibiotika selanjutnya tergantung dari pemantauan terhadap respon 24-72 jam pengobatan. Apabila mengalami perbaikan teruskan sampai 3 hari klinis baik, bila bertambah berat ganti antibiotik sesuai bakteri penyebab.
49
TERIMA KASIH
50