Anda di halaman 1dari 3

Screening payudara a.

Sadari
5 menit untuk hidup anda Payudara merupakan salah satu bagian tubuh yang menjadi kebanggaan perempuan. Payudara yang sehat adalah dambaan setiap perempuan. Karena itu luangkan waktu selama 5 menit setiap bulan untuk memeriksa kesehatan payudara Anda. Bentuk payudara biasanya berubah-ubah. Sebelum memasuki masa menstruasi, biasanya payudara terasa membesar, lunak, atau ada benjolan dan kembali normal ketika masa mentruasi selesai. Yang terpenting adalah mengenali perubahan mana yang biasa terjadi dan mana yang tidak. Pastikan Anda mengetahui mana yang normal untuk Anda. Waktu terbaik untuk memeriksa payudara adalah 7 sampai 10 hari setelah menstruasi selesai. Pada saat itu, payudara terasa lunak. Ingat bahwa tujuan dari pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin adalah untuk merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan dapat segera diketahui. Bagaimana cara melakukan Sadari ? 1. Amati! Lakukan pemeriksaan di depan kaca. Berdiri di depan kaca, lengan terletak di samping badan. Perhatikan bentuk dan ukuran payudara. Normal jika ukuran satu dengan yang lain tidak sama. Kemudian, perhatikan juga bentuk puting dan warna kulit. Lakukan hal yang sama dengan posisi tangan yang berbeda-beda (kedua tangan diangkat, tangan diletakkan di pinggang, atau badan sedikit membungkuk). Lakukan hal ini waktu mandi atau sedang bercermin sehingga Anda dapat mengenali bentuk payudara.

2.

Rasakan! Berbaring dengan bantal di bawah pundak kiri. Letakkan tangan kanan di belakang kepala membentuk sudut 90 derajat. Gunakan 3 jari tangan kiri Anda untuk merasakan benjolan atau penebalan kulit pada payudara. Tekan dengan baik payudara Anda. Pelajari bagaimana rasa payudara Anda pada biasanya.

Anda bisa pilih arah jelajah 3 jari Anda (A) Melingkar (B) naik turun, (C) pilah-pilah Langkah ini memastikan Anda telah menjelajahi seluruh area dan membantu Anda mengingatkan bagaimana keadaan payudara. Sekarang periksa payudara kiri dengan 3 jari tangan kanan Anda.

b. Mamogram Mamogram dapat mendeteksi adanya kelainan pada payudara sebelum terasa oleh kita. Meskipun beberapa organisasi masih mempertanyakan manfaat mamografi, mamogram masih merupakan alat yang paling efektif untuk mendeteksi dini kanker payudara. Selama mamografi, payudara ditekan oleh 2 alat yang berbentuk piringan selama beberapa detik dengan tujuan mendapatkan gambaran yang jelas dari kondisi payudara. Kadang-kadang timbul rasa tidak nyaman akibat prosedur pemeriksaan ini. Untuk itu, mamografi sebaiknya dilakukan setelah masa menstruasi selesai. Saat itu payudara sedikit melunak. Penelitian menunjukkan sebaiknya tidak menggunakan deodoran, krim, atau bedak di ketiak ketika melakukan mamografi karena hal itu dapat mempengaruhi hasil mamografi. Dari hasil mamogram, dokter dapat melihat adanya ketidaknormalan pada payudara dan juga mengetahui perubahan yang terjadi bila dibandingkan dengan hasil mamogram yang terdahulu. Jika ditemukan sesuatu yang mencurigakan, dokter akan menyarankan untuk melakukan biopsi atau pengambilan sedikit jaringan di wilayah yang dicurigai untuk diteliti apakah terdapat kanker atau tidak. Mamogram Cegah Keganasan Kanker Payudara Kanker payudara merupakan 1-3% penyebab kematian akibat kanker pada wanita di seluruh dunia. Sejak mamografi digunakan secara luas sebagai metode skrining, ukuran tumor saat pertama dideteksi dan tingkat kematian akibat kanker payudara menurun cukup tajam sampai 20% dalam 10 tahun terakhir. Kanker payudara di Indonesia sampai saat ini merupakan kanker kedua tersering

pada wanita setelah kanker mulut rahin. Dengan insiden kanker payudara sekitar 100 per 100.000 jiwa per tahun dan lebih dari 50% di antaranya ditemukan dalam stadium lanjut, mamografi masih menjadi alat yang diandalkan dalam mendeteksi kanker payudara. Masih sedikitnya penemuan kasus dalam stadium dini menyebabkan upaya deteksi dini dan skrining menjadi sangat penting. Mamografi merupakan salah satu upaya ini, di samping metode lain, yaitu SADARI (perikSA payuDAra sendiRI) dan pemeriksaan klinis oleh dokter. Mamografi sendiri sangat bermanfaat dalam menemukan lesi berukuran sangat kecil, sampai 2 mm, yang tidak teraba dalam pemeriksaan klinis (biasanya berukuran di bawah 1 cm). Dengan program skrining diharapkan dilakukan pemeriksaan dasar mamografi setiap 2-3 tahun sekali pada perempuan berusia di atas 35-50 tahun, dan setiap satu tahun atau dua tahun pada wanita berusia di atas 50 tahun. Pemeriksaan dasar ini akan memberikan data awal jaringan payudara wanita. Bila mamografi dilakukan secara rutin diharapkan jika ada perubahan sedikit saja dari jaringan payudara wanita akan dapat segera diketahui. Sayangnya, pola pikir seperti ini tidak dijumpai pada kaum perempuan umumnya, sangat jarang seorang perempuan datang dengan kesadaran sendiri dan meminta dilakukan mamografi. Hampir semua pasien datang dengan keluhan nyeri atau benjolan, dan hampir semuanya membawa surat rujukan. Rendahnya kesadaran untuk memeriksakan diri ini tidak hanya terjadi pada wanita dengan pendidikan atau ekonomi rendah, tetapi juga mereka yang berpendidikan tinggi atau cukup mapan, bahkan di kalangan profesi kedokteran sendiri. Penyebaran informasi mengenai manfaat pemeriksaan dini (mamografi) atau faktor risiko kanker payudara mungkin kurang tersebar luas di masyarakat. Menyadari hal tersebut, Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta bekerja sama dengan beberapa institusi menyediakan unit mobil mamografi. Tujuannya adalah mendorong perempuan untuk melakukan pemeriksaan mamografi. Unit Mobil Mamografi dapat menjadi unit yang efisien yang dapat menjangkau daerah yang jauh, serta menawarkan biaya yang ekonomis. Dengan mobil mamografi ini, diharapkan keganasan kanker payudara dapat dicegah. Selain mamografi, sebenarnya teknik SADARI cukup membantu. Setidaknya, mendorong kaum perempuan untuk segera berobat bila menemukan benjolan pada payudaranya. Tetapi, teknik ini ada kelemahannya. SADARI sangat tergantung pada ketelitian, kepekaan, dan tingkat intelegensi wanita. Karena itu, semua kembali pada kesadaran si perempuan tentang faktor risiko dan bahaya kanker payudara. Tanpa kesadaran, wanita tidak akan melakukan pemeriksaan, apakah itu SADARI ataupun mamografi, sekalipun tidak dikenakan biaya, dari tahun ke tahun jumlah penderita kanker payudara di RSCM tidak mengalami perubahan, dan masih dengan stadium yang cukup tinggi. Ini terjadi karena kesadaran untuk memeriksakan diri dan mencari pengobatan yang benar masih belum membudaya di Indonesia Tingginya angka kematian perempuan Indonesia karena kanker payudara akan terus meningkat. Bagaimana kita menanganinya? Mulailah dengan mengutamakan kesehatan, melalui upaya deteksi dini dan skrining.

Anda mungkin juga menyukai