Anda di halaman 1dari 25

Pembimbing : Dr.

Bambang

Sunyoto sp.B Dr. Ketut Setiawan sp.B Oleh : ARYS SETIAWAN


201110401011029

Pada Lk2 Px BPH usia 60-69 tahun (50 %) .

Pr17,1% ibu melahirkan dgn kateter (6 h) dan 7,1% (24h) (dr. Kartono dkk FKUIRSCM)

Yip SK 4,6% untuk kasus retensi urin postpartum pervaginam.

Pengisian urin Pengaliran urin

Umum
Kelemahan otot detrusor

Lokasi
Supravesikal

Hambatan / obstruksi uretra Inkoordinasi antara DetrusorUretra

Vesikal

Infravesikal

Proses

berkemih melibatkan 2 proses yang berbeda yaitu pengisian dan penyimpanan urine dan pengosongan kandung kemih. Aktivitas otot-otot kandung kemih dalam hal penyimpanan dan pengeluaran urin dikontrol oleh sistem saraf otonom dan somatik.

Selama

fase pengisian, pengaruh sistem saraf simpatis terhadap kandung kemih menjadi bertekanan rendah dengan meningkatkan resistensi saluran kemih. Penyimpanan urin dikoordinasikan oleh hambatan sistem simpatis dari aktivitas kontraktil otot detrusor yang dikaitkan dengan peningkatan tekanan otot dari leher kandung kemih dan proksimal uretra

Pengeluaran

urine secara normal timbul akibat dari kontraksi yang simultan otot detrusor dan relaksasi saluran kemih. Hal ini dipengaruhi oleh sistem saraf parasimpatis yang mempunyai neurotransmiter utama yaitu asetilkholin, suatu agen kolinergik. Selama fase pengosongan kandung kemih, hambatan pada aliran parasimpatis sakral dihentikan dan timbul kontraksi otot detrusor.

Hambatan

aliran simpatis pada kandung kemih menimbulkan relaksasi pada otot uretra trigonal dan proksimal. Impuls berjalan sepanjang nervus pudendus untuk merelaksasikan otot halus dan skelet dari sphincter eksterna. Hasilnya keluarnya urine dengan resistensi saluran yang minimal.

Gx

Rasa nyeri yang hebat Tidak dapat kencing. Inkontinensi paradoksa. IPPBBM,Pekak

Pmx

Foto polos abdomen buli-buli penuh,bayangan batu opak pd uretra/buli-buli. Uretrografi striktur uretra. Pemeriksaan darah rutin : Hb, leukosit, LED, Trombosit. Pemeriksaan Faal Ginjal : kreatinin, ureum, klirens kreatinin. Pemeriksaan urinalisa : warna, berat jenis, pH.

Kx

Buli-buli mengembang melebihi kapasitas maksimalhidroureter dan hidronefrosis gagal ginjal. Inkontinensi paradoksa atau "overflow incontinence. kekuatan kontraksi otot bulibuli akan menyusut. ISK Trabekulasi, sacculae, divertikel, infeksi, fistula, pembentukan batu, overflow incontinence.

Kateterisasi Kateterisasi

suprapubik Sitostomi trokar

1. Kateterisasi memasukkan kateter ke dalam buli-buli melalui uretra. Indikasi kateterisasi : Mengeluarkan urin Diversi urin setelah tindakan operasi sistem urinaria bagian bawah, yaitu pada operasi prostatektomi, vesikolitektomi. Sebagai splint setelah operasi rekonstruksi uretra untuk tujuan stabilisasi uretra. Memasukkan obat-obatan intravesika, antara lain sitostatika atau antiseptik untuk buli-buli. Kontraindikasi kateterisasi : Ruptur uretra, ruptur buli-buli, bekuan darah pada buli-buli.

2. Kateterisasi suprapubik Kateterisasi suprapubik ini biasanya dikerjakan pada : Kegagalan pada saat melakukan kateterisasi uretra. Ada kontraindikasi untuk melakukan tindakan transuretra, misalkan pada ruptur uretra atau dugaan adanya ruptur uretra. Untuk mengukur tekanan intravesikal pada studi sistotonometri. Mengurangi penyulit timbulnya sindroma intoksikasi air pada saat TUR Prostat.

3. Sistostomi Trokar Kontraindikasi Sistostomi Trokar : tumor buli-buli, hematuria yang belum jelas penyebabnya, riwayat pernah menjalani operasi daerah abdomen / pelvis, bulibuli yang ukurannya kecil (contracted bladder), atau pasien yang mempergunakan alat prostesis pada abdomen sebelah bawah. Tindakan ini dikerjakan dengan anestesi lokal dan mempergunakan alat trokar.

Prognosis

pada penderita dengan retensi urin akut akan bonam jika retensi urin ditangani secara cepat.

Terimakasih... Wassalamualaikum...wr..wbr...

Anda mungkin juga menyukai