Anda di halaman 1dari 6

Bentang alam Kaldera Danau Toba yang terbentuk setelah erupsi supervolcano yang terjadi 74.

000 tahun yang lalu yang membentuk Danau Toba Sekarang ini.

AMAZING KALDERA TOBA


MITOS TERJADINYA DANAU TOBA Di daerah Tapanuli dikenal cerita rakyat tentang terjadinya Danau Toba. Kisah ini diawali dengan seorang petani yang bernama Toba tinggal sendiri di lembah yang landai dan subur. Pada suatu ketika dia memancing di sungai untuk kebutuhan lauk, dan mendapat seekor ikan mas yang merupakan titisan seorang putri yang dikutuk oleh Dewa. Sang ikan memohon agar tidak dimakan oleh Toba. Sebagai balas jasa sang putri tersebut bersedia menikah dengan petani tersebut dengan syarat agar tidak mengungkit asal-usul putri tersebut yang merupakan jelmaan seekor ikan. Setelah hidup berumah tangga, dikaruniakan mereka seorang putra.

Pada kenyataannya, putra petani tersebut tumbuh dewasa dan sangat nakal. Pada suatu hari, dia disuruh ibunya mengantar nasi ayahnya yang bekerja diladang. Ditengah jalan, sianak memakan bekal ayahnya. Saking kesalnya si petani, tanpa sadar dia mengucapkan sianak sebagai anak ikan. Seketika itu juga, turun hujan sangat lebat dan menenggelamkan desa tempat si petani tinggal, yang akhirnya membentuk danau yang sekarang ini disebut Danau Toba.

Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 75.000-73.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan super volcano. yang paling baru. Diperkirakan telah terjadi setidaknya tiga kali erupsi kaldera di kawasan Toba, dimana batas-batas kaldera yang satu dan lainnya tidak terlalu jelas. setelah letusan tersebut terbentuk kaldera yang terisi oleh air dan menjadi sekarang yang disebut Danau Toba. Tekanan keatas oleh magma yang belum keluar menyebabkan terbentuknya pulau Samosir. (Gambar Ilustrasi tentang letusan supervolkano Toba)

Erupsi Kaldera generasi pertama terjadi pada + 840.000 tahun yang lalu (Diehl dkk., 1987), memuntahkan 500 km3 material piroklastika bersusunan Andesitan hingga Riolit (Rose & Chessner, 1987). menghasilkan endapan ignimbrite yang dikenal sebagai Tuf Toba Tua (OTT, Old Toba Tuff). Erupsi ini menghasilkan kaldera bagian tenggara Danau Toba saat ini yang meliputi kawasan Sibaganding Porsea, sehingga yang dikenal juga sebagai Kaldera Porsea.

Erupsi Kaldera generasi kedua disebut juga sebagai Kaldera Haranggaol, di bagian utara Danau Toba saat ini, terjadi pada + 501.000 tahun yang lalu (Chessner dkk., 1991), memuntahkan 60 km3 material piroklastik bersusunan Riolit, yang dikenal sebagai Tuf Toba Menengah (MTT, Midle Toba Tuff).

Erupsi Kaldera generasi ketiga terjadi pada + 74.000 tahun yang lalu yang dikenal sebagai erupsi super volcano (karena memuntahkan material erupsi lebih dari 2000 km3), memuntahkan + 2800 km3 material volkanik bersusunan Dasitan hingga Riolit, dikenal sebagai Tuf Toba Termuda (YTT, Youngest Toba Tuff; Ninkovich dkk., 1978a; Chessner., 1991). disebut juga sebagai Kaldera Sibandang menempati bagian baratbaratdaya Danau Toba saat ini. Kaldera Toba mempunyai bentang-alam yang nyaris tidak berbentuk sebuah gunungapi sebagaimana kaldera volkanik lainnya, karena sebagian besar sisa tubuh gunungapi ini tertutupi (tertimbun) oleh endapan piroklastika yang sangat tebal hingga lebih dari 500 m, sehingga membentuk dataran tinggi (plateau) dengan ketinggian berkisar antara 1200-1800 m di atas permukaan laut.

Di tengah Danau Toba terdapat Pulau Samosir dengan ketinggian berkisar antara 900 hingga 1600 m di atas permukaan laut, yang terbentuk akibat pengangkatan dasar danau pasca erupsi kaldera yang terjadi pada 74.000 tahun yang lalu, sebagai akhir dari proses pencapaian kesetimbangan baru pascaerupsi kaldera super volcano. Gambar ilustrasi proses terjadinya Danau Toba akibat erupsi supervolcano dari Gunung api Toba Purba yang diperkirakan terjadi pada 74.000 tahun yang lalu. Akibat erupsi ini mengakibatkan terbentuknya kaldera yang menampung air hujan sehingga membentuk Danau Toba. Adanya intrusi dari magma mengakibatkan pengangkatan lantai dasar Danau Toba yang membentuk pulau Samosir.

Bukti-bukti geologi yang menguatkan argumen terjadinya kaldera Danau Toba dapat ditemukan saat ini diseputaran Danau Toba yaitu adanya air terjun di Sipiso-piso yang terdapat di Kabupaten Karo, kelurusan bukit dan gawir sesar disepanjang tebing Danau Toba dan Pulau Samosir dimana semua itu mengindikasikan terjadinya sesar turun yang menyebabkan terbentuknya kaldera Danau Toba.

Air terjun sipiso-piso dan bentang alam berupa gawir sesar yang merupakan salah satu bukti fenomena geologi adanya runtuhan dan sesar pada proses pembentukan kaldera danau toba.

Geodeversity Kaldera Toba setelah erupsi terakhir yang terjadi 74.000 tahun yang lalu. Tampak kondisi geologi yang menunjukkan bentang alam dan litologi yang terbentuk pada kawasan Danau Toba sebagai salah satu keunikan yang bernilai tinggi.

Anda mungkin juga menyukai