Anda di halaman 1dari 26

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1; Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, karena angka kesakitan masih tinggi dan berpotensi menyebabkan kematian, terutama apabila penanganan penderitanya terlambat dilakukan (Amaliah, 2010). Sampai saat ini diare masih merupakan penyebab kematian utama di dunia, terhitung !10 juta kematian"tahun. #esarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. $rganisasi %esehatan Dunia (&'$) memperkirakan ( milyar kasus terjadi di dunia dan 2,2 juta di antaranya meninggal, dan sebagian besar anak di ba)ah umur tahun. *eskipun diare membunuh sekitar ( juta orang"tahun di negara berkembang, ternyata diare juga masih merupakan masalah utama di negara maju. Di Amerika, setiap anak mengalami +!1 episode diare dengan rerata usia rerata tiap anak di ba)ah usia (&'$, 200-). Sampai saat ini kasus diare di .ndonesia masih /ukup tinggi dan menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita. #erdasarkan hasil 0iset %esehatan Dasar (Depkes 0., 2001) diare merupakan penyebab utama kematian pada bayi (,1,(2) dan anak balita (2 ,22). Sekitar 132.000 balita meninggal akibat diare setiap tahun atau sekitar (30 balita per hari. Sedangkan dari hasil sur4ei kesehatan rumah tangga (S%05) di .ndonesia dalam Depkes 0. diare merupakan penyebab kematian nomor dua pada balita, nomor tiga bagi pada bayi, dan nomor lima bagi semua umur. Setiap anak di .ndonesia mengalami episode diare sebanyak 1,362 kali pertahun (Depkes 0., 2011). Selain sebagai penyebab kematian, diare juga menjadi penyebab utama gi7i kurang sehingga bisa menimbulkan kematian dan bisa menimbulkan kejadian luar biasa. #eberapa 8aktor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit diare disebabkan oleh kuman melalui kontaminasi makanan atau minuman yang ter/emar tinja dan atau kontak langsung dengan penderita (9ugraheni, 2012). tahun. Di negara berkembang tahun mengalami episode diare , kali pertahun

:aktor dominan penyebab diare adalah sarana air bersih dan buang air besar serta perilaku manusia yang tidak sehat, sehingga penyakit diare ini disebut sebagai suatu penyakit yang berbasis lingkungan. ;ada tahun 2003, jumlah kasus diare di <a)a 5imur men/apai -+0. ( dan meningkat di tahun 200+ sebanyak 1.2 ,.(+( kasus. 9amun, pada tahun 2001 kasus diare mengalami penurunan yaitu sebanyak -1-.13- kasus. Sedangkan pada tahun 2012 kasus diare berdasarkan jenis kelamin mengalami peningkatan kembali menjadi 1.1,2.11( kasus (Dinkes <a)a 5imur, 201,). ;enurunan kasus diare pada tahun 2001 dapat dikorelasikan dengan perbaikan higiene sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat, karena se/ara umum penyakit diare sangat berkaitan dengan kedua 8aktor tersebut. Selain 8aktor lingkungan, 8aktor lain yang berpengaruh terhadap kejadian diare salah satunya adalah 8aktor kependudukan. :aktor kependudukan terdiri atas karakteristik pendidikan dan karakteristik ekonomi. :aktor sosial ekonomi dan pendidikan akan mempengaruhi tingkat sanitasi lingkungan pemukiman dan berperan terhadap terjadinya kesakitan diare. Seseorang yang menderita diare kebanyakan berasal dari keluarga dengan keadaan ekonomi dan pendidikan yang rendah. Dampak dari status ekonomi dan pendidikan rendah di antaranya adalah tersedianya jamban keluarga dan sarana air bersih serta sarana untuk memelihara kebersihan perorangan. Di samping itu, status ekonomi yang rendah juga mempengaruhi keadaan gi7i dan kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan (9o4ytania, 201,). ;erbedaan jarak perumahan ke 5;A open dumping dan tingkat kekumuhan permukiman juga berpengaruh terhadap kejadian diare. 'al tersebut dinyatakan pada penelitian sebelumnya di Desa %enep %e/amatan #eji %abupaten ;asuruan 5ahun 200,. 0udianto = A7i7ah (200 ) menyebutkan bah)a semakin dekat jarak perumahan maka semakin tinggi persentase kejadian diare. 5ingkat kekumuhan suatu

pemukiman juga dapat mempengaruhi kondisi kependudukan yang berpengaruh terhadap meningkatnya angka kejadian diare (>ahyandari,dkk, 201,). #erdasarkan data Dinas %esehatan <a)a 5imur (201,) menunjukkan bah)a %abupaten ;asuruan pada tahun 2012 merupakan )ilayah yang paling banyak mengalami penderita diare sebanyak ,0.-32 kasus diare yang ditangani menurut jenis kelamin dan %ota"%abupaten ;ro4insi <a)a 5imur dengan persentase (1.1,2. ;erbedaan kondisi lingkungan di )ilayah %abupaten ;asuruan sangat berpengaruh terhadap kejadian diare antara )ilayah dekat maupun jauh dari laut atau aliran sungai. #erdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik mengetahui hubungan antara 8aktor lingkungan dan 8aktor sosiodemogra8i terhadap kejadian diare di )ilayah ;esisir %abupaten ;asuruan tahun 201,. 1.2; Rumusan masalah #erdasarkan latar belakang yang disampaikan di atas dapat dirumuskan masalah penelitian, yaitu? 1.2.1;bagaimana pengaruh 8aktor lingkungan pada tingkat pendidikan terhadap kejadian diare di )ilayah ;esisir %abupaten ;asuruan@ 1.2.2;bagaimana pengaruh 8aktor lingkungan pada pekerjaan terhadap kejadian diare di )ilayah ;esisir %abupaten ;asuruan@ 1.2.,;bagaimana pengaruh 8aktor sosiodemogra8i pada jenis sumber air minum terhadap kejadian diare di )ilayah ;esisir %abupaten ;asuruan@ 1.2.(;bagaimana pengaruh 8aktor sosiodemogra8i pada jenis jamban terhadap kejadian diare di )ilayah ;esisir %abupaten ;asuruan@

1.,; Tujuan #erdasarkan latar belakang yang disampaikan di atas dapat dirumuskan tujuan penelitian, yaitu?

1.,.1;mengetahui pengaruh 8aktor lingkungan pada sumber air minum terhadap kejadian diare di )ilayah ;esisir %abupaten ;asuruan. 1.,.2;mengetahui pengaruh 8aktor lingkungan pada jenis pembuangan tinja terhadap kejadian diare di )ilayah ;esisir %abupaten ;asuruan. 1.,.,;mengetahui pengaruh 8aktor sosiodemogra8i pada tingkat pendidikan terhadap kejadian diare di )ilayah ;esisir %abupaten ;asuruan. 1.,.(;mengetahui pengaruh 8aktor sosiodemogra8i pada pekerjaan terhadap kejadian diare di )ilayah ;esisir %abupaten ;asuruan.

1.(; Definisi Operasional #eberapa istilah yang perlu dijelaskan pengertiannya dalam penelitian ini antara lain seperti di ba)ah ini? 1.(.1;kejadian Diare merupakan suatu keadaan dimana terjadi buang air besar /air atau men/ret dengan 8rekuensi lebih dari , kali sehari dalam kurun )aktu , bulan terakhir yang dialami oleh balita yang terpilih sebagai sampel. 1.(.2;8aktor Aingkungan merupakan semua sesuatu yang ada di sekitar manusia yang berpengaruh terhadap kejadian diare meliputi sumber air dan jenis tempat pembuangan tinja. 1.(.,;8aktor Sosiodemogra8i merupakan sesuatu yang berhubungan dengan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.

BAB II A!IAN PU"TA A #$% Definisi Pen&akit Diare Diare merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja yang melembek sampai men/air dan bertambahnya 8rekuensi buang air besar lebih dari biasanya, tiga kali atau lebih dari satu hari ( ;usat .n8ormasi ;enyakit .n8eksi, 200+ dalam *usran 200-). Diare biasanya disebabkan karena peradangan usus oleh agen penyebab yaitu (1) bakteri, 4irus, parasit, jamur, /a/ing, proto7oa; (2) kera/unan makanan"minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia; (,) kurang gi7i; (() alergi terhadap susu; ( ) immuno de8isiensi (*usran, 200-). Suharyono dalam bukunya B Diare Akut %linik dan AaboratorikC (1--1) menjelaskan tentang klasi8ikasi diare antara lain adalah berdasarkan pada ada atau tidak adanya in8eksi; gastroenteritis (diare dan muntah) diklasi8ikasikan menjadi 2 golongan? pertama adalah diare in8eksi spesi8ik seperti ti8us abdomen dan parati8us, disentri basil (Shigella), enterokolitis sta8ilokok. %edua adalah diare non spesi8ik seperti diare dietetik. Di samping itu klasi8ikasi lain berdasarkan organ yang terkena in8eksi di usus (bakteri, 4irus, parasit), diare in8eksi parenteral atau diare karena in8eksi diluar usus seperti otitis media, in8eksi saluran perna8asan, in8eksi saluran urine (Dulki8li, 200,). >ara penularan diare disebabkan karena adanya in8eksi oleh agen yang terjadii bila makanan"air minun yang terkontaminasi tinja"muntahan penderita diare. Sedangkan penularan langsung dapat terjadi bila tangan ter/emar dipergunakan untuk menyuap makanan. #erikut adalah beberapa istilah tentang diare (Dulki8li, 200,), antara lain. aE bE /E Diare akut bila diderita kurang dari dua minggu Diare persisten bila diderita lebih dari dua minggu Disentri bila diare disertai darah dengan ataupun tanpa lendir

dE

%olera bila diare disertai darah dengan ataupun tanpa lendir.

#$# 'aktor &ang (empengaruhi Terja)in&a Pen&akit Diare #eberapa 8aktor yang berhubungan dengan penyakit diare (&ulandari, 200-) diantaranya. #$#$% 'aktor Lingkungan 2.2.1.1 Sumber air minum Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Di dalam tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. 5ubuh orang de)asa sekitar ! 302 berat badan terdiri dari air, untuk anak!anak sekitar 3 2 dan untuk bayi sekitar 102. %ebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, men/u/i dan sebagainya. Di negara berkembang, termasuk .ndonesia tiap orang memerlukan air antara ,0!30 liter per hari. Di antara kegunaan air tersebut, yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. $leh karena itu, untuk keperluan minum dan masak air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia (9otoatmodjo, 200, dalam &ulandari, 200-). Sumber air minum utama merupakan salah satu sarana sanitasi yang tidak kalah pentingnya berkaitan dengan kejadian diare. Sebagian kuman in8eksius penyebab diare ditularkan melalui jalur 8ekal oral. *ereka dapat ditularkan dengan memasukkan ke dalam mulut, /airan atau benda yang ter/emar dengan tinja, misalnya air minum, jari!jari tangan, dan makanan yang disiapkan dalam pan/i yang di/u/i dengan air ter/emar (Depkes 0., 2000). *enurut Depkes 0. (2000), hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan air bersih adalah ? 1E 2E ,E mengambil air dari sumber air yang bersih. mengambil dan menyimpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta memelihara atau menjaga sumber air dari pen/emaran oleh binatang, anak!

menggunakan gayung khusus untuk mengambil air. anak, dan sumber pengotoran. <arak antara sumber air minum dengan sumber

pengotoran seperti septictank , tempat pembuangan sampah dan air limbah harus lebih dari 10 meter. (E E mengunakan air yang direbus, dan men/u/i semua peralatan masak dan makan dengan air yang bersih dan

/ukup. 2.2.1.2 <enis tempat pembuangan tinja ;embuangan tinja merupakan bagian yang penting dari kesehatan lingkungan. ;embuangan tinja yang tidak menurut aturan memudahkan terjadinya penyebaran penyakit tertentu yang penulurannya melalui tinja antara lain penyakit diare. *enurut 9otoatmodjo (dalam &ulandari, 200-) syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan adalah? 1E 2E ,E (E E 3E +E tidak mengotori permukaan tanah di sekitarnya, tidak mengotori air permukaan di sekitarnya, tidak mengotori air dalam tanah di sekitarnya, kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai sebagai tempat lalat tidak menimbulkan bau, pembuatannya murah, dan mudah digunakan dan dipelihara.

bertelur atau perkembangbiakan 4ektor penyakit lainnya,

2.2.2; 'aktor "osio)emografi Demogra8i adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan perubahan penduduk yang berhubungan dengan komponen perubahan tersebut seperti kelahiran, kematian, migrasi sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin tertentu (Aembaga Demogra8i :F G., 2000). Dalam pengertian yang lebih luas, demogra8i juga memperhatikan berbagai karakteristik indi4idu maupun kelompok yang meliputi karakteristik sosial dan demogra8i, karakteristik pendidikan dan karakteristik ekonomi. %arakteristik sosial dan demogra8i meliputi? jenis kelamin, umur, status perka)inan, dan agama. %arakteristik pendidikan meliputi? tingkat pendidikan. %arakteristik ekonomi meliputi jenis

pekerjaan, status ekonomi dan pendapatan (*antra, 2000 dalam &ulandari, 200-). :aktor sosiodemogra8i meliputi tingkat pendidikan ibu, jenis pekerjaan ibu, dan umur ibu. 2.2.2.1; 5ingkat pendidikan

<enjang pendidikan memegang peranan /ukup penting dalam kesehatan masyarakat. ;endidikan masyarakat yang rendah menjadikan mereka sulit diberi tahu mengenai pentingnya higyene perorangan dan sanitasi lingkungan untuk men/egah terjangkitnya penyakit menular, di antaranya diare. Dengan sulitnya mereka menerima penyuluhan, menyebabkan mereka tidak peduli terhadap upaya pen/egahan penyakit menular (Sander, 200 dalam &ulandari, 200-). *asyarakat yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi lebih berorientasi pada tindakan pre4enti8, mengetahui lebih banyak tentang masalah kesehatan dan memiliki status kesehatan yang lebih baik. ;ada perempuan, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin rendah angka kematian bayi dan kematian ibu (&idyastuti, 200 dalam &ulandari, 200-). 2.2.2.2; <enis pekerjaan

%arakteristik pekerjaan seseorang dapat men/erminkan pendapatan, status sosial, pendidikan, status sosial ekonomi, risiko /edera atau masalah kesehatan dalam suatu kelompok populasi. ;ekerjaan juga merupakan suatu determinan risiko dan determinan terpapar yang khusus dalam bidang pekerjaan tertentu serta merupakan prediktor status kesehatan dan kondisi tempat suatu populasi bekerja (&idyastuti, 200 dalam &ulandari, 200-). BAB III (ETODE PENELITIAN ,.1 0an/angan ;enelitian 0an/angan penelitian ini adalah penelitian obser4asional dengan cross sectional study yaitu data 4ariabel dependen dan 4ariabel independen diambil di

10

)aktu bersamaan dengan alasan untuk mengetahui keterkaitan pengaruh antara 4ariabel dependen dan 4ariabel independen. Hariabel bebas dalam penelitian ini meliputi 8aktor lingkungan dan 8aktor sosiodemogra8i. :aktor lingkungan terdiri dari sumber air dan tempat pembuangan tinja sedangkan 8aktor sosiodemogra8i meliputi tingkat pendidikan dan pekerjaan. Hariabel tergantung dalam penelitian ini adalah pasien diare di %abupaten ;asuruan. ,.2; 5empat dan &aktu ;enelitian

,.2.1;&aktu penelitian ;enelitian dilakukan mulai bulan :ebruari hingga *aret 201(. ,.2.2;5empat penelitian ;enelitian dilaksanakan di )ilayah kerja puskesmas di )ilayah ;esisir %abupaten ;asuruan. ,.,; ;opulasi dan Sampel

,.,.1;;opulasi ;opulasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita di %abupaten ;asuruan pada tahun 2012 sebanyak ,0.-32 orang. ,.,.2;Sampel Gntuk menentukan jumlah sampel yang diteliti adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut (9otoatmodjo, 1--,). n= 9 1 + 9 (dI )
9 1 + 9 (dI )

n=

9 n

%eterangan? J <umlah populasi J <umlah sampel dI J 5ingkat kekeliruan yang diinginkan (0,0 )

11

Dengan demikian diperoleh? n= ,0.-32 1 + ,0.-32 (0,002 ) ,0.-32 = ,- orang +1,(0 ;emilihan sampel dalam penelitian ini diambil dengan /ara simple random sampling, dengan alasan masing!masing dari populasi dapat terpilih menjadi sampel. ;emilihan sampel sebesar jumlah sampel dibagi banyaknya jumlah ke/amatan di )ilayah pantai %abupaten ;asuruan yaitu 3+ orang. ,.(; 5eknik ;engumpulan Data

n=

,.(.1;<enis Data <enis data dalam penelitian ini berupa data kualitati8 yang meliputi tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, jenis tempat pembuangan tinja, sumber air minum tentang 8aktor sosiodemogra8i dan 8aktor lingkungan yang mempengaruhi kejadian diare pada balita. ,.(.2;Sumber Data a. Data primer Data primer diperoleh melalui )a)an/ara se/ara langsung terhadap responden yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. ;edoman )a)an/ara mengenai pernyataan ketersediaan menjadi responden dan kuisioner (&ulandari, 200-), dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2. b. Data sekunder

12

Data sekunder diperoleh dari instansi kesehatan seperti dinas kesehatan %abupaten ;asuruan meliputi data jumlah kasus diare, tingkat pendidikan dan pekerjaan, sumber air minum, jenis tempat pembuangan tinja dan gambaran umum lokasi penelitian.

,. >ara ;engumpulan Data ;engumpulan data primer dilakukan dengan )a)an/ara se/ara langsung kepada responden dan pengamatan se/ara langsung pada jenis tempat pembuangan tinja, sumber air minum di rumah responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi kesehatan yang bersangkutan yaitu hasil rekapan puskesmas, dan data demogra8i yang didapat dari kantor kepala desa. ,.3; .nstrumen ;enelitian .nstrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang dilakukan sebelum )a)an/ara. %uesioner adalah alat pengumpul data yang berisi da8tar pertanyaan yang akan diajukan kepada responden dan sudah tersusun dengan baik, sehingga responden tinggal memberikan tanda!tanda yang ada pada petunjuk pengisian kuisioner. ,.+ ;engolahan Data ;engolahan data pada penelitian ini meliputi tahapan sebagai berikut. 1E 2E ,E (E Fditing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul. >oding, yaitu memberikan kode pada data untuk memudahkan dalam Fntry, yaitu memasukkan data dalam program komputer untuk dilakukan 5abulating, yaitu setelah data tersebut masuk kemudian direkap dan disusun

memasukkan data ke program komputer. analisis lanjut. dalam bentuk tabel agar dapat diba/a dengan mudah. ,.1. Analisis Data

1,

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program S;SS 13. Analisis data meliputi ? 1. Analisis uni4ariat Analisis uni4ariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi 8rekuensi masing!masing 4ariabel, baik 4ariabel bebas, 4ariabel terikat maupun deskripsi karakteristik responden. 2. Analisis bi4ariat Analisis bi4ariat dilakukan dengan menggunakan uji /hi sKuare. Syarat uji /hi sKuare antara lain jumlah sampel harus /ukup besar, pengamatan harus bersi8at independen, dan hanya dapat digunakan pada data deskrit atau data kontinu yang telah dikelompokkan menjadi kategori (#udiarto, 2001 dalam &ulandari, 200-). Dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis berdasarkan tingkat signi8ikan (nilai L) sebesar - 2? a. jika nilai p M L (0,0 ) maka hipotesis penelitian ('a) ditolak. b. jika nilai p N L (0,0 ) maka hipotesis penelitian ('a) diterima.

BAB I* DATA DAN ANALI"I" DATA +$% ,am-aran Umum Lokasi Penelitian (.1.1 %eadaan geogra8i

1(

%abupaten ;asuruan merupakan bagian dari ;ro4insi <a)a 5imur yang terletak pada koordinat 11,,0O 6 12,,0O #ujur 5imur dan +,,0O6 1,,0O Aintang Selatan. &ilayah daratannya dibagi menjadi , (tiga) bagian, yaitu. aE Daerah pegunungan dan berbukit, dengan ketinggian antara 110 6 ,000 m dpl, daerah ini membentang di bagian selatan dan barat meliputi %e/amatan Aumbang, ;uspo, 5osari, 5utur, ;ur)odadi, ;rigen dan Pempol; bE Daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 3 6 -1 m dpl, daerah ini membentang di bagian tengah dan merupakan daerah yang subur; /E Daerah pantai dengan ketinggian antara 2 6 1 m dpl, daerah ini membentang di bagian utara meliputi %e/amatan 9guling, Aekok, 0ejoso, %raton dan #angil. (.1.2. %eadaan demogra8i %abupaten ;asuruan terdiri dari (2,.01- %% dengan jumlah penduduk sebanyak 1. (2.1,+ ji)a, dengan perin/ian jumlah penduduk laki!laki sebanyak +32.3 + ji)a dan jumlah penduduk perempuan sebanyak -+.+ ji)a. Data mengenai tingkat pendidikan dan jenis mata pen/aharian penduduk %abupaten ;asuruan dapat dilihat pada 5abel 1.
5abel 1. 5ingkat ;endidikan ;enduduk )ilayah ;esisir %abupaten ;asuruan 5ahun 2012 9o 1 2 , ( 3 + 5ingkat ;endidikan #elum Sekolah #elum 5amat SD 5amat SD"sederajat 5amat SA5;"sederajat 5amat SA5A"sederajat 5amat Akademi"Diploma 5amat ;erguruan 5inggi <umlah <umlah (orang) 1+ 0 + 1, 1 10 3+ 2 23.13 + 0 10.((+1 1(.-2 ( 2,.1103 +.(32313.(1+100

Sedangkan data mengenai mata pen/aharian penduduk di %abupaten ;asuruan, dapat dilihat pada 5abel 2.
5abel 2. <enis *ata ;en/aharian ;enduduk )ilayah ;esisir %abupaten ;asuruan 5ahun 2012

9o

*ata ;en/aharian

<umlah 5enaga %erja (ji)a)

1 2 , ( 3 + 1

;etani ;etambak 9elayan ;edagang #angunan #uruh ;9S .bu 0umah 5angga <umlah

12 1 3 10 1 2

3+

+$# Hasil A. 'asil Analisis Gni4ariat +$#$% 'aktor Lingkungan a. Sumber air minum 'asil penelitian mengenai sumber air minum diperoleh dari hasil kuisioner. Sumber air minum dibagi menjadi dua kategori yaitu sumber air minum terlindung dan sumber air minum tidak terlindung. Sumber air minum tidak terlindung sebanyak +1,3( 2 dan sumber air terlindung sebanyak 21,,32. 'asil selengkapnya disajikan pada 5abel ,. b. <enis tempat pembuangan tinja <enis tempat pembuangan tinja dibagi menjadi dua yaitu jamban tidak sehat dan jamban sehat. <enis jamban tidak sehat sebanyak ,222 dan jamban sehat sebanyak ((,+12. 'asil penelitian mengenai jenis tempat pembuangan tinja diperoleh dari hasil kuisioner. 'asil selengkapnya disajikan pada 5abel ,. 5abel ,. Distribusi <a)aban 0esponden #erdasarkan :aktor Aingkungan %arakteristik Sumber Air *inum <umlah <enis ;embuangan 5inja <umlah %ategori 5elindung 5idak 5erlindung <amban 5idak Sehat <amban Sehat :rekuensi 1(1 3+ ,+ ,0 3+ ;ersen (2) 21.,3 +1.3( 100 .22 ((.+1 100

13

+$#$# 'aktor sosio)emografi a. 5ingkat pendidikan ;endidikan responden dibagi tiga kategori yaitu rendah (tidak sekolah" tidak tamat SD dan tamat SD), sedang (tamat S*; dan tamat S*A), dan tinggi (;erguruan 5inggi"Akademi). Sebagian besar responden adalah berpendidikan sedang sebesar (1,10 2. 'asil selengkapnya disajikan pada 5abel (. b. ;ekerjaan ;ekerjaan responden dibagi menjadi dua kategori yaitu bekerja dan tidak bekerja. <enis pekerjaan yang terbanyak yaitu pada responden yang bekerja sebesar ,1,,(2, sedangkan pada kategori tidak bekerja sebanyak 31,332. 'asil selengkapnya disajikan pada 5abel (. 5abel (. Distribusi responden #erdasarkan 5ingkat ;endidikan dan ;ekerjaan %arakteristik 5ingkat ;endidikan <umlah ;ekerjaan <umlah +$#$. eja)ian Diare 'asil penelitian mengenai kejadian diare diperoleh dari hasil kuisioner yang diberikan kepada responden. 'asil selengkapnya disajikan pada 5abel . 5abel . Distribusi <a)aban 0esponden tentang %ejadian Diare %arakteristik %ejadian Diare <umlah #. 'asil Analisis #i4ariat ;enelitian ini menguji hubungan 8aktor lingkungan dan 8aktor sosiodemogra8i yang berhubungan dengan kejadian diare di )ilayah pesisir %abupaten ;asuruan. %ategori 5idak Diare Diare :rekuensi 2( (, 3+ ;ersen (2) , ,12 3(,11 100 5idak bekerja #ekerja %ategori 0endah Sedang 5inggi :rekuensi 2( 21 1 3+ (3 21 3+ ;ersen (2) , .12 (1.10 22.,1 100 31.33 ,1.,( 100

1+

Analisis data se/ara statistik dilakukan dengan uji /hi sKuare, dengan bantuan program S;SS diperoleh hasil sebagi berikut. %$ 'aktor Lingkungan a. Sumber air minum 'ubungan antara sumber air minum dengan kejadian diare di %abupaten ;asuruan, disajikan pada 5abel 3 berikut ini.
Sumber_air * Kejadian_diare Crosstabulation Kejadian_diare Diare Sumber_ai r Terlindung Count % of Total Tidak_terlindung Total Count % of Total Count % of Total 7 10.40% 17 2".40% 24 !". 0% 12 17.90% !1 4#.!0% 4! #4.20% 19 2 .40% 4 71.#0% #7 100.00% Tidak_diare Total

#erdasarkan 5abel 3 di atas dapat diketahui bah)a rumah dengan sumber air minum tidak terlindung lebih banyak yang mengalami diare dari pada rumah yang jenis sumber air minumnya terlindung. 'asil uji statistik /hi sKuare menunjukkan bah)a p J 0,012, (pQ0,0 ) artinya ada hubungan antara sumber air minum dengan kejadian diare di )ilayah pesisir %abupaten ;asuruan. b. <enis tempat pembuangan tinja 'ubungan antara jenis tempat pembungan tinja dengan kejadian Diare di )ilayah pesisir %abupaten ;asuruan, disajikan pada 5abel + berikut ini.
Jenis_jamban * Kejadian_diare Crosstabulation Kejadian_diare $eni%_jamban $amban_%e&at $amban_tdk%e&at Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Diare 1! 19.40% 11 1#.40% 24 !". 0% Tidak_diare 17 2".40% 2" !7.!0% 4! #4.20% Total !0 44. 0% !# "!.70% #7 100.00%

#erdasarkan 5abel + di atas dapat diketahui bah)a jenis jamban sehat lebih banyak terkena diare daripada jenis jamban yang sehat. 'asil uji statistik /hi sKuare menunjukkan bah)a p J 1,+2-, (pM0,0 ) artinya terdapat tidak hubungan antara jenis

11

tempat pembuangan tinja dengan kejadian diare di )ilayah pesisir %abupaten ;asuruan. #$ 'aktor sosio)emografi a. 5ingkat pendidikan 'ubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare, disajikan pada 5abel 1 berikut ini.
Tingkat_pendidikan * Kejadian_diare Crosstabulation Kejadian_diare Tingkat_'endidikan (enda& Sedang Tinggi Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Diare 12 17.90% # 9.00% # 9.00% 24 !". 0% Tidak_diare 12 17.90% 22 !2. 0% 9 1!.40% 4! #4.20% Total 24 !". 0% 2 41. 0% 1" 22.40% #7 100.00%

#erdasarkan 5abel 1 di atas dapat diketahui bah)a tingkat pendidikan rendah lebih banyak terkena diare dari pada yang berpendidikan sedang dan berpendidikan tinggi. 'asil uji statistik /hi sKuare menunjukkan bah)a p J (,+,3, (pM 0,0 ) artinya tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare di )ilayah pesisir %abupaten ;asuruan. b. <enis pekerjaan 'ubungan antara jenis pekerjaan dengan kejadian diare disajikan pada 5abel -.

Pekerjaan * Kejadian_diare Crosstabulation Kejadian_diare Diare )ekerjaan *ekerja Count % of Total " 7."0% Tidak_diare 1# 2!.90% Total 21 !1.!0%

1-

Tidak_bekerja Total

Count % of Total Count % of Total

19 2 .40% 24 !". 0%

27 40.!0% 4! #4.20%

4# # .70% #7 100.00%

#erdasarkan tabel - di atas dapat diketahui bah)a kejadian diare lebih banyak pada orang tidak bekerja daripada yang bekerja. 'asil uji statistik /hi sKuare menunjukkan bah)a p J 1,-20, (pM 0,0 ) artinya tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan kejadian diare di )ilayah pesisir %abupaten ;asuruan.

BAB * PE(BAHA"AN ;enelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara 8aktor lingkungan dan 8aktor sosiodemogra8i dengan kejadian diare di )ilayah pesisir %abupaten ;asuruan. A. 'ubungan antara :aktor Aingkungan dengan %ejadian Diare

20

'asil penelitian menunjukkan ada hubungan antara 8aktor lingkungan yang meliputi sumber air minum namun jenis tempat pembuangan tinja tidak berpengaruh dengan kejadian diare di )ilayah pesisir %abupaten ;asuruan. 1. 'ubungan antara sumber air minum dengan kejadian diare 'asil penelitian menunjukkan bah)a responden yang menggunakan sumber air minum yang tidak terlindung yang tidak terkena diare sebanyak ,1 responden ((3,,02), sementara yang terkena diare sebanyak 1+ responden (2 ,(02), sedangkan responden yang menggunakan sumber air minum terlindung yang tidak terkena diare sebanyak 12 responden (1+,-02), sementara yang terkena diare sebanyak + responden (10,(02). Dari hasil uji bi4ariat didapatkan nilai p J 0,012 (pQ0,0 ). Dengan demikian dapat disimpulkan bah)a 'o ditolak dan 'a diterima, sehingga ada hubungan antara sumber air minum dengan kejadian diare di )ilayah pesisir %abupaten ;asuruan. #erdasarkan hasil kuisioner, sebagian masyarakat telah menggunakan sarana air isi ulang yaitu sumber air minum yang terlindung, sebagai sumber air utama keluarga dan sebagian masih menggunakan sumber air minum tidak terlindung yaitu sumur, sebagai sumber air utama keluarga.
1-

Sumber air minum mempunyai peranan dalam penyebaran beberapa penyakit menular. Sumber air minum merupakan salah satu sarana sanitasi yang berkaitan dengan kejadian diare. Sebagian kuman in8eksius penyebab diare ditularkan melalui jalur 8ekal oral. *ereka dapat ditularkan dengan memasukkan ke dalam mulut, /airan atau benda yang ter/emar dengan tinja (Depkes 0., 2000). Sumber air tidak terlindung, seperti sumur masih banyak digunakan sebagai sumber air utama bagi masyarakat di )ilayah pesisir %abupaten ;asuruan. Air yang diperoleh )arga dijadikan sebagai air minum, dan men/u/i. %ondisi yang berlangsung se/ara lama dan berulang!ulang mengakibatkan kejadian diare dikatakan tinggi. 'asil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Dubir (2003), tentang 8aktor!8aktor risiko kejadian diare akut pada anak 0!, bulan (#atita) di %abupaten #antul. 'asil penelitian menunjukkan bah)a sumber air minum yang digunakan

21

mempengaruhi terjadinya diare akut dengan nilai p Q 0,0 , ($0) J ,,10, dan hasil penelitian Rulisa (2001), yang menunjukkan bah)a ada pengaruh sumber air minum dengan kejadian diare pada balita dengan nilai p J 0,0001 dan $0 J 1+,+. *enurut Sukarni (2002), sumber air minum tidak terlindung seperti sumur, harus memenuhi syarat kesehatan sebagai air bagi rumah tangga, maka air harus dilindungi dari pen/emaran. Sumur yang baik harus memenuhi syarat kesehatan antara lain, jarak sumur dengan lubang kakus, jarak sumur dengan lubang galian sampah, saluran pembuangan air limbah, serta sumber!sumber pengotor lainnya. <arak sumur dengan tempat pembuangan tinja lebih baik 10 meter atau lebih. #erdasarkan hasil )a)an/ara dengan responden, untuk keperluan minum keluarga tidak dimasak dahulu namun ada juga yang terlebih dahulu dimasak sampai mendidih. Air minum yang telah direbus sampai mendidih, akan mematikan mikroorganisme yang ada dalam air tersebut, sehingga tidak menimbulkan penyakit. Gntuk keperluan minum dan memasak sebagian ada yang menampung air tersebut di tempat penampungan air, tetapi ada sebagian yang langsung mengambilnya dari kran air. *enggunakan air minum yang ter/emar, dapat menjadi salah satu 8aktor risiko terjadinya diare pada balita. Air mungkin sudah ter/emar dari sumbernya atau pada saat penyimpanan di rumah, seperti ditampung pada tempat penampungan air (Depkes, 200 ). 2. 'ubungan antara jenis tempat pembuangan tinja dengan kejadian diare Selain sumber air minum, jenis tempat pembuangan tinja juga merupakan sarana sanitasi yang berkaitan dengan kejadian diare. <enis tempat pembuangan tinja yang tidak saniter akan memperpendek rantai penularan penyakit diare. #erdasarkan 5abel 1 dapat diketahui bah)a jenis pembuangan tinja masih banyak yang menggunakan jamban tidak sehat yaitu sebesar ,222. Dari hasil uji bi4ariat didapatkan nilai p J 1,+2-, (pM0,0 ). Dengan demikian dapat disimpulkan 'o diterima dan 'a ditolak, sehingga tidak terdapat hubungan antara jenis tempat pembuangan tinja dengan kejadian diare di )ilayah pesisir %abupaten ;asuruan.

22

*enurut 9otoatmodjo (200,), syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan adalah tidak mengotori permukaan tanah di sekitarnya, tidak mengotori air permukaan di sekitarnya, tidak mengotori air dalam tanah di sekitarnya, dan kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai sebagai tempat lalat bertelur atau perkembangbiakan 4ektor penyakit lainnya. 9amun pada kenyataannya masyarakat di )ilayah pesisir %abupaten ;asuruan masih banyak yang belum memiliki jamban sehat. *asyarakat masih banyak yang membuang kotoran di sekitar sungai dan di pinggir area pantai. %ondisi ini memperparah terjadinya diare. 'asil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Dubir (2003) tentang 8aktor!8aktor risiko kejadian diare akut pada anak 0!, bulan (#atita) di %abupaten #antul. 'asil penelitian menunjukkan bah)a jenis tempat pembuangan tinja mempengaruhi terjadinya diare akut dengan nilai pQ0,0 , ($0) J 1,2(. 'asil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian &ibo)o, et al (200(), bah)a tempat pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sanitasi akan meningkatkan risiko terjadinya diare berdarah pada anak balita sebesar 2, membuang tinjanya se/ara saniter. ;ada penelitian ini jenis tempat pembuangan tinja dibedakan menjadi jenis jamban sehat dan jenis jamban tidak sehat. <enis jamban tidak sehat yaitu jenis jamban tanpa tangki septik atau jamban /emplung dan rumah yang tidak memiliki jamban sehingga bila buang air besar mereka pergi ke sungai, laut atau ladang . <enis tempat pembuangan tinja tersebut termasuk jenis tempat pembuangan tinja yang tidak saniter. <enis tempat pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat kesehatan, akan berdampak pada banyaknya lalat. Sedangkan jenis jamban sehat yaitu jamban yang memiliki tangki septik atau lebih dikenal dengan jamban leher angsa. *enurut Fntjang (2000), jamban leher angsa (angsa latrine ) merupakan jenis jamban yang memenuhi syarat kesehatan. <amban ini berbentuk leher angsa sehingga akan selalu terisi air, yang ber8ungsi sebagai sumbat sehingga bau dari jamban tidak ter/ium dan men/egah masuknya lalat ke dalam lubang. <amban leher angsa menurut Sukarni (2002), memiliki keuntungan antara lain aman untuk anak dan dapat dibuat di dalam rumah karena tidak menimbulkan bau. kali lipat dibandingkan dengan keluarga yang

2,

#. 'ubungan antara Sosiodemogra8i :aktor dengan %ejadian Diare 1. 'ubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian diare #erdasarkan 5abel 1 dapat diketahui bah)a tingkat pendidikan responden masih banyak yang berpendidikan seang dengan kategori pendidikan SA5; dan SA5A yaitu sebesar , ,122. ;endidikan masyarakat yang rendah menjadikan mereka sulit diberi tahu mengenai pentingnya kebersihan perorangan dan sanitasi lingkungan untuk men/egah terjangkitnya penyakit menular, yang salah satunya diare (Sander, 200 ). *enurut 9otoatmodjo (200,), tingkat pendidikan seseorang dapat meningkatkan pengetahuannya tentang kesehatan. Salah satu 8aktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah tingkat pendidikan. ;endidikan akan memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positi8 yang meningkat. *enurut &idyastuti (200 ), orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi lebih berorientasi pada tindakan pre4enti8, mengetahui lebih banyak tentang masalah kesehatan dan memiliki status kesehatan yang lebih baik. 9amun, pada penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan tingkat pendidikan dengan kejadian diare dengan nilai p J (,+,3. 'asil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sander (200 ), tentang hubungan 8aktor sosio budaya dengan kejadian diare di %e/amatan Sidoarjo. 'asil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan tingkat pendidikan dengan kejadian diare. 'al tersebut menjelaskan bah)a tingkat pendidikan seseorang belum menjamin dimilikinya pengetahuan tentang diare dan pen/egahannya. 5etapi hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Rulisa (2001), yang menunjukkan ada pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap kejadian diare pada balita dengan nilai pJ 0,001. 'al ini dimungkinkan karena karakteristik responden disuatu daerah dengan daerah lain berbeda!beda, sehingga pemahaman terhadap diare dan penanganannya pun juga berbeda. 2. 'ubungan antara pekerjaan dengan kejadian diare ;ekerjaan responden sebagian besar tidak bekerja yaitu sebesar 31,332, dapat dilihat pada 5abel 1. 'asil pengujian menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis

2(

pekerjaan dengan kejadian diare di )ilayah pesisir %abupaten ;asuruan dengan nilai p J 1,-20. 'asil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian ;itono, et al, (2003), yang menunjukkan tidak ada hubungan status pekerjaan dengan lamanya diare yang dialami dengan nilai pM0,0 . ;ada hasil penelitian *ansyah (200 ), juga menunjukkan 8aktor status bekerja atau tidak bekerja tidak memiliki hubungan dengan kejadian diare. 'al ini mungkin disebabkan di )ilayah pesisir banyak yang tidak bekerja sehingga masih memiliki )aktu untuk menjaga kebersihan rumah dan mengatur pola asupan makanan.

BAB *I E"I(PULAN DAN "ARAN #erdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut? 1E 2E ,E (E 5idak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian diare di 5idak ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian diare di )ilayah pesisir Ada hubungan antara sumber air minum dengan kejadian diare di )ilayah 5idak ada hubungan antara tempat pembuangan tinja dengan kejadian diare di )ilayah pesisir %abupaten ;asuruan. %abupaten ;asuruan. pesisir %abupaten ;asuruan. )ilayah pesisir %abupaten ;asuruan. #. Saran 1E #agi instansi terkait (;uskesmas di %abupaten ;asuruan) 'endaknya petugas kesehatan melakukan penyuluhan untuk memoti4asi masyarakat dalam pengadaan dan penggunaan sumber air minum yang terlindungi dan pemakaian jamban yang sehat. Gpaya penyuluhan dari Dinas %esehatan dan ;uskesmas hendaknya dilakukan se/ara terus menerus sampai masyarakat betul mamahami akibat dari pemakaian sumber air yang tidak terlindung, pemakaian lantai yang tidak kedap air dan jamban tidak sehat. 2. #agi masyarakat aE Diharapkan lebih meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, terutama melakukan tindakan pen/egahan terjadinya diare seperti men/u/i tangan sebelum makan dengan sabun. bE *engupayakan jamban yang memenuhi syarat sanitasi antara lain dengan model leher angsa dan memelihara kebersihan tempat pembuangan tinja, serta tidak membiasakan buang air besar di sembarang tempat.
23

23

/E

*engupayakan pembuatan &> umum yang dapat dipakai se/ara

bersama, terutama bagi masyarakat yang belum memiliki jamban.

Anda mungkin juga menyukai