Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK TES KULIT

Pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit kulit dan kelamin ada beberapa macam, diantaranya pemeriksaan laboratorium mikrobiologi, pemeriksaan bio-mulekular, tes kulit, dll. Pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit kulit karena alergi atau penyakit kulit karena reaksi imunologis baik humoral maupun selular disebut tes kulit. Untuk tes yang sifatnya lebih khusus akan dibicarakan bersama-sama dengan penyakitnya saja. Macam-macam tes kulit : - Tes tempel (patch test) - Tes gores (scratch test) - Tes intrakutan - Tes tusuk (prick test)

Tiga macam tes kulit yang pertama tersebut pada prinsipnya sama saja dalam hal kegunaan, namun berbeda dalam hal teknik pelaksanaannya.
Maksud tes kulit 1. 1. Mencari atau membuktikan penyebab dari dermatitis yang timbul, untuk ini tentunya sangat perlu diperhatikan adanya relevansi dengan riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan fisik/ klinisnya. 2. 2. Untuk mengetahui apakah seseorang tahan terhadap bahan yang diujikan, biasanya digunakan sebagai tindakan preventif sebelum pemakaiannya secara lebih luas, misalnya untuk bahan-bahan kosmetik.

Dasar tes Kulit yang peka terhadap suatu bahan, apabila terjadi kontak atau kemasukan suatu bahan tertentu, maka akan dapat terjadi suatu reaksi peradangan kulit yang dapat bersifat lokal maupun general. Reaksi semacam ini merupakan reaksi imunitas selular, tetapi dapat juga karena reaksi imunitas humoral.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk tindakan tes kulit: 1. persiapan penderita: - -menjelang dilakukan tes, penderita tidak boleh mempergunakan preparat kortikosteroid lebih dari 20 mg per hari (tes I sd III) - -tidak sedang menggunakan preparat antihistamin (tes ke IV) -menghindari bahan yang dicurigai sebagai penyebab penyakit

2. keadaan kulit yang akan dilakukan tes: -sehat, bebas dari kelaian kulit apapun -bebas dari rambut yang lebat -bebas dari bahan kosmetik dan salep apapun -letaknya jauh dari lesi kulit yang ada -untuk tes IV , penyakitnya tidak sedang kambuh berat -pada daerah yang akan dilakukan tes harus bebas lesi minimal 1 bulan

Daerah yang di tes biasanya:


a. b. c. d. punggung lengan atas bagian volar lengan bawah bagian volar (terutama tes IV) jika terpaksa boleh ditempat lain

Bahan yang akan diuji : -apabila bersifat padat, maka dapat langsung ditempelkan saja -apabila bersifat cair, dapat diteteskan atau disuntikkan intrakutan Kontrol: Setiap dilakukan tes, harus juga dilakukan tes kontrol negatif dengan bahan non alergenik (untuk I sd III), dan bahan kontrol positif (untuk tes IV). Bahan non alergenik biasanya menggunakan aquadest steril atau vaselin album, sedangkan bahan untuk kontrol positif biasanya menggunakan histamin.

I. PATCH TEST Indikasi: Patch test diindikasikan untuk dermatitis kontak alergi Teknik pelaksanaan: a. Bahan yang dicurigai ditempelkan pada kulit dengan bantuan chamber yang berupa plastik atau kertas hisap, kertas aluminium yang impermeable, dan di plester. b. Untuk bahan cair dapat diteteskan pada kertas hisap terlebih dahulu. c. Penempelan dibiarkan selama 48 jam, baru dibuka untuk dibaca

Pembacaan hasil tes Pembacan hasil tes biasanya dilakukan pada 48 jam, 72 jam dan bisa diperpanjang sampai 92 jam. Penilaiannya adalah :

Bentuk reaksi nilai ------------------------------------------------------------- tidak timbul kelainan - eritem, edem dan papula - eritem, edem, pepula dan vesikel - bula (-) (+) (++) (+++)

Perhatikan pemeriksaan kontrol, kontrol negatif hasilnya harus negatif. Kalau diperlukan pembacan dapat diulang pada hari ke 7 untuk mengetahui ada tidaknya reaksi lambat (delayed reaction)

II. Scratch test: Indikasi: 1. dermatitis atopik; 2. alergi obat atau makanan Teknik pelaksanaan a. dilakukan goresan yang dalam dengan benda yang runcing sedalam perbatasan epidermis dan dermis, atau sampai keluar serum, tapi jangan sampai keluar darah. b. Jumlah goresan tergantung dari banyaknya bahan yang akan diujikan ditambah satu bahan untuk kontrol. c. Jarak goresan satu dengan yang lain sekitar 5 cm dan sejajar. Arah goresan menyilang sumbu panjang. d. pada kulit yang sudah digores selanjutnya diteteskan allergen e. dibiarkan 20 menit selanjutnya dilakukan pembacaan hasil

Pembacaan hasil tes Setelah 20 menit, tetesan segera dihapus dan diperhatikan ada tidaknya tanda-tanda peradangan. Bentuk reaksinya nilai --------------------------------------------------------------------------------- tidak ada reaksi - eritem < 20 mm - eritem > 20 mm - eritem dan urtika - eritem, urtika dan pseudopodia (-) (+) (++) (+++) (++++)

Pada scratch test, kontrol positif harus positif, kontrol negatif harus negatif. Hasil dianggap bermakna jika bernilai (++) atau lebih

III. Tes intra kutan Tes ini dilakukan dengan menyuntikkan bahan yang dicurigai secara intrakutan Indikasi: dermatitis atopik, alergi karena obat, TBC, Lepra, lymphogranuloma inguinale

Teknik pelaksanaan a. kulit daerah tes dibersihkan dengan alcohol b. ekstrakalergen (0,01 cc) disuntikkan secara intrakutan, untuk kontrol disuntikkan larutan garam fisiologis c. tunggu 10-20 menit (untuk penyakit infeksi lebih lama)

Pembacaa hasil tes

Eritema yang timbul urtika yang timbul nilai ------------------------------------------------------------------------------------------- sama dg kontrol - ada, diameter <20 mm - ada, diameter > 20 mm - ada - ada sama dg kontrol ada, diameter > kontrol ada, diameter > kontrol ada, diameter 3 x kontrol ada, dg pseudopodi (-) (+) ++) (+++) (++++)

Hasil dianggap bermakna apabila menunjukkan (++) atau lebih

IV. Prick test (tes tusuk) Tes ini dilakukan untuk mengetahui bahan makanan ataupun hirupan (inhalasi) yang dapat menimbulkan urtikaria, sehingga masuk dalam tes untuk reaksi hipersensitifitas tipe cepat yang dimediasi oleh system imunitas humoral Teknik pelaksaanan mirip dengan tes gores, hanya saja bahan allergen diteteskan selanjutnya ditusuk dengan jarum. Kontrol positif yang digunakan adalah histamin Pembacaan hasil tes sama dengan tes III

Anda mungkin juga menyukai