1 Modul SkillabA-JILID I PEMERIKSAAN SENSORIK, POSISI, KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI Evy Sulistyoningrum LEAR!" #$%E&'!(E pemeriksaan sensorik) posisi) keseimbangan dan koordinasi Ma*asis+a mampu melakukan '!%AUA PUS'AKA Ad anya gangguan pada otak) medulla spinalis) dan sara, tepi dapat menimbulkan gangguan sensorik. "angguan ini tidak tampak seperti *alnya pada gangguan motorik maupun tro,i otot. "angguan sensorik dapat menimbulkan perasaan kesemutan atau baal -parestesi.) kebas atau mati rasa) kurang sensiti, -*ipestesi. dan ada pula yang sangat sensiti, -*iperestesi.. Pemeriksaan sensorik adala* pemeriksaan yang paling sulit di antara pemeriksaan neurologik yang lain karena sangat sub/ekti,. Se*ubungan dengan pemeriksan ,ungsi sensorik maka beberapa *al berikut ini *arus dipa*ami dulu0 1. Kesadaran penderita *arus penu* dan ta/am. Penderita tidak bole* dalam keadaan lela*) kelela*an akan mengakibatkan gangguan per*atian serta memperlambat +aktu reaksi. 1. Prosedur pemeriksan *arus benar2benar dimengerti ole* penderita) karena pemeriksaan ,ungsi sensorik benar2benar memerlukan ker/a sama yang sebaik2baiknya antara pemeriksa dan penderita. Dengan demikian 3ara dan tu/uan pemeriksaan *arus di/elaskan kepada penderita dengan istila* yang muda* dimengerti ole*nya. 4. Kadang2kadang terli*at adanya mani,estasi obyekti, ketika dilakukan pemeriksaan anggota gerak atau bagian tubu* yang dirangsang) misalnya penderita menyeringai) mata berkedip2kedip serta peruba*an sikap tubu*. 5. 6ang dinilai bukan *anya ada atau tidak adanya sensasi tetapi /uga meliputi perbedaan2perbedaan sensasi yang ringan) dengan demikian *arus di3atat gradasi atau tingkat perbedaannya. 7. Keta/aman persepsi dan interpretasi rangsangan berbeda pada setiap individu) pada tiap bagian tubu*) pada individu yang sama tetapi dalam situasi yang berlainan. Dengan demikian dian/urkan untuk melakukan pemeriksaan ulangan pada *ari berikutnya. PEMERIKSAAN FUNGSI SENSORIK DAN POSISI 8. Azas simetris0 pemeriksaan bagian kiri *arus selalu dibandingkan dengan bagian kanan. 9al ini untuk men/amin ke3ermatan pemeriksaan. :. Pemeriksaan ini *arus diker/akan dengan sabar -/angan tergesa2gesa.) menggunakan alat yang sesuai dengan kebutu*an; tu/uan) tanpa menyakiti penderita) dan penderita tidak bole* dalam keadaan tegang. PRINSIP- PRINSIP UMUM 1. Men 3ari de,isit sensibilitas -daera*2daera* dengan sensibilitas yang abnormal) bisa *ipestesi) *iperestesi) *ipalgesia atau *iperalgesia. 1. Men3ari ge/ala2ge/ala lain di tempat gangguan sensibilitas tersebut) misalnya atro,i) kelema*an otot) re,leks menurun;negative) menurut distribusi dermatom. 4. Kelu*an2kelu*an sensorik memiliki kualitas yang sama) baik mengenai t*alamus) spinal) radi< spinalis atau sara, peri,er. %adi untuk membedakannya *arus dengan distribusi ge/ala;kelu*an dan penemuan lain. 5. Lesi sara, peri,er sering disertai berkurang atau *ilangnya keringat) kulit kering) peruba*an pada kuku dan *ilangnya sebagian /aringan di ba+a* kulit. Alat dan Bahan untuk pemeriksaan sensorik meliputi0 $a *an yang dipakai 1. %arum beru/ung ta/am dan tumpul -dapat digunakan /arum pentul atau /arum pada palu re,leks. untuk rasa nyeri super,i3ial. 1. Kuas *alus) kapas) bulu) tissue) atau bila terpaksa dengan u/ung /ari tangan yang disentu*kan ke kulit se3ara *alus sekali untuk rasa raba;taktil. 4. 'abung yang diisi air dingin atau air panas untuk sensasi su*u. Lebi* baik menggunakan tabung dari metal daripada tabung gelas karena gelas merupakan konduktor yang buruk. Untuk sensai dingin menggunakan air bersu*u 721=>& dan sensasi panas diperlukan su*u 5=257>&. su*u kurang dari 7>& dan lebi* dari 57>& dapat menimbulkan rasa nyeri. 5. "arpu tala ber,rekuensi 11? atau 178 9@ untuk sensasi getar. 7. Lain2lain -untuk pemeriksaan ,ungsi sensorik diskriminati,.) seperti0 %angka untuk t+o point ta3tile dis3rimination $enda2benda berbentuk -kun3i) uang logam) botol) dan lain2lain. untuk pemeriksaan stereognosis. Pensil untuk pemeriksaan grap*estesi. 8. Untuk pemeriksaan sensasi gerak dan posisi tidak diperlukan alat k*usus. CARA PEMERIKSAAN SENSORIK DAN POSISI A. Anamnesis a. Apa yang dikelu*kan. Kelu*an dapat berupa0 kesemutan atau baal -parestesi. rangsang yang tidak nyeri dirasakan sebagai nyeri -disestesi;pain,ul parestesi. kurang peka -*ipestesi. terlalu peka -*iperestesi. gangguan keseimbangan dan gait -gaya ber/alan. modalitas sensorik normal tetapi tidak bias mengenal benda pada perabaan tangan -astereognosis. lain2lain kelu*an b. Kapan timbulnya kelu*an. 3. Lokasi kelu*an. Kelu*an positi, sema3am parestesi) disestesi dan nyeri biasanya dapat dilokalisir) tetapi ge/ala2ge/ala negative seperti *ipestesi dan anogsia sulit dilokalisir. d. Si,at kelu*an. Penderita diminta menggambarkan si,at kelu*an. Pada kelu*an nyeri perlu /uga diketa*ui dera/at rasa nyeri yang timbul. e. Ke/adian2ke/adian tertentu yang berkaitan. Apaka* ada ke/adian2ke/adian yang memi3u ter/adinya kelu*an. Misalnya pada 9P) penderita merasakan is3*ialgia pada +aktu mengangkat benda berat) dan nyeri meningkat pada keadaan2 keadaan yang menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial) misalnya batuk) menge/an) bersin.) dan lain2lain. ,. Kelainan neurologis yang menyertai. Dapat berupa kelema*an;gangguan motorik) gangguan ba*asa) ke/ang) gangguan de,ekasi dan miksi) dan gangguan sara, otonom. B! Pemeri"saan #isi" 1. Pemeriksaan modalitas modalitas primer dari sensasi somatik -seperti rasa nyeri) raba) posisi) getar dan su*u. diperiksa lebi* dulu sebelum memeriksa ,ungsi sensorik diskriminati,;kortikal. Pemeriksaan sensasi nyeri super,isial yeri merupakan sensasi yang paling baik untuk menentukan batas gangguan sensorik. Alat yang digunakan adala* /arum beru/ung ta/am dan tumpul. &ara pemeriksan0 a. Mata penderita ditutup b. Pemeriksa terlebi* da*ulu men3oba /arum pada dirinya sendiri. 3. 'ekanan ter*adap kulit penderita seminimal mungkin) /angan sampai menimbulkan perlukaan. d. Rangsangan ter*adap ter*adap kulit dilakukan dengan u/ung run3ing dan u/ung tumpul se3ara bergantian. Penderita diminta menyatakan sensasinya sesuai yang dirasakan. Penderita jangan ditanya0 apaka* anda merasakan ini atau apaka* ini run3ingA e. $andingkan daera* yang abnormal dengan daera* normal yang kontralateral tetapi sama -misalnya0 lengan ba+a* volar kanan dengan kiri. ,. Penderita /uga diminta menyatakan apaka* terdapat perbedaan intensitas keta/aman rangsang di dera* yang berlainan. g. Apabila di3urigai daera* yang sensasinya menurun;meninggi maka rangsangan dimulai dari daera* tadi ke ara* yang normal. Pemeriksaan sensasi nyeri tekan dalam Pemeriksaan dilakukan dengan 3ara menekan tendo A3*illes) ,as3ia antara /ari tangan !( dan ( atau testis. Pemeriksaan sensasi taktil;raba Alat yang dipakai adala* kapas) tissue) bulu) kuas *alus) dan lain2lain. &ara pemeriksaan 0 a. Mata penderita ditutup b. Pemeriksa terlebi* da*ulu men3oba alat pada dirinya sendiri. 3. Stimulasi *arus seringan mungkin) /angan sampai memberikan tekanan ter*adap /aringan subkutan. 'ekanan dapat ditamba* sedikit bila memeriksa telapak tangan atau telapak kaki yang kulitnya lebi* tebal. d. Mulaila* dari daera* yang di3urigai abnormal menu/u daera* yang normal. $andingkan daera* yang abnormal dengan daera* normal yang kontralateral tetapi sama -misalnya0 lengan ba+a* volar kanan dengan kiri. e. Penderita diminta untuk mengatakan ByaC atau BtidakC apabila merasakan adanya rangsang) dan sekaligus /uga diminta untuk menyatakan tempat atau bagian tubu* mana yang dirangsang. Pemeriksaan sensasi getar;vibrasi Alat yang digunakan adala* garpu tala ber,rekuensi 11? atau 178 9@. &ara pemeriksaan0 a. "arpu tala digetarkan dengan memukulkan pada benda padat;keras. b. Kemudian pangkal garpu tala diletakkan pada daera* dengan tulang yang menon/ol seperti ibu /ari kaki) pergelangan tangan) maleolus lateralis;medialis) pro33. spinosus vertebrae) siku) bagian lateral 3lavi3ula) lutut) tibia) sendi2sendi /ari dan lainnya. -"ambar 1. 3. $andingkan antara kanan dan kiri. d. &atat intensitas dan lamanya vibrasi. e. Untuk penentuan lebi* 3ermat) garpu tala kemudian dipinda*kan pada bagian tubu* yang sama pada pemeriksa. Apabila pemeriksa masi* merasakan getaran) berarti rasa getar penderita suda* menurun. "ambar 1 Pemeriksaan sensasi gerak dan posisi 'u/uannya adala* memperole* kesan penderita ter*adap gerakan dan pengenalan ter*adap ara* gerakan) kekuatan) lebar atau luas gerakan -range o, movement. sudut minimal yang penderita suda* mengenali adanya gerakan pasi,) dan kemampuan penderita untuk menentukan posisi /ari dalam ruangan. 'idak diperlukan alat k*usus. &ara pemeriksaan0 a. Mata penderita ditutup. b. Penderita diminta mengangkat kedua lengan di depan penderita meng*adap ke atas. 3. Penderita diminta memperta*ankan posisi tersebut. Pada kelema*an otot satu sisi atau gangguan proprioseptik maka lengan akan turun dan menu/u ke ara* dalam. Modi,ikasi dari tes ini adala* dengan menaik turunkan kedua tangan dan penderita diminta menanyakan tangan mana yang posisinya lebi* tinggi. Kedua tes di atas dapat dikombinasi dengan modi,ikasi tes Romberg. &aranya0 penderita diminta berdiri dengan tumit kanan dan /ari2/ari kaki kiri berada pada satu garis lurus dan kedua lengan ekstensi ke depan. Kemudian penderita diminta menutup matanya. $ila ada gangguan proprioseptik pada kaki maka penderita akan /atu* pada satu sisi. Untuk tes posisi dapat dilakukan dengan 3ara berikut0 a. Penderita dapat duduk atau berbaring) mata penderita ditutup. b. %ari2/ari penderita *arus benar2benar dalam keadaan relaksasi dan terpisa* satu sama lain se*ingga tidak bersentu*an. 3. %ari penderita digerakkan se3ara pasi, ole* pemeriksa) dengan sentu*an seringan mungkin se*ingga tekanan ter*adap /ari2/ari tersebut dapat di*indari) sementara itu /ari yang diperiksa tidak bole* melakukan gerakan akti, seringan apapun. d. Penderita diminta untuk menyatakan apaka* ada peruba*an posisi /ari atau adaka* gerakan pada /arinya. &ara lain adala* dengan menempatkan /ari2/ari sala* satu penderita pada posisi tertentu dan meminta penderita diminta menirukan posisi tersebut pada /ari yang lain. Pemeriksaan sensasi su*u Alat yang dipakai adala* tabung berisi air bersu*u 721=>& untuk sensasi dingin dan air 5=257>& untuk sensasi panas. &ara pemeriksaan0 a. Penderita lebi* baik pada posisi berbaring. Mata penderita ditutup. b. 'abung panas;dingin lebi* da*ulu di3oba ter*adap diri pemeriksa. 3. 'abung ditempelkan pada kulit penderita dan penderita diminta menyatakan apaka* terasa dingin atau panas. 1. Pemeriksan sensorik diskriminati,;kortikal Syarat pemeriksaan ini adala* ,ungsi sensorik primer -raba) posisi. *arus baik dan tidak ada gangguan tingkat kesadaran) kadang2kadang ditamba* dengan syarat *arus mampu memanipulasi ob/ek atau tidak ada kelema*an otot2otot tangan -pada tes barognosis. Ma3am2ma3am gangguan ,ungsi sensorik kortikal0 a. gangguan t+o point ta3tile dis3rimination "angguan ini diperiksa dengan dua rangsangan tumpul pada dua titik di anggota gerak se3ara serempak) bisa memakai /angka atau 3alibrated t+o point est*esiometer. Pada anggota gerak atas biasanya diperiksa pada u/ung /ari. #rang normal bisa membedakan dua rangsangan pada u/ung /ari bila /arak kedua rangsangan tersebut lebi* besar dari 4 mm. Keta/aman menentukan dua rangsangan tersebut sangat bergantung pada bagian tubu* yang diperiksa) yang penting adala* membandingkan kedua sisi tubu*. -"ambar 1. b. gangguan grap*est*esia "ambar 1 Pemeriksaan grap*est*esia dilakukan dengan 3ara menulis beberapa angka pada bagian tubu* yang berbeda2beda dari kulit penderita. Pasien diminta mengenal angka yang digoreskan pada bagian tubu* tersebut sementara mata penderita ditutup. $esar tulisan tergantung luas daera* yang diperiksa. Alat yang digunakan adala* pensil atau /arum tumpul. $andingkan kanan dengan kiri. -"ambar 4. "ambar 4 "ambar 5 3. gangguan stereognosis D astereognosis Diperiksa pada tangan. Pasien menutup mata kemudian diminta mengenal sebua* benda berbentuk yang ditempatkan pada masing2masing tangan dan merasakan dengan /ari2/arinya. Ketidakmampuan mengenal benda dengan rabaan disebut sebagai ta3tile anogsia atau astereognosis. Syarat pemeriksaan) sensasi proprioseptik *arus baik. -"ambar 5. d. gangguan topogra,i;topest*esia D topognosia Kemampuan pasien untuk melokalisasi rangsangan raba pada bagian tubu* tertentu. Syarat pemeriksaan) rasa raba *arus baik. e. gangguan barognosis D abarognosis Membedakan berat antara dua benda) sebaiknya diusa*akan bentuk dan besar bendanya kurang lebi* sama tetapi beratnta berbeda. Syarat pemeriksaan) rasa gerak dan posisi sendi *arus baik. ,. sindroma Anton2$abinsky D anosognosia Anosognosia adala* penolakan atau tidak adanya keasadaran ter*adap bagian tubu* yang lumpu* atau *emiplegia. $ila berat) pasien akan menolak adanya kelumpu*an tersebut dan per3aya ba*+a dia dapat menggerakkan bagian2bagian tubu* yang lupu* tersebut. g. sensory inattention D e<tin3tion p*enomenon Alat yang digunakan adala* kapas) kepala /arum atau u/ung /ari. &ara pemeriksaan adala* dengan merangsang se3ara serentak pada kedua titik di anggota gerak kanan dan kiri yang letaknya setangkup) sementara itu mata ditutup. Mula2mula diraba punggung tangan pasien dan pasien diminta menggenal tempat yang diraba. Kemudian rabala* pada tititk yang satangkup pada sisi tubu* yang berla+anan dan ulangi perinta* yang sama. Setela* itu dilakukan perabaan pada kedua tempat tersebut PEMERIKSAAN KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN dengan tekanan yang sama se3ara serentak. $ila ada e<tin3tion p*enomen maka pasien *anya akan merasakan rangsangan pada sisi tubu* yang se*at sa/a. 4. Pemeriksaan sensorik k*usus 'inelEs sign Umumnya digunakan untuk tes sara, medianus pada sindroma &arpal2'unnel. 'epukan u/ung /ari pada sara, medianus di tenga*2tenga* tero+ongan 3arpal akan menimbulkan disest*esi -rasa parest*esi dan nyeri yang men/alar mulai dari tempat rangsang ke /ari2/ari telun/uk) tenga* dan manis yang mirip aliran listrik.. Perspiration test Prinsip0 adanya keringat akan bereaksi dengan amilum;tepung yang diberi yosium) se*ingga memberikan +arna biru. &ara pemeriksaan 0 a. $agian depan tubu* -le*er ke ba+a*. disapu dengan tepung yang mengandung yodium. b. Kemudian tubu* penderita ditutup dengan sema3am sungkup supaya 3epat berkeringat -bila perlu diberi obat antipiretik.. 3. Setela* 121 /am sungkup dibuka dan di3atat bagian tubu* yang tetap puti* -tidak ada produksi keringat.. 'es ini adala* tes yang obyekti, dan digunakan pada kasus2 kasus paraplegia untuk menentukan batas lesinya. Koordinasi adala* penggunaan normal dari ,aktor2,aktor motorik) sensorik dan sinergik dalam melakukan gerakan. Pusat koordinasi adala* 3erebellum. Gan$$%an "&&rdinasi dibagi men/adi0 1. "angguan eFulibratory 3oordination -memperta*ankan keseimbangan) k*ususnya pada posisi berdiri.) diperiksa dengan0 a! 'es R&m(er$ Penderita diminta berdiri dengan kedua tumit saling merapat. Pertama kali dengan mata terbuka kemudian penderita diminta menutup matanya. Pemeriksa men/aga /angan sampai penderita /atu* tanpa menyentu* penderita. 9asil positi, didapatkan apabila penderita /atu* pada satu sisi. (! 'es tandem )al"in$ Penderita diminta ber/aln pada satu garis lurus di atas lantai) dengan 3ara menempatkan satu tumit langsung di depan u/ung /ari kaki yang berla+anan) baik dengan mata terbuka atau tertutup. -"ambar 7. "ambar 7 "ambar 8 *! "angguan non eFuilibratory 3oordination -pergerakan yang disenga/a dari anggota gerak) terutama gerakan *alus.) diperiksa dengan0 a. Ginger2to2nose test. $isa dilakukan dengan posisi pasien berbaring) duduk atau berdiri. Dengan posisi abduksi dan ektensi se3ara komplit) mintala* pada pasien untuk menyentu* u/ung *idungnya sendiri dengan u/ung /ari telun/uknya. Mula2mula dengan gerakan perla*an kemudian dengan gerakan 3epat) baik dengan mata terbuka dan tertutup. b. ose2,inger2nose2test Serupa dengan ,inger to nose test) tetapi setela* menyentu* *idungnya) pasien diminta menyentu* u/ung /ari pemeriksa dan kembali menyentu* u/ung *idungnya. %ari pemeriksa dapat diuba*2uba* baik dalam /arak maupun bidang gerakan. -"ambar 8. 3. Ginger2to2,inger test Penderita diminta mengabduksikan lengan pada bidang *ori@ontal dan diminta untuk menggerakkan kedua u/ung /ari telun/uknya saling bertemu tepat ditenga*2tenga* bidang *ori@ontal tersebut. Pertama dengan gerakan perla*an kemudian dengan gerakan 3epat) dengan mata ditutup dan dibuka. d. Diadokokinesis Penderita diminta untuk menggerakan kedua tangannya bergantian pronasi dan supinasi dengan posisi siku diam) mintala* gerakan tersebut se3epat mungkin dengan mata terbuka atau mata tertutup. Diadokokinesis pada lid* dapat diker/akan dengan meminta penderita men/ulurkan dan menarik lida* atau menggerakkan ke sisi kanan dan kiri se3epat mungkin. -"ambar :. 'apping test merupakan variasi test diadokokinesis) dilakukan dengan menepuk pinggiran me/a;pa*a dengan telapak tangan se3ara berselingan bagian volar dan dorsal tangan dengan 3epat atau dengan tepukan 3epat /ari2/ari tangan ke /empol. -"ambar ?. "ambar : "ambar ? e. 9eel2to2knee2to2toe test Penderita diminta untuk menggerakkan tumit kakinya ke lutut kontralateral) kemudian diteruskan dengan mendorong tumit tersebut lurus ke /ari2/ari kakinya. -"ambar H. (ariasi dari test ini adala* toe2,inger test) yaitu penderita diminta untuk menun/uk /ari penderita dengan /ari2/ari kakinya atau dengan 3ara membuat lingkaran di udara dengan kakinya. -"ambar 1=. "ambar H "ambar 1= ,. Rebound test Penderita diminta adduksi pada ba*u) ,leksi pada siku dan supinasi lengan ba+a*) siku di,iksasi;diletakkan pada me/a periksa;alas lain) kemudian pemeriksa menarik lengan ba+a* tersebut dan penderita diminta mena*annya) kemudian dengan mendadak pemeriksa melepaskan tarikan tersebut tetapi sebelumnya lengan lain *arus men/aga muka dan badan pemeriksa supaya tidak terpukul ole* lengan penderita sendiri bila ada lesi 3erebellum. 14 Modul SkillabA-JILID I N& As+e" ,an$ dinilai Nilai - . * 1 Memberi salam dan memperkenalkan diri 1 Melakukan anamnesis seperlunya 4 Men/elaskan prosedur dan tu/uan pemeriksaan 5 Memili* dengan benar alat yang akan dipergunakan 7 Meminta penderita untuk relaks dan meme/amkan mata 8 Men3oba alat pada dirinya sendiri : Meminta penderita mengatakan ByaC atau BtidakC apabila merasakan adanya rangsang ? Meminta penderita menyebutkan tempat yang dirangsang H Memberikan rangsang pada penderita pada daera* yang di3urigai abnormal menu/u ke daera* normal 1= Membandingkan daera* yang diperiksa pada tempat setangkup kontralateral. DAG'AR PUS'AKA 1. Duss P) Diagnosis 'opik eurologi. Edisi 1. %akarta0 Penerbit $uku Kepokteran E"&I 1HH8. 1. %u+ono ') Pemeriksaan Klinik eurologik dalam Praktek. %akarta0 Penerbit $uku kedokteran E"&I 1H?:. 4. Laboratorium Ketrampilan Medik GK U"M. Skills Lab Semester 1 'a*un kademik 1HH?21HHH. 6ogyakarta0 Gakultas Kedokteran U"M. 1HHH 5. Sid*arta P. Pemeriksaan eurologis Dasar. P'. Dian Rakyat . 1HHH 7. Jeiner 9 dan Levitt L. $uku Saku eurologi. Edisi 7. %akarta0 Penerbit $uku Kedokteran E"&I 1==1 Penilaian Keteram+ilan F%n$si Sens&ri", P&sisi, Keseim(an$an dan K&&rdinasi Nama NIM A! Pemeri"saan Sensasi 'a"til N& As+e" ,an$ dinilai Nilai - . * 1 Memberi salam dan memperkenalkan diri 1 MElakukan anamnesis seperlunya 4 Men/elaskan prosedur dan tu/uan pemeriksaan 5 Meminta penderita untuk duduk atau berdiri 7 Meminta penderita meme/amkan mata 8 Meminta penderita untuk mengistira*atkan /ari2/ari tangannya dan memisa*kan stu sama lain. 11 Melaporkan *asil pemeriksaan B! Pemeri"saan Sensasi N,eri S%+er#isial N& As+e" ,an$ dinilai Nilai - . * 1 Memberi salam dan memperkenalkan diri 1 Melakukan anamnesis seperlunya 4 Men/elaskan prosedur dan tu/uan pemeriksaan 5 Memili* dengan benar alat yang akan dipergunakan 7 Meminta penderita untuk relaks dan meme/amkan mata 8 Men3oba alat pada dirinya sendiri : Meminta penderita untuk menyebutkan apakan rangsangnya ta/am atau tumpul. ? Menanyakan apaka* ada perbedaan intensitas keta/aman rangsangan. H Memberikan rangsang seminimal mungkin tanpa menimbulkan luka;perdara*an pada penderita pada daera* yang di3urigai abnormal menu/u ke daera* normal. 1= Melakukan rangsangan dengan u/ung ta/am dan tumpul se3ara bergantian 11 Membandingkan daera* yang diperiksa pada tempat setangkup kontralateral. 11 Melaporkan *asil pemeriksaan C! Pemeri"saan P&sisi N& As+e" ,an$ dinilai Nilai - . * 1 Memberi salam dan memperkenalkan diri 1 Melakukan anamnesis seperlunya 4 Men/elaskan prosedur dan tu/uan pemeriksaan 'es R&m(er$ 5 Meminta penderita untuk berdiri dengan kedua tumit saling merapat 7 Meminta penderita melakukan *al tersebut pada mata terbuka kemudian mata tertutup. 8 Melaporkan *asil pemeriksaan. 'es 'andem /al"in$ : Meminta penderita ber/alan pada satu garis lurus di lantai) dengan menempatkan satu tumit langsung di depan u/ung /ari kaki yang berla+anan. ? Meminta penderita melakukan *al tersebut pada mata terbuka dan mata tertutup. H Melaporkan *asil pemeriksaan Fin$er-t&-n&se test 1= Meminta penderita menyentu* u/ung *idungnya dengan u/ung /ari telun/uknya dengan gerakan abduksi dan ekstensi lengan se3ara komplit. 11 Meminta penderita melakukan mula2mula dengan perla*an kemudian 3epat. 11 Meminta penderita melakukan *al tersebut dengan mata terbuka dan mata tertutup. 14 Melaporkan *asil pemeriksaan N&se-#in$er-n&se test 15 Meminta penderita menyentu* u/ung *idungnya dengan u/ung /ari telun/uknya : Menggerakkan /ari penderita se3ara pasi, dengan sentu*an seringan mungkin. ? Meminta penderita menyatakan adaka* peruba*an posisi atau adaka* gerakan pada /arinya. H Melaporkan *asil pemeriksaan D! Pemeri"saan Keseim(an$an dan K&&rdinasi 18 Modul SkillabA-JILID I dengan gerakan abduksi dan ekstensi lengan se3ara komplit kemudian menyentu* u/ung /ari pemeriksa dan kembali menyentu* u/ung *idungnya 17 Meminta penderita melakukan mula2mula dengan perla*an kemudian 3epat. 18 Meminta penderita melakukan *al tersebut dengan mata terbuka dan mata tertutup. 1: Menguba*2uba* /ari pemeriksa baik dalam /arak maupun bidang gerakan 1? Melaporkan *asil pemeriksaan Fin$er-t&-#in$er test 1H Meminta penderita mengabduksikan lengan pada bidang *ori@ontal dan diminta untuk menggerakkan kedua u/ung /ari telun/uknya saling bertemu tepat ditenga*2tenga* bidang *ori@ontal tersebut. 1= Meminta penderita melakukan mula2mula dengan perla*an kemudian 3epat. 11 Meminta penderita melakukan *al tersebut dengan mata terbuka dan mata tertutup. 11 Melaporkan *asil pemeriksaan Diad&"&"inesis 14 Penderita diminta untuk menggerakan kedua tangannya bergantian pronasi dan supinasi dengan posisi siku diam. 15 Meminta penderita melakukan gerakan tersebut se3epat mungkin. 17 Meminta penderita melakukan *al tersebut dengan mata terbuka dan mata tertutup. 18 Melaporkan *asil pemeriksaan 0eel-t&-"nee-t&-t&e test 1: Meminta penderita untuk menggerakkan tumit kakinya ke lutut kontralateral) kemudian diteruskan dengan mendorong tumit tersebut lurus ke /ari2/ari kakinya. 1? Melaporkan *asil pemeriksaan Re(&%nd test 1H Penderita diminta adduksi pada ba*u) ,leksi pada siku dan supinasi lengan ba+a*) siku di,iksasi;diletakkan pada me/a periksa;alas lain. 1: Modul SkillabA-JILID I 4= Menarik lengan ba+a* penderita dan penderita diminta mena*annya 41 Dengan mendadak melepaskan tarikan tersebut 41 Sebelumnya lengan lain *arus men/aga muka dan badan pemeriksa supaya tidak terpukul ole* lengan penderita sendiri 44 Melaporkan *asil pemeriksaan Keterangan0 Pur+okerto) 1==7 = 0 tidak dilakukan sama sekali Pengu/i 1 0 dilakukan tetapi tidak sempurna 1 0 dilakukan dengan sempurna ilai batas lulus0 :7 K LLLLLLLLLLL