Anda di halaman 1dari 6

Haiyan Hilang, Badai Zoraida Datang

TEMPO.CO Rab, 13 Nov 2013TEMPO.CO,

Manila Belum selesai Filipina berbenah dari amukan badai Haiyan, kini badai tropis baru kembali datang. Lembaga Cuaca Nasional PAGASA menyebutkan, badai Zoraida yang mulai bertiup pada Selasa kemarin menyebabkan sejumlah wilayah Filipina dilanda hujan. Untungnya, kepada CNN, PAGASA mengatakan, Zoraida bukan badai yang kuat. Zoraida hanya akan menimbulkan hujan dengan intensitas yang cukup tinggi. Sebelumnya, Zoraida sempat menerjang wilayah di sekitar San Fransisco. Diperkirakan curah hujan tertinggi akan menerjang wilayah Semenanjung Zamboanga, Mindanao Utara, serta Visayas Timur dan Tengah. Curah hujan diperkirakan akan terus berlanjut selama 6-12 jam ke depan. Meski tidak terlalu kuat, Zoraida bisa menyulitkan proses evakuasi terhadap korban bencana topan Haiyan. Dengan intensitas hujan yang masih tinggi, tim penyelamat akan semakin sulit menjangkau lokasi-lokasi terpencil. Selain itu, pesawat militer yang membawa bantuan juga harus lebih waspada selama di udara.

Badai Monster Haiyan vs Tsunami Aceh 2004, Mana Lebih Merusak?


Live Science membandingkan Haiyan dan tsunami. Mana paling merusak?
ddd

Kamis, 14 November 2013, 11:37

VIVAnews - Super Typhoon Haiyan meluluhlantakkan Filipina Tengah, Jumat 8 November lalu. Topan monster yang disebut juga 'Yolanda' itu mempengaruhi hidup banyak orang di sana, khususnya Kota Tacloban. Siklon tropis itu mengirim angin yang bertiup dengan kecepatan 305 km/jam ke daratan. Dikutip dari laman Live Science, badai ini merupakan salah satu dari lima badai terdahsyat dalam 50 tahun terakhir. Meskipun, kata pakar badai Universitas Miami Brian McNoldy, kekuatan badai bisa bervariasi. Sementara itu peneliti di University Corporation for Atmospheric Research, Jeff Weber menempatkan badai Haiyan di posisi ketiga sebagai badai terkuat. Hal ini berdasarkan pada kecepatan angin saat mencapai daratan. Beberapa pakar juga membandingkan kehancuran dan kekacauan yang dihasilkan Haiyan dengan bencana tsunami 2004 di Samudera Hindia tahun 2004. Bencana tsunami tanggal 26 Desembet itu dipicu gempa berkekuatan 9,1 Skala Richter yang menggoyang barat Sumatera, beberapa menit sebelumnya.

Sebastian Rhodes Stampa, kepala tim penilai bencana dari Perserikatan BangsaBangsa (PBB) sempat mengunjungi lokasi bencana di Filipina, sehari setelah topan Haiyan. Dia menilai, terakhir kali melihat kehancuran dengan skala yang sama adalah bencana akibat tsunami. "Kehancuran ini tergolong skala besar. Mobil-mobil terlempar," kata dia. Sekilas, kata McNoldy, bencana Haiyan dan tsunami tampak sama bagi orang awam. Sebab, saat Haiyan menerjang Filipina, air pun cepat naik dan menggenangi beberapa wilayah. Namun, ada perbedaan mendasar, Haiyan dilengkapi dengan tiupan angin yang kencang dan merusak. "Sedangkan tsunami hanya air," jelasnya kepada Live Science. Berikut ini beberapa perbandingan Hiyan dan tsunami 2004: Korban tewas * Tsunami: Jumlah korban jiwa dalam bencana gempa dan tsunami mencapai 230.000 orang. Selain itu, sebanyak 1,7 juta orang terpaksa mengungsi di 14 negara di Asia Tenggara dan Selatan serta Afrika bagian timur. data ini berdasarkan US Geological Survey (USGS). * Topan Haiyan: Pejabat setempat memperkirakan korban tewas sekitar 10 ribu orang. PBB memperkirakan jumlah ini masih bertambah seiring tim evakuasi bisa mencapai daerah-daerah yang terkena dampak topan ini. PBB juga mencatat, bencana ini membuat 660.000 orang mengungsi. Ketinggian gelombang * Tsunami: Gempa bumi 9,1 SR itu sebetulnya hanya menimbulkan gelombang kecil di lautan lepas. Namun, gelombang ini makin besar saat 'berjalan' dan mendorong air dengan massa yang begitu besar ke arah daratan. Air ini kemudian menyapu apapun yang ada di depannya. Di beberapa daerah, ketinggian air saat mencapai daratan sekitar 30 meter di atas permukaan laut, menurut USGS. Salah satu daerah yang paling parah terkena dampaknya adalah Indonesia, khususnya Aceh. *Topan Haiyan: Gelombang badai, nama untuk dinding air yang terdorong angin topan ke daratan, tidak menyebabkan genangan seperti tsunami 2004. Namun, lonjakan air akibat Haiyan ini cukup mematikan. Di beberapa wilayah dilaporkan air dilaporkan mencapai 6 meter. Peringatan dini *Tsunami: Sebagian besar orang yang terkena dampak tsunami tidak mendapatkan peringatan dini. Para pakar di Pacific Tsunami Warning Center, Honolulu bahkan

tidak langsung mengetahui bahwa gempa bumi di Sumatera itu menimbulkan gelombang air raksasa. Mereka baru tahu saat tsunami sudah sampai di Sri Lanka. *Topan Haiyan: Otoritas Filipina sudah memperingati warganya soal bencana Haiyan, beberapa hari sebelumnya. Sekitar 800.000 orang kemudian dipindahkan ke tempat penampungan. Namun, pejabat Filipina tidak menduga dan bersiap untuk menerima gelombang badai setinggi 6 meter, demikian dikatakan pakar meteorologi Weather.com, Nick Wiltgen. Menurut laporan berita, air dari gelombang badai itu sampai menggenangi tempat penampungan. Dampak ekonomi *Tsunami menyebabkan kerugian lebih dari US$10 miliar. Ini berdasarkan beberapa perkiraan. *Analisis senior Bloomberg Industries, Jonathan Adams memperkirakan kerugian akibat badai Haiyan mencapai US$14 miliar. Cakupan wilayah *Tsunami: Ada 14 negara yang terkena dampak tsunami 2004. Membentang dari Australia hingga Kenya. *Topan Haiyan: Badai ini terutama melanda Filipina bagian tengah. (eh)

(foto: Aceh setelah dilanda tsunami 26 Desember 2004)

Bantuan untuk Korban Topan Haiyan Mulai Berdatangan


Warga sempat menjarah toko untuk bertahan hidup.
ddd

Minggu, 17 November 2013, 15:18Ita Lismawati F. Malau, Santi Dewi

Kota yang terkena dampak topan Haiyan(REUTERS/Erik De Castro)

VIVAnews - Warga Filipina yang menjadi korban Topan Haiyan, khususnya di kota Guiuan bisa bernafas lega. Karena bantuan kemanusiaan yang selama ini mereka nantikan akhirnya datang. Pesawat militer Filipina C-130, pesawat militer Amerika Serikat, dan beberapa pesawat pribadi secara bergantian mendarat di Bandara Guiuan pada Sabtu, 16 November 2013 untuk mendistribusikan bantuan dan menjemput warga. Harian Inquirer melaporkan, warga sengaja dijemput untuk dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Menurut Wali Kota Guiuan, Christopher Gonzales, bantuan sebenarnya sudah berdatangan sejak Jumat lalu. "Guiuan telah menjadi kota penghubung untuk mendistribusikan bantuan ke kota di sekitarnya," kata Gonzales. Selama tak menerima bantuan, warga kota Guiuan harus bertahan hidup dengan mencari makanan atau air. Untuk bertahan hidup, warga sempat menjarah toko-toko demi mencari makanan, minuman, dan obat. Pasalnya, bantuan dari Pemerintah Pusat baru dikirim empat hari setelah Filipina bagian tengah diterjang topan dahsyat itu. Menurut seorang pejabat berwenang, sekitar 120 orang personel tambahan dari Kepolisian Nasional Filipina tiba di kota Guiuan, Selasa pekan lalu, untuk mengamankan area tersebut. Kendati bantuan lama diterima warga Guiuan, Gonzales tidak menyalahkan Pemerintah Pusat. "Kami

memahami, tidak hanya Guiuan saja lokasi yang terkena amukan topan. Tidak ada satu pun orang yang disalahkan. Yang terpenting saat ini, bantuan dari pihak luar sudah kami rasakan," ujar Gonzales. Selain itu, lanjut Gonzales, Pemerintah Kota pun terkendala bahan bakar yang minim untuk mengantarkan bantuan yang telah menumpuk di bandara kepada warga. "Kami kehabisan bahan bakar bensin. Apa manfaatnya bantuan tersebut, apabila kami tidak dapat mendistribusikannya kepada kepala keluarga yang membutuhkan?" tanya Gonzales. Berbagai bantuan Salah satu bantuan yang telah tiba diberikan oleh organisasi Dokter Tanpa Batas (MSF). Dalam siaran pers yang diterimaVIVAnews, perwakilan MSF menyebut timnya sudah tiba di beberapa lokasi terpencil, termasuk Guiuan. Mereka datang dengan tim lengkap dan mulai memberikan layanan medis kepada sebanyak mungkin penduduk yang membutuhkan. Perwakilan MSF mengaku sulit untuk menjangkau Guiuan. Mereka menggunakan pesawat dan menemukan situasi di kota itu masih sangat suram. Di saat yang bersamaan, pada Sabtu kemarin, sekitar 200 warga berdiri di luar Bandara Guiuan agar bisa diangkut menuju Manila. Peristiwa serupa juga terjadi di kota Tacloban. Ribuan pengungsi berharap dapat segera masuk ke dalam pesawat. Bahkan, antrean mengular pada malam hari dan dalam situasi hujan walau jumlahnya tidak sebanyak pagi hari. Hal ini lantaran pesawat tetap beroperasi di malam hari, sehingga distribusi bantuan tetap berjalan efisien. "Kami ingin tetap hidup dan harus bertahan," ujar salah seorang pengungsi bernama Mylene Kakatimbang. Tentara militer Filipina pun terpaksa ikut basah terguyur hujan demi memberikan makanan bagi warga yang mengantre di bandara. Sementara itu, kapal induk AS, USS George Washington, mulai tiba di Filipina, Kamis lalu. Mereka tiba dengan membawa lima ribu kru dan lebih dari 80 pesawat. Para pelaut AS mengaku telah membawa makanan dan air ke daratan kota Tacloban dan Guiuan. Hingga hari ini, total korban tewas akibat Topan Yolanda terus bertambah dan angkanya mencapai 3.681 orang. Informasi itu diperoleh dari Dewan Pengelolaan dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC) pada Minggu, 17 November 2013. Juru Bicara NDRRMC, Reynaldo Balido Jr, menginformasikan selain korban tewas, juga terdapat 12.544 orang yang terluka dan 1.186 warga yang dilaporkan masih hilang. (one)

Anda mungkin juga menyukai