Anda di halaman 1dari 61

Trauma Mata

Saiful Basri
Trauma Mata
Trauma mata : tindakan sengaja maupun tidak
disengaja yang menimbulkan perlukaan mata
kasus gawat darurat mata
Trauma Mata : Trauma Mata :
Trauma Tajam
Trauma Tumpul
Trauma Kimia
2
Mata merupakan bagian yang sangat peka.
Meskipun mata telah mendapat perlindungan
dari tulang orbita, bantalan lemak retrobulbar,
3
dari tulang orbita, bantalan lemak retrobulbar,
kelopak mata dengan bulu matanya, juga
dengan telah dibuatnya macam-macamalat
untuk melindungi mata, tetapi frekuensi
kecelakaan masih sangat tinggi.
Trauma tajam okuli adalah tindakan sengaja
maupun tidak yang menimbulkan perlukaan
mata, dimana mata ditembus oleh benda
tajam atau benda dengan kecepatan tinggi
4
tajam atau benda dengan kecepatan tinggi
yang mempenetrasi kornea dan sklera.
Kejadian trauma okular Lk 3-5 x > Pr
Hasil studi United States Eye Injury Register
(USEIR) di AS : dominan Lk umur 29 th
5
(USEIR) di AS : dominan Lk umur 29 th
(trauma tajam okuli)
Studi epidemiologi internasional: dominan Lk
25-30 th ( trauma tajam okuli )
permainan
Olahraga
6
Kecelakaan Kerja
7
Berkelahi
8
kerusakan akibat benda asing ditentukan oleh
energi kinetik yang dimiliki. Contohnya pada
peluru pistol angin yang besar dan memiliki
kecepatan yang tidak terlalu besar memiliki energi
kinetik yang tinggi dan menyebabkan kerusakan
mata yang cukup parah. Kontras dengan pecahan
9
mata yang cukup parah. Kontras dengan pecahan
benda tajam yang memiliki massa yang kecil
dengan kecepatan tinggi akan menimbulkan
laserasi dengan batas yang jelas dan beratnya
kerusakan lebih ringan dibandingkan kerusakan
akibat peluru pistol angin.
Terlihat tanda-tanda bola mata
tembus, seperti tajam
penglihatan yang menurun,
laserasi kornea, bentuk dan letak
pupil yang berubah, terlihat
Trauma
tembus
10
pupil yang berubah, terlihat
ruptur pada kornea atau sklera,
tembus
Tampak gambaran prolaps iris
11
Palpebra
12
Saluran Lakrimalis
Dapat merusak sistem pengaliran air mata dari
pungtum lakrimalis sampai ke rongga hidung.
13
pungtum lakrimalis sampai ke rongga hidung.
Kongjungtiva
14
Kornea
Bila luka tembus mengenai kornea dapat
menyebabkan gangguan fungsi penglihatan
karena fungsi kornea sebagai media refraksi.
15
karena fungsi kornea sebagai media refraksi.
Sklera
Bila ada luka tembus pada sklera dapat
menyebabkan penurunan tekanan bola mata
dan kamera okuli jadi dangkal, luka sklera yang
16
dan kamera okuli jadi dangkal, luka sklera yang
lebar dapat disertai prolap jaringan bola mata,
bisa juga menyebabkan infeksi dari bagian
dalambola mata
Corpus siliar
Luka pada corpus siliar mempunyai prognosis
yang buruk, karena kemungkinan besar dapat
menimbulkan endoftalmitis, panoftalmitis
17
menimbulkan endoftalmitis, panoftalmitis
yang berakhir dengan ptisis bulbi pada mata
yang terkena trauma.
Lensa
mengganggu daya fokus sinar pada
retina sehingga menurunkan daya
refraksi, penglihatan menurun karena
daya akomodasi tidak adekuat
18
daya akomodasi tidak adekuat
Orbita
Luka tajam yang mengenai orbita dapat
merusak bola mata, merusak saraf optik
menyebabkan kebutaan atau merobek otot
19
menyebabkan kebutaan atau merobek otot
luar mata sehingga menimbulkan paralisis dari
otot dan diplopia
Retina
Dapat menyebabkan perdarahan retina yang
dapat menumpuk pada rongga badan kaca, hal
ini dapat muncul fotopsia dan ada benda
melayang dalam badan kaca
20
melayang dalam badan kaca
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
21
Pemeriksaan penunjang
1. Penatalaksanaan sebelum tiba di RS:
Mata tidak boleh dibebat dengan tekanan
dan diberikan perlindungan tanpa kontak
Tidak boleh dilakukan manipulasi yang
22
Tidak boleh dilakukan manipulasi yang
berlebihan dan penekanan bola mata
Benda asing tidak boleh dikeluarkan tanpa
pemeriksaan lanjutan
Sebaiknya pasien di puasakan untuk
mengantisipasi tindakan operasi.
2. Penatalaksanaan di RS:
Pemberian antibiotik spektrum luas
Pemberian obat sedasi, antiemetik, dan
analgetik sesuai indikasi
Pemberian toksoid tetanus sesuai indikasi
23
Pemberian toksoid tetanus sesuai indikasi
Pengangkatan benda asing di kornea,
konjungtiva atau intraokuler (bila mata intak)
Tindakan pembedahan /penjahitan sesuai
dengan kausa dan jenis cedera.
Laserasi kornea nylon 10-0 .
Robekan konjungtiva > 5 mm 6-0 silk
Iris atau korpus siliaris yang mengalami
inkarserasi dan terpajan < 24 jam
dimasukkan, > 24 jam& jaringan mengalami
iskemia dan kerusakan berat dieksisi
setinggi bibir luka.
24
setinggi bibir luka.
Sisa-sisa lensa dan darah dikeluarkan dengan
aspirasi dan irigasi mekanis atau vitrektomi.
Reformasi kamera anterior dapat dicapai
dengan cairan intraokuler fisiologis, udara atau
viskoelastik.
Luka sklera ditutup dengan jahitan 8-0
atau 9-0 interupted yang tidak dapat diserap.
Bila ada luka kornea yang besar kemungkinan
memerlukan tindakan keratoplasti
25
memerlukan tindakan keratoplasti
Enukleasi dan eviserasi primer hanya boleh
dipikirkan bila bola mata mengalami kerusakan
total.
Oftalmia
Simpatika
Ablasio
Retina
26
Panendofta
lmitis
Endoftalmitis
Luka yang mengarah ke posteroir
kemungkinan prognosanya BURUK
27
Luka yang mengarah ke anterior
kemungkinan prognosanya BAIK.
Diperlukan perlindungan pekerja untuk
menghindari terjadinya trauma tajam.
Awasi anak yang sedang bermain yang
mungkin berbahaya bagi matanya.
28
mungkin berbahaya bagi matanya.
Memakai Kaca mata khusus
Trauma Tumpul
Trauma tumpul okuli adalah cedera yang
disebabkan oleh benda tumpul seperti pukulan,
bola tennis dll,yang terjadi pada mata, saraf mata,
dan rongga orbita.
29
dan rongga orbita.
Trauma tumpul dapat ditemukan pada keadaan-
keadaan pukulan langsung pada bola mata
Trauma tumpul pada bola mata dapat ditemukan
di jalanan, di perkebunan dan kawasan industri
Etiologi
Etiologi trauma tumpul okuli dapat terjadi
pada keadaan yg paling sering menyebabkan
trauma mata adalah kecelakaan di rumah,
kekerasan,cedera akibat olahraga dan
kecelakaan lalu lintas
30
kecelakaan lalu lintas
Secara epidemilogi, prevalensi terjadinya
trauma tumpul ini lebih banyak pada laki-laki
dari pada perempuan dan terutama pada usia
muda.
Klasifikasi
Trauma tumpul dibedakan menjadi dua jenis:
Kontusio yaitu kerusakan yang disebabkan kontak
langsung oleh benda dari luar terhadap bola
mata, tanpa menyebabkan robekan pada dinding
31
mata, tanpa menyebabkan robekan pada dinding
bola mata
Konkusio yaitu bila kerusakan terjadi secara tidak
langsung. trauma terjadi pada jaringan disekitar
mata,kemudian getarannya sampai ke bola mata
Patofisiologi
Trauma yg mengenai mata menimbulkan
kekuatan hidraulis yg menyebabkan hifema
dan iridodialisis serta merobek lapisan otot
sfingter sehingga pupil menjadi ovoid dan non
reaktif. Tenaga yang timbul dari trauma
32
reaktif. Tenaga yang timbul dari trauma
diperkirakan terus ke dalam bola mata melalui
sumbu anterior posterior sehingga
menyebabkan kompresi ke posterior serta
menegangkan bola mata ke lateral sesuai dgn
garis ekuator .
Kelainan-kelainan yg dpt di timbulkan oleh
trauma tumpul berupa: hifema, subluksasio
lentis, katarak traumatika, pendarahan pada
korpus vitreus, ruptur kornea, ruptur koroid
33
korpus vitreus, ruptur kornea, ruptur koroid
Hifema
34
Faktor-faktor penyebab
Trauma tumpul dapat diakibatkan benda keras
baik lansung atau tidak langsung, dimana
benda keras tersebut dapat mengenai secara
keras atau lambat seperti : Batu, besi, sepatu,
35
keras atau lambat seperti : Batu, besi, sepatu,
tinju, lantai, bola, jalan, dll.
Tanda dan gejala
Mata merah
Rasa sakit
Mual dan muntah karna peningkatan tekanan
intra okuler
36
intra okuler
Penglihatan kabur
Penurunan visus
Infeksi konjungtiva
Pemeriksaan fisik
Menilai tajam penglihatan, bila parah diperiksa
proyeksi cahaya
Pemeriksaan permukaan kornea: benda asing
luka dan abrasi
Inspeksi konjungtiva: pendarahan/tidak
37
Inspeksi konjungtiva: pendarahan/tidak
Kamera okuli anterior: kedalaman kejernihan
dan pendarahan
Pupil: bentuk dan reaksi terhadap cahaya
Oftalmoskop: menilai lensa corpus vitreus,
diskus optikus dan retina
Penatalaksanaan
Bila di curigai adanya cedera bola mata,
manipulasi mata harus dihindari sampai saat
pembedahan atau operasi
Dipasang balutan ringan dgn balutan bilatral
untuk menjaga dan meminimalkan gerakan bola
38
untuk menjaga dan meminimalkan gerakan bola
mata
Pemberian antibiotik, antiemetik, dan anti tetanus
toksoid sesuai kebutuhan
Laserasi pada kelopak mata dapat dijahit, diberi
salep antibiotik dan di balut
Trauma Kimia
Trauma kimia mata : trauma yang mengenai
bola mata akibat terpaparnya bahan kimia
baik yang bersifat asam atau basa yang dapat
merusak struktur bola mata
39
merusak struktur bola mata
Trauma kimia :
Trauma asam
Trauma basa/alkali
Epidemiologi
Pria 3 sampai 5 kali lebih banyak daripada
wanita, dengan umur rata-rata 31 tahun
Rasio frekuensi bervariasi
trauma asam:basa = 1:1 sampai 1:4
40
trauma asam:basa = 1:1 sampai 1:4
80% dari trauma kimiawi disebabkan oleh
pajanan karena pekerjaan
Etiologi
Contoh bahan kimia bersifat asam : asam
sulfat, air accu, asam sulfit, asam klorida, zat
pemutih, asam asetat, asam nitrat, asam
kromat, asam hidroflorida, dan lain
sebagainya
41
sebagainya
Contoh bahan kimia bersifat basa : amoniak,
freon/bahan pendingin lemari es, sabun,
shampo, kapur gamping, semen, tiner, lem,
kaustik soda, cairan pembersih dalam rumah
tangga
Trauma Asam
Asam dipisahkan dalam dua mekanisme: ion
hidrogen dan anion dalam kornea
Ion hidrogen : merusak permukaan okular
dengan mengubah pH
42
dengan mengubah pH
Anion : merusak dengan cara koagulasi
protein
kerusakannya cenderung terlokalisir
Bahan asam tidak menyebabkan hilangnya
bahan proteoglikan di kornea
Bahan kimia asam

Asam cenderung berikatan dengan protein

Menyebabkan koagulasi protein plasma

43

Koagulasi protein ini, sebagai barrier yang membatasi


penetrasi dan kerusakan lebih lanjut

Luka hanya terbatas pada permukaan luar saja.


Trauma pada Mata Akibat Bahan Kimia
Asam
44
Trauma Basa
bahan-bahan basa memiliki dua sifat yaitu
hidrofilik dan lipolifik
dapat secara cepat untuk penetrasi sel
membran dan masuk ke bilik mata depan,
bahkan sampai retina
45
bahkan sampai retina
trauma basa akan terjadi penghancuran
jaringan kolagen kornea
Pada pH yang tinggi alkali akan
mengakibatkan safonifikasi disertai dengan
disosiasi asam lemak membran sel
Mukopolisakarida jaringan oleh basa akan
menghilang dan terjadi penggumpalan sel
kornea atau keratosis
Serat kolagen kornea akan bengkak dan
46
Serat kolagen kornea akan bengkak dan
stroma kornea akan matiterdapat serbukan
sel polimorfonuklear ke dalam stroma
korneadisertai jg dengan pembentukan
pembuluh darah baru atau neovaskularisasi
sel basal epitel kornea rusak akan
memudahkan sel epitel diatasnya lepas Sel
epitel yang baru terbentuk akan berhubungan
langsung dengan stroma dibawahnya melalui
47
langsung dengan stroma dibawahnya melalui
plasminogen aktivator dilepas juga
kolagenase yang akan merusak kolagen
kornea gangguan penyembuhan epitel
ulkus kornea perforasi kornea.
Patofisiologi
Bahan kimia alkali

Pecah atau rusaknya sel jaringan dan Persabunan disertai disosiasi asam
lemak membran sel penetrasi lebih lanjut

Mukopolisakarida jaringan menghilang & terjadi penggumpalan sel kornea

Serat kolagen kornea akan membengkak & kornea akan mati

48

Edema terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma,


cenderung disertai masuknya pemb.darah (Neovaskularisasi)

Dilepaskan plasminogen aktivator & kolagenase (merusak kolagen kornea)

Terjadi gangguan penyembuhan epitel

Berkelanjutan menjadi ulkus kornea atau perforasi ke lapisan yang lebih


dalam
Kekeruhan Kornea Akibat Trauma Basa
49
Diagnosa
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
50
Anamnesa
Zat kimia yang terkena mata
Waktu terkena paparan zat kimia
Proses terkena zat kimia
Onset penurunan visus
51
Onset penurunan visus
Pemeriksaan Fisik
ditunda sampai mata yang terkena zat sudah
terigasi dengan air dan pH permukaan bola
mata sudah netral
Obat anestesi topical boleh digunakan untuk
52
Obat anestesi topical boleh digunakan untuk
membantu pasien lebih nyaman dan
kooperatif
perhatian khusus untuk memeriksa kejernihan
dan keutuhan kornea, derajat iskemik limbus
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan pH bola mata secara berkala
Pemeriksaan bagian anterior mata dengan lup
atau slit lamp
Pemeriksaan oftalmoskopi direk dan indirek
53
Pemeriksaan oftalmoskopi direk dan indirek
Pemeriksaan tonometri
Penatalaksanaan
Trauma Asam
irigasi jaringan yang terkena-kena secepat
mungkin
dengan menggunakan garam fisiologis atau air
selama 15-30 menit
54
selama 15-30 menit
dapat diberikan anastesi topikal, larutan natrium
bikarbonat 3%, dan antibiotik
Trauma asam pada dasarnya akan kembali
normal
Penatalaksanaan
Trauma Basa
Irigasi
Cek pH dengan kertas lakmus
Bersihkan bila ada corpus alineum
Bila penyebabnya adalah CaOH, dapat diberi EDTA
Pemberian antibiotika
Pemberian sikloplegik
55
Pemberian sikloplegik
Pemberian Anti glaukoma
Pemberian Steroid secara berhati-hati
Pemberian Vitamin C
Komplikasi
Simblefaron
Kornea keruh, edema, neovaskuler
Katarak traumatik
Glaukoma sekunder
56
Glaukoma sekunder
Prognosis
Bergantung pada jenis dan jumlah bahan
kimia yang terpapar
57
Terdapat 2 klasifikasi trauma basa pada mata
untuk menganalisis kerusakan dan beratnya
kerusakan :
1. Klasifikasi Huges
58
1. Klasifikasi Huges
2. Klasifikasi Thoft
Klasifikasi Huges
Ringan Ringan Sedang Sedang Berat Berat
Prognosis baik Prognosis baik
Terdapat erosi epitel Terdapat erosi epitel
kornea kornea
Pada kornea te Pada kornea terrda dappat at
Prognosis Prognosis baik baik
Terdapat Terdapat kekeruhan kekeruhan
kornea kornea sehingga sehingga sulit sulit
melihat melihat iris iris dan dan pupil pupil
Prognosis Prognosis buruk buruk
Akibat Akibat kekeruhan kekeruhan
kornea kornea pupil pupil tidak tidak
dapat dapat dilihat dilihat
59
Pada kornea te Pada kornea terrda dappat at
kekeruhan yang ringan kekeruhan yang ringan
Tidak terdapat Tidak terdapat
iskemia dan nekrosis iskemia dan nekrosis
kornea ataupun kornea ataupun
konjungtiva konjungtiva
melihat melihat iris iris dan dan pupil pupil
secara secara terperinci terperinci
Terdapat Terdapat iskemia iskemia dan dan
nekrosis nekrosis ringan ringan pada pada
kornea kornea dan dan
konjungtiva konjungtiva
dapat dapat dilihat dilihat
Konjungtiva Konjungtiva dan dan
sklera sklera pucat pucat
Klasifikasi Thoft
Derajat 1 : terjadi hiperemi konjungtiva
disertai dengan keratitis pungtata
Derajat 2 : terjadi hiperemi konjungtiva
disertai hilangnya epitel kornea
60
disertai hilangnya epitel kornea
Derajat 3 : terjadi hiperemi disertai dengan
nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel
kornea
Derajat 4 : konjungtiva perilimbal nekrosis
sebanyak 50%
61

Anda mungkin juga menyukai