Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Salah Satu Anggota Keluarga


dengan Hepatitis
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Komunitas I
Dosen Pembimbing : Arifal Aris,S,Kep,Ns,M.Kes.










Disusun oleh kelompok III

1. A. Fajar Rozak (11.02.01.0838)
2. Benny Afandi (11.02.01.0843)
3. Candra Heru (11.02.01.0844)
4. Dian Lucky (11.02.01.0846)
5. Dwi Purwanti (11.02.01.0848)
6. Fita Dwi K (11.02.01.0852)
7. Nana Mariana (11.02.01.0867)
8. Pramitha Duhitta (11.02.01.0874)
9. Rofiatul Ferdia (11.02.01.0878)
10. Wawan (10.02.01.0643)

S1 KEPERAWATAN IVB
STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2013
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah Hepatitis
ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Komunitas I pada Program S1-
Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan dan akan di presentasikan pada tanggal
......Juni 2013.























Lamongan, Juni 2013
Mengetahui
Pembimbing:


Arifal Aris S.Kep,Ns M.Kes
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas Rahmat
dan Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Masalah Hepatitis yang mana makalah ini sebagai salah satu tugas
Komunitas I, Alhamdulillah dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Maka dengan terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada:
1. Drs H.Budi Utomo,Amd.Kep.M.Kes, selaku ketua STIKES Muhammadiyah
Lamongan.
2. Arifal Aris S.Kep,Ns M.Kes, selaku ketua prodi S1 KEPERAWATAN STIKES
Muhammadiyah Lamongan.
3. Arifal Aris S.Kep,Ns M.Kes selaku dosen Mata Kuliah Komunitas I.
4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sehingga
dapat digunakan untuk membantu perbaikan mendatang dan atas perhatian dan
kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum. Wr. Wb



Lamongan, Juni 2013


Penyusun,




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .........................................................................................iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3. Tujuan Penulisan ...............................................................................`4
1.4. Metode Penulisan .............................................................................. 4
1.5. Sistematika Penulisan ....................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1. Definisi .............................................................................................. 5
2.2. Etiologi .............................................................................................. 5
2.3. Manifestasi Klinis ............................................................................. 6
2.4. Pathofisiologi .................................................................................... 7
2.5. Pemeriksaan Diagnostik .................................................................... 8
2.6. Komplikasi ........................................................................................9
2.7 PemeriksaanPenunjang ......................................................................
2.8 Penatalaksanaan Medis ......................................................................
2.9 Uji Laboratorium dan Diagnostik ......................................................
2.10 Pencegahan .........................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TBC
1.1. Contoh Kasus .................................................................................... 11
1.2. Tahap Pengkajian .............................................................................. 11
1.3. Format Analisa Data ......................................................................... 19
1.4. Diagnosa Keperawatan dan Rencana Keperawatan .......................... 20
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ....................................................................................... 28
4.2. Saran .................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat akan tercipta
komunitas yang sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami oleh sebuah keluarga dapat
mempengaruhi komunitas setempat bahkan dapat pula mempengaruhi komunitas
global. Sebagai contoh apabila ada seorang anggota keluarga yang menderita penyakit
demam berdarah,nyamuk sebagai vector penularan dan penyebab dapat menggigit
anggota keluarga lain dan juga tetangga,dimana hal tersebut dapat mempengaruhi
system keluarga dan juga komunitas tempat keluarga tersebut tinggal. Membangun
Indonesa sehat seharusnya dimulai dengan membangun keluarga yang sehat sesuai
dengan budaya keluarga ( Sudiharto,2007). Peningkatan kesehatan yang dipusatkan
pada peningkatan kesehatan keluarga dan kesehatan masyarakat tidak mungkin
terwujud tanpa perbaikan dan peningkatan pelayanan kesejahteraan serta
penanggulangan penyakit, untuk itu perawatan kesehatan keluarga pun dibutuhkan.
Perawatan kesehatan keluarga adalah perawatan kesehatan yang ditujukan ke
masyarakat atau keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai
tujuannya dan melalui perawatan sebagai sarana. Keluarga dikatakan sebagai unit
pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling
mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi keluarga-
keluarga sekitar atau masyarakat umum (Nasrul Effendi, 1989). Oleh karena itu, dalam
melaksanakan asuhan keperawatan komunitas pada keluarga yang menjadi prioritas
utama adalah keluarga dengan masalah kesehatan yang rentan (menular atau
menjangkiti) anggota keluarga lainnya, seperti pada keluarga yang salah satu anggota
keluarganya menderita penyakit hepatitis.
Hepatitisvirus merupakaninfeksisistemikoleh virus
disertainekrosisdaninflamasipadasel-selhati yang
menghasilkankumpulanperubahanklinis, biokimiasertaseluler yang
khas.Sampaisaatinisudahteridentifikasi lima tipe hepatitis virus yang pasti : hepatitis A,
B, C, D, dan E. Hepatitis A dan E mempunyaicarapenularan yang serupa (jalurfekal
oral) sedangkan hepatitis B, C, dan D memilikibanyakkarakteristik yang sama.
Insidens hepatitis virus yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan
masyarakat. Penyakit tersebut penting karena mudah ditularkan, memiliki morbititas
yang tinggi dan menyebabkan penderitanya abses dari sekolah atau pekerjaan untuk
waktu yang lama. 60 90 % dari kasus-kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung
tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk
mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi
penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan sebenarnya. Meskipun kurang lebih 50%
orang dewasa di Amerika Serikat telah memiliki antibody terhadap virus hepatitis A,
banyak orang tidak dapat mengingat kembali episode atau kejadian sebelumnya yang
memperlihatkan gejala hepatitis.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana teori hepatitis ?
1.2.2. Bagaimanakonsepasuhankeperawatankeluargadenganpasienhepatitis ?

1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pembuatan makalah mata kuliah Komunitas I

1.3.2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahuiteori hepatitis
b) Untuk
mengetahuikonsepasuhankeperawatankeluargadengansalahsatuanggotakelu
arga hepatitis
1.4. Manfaat Penulisan
Makalah ini disusun dengan melakukan studi pustaka dari berbagai referensi melalui
buku referensi dan internet.

1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari makalah ini adalah Bab 1 Pendahuluan, terdiri dari :
latarbelakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika
penulisan. Bab 2 tinjauan teoritis , Bab 3 asuhan Keperawatan keluarga dan Bab 4
penutup.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi Hepatitis
Hepatitis adalahsemuareaksiinflamatif yang berkecamukdalamparenkimparu yang
terjadisebagaiakibatdari:kerusakanpadaselhati, akibatdarisuatu proses imunologik,
akibatreaksidarisuatumetabolik yang hendakdikelurkan (IlyasEfendi, 1999).
Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toxin, seperti kimia
atau obat atau agen penyebab infeksi (Suriadi dan Rita Yuliani, 2001).
Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/menyebar, hepatitis virus
merupakan jenis yang paling dominan. Dimana juga merupakan hasil infeksi yang
disebabkan oleh salah satu dari 5 golongan besar jenis virus, antara lain : Virus Hepatitis A
(HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HCV), Virus Hepatitis D (HDV) atau
Virus Delta dan Virus Hepatitis E (HEV) (Brunner & Suddarth, 2001).
Hepatitis adalah merupakan penyakit infeksi dengan gejala utama berhubungan erat
dengan adanya peradangan sel-sel hati, yang dapat bersifat akut dan kronik.
2.2 Etiologi
Hepatitis virus dapat disebabkan oleh :
Virus hipatotropik
- Virus hepatitis A
- Virus hepatitis B
- Virus hepatitis Non A dan Non B
- Virus hepatitis D/Delta
Virus hepatitis Epidemik Non A : virus Epstein- Barr, virus sitomegali, virus herpes
simplex, virus varisela dan virus adeno.
Penularan
- Untuk HepatitisA
Melalui Fecal-oral route yang tebawa oleh makanan dan minuman,sanitasi
buruk,institusi yang ramai seperti rumahperawatan,RSJ,masa inkubasi 15-50 hari.
- Untuk Hepatitis B
1) Secara transmisi vertikal ialah dari ibu ke anak
Transmisi vertikal dapat terjadi intra uterin,intra partumdan post partum.
2) Secara horisontalialah dari anak ke anak.
Transmisi horisontal dapat terjadi melalui luka yang dibuat (parenteral) misalnya
dengan transfusi darah,tindik,menyuntik,khitan jika penggunaan alat-alatnya
secara bersama-sama,juga dapat melalui kulit/selaput lendir yang terluka seperti
koreng,luka dimulut atau di dubur,masa inkubasi :1,5-6 bulan.
2.3 Manifestasi Klinik
Hepatitis A (Inteksiosa)
1) Stadium pre ikterus (prodromal) 4 7 hari.
Pada stadium ini gejala masih umum ialah : demam, nyeri kepala, lemah,
anoreksia, mual muntah, kadang-kadang di sertai dengan nyeri perut kanan atas
atau saluran napas bagian atas. Dapat terjadi obstipasi atau diare. Urine berwarna
lebih tua (kuning pekat).
2) Stadium ikterus 3 6 minggu
Pada stadium ini mulai tampak ikterus pertama-tama pada sclera kemudian
menyebar ke seluruh tubuh, bergantung dari imunitas pasien dan virulensi virus.
Suhu tubuh mulai turun, hati membesar dan nyeri tekan, faeces kecoklatan.
3) Stadium pasca ikterik (rekonfalensesi) pada bulan kedua.
Umumnya pada anak penyembuhan terjadi sempurna pada akhir bulan kedua
(hanya sedikit yang masih menunjukan kelainan fungsi hati). Ikterus berkurang,
warna urine dan faeces kembali biasa.
Hepatitis B, C, D, dan E
1) Awitan tersembunyi dan berbahaya
2) Ikterus
3) Anoreksia
4) Malaise
5) Mual
6) Akrodermatitis popular (sindroma Gianotti Croski)
7) Gejala prodormol ortrolgia, ostritis, room eritoma makula popular
8) Poliarteritis nodusa
9) Glomerulonefritis
10) Hepatitis D memperhebat gejala Hepatitis B dan meningkatkan
kemungkinan terjadinya kondisi kronik
11) Hepatitis C ditandai infeksi asimtomatik ringan dengan awitan ikterus dan
malaise yang tersembunyi
2.4 Patofisiologi
Setelah liver membuka sejumlah agent, seperti virus. Liver menjadi membesar dan
mendesak dengan dengan meradangnya sel-sel hati, limfosit-limfosit, bertambahnya
cairan sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman. Sebagai
kemjuan dan kelanjutan proses penyakit, pembelahan sel-sel hati yang normal berubah
menjadi peradangan yang meluas, nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar.
Meningkatnya penekanan dalam lintasan sirkulasi disebabkan karena masuk dan
bercapur dengan aliran darah kedalam pembelahan jaringan-jaringan hepar (sel-sel
hepar). Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada jaringan
intrahepatik menyebabkan kekuningan.
Data spesifik pada patogenesis hepatitis A, hepatitis C, hepatitis D dan hepatitis E
sangat terbatas. Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada manifestasi klinik dari
peradangan akut HBV yang ditentukan oleh respon imunologi dari klien. Kompleks
kekebalan, kerusakan jaringan secara tidak langsung memungkinkan untuk manifestasi
ekstrahepatik dari hepatitis akut B. Hepatitis B diyakini masuk kedlam sirkulasi
kekebalan tubuh tersimpan dalam dinding pembuluh darah dan aktif dalam sistem
pengisian. Respon-respon klinik terdiri dari nyeri bercampur sakit yang terjadi dimana-
mana.
Fase atau tahap penyembuhan dari hepatitis adalah ditandai dengan aktifitas
fagositosis dan aktifitas enzim, perbaikan sel-sel hepar. Jika tidak sungguh-sungguh
komplikasi berkembang, sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien secara normal
setelah hepatitis virus kalah. Regenerasi lengkap biasanya terjadi dalam 2-3 bulan.
(Brunner & Suddarth, 2001 : 1170)


2.6 Komplikasi
1) Gangguan fungsi hati
2) Penyakit kronik hati seperti cirosis atau hepatitis kronik persisten
3) Carsinoma hepatik
4) Kematian karena fungsi hati

2.7 PemeriksaanPenunjang
1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak
menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim enzim intra seluler yang terutama berada
dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada
kerusakan sel hati
2. Darah Lengkap (DL)
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau
mengakibatkan perdarahan.
3. Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
4. Diferensia Darah Lengkap
Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.
5. Alkali phosfatase
Agaknya meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
6. Feses
Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)
7. Albumin Serum
Menurun, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh hati
dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
8. Gula Darah
Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).
9. Anti HAVIgM
Positif pada tipe A
10. HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)
11. Masa Protrombin
Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang.
Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.
12. Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin berhubungan
dengan peningkatan nekrosis seluler)
13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
Kadar darah meningkat.
14. BPS
Dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya gangguan
dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP.
15. Biopsi Hati
Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis
16. Skan Hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.
17. Urinalisa
18. Peningkatan kadar bilirubin.
Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi. Karena
bilirubin terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria.
2.8 Penatalaksanaan Medis
Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup istirahat,
hidrasi, dan asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi diindikasikan bila terdapat
muntah, dehidrasi, faktor pembekuan abnormal, atau tanda-tanda gagal hati, yang
membahayakan (gelisah, perubahan kepribadian, letargi, penurunan tingkat kesadaran,
dan perdarahan). Terapi IV, studi laboratorium yang berulangkali, dan pemeriksaan
fisik terhadap perkembangan penyakit adalah tujuan utama penatalaksanaan di rumah
sakit.
2.9 Uji Laboratorium dan Diagnostik
1. Serum glutamic-axoloacetic transaminase (SGOT) meningkat
2. Serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) meningkat
3. Bilirubin meninggi
4. Antibodi IgM (Antibodi virus hepatitis A dan IgM anti hepatitis A) diagnostik
untuk hepatitis A
5. Antibodi IgM (antigen inti hepatitis B, IgM, anti-HBs)
6. Antibodi IgG (antibodi virus hepatitis A dan antihepatitis) menunjukkan
kerentanan atau pernah terpajan hepatitis A
7. Titer Hb
s
Ag diagnostik untuk hepatitis B, jika bertahan lebih dari 6 bulan,
menunjukkan hepatitis B kronik yang akut
8. Titer anti-Hb
s
Ag diagnostik untuk hepatitis kronik
9. Anti-HBs adanya zat anti ini menunjukkan pemulihan dan imunitas terhadap
hepatitis B
10. Anti-Hbe bila ada menunjukkan titer rendah terhadap hepatitis B dan penularan
penyakit yang insufisien
11. Anti-HCV (IgG, IgM) diagnostik untuk hepatitis C, kira-kira dua pertiga orang
dengan HCV tidak akan membentuk antibodi selama 5 sampai 12 bulan setelah
infeksi.
12. Aminotransferase asparat (AST) - meningkat pada hepatitis akut
13. Aminotransferase alanin (ALT) meningkat pada hepatitis akut
Berikut ini adalah obat-obat yang dapta digunakan :
1. Globulin imun (Ig) digunakan sebagai profilaksis sebelum dan sesudah terpajan
hepatitis A (diberikan dalam waktu 2 minggu setelah pemajanan)
2. HBIG diberikan sebagai profilaksis setelah pemajanan (tidak divaksinasi :
diberikan per IM dan mulai dengan vaksin HB. Divaksinasi : diberikan per IM
ditambah dosis booster. Perinatal : 0,5 ml per IM dalam 12 jam setelah kelahiran)
3. Vaksin Hepatitis B (Hevtavax B) digunakan untuk mencegah munculnya
hepatitis B (Perinatal : diberikan per IM dalam 12 jam setelah kelahiran, diulangi
pada usia 1 dan 6 bulan. Anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun. Tiga dosis
IM (paha anterolateral / deltoid), dua dosis pertama diberikan berselang 1 bulan,
dan booster diberikan 6 bulan setelah dosis pertama. Anak-anak yang berusia
lebih dari 10 tahun. Diberikan tiga dosis ke dalam otot deltoid. Perhatikan bahwa
anak yang menjalankan hemodialisis jangka panjang dan anak dengan sindrom
Down harus divaksinasi secara rutin karena tingginya resiko memperoleh infeksi
Hepatitis B ini).

2.10. Pencegahan
Ada tiga macam pencegahan terhadap hepatitis meliputi :
1. Pencegahan umum
2. Membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan cara yang benar
3. Feses, urine, cairan tubuh lainnya harus dianggap potensial untuk infeksi dan
harus ada cara yang tepat untuk pembuangannya. Kamar-kamar kecil harus
dilengkapi dengan septic tank untuk mencegak kontaminasi air dan makanan
4. Oleh karena hepatitis B ditularkan secara parenteral (suntikan dan tusukan),
hepatitis non-A dan non-B, hepatitis delta, dan mungkin hepatitis A dapat
ditularkan melalui jarum atau alat-alat lain yang terkena darah


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENYAKIT
HEPATITIS
3.1 Contoh Kasus
Keluarga bapak Z (40 tahun) dengan ibu D (35 tahun) mempunyai anak F (14 tahun).
Keluhan bapak Z sudah 2 bulan Ikterus, anoreksia, malaise, lemas dan mual. Karena
kesibukannya, sehingga bapak Z tidak sempat memeriksakannya secara intensif. Bapak Z
bekerja dirumah sakit sebagai seorang perawat, penghasilannya 1,5 juta perbulan. Ibu F
bekerja sebagai seorang bidan, penghasilannya 1,2 juta perbulan. Anak F sering pula
mengalami diare dan mual. Anak F memiliki hubungan sangat dekat dengan bapak Z
dibandingkan dengan dengan Ibu F karena memiliki hobi yang sama dengan bapak Z. Anak
F pernah mendapat transfusi darah darah dari bapak Z. Keluarga tinggal dirumah tipe 45
dengan 2 kamar, terdapat ada ventilasi, penerangan dengan listrik dan menggunakan air
PDAM.
3.2 Tahap Pengkajian
I. Identitas Umum Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga:
Nama KK : Bp Z
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Alamat : Desa Karang Langit Kec. Lamongan
Pekerjaan : Perawat
Pendidikan : D3 Keperawatan
Penghasilan : Rp 1.500.000,-/ bulan
b. Komposisi Keluarga:
No Nama JK Hubungan
dengan
KK
Umur Pendidikan Pekerjaan Status Imunisasi
1. Bapak
Z
L Suami 40 D3
Keperawatan
Perawat Lengkap (SGOT
meningkat,Titer
Hb
s
Ag +)
2. Ibu D P Istri 35 D3 Kebidanan Bidan Lengkap (SGOT
normal, Titer
Hb
s
Ag -)
3. An.F L Anak 14 SMP Masih
sekolah
Tidak lengkap
(SGOT
meningkat)

c. Genogram







d. Tipe Keluarga:
Keluarga Bapak Z adalah keluarga Inti dimana dalam satu rumah tinggal ayah, ibu,
dan anak.
e. Suku Bangsa:
Suku : Bapak Z berasal dari suku Batak sedangkan Ibu Y berasal dari suku jawa.
Tidak ada pantangan ataupun kebiasaan suku yang mengikat keluarga. Selain itu juga
tidak ada kepercayaan yang bertentangan dengan kesehatan
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
Seluruh keluarga Bapak Z beragama Islam, menjalankan sholat 5 waktu,
kadang beberapa kali keluarga bapak Z sering sholat berjamaah. Tidak ada hal yg
bertentangan dengan masalah kesehatan. Namun ibu Z kadang-kadang puasa pada hari
senin dan kamis.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
a) Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari KK dan Ibu
b) Penghasilan: Rp 1.500.000/ Bulan + Rp 1.200.000/ Bulan
Laki laki Klien
Perempuan ----- TinggalSerumah
c) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)
TV dan Radio
h. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan:
Makan Rp : 1.000.000
Bayar Listrik Rp : 150.000
Bayar Air Rp : 100.000
Pendidikan Rp : 500.000
Lain lain Rp : 250.000
Rp : 2.000.000
Dalam keluarga bapak Z masi mempunyai tabungan Rp 700.000/ Bulan.
i. Aktivitas Rekreasi Keluarga:
Kadang berekreasi di tempat terbuka, seperti taman, namun kebiasaan yang paling sering
yaitu menonton tv di rumah. Keluarga bapak Z jarang pulang kampung karena kesibukan
pekerjaannya.

II. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anaknya):
Keluarga dengan anak usia remaja dengan tugas perkembangan yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan anak ( biaya kehidupan, kesehatan, pendidikan dll )
2. Mengawasi pergaulan anak baik di lingkungan rumah maupun di luar rumah.
3. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua
4. Mencapai suatu hubungan dan pergaulan yang lebih matang
5. Dapat menjalankan peran sosial
6. Berperilaku sosial yang bertanggung jawab
7. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilakusesuai dengan
norma yang ada di masyarakat2.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:
Tidak ada yang belum terpenuhi, namun tugas keluarga yg belum dapat dicapai saat ini adalah
berkumpul dan shering dengan keluarga dan kurang memperhatikannya kesehatan masing- masing anggota
keluarga karena kesibukan dari bapak Z dan Ibu D.



c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
1. Riwayat keluarga saat ini:
Saat ini bapak Z memiliki masalah kesehatan karena pekerjaannya sebagai seorang
perawat yang pernah tertusuk jarum bekas pasien, keadaannya lemas, anoreksia dan
kelihatan ikterus sedangkananak F memiliki resiko masalah kesehatan karena pernah
menjalani transfusi darah dari bapak Z dengan gejala diare dan mual dan Ibu D tidak
menunjukkan adanya resiko masalah kesehatan.
2. Riwayat penyakit keturunan:
Bapak Z dan Ibu D tidak mempunyai penyakit keturunan
3. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
a) Bapak.P : Bekerja sebagai seorang perawat yang pernah tertusuk jarum bekas pasien dan
mengeluh lemas, anoreksia dan terlihat ikterik.
b) Ibu Y: Saat ini ibu D bekerja dipuskesmas sebagai seorang bidan.
c) Anak F: Sering pula mengalami diare dan mual.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:
Bapak Z adalah anak tunggal dan ibu.Y anak pertama dari 2 bersaudara. Semua saudara dan kedua orang
tua keluarga masih hidup dan dalam keadaan sehat.
III. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Tipe rumahnya Bapak Z tipe 45, terdiri 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan wc , ruang tamu, ruang
keluarga dan dapur, type bangunan: lantai dari keramik, memiliki ventilasi, kebersihanruang :
ruangan sedikit berantakan, sumber air: dari PDAM, penerangan dalam rumah: dengan listrik, lingkungan
sekitar rumah bapak Zcukup bersih.
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW.
Bapak Z tinggal dilingkungan RT 01/RW 06, berpenduduk kota, jalan raya mengalamilubangan dan
tidak ada kemacetan lalu-lintas, penduduk padat, jarak antara keluargadengan tetangga
berdekatan, status ekonomi menengah keatas, penduduk rata-rata bekerja sebagai PNS, komunikasi yang
terjalin akrab karena sudah lama bertetangga. Pada tempat tinggal keluarga Bapak Z hanya
terdapat PUSKESMAS.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Bapak Z tinggal dilingkungan tersebut selama 10 tahun dantidak pernah berpindah
tempat tinggal.
1. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga mengikuti kegiatan yang dilakukan masyarakat, Ibu D turut serta
dalam kegiatan PKK meskipun tidak begitu aktif dan Bapak Z ikut serta dalam
kegiatan kerja bakti meski jarang.Hubungan keluarga Bapak Z dengan masyarakat
sekitar baik dan harmonis.
2. System Pendudukung Keluarga
Keluarga Bapak Z sering dikunjungi oleh orang tua serta saudara-saudaranya
dan bila ada salah satukeluarga yang sakit maka keluarga yang lain akan turut
membantu.. Keluarga salingmendukung satu sama lain dan memiliki kepercayaan antara
sesama anggota keluarga.
IV. Struktur Keluarga
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga: Keluarga selalu berkomunikasi dengan keluarga lain, dalam
mengambil keputusan
b. Struktur Kekuatan Keluarga: Dalam keluarga Bapak Z yang mengambil keputusan namun
kadang-kadang dalam mengatasi masalah biasanya musyawarah terlebih dahulu.
c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga) :
Bapak Z bekerja sebagai perawat dirumah sakit untuk mencari nafkah bagi
kehidupankeluarganya tapi perannya sebagai ayah tidak dilaksanakan dengan
baik misalnyakurang bisa membagi waktu dengan keluarga dan tetangga karena
kesibukannya.
Ibu D sebagai ibu rumah tangga, yang bekerja sebagai bidan dipuskesmas.
kegiatan warga diikuti meski tidak begitu aktif, tapi perannya sebagai ibu juga
tidak dilaksanakan dengan baik misalnyakurang bisa membagi waktu dengan keluarga dan
tetangga karena kesibukannya.
Anak F belajar, mengikuti perintah orang tua, mengahargai satu dengan
yanglain dalam rumah maupun lingkungan sekitar.

d. Nilai dan Norma Keluarga
Menyesuaikan dengan nilai dan norma yg berlaku, berperilaku baik terhadap oranglain dalam
keluarga.

V. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Bapak Z dan Ibu Dberusaha memperhatikan kebutuhan anaknya ditengah-tengah
kesibukannya.
b. Fungsi sosialisasi
Seluruh anggota keluarga berinteraksi dengan baik, Tidak ada hukuman dikeluargaBapak Z karena
Bapak Z tidak pernah menegur anaknya, tidak ada larangan untuk anak bergaul diluar rumah,
dan selalu menganjurkan anak untuk belajar.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga Bapak. Z mempunyai 1orang anak.

VI. Stres Dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek
Bapak Z mulai merasa lemas, mual dan muntah.
b. Stressor jangka panjang
Bapak Z mengalami ikterik
a. Respon keluarga terhadap stressor
Jika ada masalah dalam keluarga selalu mendiskusikannya bersama-sama. Terkadangbapak Z
selalu mengingatkan Ibu D untuk selalu mengontrol perilaku anaknya
b. Strategi kopingdilakukan
Jika ada masalah maka dalam keluarga, masalah tersebut akan dibicarakan bersamauntuk
mencari jalan keluarnya
c. Strategi adaptasi disfungsional
Hobi yang sama dengan bapak Z membuat anak F lebih dekat dengan bapak Z.

VII. Pemeriksaan Fisik
No Sistem Bapak Z Ibu D Anak F
1. TTV BB : 54 kg, TB : 165
cm
S : 36
0
C
TD : 90/50mmHg
RR :18 x/mnt
N : 80 x/mnt
BB : 50 kg, TB : 155
cm
S : 36
0
C
TD : 90/60mmHg
RR : 18 x/mnt
N : 80 x/mnt
BB : 32 kg, TB :
150 cm
S : 36
0
C
RR : 20x/mnt
N : 90x/mnt
2. Kulit Warna kulit tidak ada Kekuningan/ ikterik, Warna kulit tidak
kelainan, gatal tidak
ada, tidak ada luka,
rambut bersih, pendek
dan tidak rontok
gatal tidak ada,tidak
ada luka,
rambut bersih, pendek
dan tidak rontok
ada kelainan,
gatal tidak
ada,tidak ada luka,
rambut bersih,
pendek dan tidak
rontok
3. Mata Mata cowong,
tidakadaperadangan,
conjungtivaanemis,
tidakmenggunakankaca
mata
Kelopak mata tidak
ptosis, tidak ada
peradangan,conjungtiv
a tidak anemis,
tidak menggunakank
acamata.
Kelopak mata tidak
ptosis, tidak ada
peradangan,conjun
gtiva
tidak anemis,
tidak menggunaka
n kacamata.
4. Telinga Pendengaranbaik,
tinnitus
tidakadaserumen (+),
perulentidakada,
tidakadanyeriditelinga
Pendengaran baik,
tinnitus tidak ada
seruman (+), perulen
tidak ada, tidak
adanyeri ditelinga.
Pendengaran
baik,tinnitus tidak
adaseruman
(+), perulen tidak
ada,tidak ada
nyeriditelinga
5. Hidung Tidakadakelainanbentu
k, tidaktersumbat,
tidakada secret
Tidak ada kelainan
bentuk,Tidak
tersumbat, tidak ada
secret
Tidak ada kelainan
bentuk,Tidak
tersumbat,tidak ada
sekret
6. Mulut Gigi bersih,
tidakadakaries,
gosokgigi 2x
seharisetiapmandi
Gigi bersih, tidak ada
karies, gosok gigi 2X
sehari setiap mandi
Gigi bersih,tidak
ada karies,gosok
gigi 2X sehari setiap
mandi
7. Payudara Tidakadapembesaran,
tidakditemukanadanya
tumor
Tidak ada
pembesaran,tidak
ditemukan
adanyatumor
Tidak ada
pembesaran,tidak
ditemukan adanya
tumor
8. Thorax Bunyijantung I dan II
normal, murmur (-),
Bunyi jantung I dan
IInormal, murmur (-
Bunyi jantung Idan II
normal,murmur (-
gallop (-), paru-
paruronchi (-), stridor (-
), wheezing (-)
), Gallop(-), Paru-
paru ronchi (-
),tidakadakelainan
),Gallop (-), Paru-
paruronchi (-),
9. Abdomen Tidakbuncit,
permukaandatar,
tidakada sites
bisingusus (+), adanyeri
tekan kuadran kanan
atas, nyeri epigastrium,
kram abdomen,
hepatomegali.
Tidak buncit,
permukaan datar,
tidak ada sites
bisingusus (+) tidak
,adanyeri tekan
kuadran kanan atas,
tidak ada nyeri
epigastrium, tidak
ada kram abdomen.
Tidakbuncit,permu
kaan datar,tidak
adasites bising usus
(+),adanya kram
abdomen

VIII. Harapan Keluarga
Terhadap masalah kesehatannya: Keluarga bapak Z berharap bapak Z cepat
sembuh.

3.3 Format Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1. Data Subyektif
Bapak Z
mengeluhlemas,
apalagi setelah
beraktifitas dan
mengatakan
tidak berobat karena
terlalu sibuk dengan
pekerjaannya
Bapak Z mengatakan
tidak mampu beraktifitas
karena merasa lemas.
Bapak Z mengatakan
pernah tertusuk jarum
Kelemahanfisik Gangguan intoleransi
aktivitas keluarga Bapak
Z
bekas pasien dengan
penyakit hepatitis karena
tidak memakai alat
pelindung diri.
Bapak Z dan Ibu D
mengatakan kurang
memperhatikan
kesehatan diri sendiri
dan keluarga
Bapak Z mengatakan
tidak meminum obat
apapun untuk
mengobati penyakitnya.
Data Obyektif:
BB : 54 kg, TB : 165 cm
S : 36
0
C
TD : 90/50mmHg
RR :18 x/mnt
N : 80 x/mnt
Ikterik
Wajah tampak lelah
Kekuatan otot 4
2. Data subyektif :
Bapak Z mengeluh tidak
nafsu makan karenaada rasa
mual.
Bapak Z mengatakan ada
kram abdomen sehingga
tidak nafsu makan

Data objektif:
BB : 54 kg, TB : 165 cm
S : 36
0
C
TD : 90/50mmHg
RR :18 x/mnt
N : 80 x/mnt
Hb dan albumin menurun
Terlihat pucat
Porsi tidak habis makan
anoreksia, mual, muntah

Resiko perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh Bapak Z
hanya 2 sendok


3.4 RumusanDiagnosa Keperawatan
DX 1 :Gangguan intoleransi aktivitas keluarga Bapak Z khususnya pada bapak Z
berhubungan dengan kelemahan
DX 2 :Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Bapak Z berhubungan
dengan anoreksia, mual, muntah
3.5 SkoringPrioritasMasalah
DX 1 :Gangguan intoleransi aktivitas keluarga Bapak Z khususnya pada bapak Z
berhubungan dengan kelemahan

NO Perhitungan Score Pembenaran
1 Sifat masalah: aktual 3/3X1 1 Bapak Z mengeluh
lemas dan tidak berobat
karena kesibukannya.
2 Potensi diubah:
sebagian
1/2X2 1 Potensi diubah
sebagian karena
kesibukan keluarga
bapak Z.
3 Potensi dicegah: cukup 2/3X1 2/3 Potensi untuk
dicegah sedang, karena
kepelikan masalah masih
dalam batas yang bisa
ditoleransi.
4 Menonjolnya masalah 2/2X1 1 persepsi keluarga
melihat masalah
harus segera diatasi.
Jumlah 3 2/3

DX 2 :Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Bapak Z berhubungan
dengan anoreksia, mual, muntah
NO Perhitungan Score Pembenaran
1 Sifat masalah: resiko 2/3X1 2/3 karena
sangatmempengaruhi
nutrisi
2 Potensi diubah:
sebagian
2/2X2 1/2 Potensi diubah
sebagian karena
kesibukankeluarga atau
bapak Z.
3 Potensi dicegah:
Sedang
2/3X1 1 Potensi untuk dicegah
sedang, karena kepelikan
masalah masih dalam batas
yang bisa ditoleransi,
4 Menonjolnya masalah 2/2X1 1 persepsi keluarga melihat
masalah
yaituharussegeradiatasi
Jumlah 3 1/6

Berdasarkan rumusan prioritas di atas, maka dapat diketahui prioritas
DX 1 : Diagnosa keperawatan: Gangguan intoleransi aktivitas keluarga Bapak Z khususnya
pada bapak Z berhubungan dengan kelemahan
DX 2 :Diagnosakeperawatan : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Bapak Z berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah
3.6 RencanaKeperawatan
NO DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI EVALUASI
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDART
1.




























Gangguan
intoleransi
aktivitas keluarga
Bapak Z
khususnya pada
bapak Z
berhubungan
dengan
kelemahan




















Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1
minggu
diharapkan
Bapak Z
mampu
melakukan
aktivitas
secara
normal.
















1. Setelah
dilakukan
pertemuan
1x45,
Bapak Z
mampu
meningkatka
n tirah
baring/
duduk.







2. Setelah
dilakukan
pertemuan
1x45 Bapak
Z mampu
mengubah
posisi.



3. Setelah
dilakukan
1. Tingkatkan
tirah baring/
duduk














2. Ubah posisi
dengan
sering,
berikan
perawatan
kulit yang
baik.



3. Lakukan
tugas
Respon verbal dari
keluarga terkait
Kemampuan untuk
melakukan aktivitas













Respon verbal dan
sikap dari keluarga
tentang perubahan
posisi






Respon verbal,
sikap, dan
1. Meningkatkan
istirahat dan
ketenangan,
menyediakan
energi yang
digunakan untuk
penyembuhan.
Aktivitas dan
posisi duduk
tegak di yakini
menurunkan
aliran darah ke
kaki yang
mencegah
sirkulasi optimal
ke sel hati.

2. Meningkatkan
fungsi
pernafasan dan
menimbulkan
pada area
tertentu untuk
menurunkan
resiko kerusakan
jaringan.

3. Memungkinkan
periode













































2.












































Resiko
perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh Bapak Z














































Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
keluarga
pertemuan
2x45
keluarga
mampu
melakukan
tugas
dengan
cepat sesuai
toleransi.

4. Setelah
dilakukan
pertemuan
1x45
keluarga
mampu





5. Setelah
dilakukan
pertemuan
1x45
keluarga
mampu
menggunak
an teknik
manajemen
stress.

6. Setelah
dilakukan
pertemuan
1x45
keluarga
mampu
memberika
n obat
sesuai
indikasi dan
resep dari
dokter

1. Setelah
dilakukan
pertemuan
1x45, keluarga
mampu
mengenal
dengan
cepat dan
sesuai
toleransi.






4. Tingkatkan
aktivitas
sesuai
toleransi,
Bantu
melakukan
latihan
rentang
gerak sendi
pasif / aktif.

5. Dorong
penggunaan
teknik
manajemen
stress.





6. Berikan
obat sesuai
indikasi.










1. Awasi
pemasukan
jumlah diit /
jumlah
kalori.
psikomotor keluarga
tentang cara
melakukan tugas
sesuai toleransi






Respon verbal, sikap
dan psikomotor
keluarga tentang
peningkatan aktivitas
sesuai toleransi.






Respon verbal,
sikap, dan
psikomotor keluarga
tentang teknik
manajemen stress.






Respon verbal,
sikap, dan
psikomotor keluarga
tentang indikasi dan
resep obat dari
dokter







Respon verbal dari
keluargaBapak .Z
dengan mengenal
masalah dan mampu
mengambil keputusan.
tembahan
istirahat tanpa
gangguan.







4. Tirah baring
lama dapat
menurunkan
kemampuan.







5. Meningkatkan
relaksasi dan
penghematan
energi.







6. Membantu
dalam
manajemen
kebutuhan tidur.









1. Makan banyak
sulit untuk
mengatur bila
pasien anoreksia

berhubungan
dengan
anoreksia, mual,
muntah











































selama 2
minggu
kunjungan,
diharapkan
keluarga
Bapak Z
mampu
merawat
anggota
keluarga
dengan
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
masalah dan
mampu
mengambil
keputusan untuk
merawat Bapak
Z dengan
perubahan nutrisi
dengan
mempertahnkan
BB yang normal


2. Setelah
diberikan
penjelasan 1x45
menit, keluarga
mampu merawat
Bapak Z dengan
perubahan nutris
kurang dari
kebutuhan tubuh.


3. Setelah
diberikan
penjelasan 1x45
menit, keluarga
mampu
menempatkan
posisi yang
benar saat
makan

4. Setelah
diberikan
penjelasan 1x45
menit, keluarga
mampu
memberikan
nutrisi secara
parental

5.Setelah
diberikan
penjelasan 1x45
menit, keluarga
mampu
memberikan diet
tinggi kalori
rendah lemak
terhadap bapak Z
Berikan
makan
sedikit dalam
frekwensi
sering dan
tawarkan
makan pagi
paling besar.






2. Berikan
perawatan
mulut
sebelum
makan.







3. Anjurkan
makan pada
posisi tegak









4. Pemberian
nutrisi secara
parenteral,
untuk
mempertaha
nkan
kebutuhan
kalori sesuai
program.

5. Berikan diet
rendah

















Respon verbal dari
keluarga Bapak Z
tentang kemmpuan
merawat











Respon verbal keluarga
Bapak Z tentang
kemampuan
menempatkan posisi
yang benar saat makan









Respon verbal keluarga
Bapak Z tentang
kemampuan keluarga
memberikan nutrisi
secara parental.







Respon verbal keluarga
Bapak Z tentang diet














2. Menghilangkan
rasa tak enak dan
dapat
meningkatkan
nafsu makan.







3. Menurunkan rasa
jenuh pada masa
abdomen dan
dapat
meningkatkan
pemasukan.






4. Pemberian
nutrisi secara
parental mampu
mempertahankan
kebutuhan kalori





5. Rendah lemak
meminimalkan



lemak tinggi
kalori



tinggi kalori rendah
lemak
fungsi hatidan
tinggi kalori
membantu
mempercepat
penyembuhan.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hepatitis adalah merupakan penyakit infeksi dengan gejala utama berhubungan erat
dengan adanya peradangan sel-sel hati, yang dapat bersifat akut dan kronik.
Hipatitis virus dapat disebabkan olehVirus hipatotropik, Virus hepatitis Epidemik Non A.
Hepatitis A (Inteksiosa)Stadium pre ikterus (prodromal) 4 7 hari, Stadium ikterus 3
6 minggu, Stadium pasca ikterik (rekonfalensesi) pada bulan kedua. Sedangkan hepatitis
B, C, D, dan E awitan tersembunyi dan berbahaya.
Komplikasi pada hepatitis yaitu gangguan fungsi hati, Penyakit kronik hati seperti
cirosis atau hepatitis kronik persisten dll.
Pada pemeriksaan penunjang didapat albumin menurun, feses warna tanah liat, steatorea
(penurunan fungsi hati).
Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup istirahat, hidrasi,
dan asupan makanan yang adekuat. Ada tiga macam pencegahan terhadap hepatitis meliputi
Pencegahan umum, Membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan cara yang benar.
Asuhan keperawatan keluarga dengan hepatitis B pada keluarga Bapak Z berusia 40
tahun dengan ibu D yang berusia 35 tahun dan mempunyai anak F berusia 14 tahun.

4.2 Saran
4.2.1 Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan
makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan benar.
4.2.2 Bagi Pendidikan
Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih baik
dalam pembuatan makalah selanjutnya.
4.2.3 Bagi Kesehatan
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk
mahasiswa keperawatan agar mengetahui bagaimana asuhan keperawatan
keluarga dengan Hepatitis.

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer,2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta. Media Auskultasi.
Chandrasoma, Parakrama, 2006. Ringkasan Patologi Anatomi. Jakarta : EGC.
Corwin,Elizabeth J. 2000. Buku saku patofisiologi. Jakarta. EGC
Effendy, Nasrul, 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.
mary baradero, m. w. (2008). klien gangguan hati : seri asuhan keperawatan. jakarta: EGC
Mubarak,Iqbal Wahid. 2009. Pengantar Keperawatan Komunitas.Jakarta. Sagung seto.
Mubarak,Iqbal Wahid.2006. BA.Ilmu Keperawatan Komunitas 2 : Teori & Aplikasi dalam
Praktik. Jakarta. Sagung Seto..

Anda mungkin juga menyukai