Makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah Hepatitis ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Komunitas I pada Program S1- Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan dan akan di presentasikan pada tanggal ......Juni 2013.
Lamongan, Juni 2013 Mengetahui Pembimbing:
Arifal Aris S.Kep,Ns M.Kes KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr. Wb. Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah Hepatitis yang mana makalah ini sebagai salah satu tugas Komunitas I, Alhamdulillah dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Maka dengan terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada: 1. Drs H.Budi Utomo,Amd.Kep.M.Kes, selaku ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan. 2. Arifal Aris S.Kep,Ns M.Kes, selaku ketua prodi S1 KEPERAWATAN STIKES Muhammadiyah Lamongan. 3. Arifal Aris S.Kep,Ns M.Kes selaku dosen Mata Kuliah Komunitas I. 4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sehingga dapat digunakan untuk membantu perbaikan mendatang dan atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum. Wr. Wb
Lamongan, Juni 2013
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii KATA PENGANTAR .........................................................................................iii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 3 1.3. Tujuan Penulisan ...............................................................................`4 1.4. Metode Penulisan .............................................................................. 4 1.5. Sistematika Penulisan ....................................................................... 4 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Definisi .............................................................................................. 5 2.2. Etiologi .............................................................................................. 5 2.3. Manifestasi Klinis ............................................................................. 6 2.4. Pathofisiologi .................................................................................... 7 2.5. Pemeriksaan Diagnostik .................................................................... 8 2.6. Komplikasi ........................................................................................9 2.7 PemeriksaanPenunjang ...................................................................... 2.8 Penatalaksanaan Medis ...................................................................... 2.9 Uji Laboratorium dan Diagnostik ...................................................... 2.10 Pencegahan ......................................................................................... BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TBC 1.1. Contoh Kasus .................................................................................... 11 1.2. Tahap Pengkajian .............................................................................. 11 1.3. Format Analisa Data ......................................................................... 19 1.4. Diagnosa Keperawatan dan Rencana Keperawatan .......................... 20 BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan ....................................................................................... 28 4.2. Saran .................................................................................................. 29 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat akan tercipta komunitas yang sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami oleh sebuah keluarga dapat mempengaruhi komunitas setempat bahkan dapat pula mempengaruhi komunitas global. Sebagai contoh apabila ada seorang anggota keluarga yang menderita penyakit demam berdarah,nyamuk sebagai vector penularan dan penyebab dapat menggigit anggota keluarga lain dan juga tetangga,dimana hal tersebut dapat mempengaruhi system keluarga dan juga komunitas tempat keluarga tersebut tinggal. Membangun Indonesa sehat seharusnya dimulai dengan membangun keluarga yang sehat sesuai dengan budaya keluarga ( Sudiharto,2007). Peningkatan kesehatan yang dipusatkan pada peningkatan kesehatan keluarga dan kesehatan masyarakat tidak mungkin terwujud tanpa perbaikan dan peningkatan pelayanan kesejahteraan serta penanggulangan penyakit, untuk itu perawatan kesehatan keluarga pun dibutuhkan. Perawatan kesehatan keluarga adalah perawatan kesehatan yang ditujukan ke masyarakat atau keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuannya dan melalui perawatan sebagai sarana. Keluarga dikatakan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi keluarga- keluarga sekitar atau masyarakat umum (Nasrul Effendi, 1989). Oleh karena itu, dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas pada keluarga yang menjadi prioritas utama adalah keluarga dengan masalah kesehatan yang rentan (menular atau menjangkiti) anggota keluarga lainnya, seperti pada keluarga yang salah satu anggota keluarganya menderita penyakit hepatitis. Hepatitisvirus merupakaninfeksisistemikoleh virus disertainekrosisdaninflamasipadasel-selhati yang menghasilkankumpulanperubahanklinis, biokimiasertaseluler yang khas.Sampaisaatinisudahteridentifikasi lima tipe hepatitis virus yang pasti : hepatitis A, B, C, D, dan E. Hepatitis A dan E mempunyaicarapenularan yang serupa (jalurfekal oral) sedangkan hepatitis B, C, dan D memilikibanyakkarakteristik yang sama. Insidens hepatitis virus yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit tersebut penting karena mudah ditularkan, memiliki morbititas yang tinggi dan menyebabkan penderitanya abses dari sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60 90 % dari kasus-kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan sebenarnya. Meskipun kurang lebih 50% orang dewasa di Amerika Serikat telah memiliki antibody terhadap virus hepatitis A, banyak orang tidak dapat mengingat kembali episode atau kejadian sebelumnya yang memperlihatkan gejala hepatitis. 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Bagaimana teori hepatitis ? 1.2.2. Bagaimanakonsepasuhankeperawatankeluargadenganpasienhepatitis ?
1.3. Tujuan Penulisan 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pembuatan makalah mata kuliah Komunitas I
1.3.2. Tujuan Khusus a) Untuk mengetahuiteori hepatitis b) Untuk mengetahuikonsepasuhankeperawatankeluargadengansalahsatuanggotakelu arga hepatitis 1.4. Manfaat Penulisan Makalah ini disusun dengan melakukan studi pustaka dari berbagai referensi melalui buku referensi dan internet.
1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari makalah ini adalah Bab 1 Pendahuluan, terdiri dari : latarbelakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab 2 tinjauan teoritis , Bab 3 asuhan Keperawatan keluarga dan Bab 4 penutup. BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Definisi Hepatitis Hepatitis adalahsemuareaksiinflamatif yang berkecamukdalamparenkimparu yang terjadisebagaiakibatdari:kerusakanpadaselhati, akibatdarisuatu proses imunologik, akibatreaksidarisuatumetabolik yang hendakdikelurkan (IlyasEfendi, 1999). Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toxin, seperti kimia atau obat atau agen penyebab infeksi (Suriadi dan Rita Yuliani, 2001). Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/menyebar, hepatitis virus merupakan jenis yang paling dominan. Dimana juga merupakan hasil infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari 5 golongan besar jenis virus, antara lain : Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HCV), Virus Hepatitis D (HDV) atau Virus Delta dan Virus Hepatitis E (HEV) (Brunner & Suddarth, 2001). Hepatitis adalah merupakan penyakit infeksi dengan gejala utama berhubungan erat dengan adanya peradangan sel-sel hati, yang dapat bersifat akut dan kronik. 2.2 Etiologi Hepatitis virus dapat disebabkan oleh : Virus hipatotropik - Virus hepatitis A - Virus hepatitis B - Virus hepatitis Non A dan Non B - Virus hepatitis D/Delta Virus hepatitis Epidemik Non A : virus Epstein- Barr, virus sitomegali, virus herpes simplex, virus varisela dan virus adeno. Penularan - Untuk HepatitisA Melalui Fecal-oral route yang tebawa oleh makanan dan minuman,sanitasi buruk,institusi yang ramai seperti rumahperawatan,RSJ,masa inkubasi 15-50 hari. - Untuk Hepatitis B 1) Secara transmisi vertikal ialah dari ibu ke anak Transmisi vertikal dapat terjadi intra uterin,intra partumdan post partum. 2) Secara horisontalialah dari anak ke anak. Transmisi horisontal dapat terjadi melalui luka yang dibuat (parenteral) misalnya dengan transfusi darah,tindik,menyuntik,khitan jika penggunaan alat-alatnya secara bersama-sama,juga dapat melalui kulit/selaput lendir yang terluka seperti koreng,luka dimulut atau di dubur,masa inkubasi :1,5-6 bulan. 2.3 Manifestasi Klinik Hepatitis A (Inteksiosa) 1) Stadium pre ikterus (prodromal) 4 7 hari. Pada stadium ini gejala masih umum ialah : demam, nyeri kepala, lemah, anoreksia, mual muntah, kadang-kadang di sertai dengan nyeri perut kanan atas atau saluran napas bagian atas. Dapat terjadi obstipasi atau diare. Urine berwarna lebih tua (kuning pekat). 2) Stadium ikterus 3 6 minggu Pada stadium ini mulai tampak ikterus pertama-tama pada sclera kemudian menyebar ke seluruh tubuh, bergantung dari imunitas pasien dan virulensi virus. Suhu tubuh mulai turun, hati membesar dan nyeri tekan, faeces kecoklatan. 3) Stadium pasca ikterik (rekonfalensesi) pada bulan kedua. Umumnya pada anak penyembuhan terjadi sempurna pada akhir bulan kedua (hanya sedikit yang masih menunjukan kelainan fungsi hati). Ikterus berkurang, warna urine dan faeces kembali biasa. Hepatitis B, C, D, dan E 1) Awitan tersembunyi dan berbahaya 2) Ikterus 3) Anoreksia 4) Malaise 5) Mual 6) Akrodermatitis popular (sindroma Gianotti Croski) 7) Gejala prodormol ortrolgia, ostritis, room eritoma makula popular 8) Poliarteritis nodusa 9) Glomerulonefritis 10) Hepatitis D memperhebat gejala Hepatitis B dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi kronik 11) Hepatitis C ditandai infeksi asimtomatik ringan dengan awitan ikterus dan malaise yang tersembunyi 2.4 Patofisiologi Setelah liver membuka sejumlah agent, seperti virus. Liver menjadi membesar dan mendesak dengan dengan meradangnya sel-sel hati, limfosit-limfosit, bertambahnya cairan sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman. Sebagai kemjuan dan kelanjutan proses penyakit, pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan yang meluas, nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar. Meningkatnya penekanan dalam lintasan sirkulasi disebabkan karena masuk dan bercapur dengan aliran darah kedalam pembelahan jaringan-jaringan hepar (sel-sel hepar). Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada jaringan intrahepatik menyebabkan kekuningan. Data spesifik pada patogenesis hepatitis A, hepatitis C, hepatitis D dan hepatitis E sangat terbatas. Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada manifestasi klinik dari peradangan akut HBV yang ditentukan oleh respon imunologi dari klien. Kompleks kekebalan, kerusakan jaringan secara tidak langsung memungkinkan untuk manifestasi ekstrahepatik dari hepatitis akut B. Hepatitis B diyakini masuk kedlam sirkulasi kekebalan tubuh tersimpan dalam dinding pembuluh darah dan aktif dalam sistem pengisian. Respon-respon klinik terdiri dari nyeri bercampur sakit yang terjadi dimana- mana. Fase atau tahap penyembuhan dari hepatitis adalah ditandai dengan aktifitas fagositosis dan aktifitas enzim, perbaikan sel-sel hepar. Jika tidak sungguh-sungguh komplikasi berkembang, sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien secara normal setelah hepatitis virus kalah. Regenerasi lengkap biasanya terjadi dalam 2-3 bulan. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1170)
2.6 Komplikasi 1) Gangguan fungsi hati 2) Penyakit kronik hati seperti cirosis atau hepatitis kronik persisten 3) Carsinoma hepatik 4) Kematian karena fungsi hati
2.7 PemeriksaanPenunjang 1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT) Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim enzim intra seluler yang terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati 2. Darah Lengkap (DL) SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan. 3. Leukopenia Trombositopenia mungkin ada (splenomegali) 4. Diferensia Darah Lengkap Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma. 5. Alkali phosfatase Agaknya meningkat (kecuali ada kolestasis berat) 6. Feses Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati) 7. Albumin Serum Menurun, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh hati dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati. 8. Gula Darah Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati). 9. Anti HAVIgM Positif pada tipe A 10. HbsAG Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A) 11. Masa Protrombin Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang. Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin. 12. Bilirubin serum Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler) 13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein) Kadar darah meningkat. 14. BPS Dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya gangguan dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP. 15. Biopsi Hati Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis 16. Skan Hati Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati. 17. Urinalisa 18. Peningkatan kadar bilirubin. Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi. Karena bilirubin terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria. 2.8 Penatalaksanaan Medis Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup istirahat, hidrasi, dan asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi diindikasikan bila terdapat muntah, dehidrasi, faktor pembekuan abnormal, atau tanda-tanda gagal hati, yang membahayakan (gelisah, perubahan kepribadian, letargi, penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan). Terapi IV, studi laboratorium yang berulangkali, dan pemeriksaan fisik terhadap perkembangan penyakit adalah tujuan utama penatalaksanaan di rumah sakit. 2.9 Uji Laboratorium dan Diagnostik 1. Serum glutamic-axoloacetic transaminase (SGOT) meningkat 2. Serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) meningkat 3. Bilirubin meninggi 4. Antibodi IgM (Antibodi virus hepatitis A dan IgM anti hepatitis A) diagnostik untuk hepatitis A 5. Antibodi IgM (antigen inti hepatitis B, IgM, anti-HBs) 6. Antibodi IgG (antibodi virus hepatitis A dan antihepatitis) menunjukkan kerentanan atau pernah terpajan hepatitis A 7. Titer Hb s Ag diagnostik untuk hepatitis B, jika bertahan lebih dari 6 bulan, menunjukkan hepatitis B kronik yang akut 8. Titer anti-Hb s Ag diagnostik untuk hepatitis kronik 9. Anti-HBs adanya zat anti ini menunjukkan pemulihan dan imunitas terhadap hepatitis B 10. Anti-Hbe bila ada menunjukkan titer rendah terhadap hepatitis B dan penularan penyakit yang insufisien 11. Anti-HCV (IgG, IgM) diagnostik untuk hepatitis C, kira-kira dua pertiga orang dengan HCV tidak akan membentuk antibodi selama 5 sampai 12 bulan setelah infeksi. 12. Aminotransferase asparat (AST) - meningkat pada hepatitis akut 13. Aminotransferase alanin (ALT) meningkat pada hepatitis akut Berikut ini adalah obat-obat yang dapta digunakan : 1. Globulin imun (Ig) digunakan sebagai profilaksis sebelum dan sesudah terpajan hepatitis A (diberikan dalam waktu 2 minggu setelah pemajanan) 2. HBIG diberikan sebagai profilaksis setelah pemajanan (tidak divaksinasi : diberikan per IM dan mulai dengan vaksin HB. Divaksinasi : diberikan per IM ditambah dosis booster. Perinatal : 0,5 ml per IM dalam 12 jam setelah kelahiran) 3. Vaksin Hepatitis B (Hevtavax B) digunakan untuk mencegah munculnya hepatitis B (Perinatal : diberikan per IM dalam 12 jam setelah kelahiran, diulangi pada usia 1 dan 6 bulan. Anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun. Tiga dosis IM (paha anterolateral / deltoid), dua dosis pertama diberikan berselang 1 bulan, dan booster diberikan 6 bulan setelah dosis pertama. Anak-anak yang berusia lebih dari 10 tahun. Diberikan tiga dosis ke dalam otot deltoid. Perhatikan bahwa anak yang menjalankan hemodialisis jangka panjang dan anak dengan sindrom Down harus divaksinasi secara rutin karena tingginya resiko memperoleh infeksi Hepatitis B ini).
2.10. Pencegahan Ada tiga macam pencegahan terhadap hepatitis meliputi : 1. Pencegahan umum 2. Membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan cara yang benar 3. Feses, urine, cairan tubuh lainnya harus dianggap potensial untuk infeksi dan harus ada cara yang tepat untuk pembuangannya. Kamar-kamar kecil harus dilengkapi dengan septic tank untuk mencegak kontaminasi air dan makanan 4. Oleh karena hepatitis B ditularkan secara parenteral (suntikan dan tusukan), hepatitis non-A dan non-B, hepatitis delta, dan mungkin hepatitis A dapat ditularkan melalui jarum atau alat-alat lain yang terkena darah
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENYAKIT HEPATITIS 3.1 Contoh Kasus Keluarga bapak Z (40 tahun) dengan ibu D (35 tahun) mempunyai anak F (14 tahun). Keluhan bapak Z sudah 2 bulan Ikterus, anoreksia, malaise, lemas dan mual. Karena kesibukannya, sehingga bapak Z tidak sempat memeriksakannya secara intensif. Bapak Z bekerja dirumah sakit sebagai seorang perawat, penghasilannya 1,5 juta perbulan. Ibu F bekerja sebagai seorang bidan, penghasilannya 1,2 juta perbulan. Anak F sering pula mengalami diare dan mual. Anak F memiliki hubungan sangat dekat dengan bapak Z dibandingkan dengan dengan Ibu F karena memiliki hobi yang sama dengan bapak Z. Anak F pernah mendapat transfusi darah darah dari bapak Z. Keluarga tinggal dirumah tipe 45 dengan 2 kamar, terdapat ada ventilasi, penerangan dengan listrik dan menggunakan air PDAM. 3.2 Tahap Pengkajian I. Identitas Umum Keluarga a. Identitas Kepala Keluarga: Nama KK : Bp Z Umur : 40 tahun Agama : Islam Alamat : Desa Karang Langit Kec. Lamongan Pekerjaan : Perawat Pendidikan : D3 Keperawatan Penghasilan : Rp 1.500.000,-/ bulan b. Komposisi Keluarga: No Nama JK Hubungan dengan KK Umur Pendidikan Pekerjaan Status Imunisasi 1. Bapak Z L Suami 40 D3 Keperawatan Perawat Lengkap (SGOT meningkat,Titer Hb s Ag +) 2. Ibu D P Istri 35 D3 Kebidanan Bidan Lengkap (SGOT normal, Titer Hb s Ag -) 3. An.F L Anak 14 SMP Masih sekolah Tidak lengkap (SGOT meningkat)
c. Genogram
d. Tipe Keluarga: Keluarga Bapak Z adalah keluarga Inti dimana dalam satu rumah tinggal ayah, ibu, dan anak. e. Suku Bangsa: Suku : Bapak Z berasal dari suku Batak sedangkan Ibu Y berasal dari suku jawa. Tidak ada pantangan ataupun kebiasaan suku yang mengikat keluarga. Selain itu juga tidak ada kepercayaan yang bertentangan dengan kesehatan f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan Seluruh keluarga Bapak Z beragama Islam, menjalankan sholat 5 waktu, kadang beberapa kali keluarga bapak Z sering sholat berjamaah. Tidak ada hal yg bertentangan dengan masalah kesehatan. Namun ibu Z kadang-kadang puasa pada hari senin dan kamis. g. Status Sosial Ekonomi Keluarga: a) Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari KK dan Ibu b) Penghasilan: Rp 1.500.000/ Bulan + Rp 1.200.000/ Bulan Laki laki Klien Perempuan ----- TinggalSerumah c) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) TV dan Radio h. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: Makan Rp : 1.000.000 Bayar Listrik Rp : 150.000 Bayar Air Rp : 100.000 Pendidikan Rp : 500.000 Lain lain Rp : 250.000 Rp : 2.000.000 Dalam keluarga bapak Z masi mempunyai tabungan Rp 700.000/ Bulan. i. Aktivitas Rekreasi Keluarga: Kadang berekreasi di tempat terbuka, seperti taman, namun kebiasaan yang paling sering yaitu menonton tv di rumah. Keluarga bapak Z jarang pulang kampung karena kesibukan pekerjaannya.
II. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anaknya): Keluarga dengan anak usia remaja dengan tugas perkembangan yaitu: 1. Memenuhi kebutuhan anak ( biaya kehidupan, kesehatan, pendidikan dll ) 2. Mengawasi pergaulan anak baik di lingkungan rumah maupun di luar rumah. 3. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua 4. Mencapai suatu hubungan dan pergaulan yang lebih matang 5. Dapat menjalankan peran sosial 6. Berperilaku sosial yang bertanggung jawab 7. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilakusesuai dengan norma yang ada di masyarakat2.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya: Tidak ada yang belum terpenuhi, namun tugas keluarga yg belum dapat dicapai saat ini adalah berkumpul dan shering dengan keluarga dan kurang memperhatikannya kesehatan masing- masing anggota keluarga karena kesibukan dari bapak Z dan Ibu D.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti: 1. Riwayat keluarga saat ini: Saat ini bapak Z memiliki masalah kesehatan karena pekerjaannya sebagai seorang perawat yang pernah tertusuk jarum bekas pasien, keadaannya lemas, anoreksia dan kelihatan ikterus sedangkananak F memiliki resiko masalah kesehatan karena pernah menjalani transfusi darah dari bapak Z dengan gejala diare dan mual dan Ibu D tidak menunjukkan adanya resiko masalah kesehatan. 2. Riwayat penyakit keturunan: Bapak Z dan Ibu D tidak mempunyai penyakit keturunan 3. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga a) Bapak.P : Bekerja sebagai seorang perawat yang pernah tertusuk jarum bekas pasien dan mengeluh lemas, anoreksia dan terlihat ikterik. b) Ibu Y: Saat ini ibu D bekerja dipuskesmas sebagai seorang bidan. c) Anak F: Sering pula mengalami diare dan mual. d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya: Bapak Z adalah anak tunggal dan ibu.Y anak pertama dari 2 bersaudara. Semua saudara dan kedua orang tua keluarga masih hidup dan dalam keadaan sehat. III. Pengkajian Lingkungan a. Karakteristik Rumah Tipe rumahnya Bapak Z tipe 45, terdiri 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan wc , ruang tamu, ruang keluarga dan dapur, type bangunan: lantai dari keramik, memiliki ventilasi, kebersihanruang : ruangan sedikit berantakan, sumber air: dari PDAM, penerangan dalam rumah: dengan listrik, lingkungan sekitar rumah bapak Zcukup bersih. b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW. Bapak Z tinggal dilingkungan RT 01/RW 06, berpenduduk kota, jalan raya mengalamilubangan dan tidak ada kemacetan lalu-lintas, penduduk padat, jarak antara keluargadengan tetangga berdekatan, status ekonomi menengah keatas, penduduk rata-rata bekerja sebagai PNS, komunikasi yang terjalin akrab karena sudah lama bertetangga. Pada tempat tinggal keluarga Bapak Z hanya terdapat PUSKESMAS. c. Mobilitas Geografis Keluarga Keluarga Bapak Z tinggal dilingkungan tersebut selama 10 tahun dantidak pernah berpindah tempat tinggal. 1. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat Keluarga mengikuti kegiatan yang dilakukan masyarakat, Ibu D turut serta dalam kegiatan PKK meskipun tidak begitu aktif dan Bapak Z ikut serta dalam kegiatan kerja bakti meski jarang.Hubungan keluarga Bapak Z dengan masyarakat sekitar baik dan harmonis. 2. System Pendudukung Keluarga Keluarga Bapak Z sering dikunjungi oleh orang tua serta saudara-saudaranya dan bila ada salah satukeluarga yang sakit maka keluarga yang lain akan turut membantu.. Keluarga salingmendukung satu sama lain dan memiliki kepercayaan antara sesama anggota keluarga. IV. Struktur Keluarga a. Pola/cara Komunikasi Keluarga: Keluarga selalu berkomunikasi dengan keluarga lain, dalam mengambil keputusan b. Struktur Kekuatan Keluarga: Dalam keluarga Bapak Z yang mengambil keputusan namun kadang-kadang dalam mengatasi masalah biasanya musyawarah terlebih dahulu. c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga) : Bapak Z bekerja sebagai perawat dirumah sakit untuk mencari nafkah bagi kehidupankeluarganya tapi perannya sebagai ayah tidak dilaksanakan dengan baik misalnyakurang bisa membagi waktu dengan keluarga dan tetangga karena kesibukannya. Ibu D sebagai ibu rumah tangga, yang bekerja sebagai bidan dipuskesmas. kegiatan warga diikuti meski tidak begitu aktif, tapi perannya sebagai ibu juga tidak dilaksanakan dengan baik misalnyakurang bisa membagi waktu dengan keluarga dan tetangga karena kesibukannya. Anak F belajar, mengikuti perintah orang tua, mengahargai satu dengan yanglain dalam rumah maupun lingkungan sekitar.
d. Nilai dan Norma Keluarga Menyesuaikan dengan nilai dan norma yg berlaku, berperilaku baik terhadap oranglain dalam keluarga.
V. Fungsi Keluarga a. Fungsi Afektif Bapak Z dan Ibu Dberusaha memperhatikan kebutuhan anaknya ditengah-tengah kesibukannya. b. Fungsi sosialisasi Seluruh anggota keluarga berinteraksi dengan baik, Tidak ada hukuman dikeluargaBapak Z karena Bapak Z tidak pernah menegur anaknya, tidak ada larangan untuk anak bergaul diluar rumah, dan selalu menganjurkan anak untuk belajar. c. Fungsi reproduksi Keluarga Bapak. Z mempunyai 1orang anak.
VI. Stres Dan Koping Keluarga a. Stressor jangka pendek Bapak Z mulai merasa lemas, mual dan muntah. b. Stressor jangka panjang Bapak Z mengalami ikterik a. Respon keluarga terhadap stressor Jika ada masalah dalam keluarga selalu mendiskusikannya bersama-sama. Terkadangbapak Z selalu mengingatkan Ibu D untuk selalu mengontrol perilaku anaknya b. Strategi kopingdilakukan Jika ada masalah maka dalam keluarga, masalah tersebut akan dibicarakan bersamauntuk mencari jalan keluarnya c. Strategi adaptasi disfungsional Hobi yang sama dengan bapak Z membuat anak F lebih dekat dengan bapak Z.
VII. Pemeriksaan Fisik No Sistem Bapak Z Ibu D Anak F 1. TTV BB : 54 kg, TB : 165 cm S : 36 0 C TD : 90/50mmHg RR :18 x/mnt N : 80 x/mnt BB : 50 kg, TB : 155 cm S : 36 0 C TD : 90/60mmHg RR : 18 x/mnt N : 80 x/mnt BB : 32 kg, TB : 150 cm S : 36 0 C RR : 20x/mnt N : 90x/mnt 2. Kulit Warna kulit tidak ada Kekuningan/ ikterik, Warna kulit tidak kelainan, gatal tidak ada, tidak ada luka, rambut bersih, pendek dan tidak rontok gatal tidak ada,tidak ada luka, rambut bersih, pendek dan tidak rontok ada kelainan, gatal tidak ada,tidak ada luka, rambut bersih, pendek dan tidak rontok 3. Mata Mata cowong, tidakadaperadangan, conjungtivaanemis, tidakmenggunakankaca mata Kelopak mata tidak ptosis, tidak ada peradangan,conjungtiv a tidak anemis, tidak menggunakank acamata. Kelopak mata tidak ptosis, tidak ada peradangan,conjun gtiva tidak anemis, tidak menggunaka n kacamata. 4. Telinga Pendengaranbaik, tinnitus tidakadaserumen (+), perulentidakada, tidakadanyeriditelinga Pendengaran baik, tinnitus tidak ada seruman (+), perulen tidak ada, tidak adanyeri ditelinga. Pendengaran baik,tinnitus tidak adaseruman (+), perulen tidak ada,tidak ada nyeriditelinga 5. Hidung Tidakadakelainanbentu k, tidaktersumbat, tidakada secret Tidak ada kelainan bentuk,Tidak tersumbat, tidak ada secret Tidak ada kelainan bentuk,Tidak tersumbat,tidak ada sekret 6. Mulut Gigi bersih, tidakadakaries, gosokgigi 2x seharisetiapmandi Gigi bersih, tidak ada karies, gosok gigi 2X sehari setiap mandi Gigi bersih,tidak ada karies,gosok gigi 2X sehari setiap mandi 7. Payudara Tidakadapembesaran, tidakditemukanadanya tumor Tidak ada pembesaran,tidak ditemukan adanyatumor Tidak ada pembesaran,tidak ditemukan adanya tumor 8. Thorax Bunyijantung I dan II normal, murmur (-), Bunyi jantung I dan IInormal, murmur (- Bunyi jantung Idan II normal,murmur (- gallop (-), paru- paruronchi (-), stridor (- ), wheezing (-) ), Gallop(-), Paru- paru ronchi (- ),tidakadakelainan ),Gallop (-), Paru- paruronchi (-), 9. Abdomen Tidakbuncit, permukaandatar, tidakada sites bisingusus (+), adanyeri tekan kuadran kanan atas, nyeri epigastrium, kram abdomen, hepatomegali. Tidak buncit, permukaan datar, tidak ada sites bisingusus (+) tidak ,adanyeri tekan kuadran kanan atas, tidak ada nyeri epigastrium, tidak ada kram abdomen. Tidakbuncit,permu kaan datar,tidak adasites bising usus (+),adanya kram abdomen
VIII. Harapan Keluarga Terhadap masalah kesehatannya: Keluarga bapak Z berharap bapak Z cepat sembuh.
3.3 Format Analisa Data No Data Etiologi Problem 1. Data Subyektif Bapak Z mengeluhlemas, apalagi setelah beraktifitas dan mengatakan tidak berobat karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya Bapak Z mengatakan tidak mampu beraktifitas karena merasa lemas. Bapak Z mengatakan pernah tertusuk jarum Kelemahanfisik Gangguan intoleransi aktivitas keluarga Bapak Z bekas pasien dengan penyakit hepatitis karena tidak memakai alat pelindung diri. Bapak Z dan Ibu D mengatakan kurang memperhatikan kesehatan diri sendiri dan keluarga Bapak Z mengatakan tidak meminum obat apapun untuk mengobati penyakitnya. Data Obyektif: BB : 54 kg, TB : 165 cm S : 36 0 C TD : 90/50mmHg RR :18 x/mnt N : 80 x/mnt Ikterik Wajah tampak lelah Kekuatan otot 4 2. Data subyektif : Bapak Z mengeluh tidak nafsu makan karenaada rasa mual. Bapak Z mengatakan ada kram abdomen sehingga tidak nafsu makan
Data objektif: BB : 54 kg, TB : 165 cm S : 36 0 C TD : 90/50mmHg RR :18 x/mnt N : 80 x/mnt Hb dan albumin menurun Terlihat pucat Porsi tidak habis makan anoreksia, mual, muntah
Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Bapak Z hanya 2 sendok
3.4 RumusanDiagnosa Keperawatan DX 1 :Gangguan intoleransi aktivitas keluarga Bapak Z khususnya pada bapak Z berhubungan dengan kelemahan DX 2 :Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Bapak Z berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah 3.5 SkoringPrioritasMasalah DX 1 :Gangguan intoleransi aktivitas keluarga Bapak Z khususnya pada bapak Z berhubungan dengan kelemahan
NO Perhitungan Score Pembenaran 1 Sifat masalah: aktual 3/3X1 1 Bapak Z mengeluh lemas dan tidak berobat karena kesibukannya. 2 Potensi diubah: sebagian 1/2X2 1 Potensi diubah sebagian karena kesibukan keluarga bapak Z. 3 Potensi dicegah: cukup 2/3X1 2/3 Potensi untuk dicegah sedang, karena kepelikan masalah masih dalam batas yang bisa ditoleransi. 4 Menonjolnya masalah 2/2X1 1 persepsi keluarga melihat masalah harus segera diatasi. Jumlah 3 2/3
DX 2 :Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Bapak Z berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah NO Perhitungan Score Pembenaran 1 Sifat masalah: resiko 2/3X1 2/3 karena sangatmempengaruhi nutrisi 2 Potensi diubah: sebagian 2/2X2 1/2 Potensi diubah sebagian karena kesibukankeluarga atau bapak Z. 3 Potensi dicegah: Sedang 2/3X1 1 Potensi untuk dicegah sedang, karena kepelikan masalah masih dalam batas yang bisa ditoleransi, 4 Menonjolnya masalah 2/2X1 1 persepsi keluarga melihat masalah yaituharussegeradiatasi Jumlah 3 1/6
Berdasarkan rumusan prioritas di atas, maka dapat diketahui prioritas DX 1 : Diagnosa keperawatan: Gangguan intoleransi aktivitas keluarga Bapak Z khususnya pada bapak Z berhubungan dengan kelemahan DX 2 :Diagnosakeperawatan : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Bapak Z berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah 3.6 RencanaKeperawatan NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI EVALUASI UMUM KHUSUS KRITERIA STANDART 1.
Gangguan intoleransi aktivitas keluarga Bapak Z khususnya pada bapak Z berhubungan dengan kelemahan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 minggu diharapkan Bapak Z mampu melakukan aktivitas secara normal.
1. Setelah dilakukan pertemuan 1x45, Bapak Z mampu meningkatka n tirah baring/ duduk.
2. Setelah dilakukan pertemuan 1x45 Bapak Z mampu mengubah posisi.
3. Setelah dilakukan 1. Tingkatkan tirah baring/ duduk
2. Ubah posisi dengan sering, berikan perawatan kulit yang baik.
3. Lakukan tugas Respon verbal dari keluarga terkait Kemampuan untuk melakukan aktivitas
Respon verbal dan sikap dari keluarga tentang perubahan posisi
Respon verbal, sikap, dan 1. Meningkatkan istirahat dan ketenangan, menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan. Aktivitas dan posisi duduk tegak di yakini menurunkan aliran darah ke kaki yang mencegah sirkulasi optimal ke sel hati.
2. Meningkatkan fungsi pernafasan dan menimbulkan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.
3. Memungkinkan periode
2.
Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Bapak Z
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga pertemuan 2x45 keluarga mampu melakukan tugas dengan cepat sesuai toleransi.
4. Setelah dilakukan pertemuan 1x45 keluarga mampu
5. Setelah dilakukan pertemuan 1x45 keluarga mampu menggunak an teknik manajemen stress.
6. Setelah dilakukan pertemuan 1x45 keluarga mampu memberika n obat sesuai indikasi dan resep dari dokter
1. Setelah dilakukan pertemuan 1x45, keluarga mampu mengenal dengan cepat dan sesuai toleransi.
4. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, Bantu melakukan latihan rentang gerak sendi pasif / aktif.
5. Dorong penggunaan teknik manajemen stress.
6. Berikan obat sesuai indikasi.
1. Awasi pemasukan jumlah diit / jumlah kalori. psikomotor keluarga tentang cara melakukan tugas sesuai toleransi
Respon verbal, sikap dan psikomotor keluarga tentang peningkatan aktivitas sesuai toleransi.
Respon verbal, sikap, dan psikomotor keluarga tentang teknik manajemen stress.
Respon verbal, sikap, dan psikomotor keluarga tentang indikasi dan resep obat dari dokter
Respon verbal dari keluargaBapak .Z dengan mengenal masalah dan mampu mengambil keputusan. tembahan istirahat tanpa gangguan.
4. Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan.
5. Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi.
6. Membantu dalam manajemen kebutuhan tidur.
1. Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia
berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah
selama 2 minggu kunjungan, diharapkan keluarga Bapak Z mampu merawat anggota keluarga dengan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh masalah dan mampu mengambil keputusan untuk merawat Bapak Z dengan perubahan nutrisi dengan mempertahnkan BB yang normal
2. Setelah diberikan penjelasan 1x45 menit, keluarga mampu merawat Bapak Z dengan perubahan nutris kurang dari kebutuhan tubuh.
3. Setelah diberikan penjelasan 1x45 menit, keluarga mampu menempatkan posisi yang benar saat makan
4. Setelah diberikan penjelasan 1x45 menit, keluarga mampu memberikan nutrisi secara parental
5.Setelah diberikan penjelasan 1x45 menit, keluarga mampu memberikan diet tinggi kalori rendah lemak terhadap bapak Z Berikan makan sedikit dalam frekwensi sering dan tawarkan makan pagi paling besar.
2. Berikan perawatan mulut sebelum makan.
3. Anjurkan makan pada posisi tegak
4. Pemberian nutrisi secara parenteral, untuk mempertaha nkan kebutuhan kalori sesuai program.
5. Berikan diet rendah
Respon verbal dari keluarga Bapak Z tentang kemmpuan merawat
Respon verbal keluarga Bapak Z tentang kemampuan menempatkan posisi yang benar saat makan
Respon verbal keluarga Bapak Z tentang kemampuan keluarga memberikan nutrisi secara parental.
Respon verbal keluarga Bapak Z tentang diet
2. Menghilangkan rasa tak enak dan dapat meningkatkan nafsu makan.
3. Menurunkan rasa jenuh pada masa abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.
4. Pemberian nutrisi secara parental mampu mempertahankan kebutuhan kalori
5. Rendah lemak meminimalkan
lemak tinggi kalori
tinggi kalori rendah lemak fungsi hatidan tinggi kalori membantu mempercepat penyembuhan.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Hepatitis adalah merupakan penyakit infeksi dengan gejala utama berhubungan erat dengan adanya peradangan sel-sel hati, yang dapat bersifat akut dan kronik. Hipatitis virus dapat disebabkan olehVirus hipatotropik, Virus hepatitis Epidemik Non A. Hepatitis A (Inteksiosa)Stadium pre ikterus (prodromal) 4 7 hari, Stadium ikterus 3 6 minggu, Stadium pasca ikterik (rekonfalensesi) pada bulan kedua. Sedangkan hepatitis B, C, D, dan E awitan tersembunyi dan berbahaya. Komplikasi pada hepatitis yaitu gangguan fungsi hati, Penyakit kronik hati seperti cirosis atau hepatitis kronik persisten dll. Pada pemeriksaan penunjang didapat albumin menurun, feses warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati). Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup istirahat, hidrasi, dan asupan makanan yang adekuat. Ada tiga macam pencegahan terhadap hepatitis meliputi Pencegahan umum, Membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan cara yang benar. Asuhan keperawatan keluarga dengan hepatitis B pada keluarga Bapak Z berusia 40 tahun dengan ibu D yang berusia 35 tahun dan mempunyai anak F berusia 14 tahun.
4.2 Saran 4.2.1 Bagi Mahasiswa Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan benar. 4.2.2 Bagi Pendidikan Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih baik dalam pembuatan makalah selanjutnya. 4.2.3 Bagi Kesehatan Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk mahasiswa keperawatan agar mengetahui bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan Hepatitis.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer,2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta. Media Auskultasi. Chandrasoma, Parakrama, 2006. Ringkasan Patologi Anatomi. Jakarta : EGC. Corwin,Elizabeth J. 2000. Buku saku patofisiologi. Jakarta. EGC Effendy, Nasrul, 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. mary baradero, m. w. (2008). klien gangguan hati : seri asuhan keperawatan. jakarta: EGC Mubarak,Iqbal Wahid. 2009. Pengantar Keperawatan Komunitas.Jakarta. Sagung seto. Mubarak,Iqbal Wahid.2006. BA.Ilmu Keperawatan Komunitas 2 : Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta. Sagung Seto..