Anda di halaman 1dari 2

2013/06/13 21:42 WIB - Kategori : Pendidikan

Jenis Makanan Alami--Plankton


Makanan alami adalah makanan yang tumbuh sendiri di tempat pemeliharaan ikan yang bersangkutan. Makanan alami ditumbuhkan
bersamaan dengan pemeliharaan ikan sistem ekstensif, yaitu pemeliharaan ikan yang menggunakan lahan yang luas dengan padat
penebaran rendah.
Jenis makanan alami dapat berupa bahan nabati maupun hewani, tergantung pada jenis ikan yang dipelihara. Jenis-jenisnya dapat
berupa plankton (fitoplankton dan zooplankton), alga filamen 0umut), alga dasar (kelekap), detritus campur bakteri dan cendawan,
organisme bentos, tanaman air submersum (tumbuhan di dalam air), tanaman air yang mengapung (Neuston dan Pleuston), serta
binatang-binatang nekton.
Makanan alami diperoleh dari pengambilan di alam, tetapi beberapa di antaranya dapat diperbanyak melalui kultur makanan alami.
Pengulturan makanan alami dapat dilakukan dengan membibitkan jenis yang tersedia maupun membibitkan langsung dari alam.
Untuk mendapatkan makanan alami yang kontinu, pembudidaya harus melakukan kultur sendiri dengan cara memurnikan bibitnya
dari media pengulturan.
Selain organisme yang dijadikan makanan alami, artikel ini juga akan diulas mengenai cara memurnikan plankton dan cara budi daya
fitoplankton serta zooplankton.
Makanan alami ikan terdiri dari organisme renik berukuran mikro (kecil) dan organisme makro yang sangat jelas bila dilihat secara
kasat mata. Organisme renik dapat terlihat jelas jika dilihat dengan menggunakan alat bantu, seperti mikroskop dan lup (suryakanta).
Berikut ini beberapa jenis organisme yang menjadi makanan alami ikan.
PLANKTON
Plankton adalah organisme (tumbuhan dan hewan) yang hidup melayang-layang di dalam air tanpa mempunyai kemampuan untuk
melawan gerakan air. Pada umumnya plankton berukuran renik. Akan teta ada beberapa jenis yang berukuran sedang sehingga
mudah dilihat dengan mata telanjang, misalnya kutu air jenis kopepoda. Plankton dapat berupa jasad-jasad nabati atau tumbuhan
(fitoplankton, plankton nabati) dan jasa jasad hewani atau binatang (zooplankton, plankton hewani).
1. Fitoplankton
Fitoplankton merupakan organisme yang berukuran renik, memiliki gerakan yang sangat lemah, bergerak mengikuti arah arus, dan
dapat melakukan proses fotosintesis karena memiliki klorofil dalam tubuh. Fitoplankton sebagian besar terdiri dari alga (ganggang)
bersel tunggal yang berukuran renik. Akan tetapi, beberapa jenis di antaranya ada juga yang suka membentuk koloni.
Organisme ini merupakan produsen primer di perairan karena dapat mengolah bahan-bahan anorganik yang ada di lingkungannya
menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis. Perkembangbiakannya sangat cepat melalui pembelahan sel sehingga
pertumbuhannya dapat didorong dengan memperkaya kandungan bahan anorganik melalui pemupukan. Pupuk yang digunakan
dapat berupa pupuk organik maupun pupuk anorganik atau pupuk buatan.
Pupuk anorganik terdiri dari pupuk nitrogen (Urea, Za), pupuk fosfat (TSP, amofos), pupuk kalium (KC1), dan pupuk majemuk (NPK).
Pupuk anorganik buatan pabrik terdiri dari bahan-bahan mineral sehingga dalam penggunaannya lebih cepat bereaksi dengan media
budi daya dibandingkan pupuk organik. Jika takaran penggunaannya berlebihan, dapat mematikan fitoplankton yang dipupuk karena
terjadi pengerutan cairan sel (plasmolisis).
Fitoplankton dapat tumbuh baik di kolam atau tambak yang tanah dasarnya lembek, kedalaman air sekitar 70100 cm, dan kadar
garam maksimum 25 ppt. Pertumbuhannya dapat dipacu dengan pemberian pupuk dasar yang terdiri dari pupuk kandang (1000 kg
/ha), dedak (200 kg /ha), urea (40 kg /ha), dan TSP (3040 kg/ha). Agar pertumbuhannya dapat berlanjut selama masa pemeliharaan
ikan, secara berkala, misalnya seminggu sekali, kolam pemeliharaan fitoplankton perlu dipupuk ulang. Dalam pemupukan lanjutan ini,
diberikan pupuk kandang (300 kg/ha), pupuk urea (20 kg /ha), dan TSP (10 kg/ha).
Fitoplankton sangat baik untuk makanan burayak dan benih ikan, udang, kepiting, serta kerang-kerangan. Selain disukai oleh ikan-
ikan pemakan plankton, fitoplankton diperlukan juga oleh ikan-ikan dewasa seperti tambakan, mola, dan bandeng.
Beberapa jenis fitoplankton yang tumbuh di kolam atau ditambak antara lain anggota-anggota dari ganging hijau, misalnya Chlorella,
Selanastrum, dan Scenedesmun. Contoh fitoplankton dari kelas Flagellata, seperti Chlamydomonas, Tetaselmis, Dnaliella, dan
Isochrysis. Anggota Diatomeae contohnya Cyclotella, Synedra, Navicula, Nitzschia, Chaetoceros, dan Skeletonema.
Beberapa jenis fitoplankton tersebut dapat dibudidayakan secara intensif dan missal. Jenis fitoplankton yang telah dapat
dibudidayakan antara lain Skeletonema, Chaetoceros, Tetraselmis, Dunaliella, Isochrysis, Chlorella, Nannochloropis, dan Spirulina.
2. Zooplankton
Zooplankton merupakan hewan-hewan renik (mikroskopik) yang hidi i nelayang-layang di dalam air. Akan tetapi, ada juga yang
berukuran agak besar sehingga dapat dilihat bentuknya secara kasat mata. Beberapa jenis hewan yang merupakan zooplankton, di
antaranya Infusoria, Brachionus, Artemia, Daphnia, Moina, Cyclops, dan Calanus.
Beberapa jenis yang sudah dapat dibudidayakan secara intensif dan massal di antaranya Brachionus plicatilis (Rotifera), Artemia
salina (Anacostraca), Daphnia sp, (Cladocera), Moina sp (Cladocera), dan jentik jentik nyamuk biasanya Culex sp. (Diptera insekta).
Budi daya zooplankton telah dilakukan hampir di seluruh tempat budi daya ikan dan udang, baik air tawar maupun air laut.
Brachionus dapat ditumbuhkan dalam bak, kolam, atau tambak melalui pemupukan. Dengan pemupukan maka fitoplankton yang
menjadi makanannya, misalnya Chlorella sp., dapat tumbuh dengan baik. Setelah fitoplankton tumbuh banyak maka bibit Brachionus
dapat disebarkan agar barkembang lebih lanjut.
Jenis pupuk yang digunakan adalah kotoran sapi kering (100 ppm, atau 100 mg/l air), bungkil kelapa (20 ppm, atau 20 mg/l air), urea
(2 ppm, atau 2 mg/l air), TSP (2 ppm, atau 2 mg/l air). Setelah pemupukan, 45 hari kemudian Brachionus akan berkembang dengan
baik.
Kutu air atau Cladocera seperti Daphnia dan Moina dapat ditumbuhkan di kolam-kolam pendederan melalui pemupukan. Mula-mula
kolam dikeringkan kemudian diberi kapur sebanyak 12 kg/10 m2. Setelah itu, kolam dipupuk dengan kotoran ayam, dedak padi, atau
ampas tahu sebanyak 2 kg/10 m2. Pupuk dicampur dengan tanah dasar. Setelah dibiarkan selama 23 hari, kolam pendederan lalu
diairi setinggi kira-kira 30 cm. Air dibiarkan sampai warnanya berangsur-angsur menjadi kecokelat-cokelatan yang menandakan
bahwa fitoplankton telah tumbuh.
Bila fitoplanktonnya telah tumbuh banyak, bibit kutu air dapat dimasukkan. Dalam waktu 4-7 hari kutu air akan berkembang lebih
banyak. Benih yang akan dideder dapat ditebarkan. Untuk menjaga agar populasi fitoplankton tetap banyak, sebaiknya dilakukan
pemupukan ulang dengan pupuk anorganik, misalnya pupuk ammonium fosfat sebanyak 10 g/10 m2.
*) Gambar : Plankton (mysciencebox.org)
Sumber : http://perikananindonesia.com/jenis-makanan-alami-plankton/

Anda mungkin juga menyukai