2
i
X =jumlah kuadrat skor angket
2
i
Y =jumlah kuadrat skor total
i
i
Y X
\
|
|
.
|
\
|
=
2
2
11
1
1
t
b
k
k
r
(Arikunto, 2006: 196)
Keterangan :
11
r
=reliabilitas instrumen
k
=banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal
2
b
2
i
X =jumlah kuadrat skor soal
2
i
Y =jumlah kuadrat skor total
i
i
Y X
=jumlah perkalian skor angket (X) dan skor total(Y)
Selanjutnya harga
xy
r yang diperoleh dari tiap-tiap butir soal
dikonsultasikan dengan
tabel
r product moment. Harga
xy
r
menunjukkan indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan.
Setiap nilai korelasi mengandung 3 makna, yaitu:
a) Ada tidaknya korelasi, ditunjukkan oleh besarnya angka yang
terdapat dibelakang koma. J ika angkanya terlalu kecil sampai
empat angka dibelakang koma, maka angka korelasi diabaikan.
Artinya tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y.
47
b) Arah korelasi, yaitu arah yang menunjukkan kesejajaran antara
nilai variabel X dan nilai variabel Y. Jika tandanya plus (+),
maka arah korelasinya positif, sedang kalau minus (-), maka
arah korelasinya negatif.
c) Besarnya korelasi, yaitu besarnya angka yang menunjukkan kuat
tidaknya, atau mantap tidaknya kesejajaran antara dua variabel
yang diukur korelasinya.
Butir instrumen dikatakan valid apabila mempunyai korelasi
lebih besar atau sama dengan nilai
tabel
r
taraf signifikansi 5%. J ika
xy
r <
tabel
r
maka butir angket tidak valid.
Interpretasi mengenai besarnya koefisiensi korelasi adalah:
0,00 sampai 0,20 korelasi hampir tidak ada
0,21 sampai 0,40 korelasi rendah
0,41 sampai 0,60 korelasi sedang
0,61 sampai 0,80 korelasi tinggi
0,81 sampai 1,00 korelasi sempurna
(Arikunto, 2006: 72)
2) Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. (Arikunto,
1998: 170).
48
Untuk menguji reliabilitas tes akan digunakan rumus Alpha
yaitu:
|
|
.
|
\
|
|
.
|
\
|
=
2
2
11
1
1
t
b
k
k
r
Keterangan:
11
r
=reliabilitas instrumen
k
=banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal
2
b
+
=
i i
L H
n n
x x
M M
t
Keterangan :
t : Uji t
M
H
: Mean kelompok atas
M
L
: Mean kelompok bawah
x
1
2
: Jumlah deviasi skor kelompok atas
x
1
2
: Jumlah deviasi skor kelompok bawah
N
i
: Jumlah responden pada kelompok atas atau bawah
(27% x N)
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan t
tabel
, dengan taraf
signifikan 5% dan dk =n
1
+n
2
2. J ika t
hitung
>t
tabel
maka daya
pembeda soal tersebut signifikan (Arifin, 1991: 141).
F. Metode Analisis Data
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
analisis awal dengan uji homogenitas sampel dan uji normalitas dan
dilanjutkan dengan analisis akhir menggunakan uji regresi linier dan uji
korelasi.
a. Tahap analisis awal
51
1) Uji normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah menggunakan uji lillifors
sebagai berikut :
a) Hipotesis
Ho =sampel dari populasi berdistribusi normal
Ha =sampel tidak dari populasi berdistribusi normal
b) Prosedur
(1) Pengamatan
1
x ,
2
x , ...,
n
x dijadikan bilangan baku
1
z ,
2
z ,
...,
n
z dengan rumus :
s
x x
z
i
i
=
( x dan s merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel)
(2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar
distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang
( ) ( )
i i
z z P z F s =
(3) Selanjutnya dihitung proporsi
1
z ,
2
z , ...,
n
z yang
i
z s .
J ika proporsi ini dinyatakan oleh ( )
i
z S , maka :
( )
n
z yang z z z
z S
i n
i
s
=
.... .
2 1
(4) Menghitung selisih ( ) ( )
i i
z S z F , kemudian tentukan harga
mutlaknya.
(5) Mengambil harga yang paling besar di antara harga-harga
mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini
o
L .
52
Untuk menerima atau menolak H
o
, kita bandingkan L
o
dengan
nilai kritis L untuk taraf nyata =5%. Dengan kriteria terima
H
o
jika L
o
<L
tabel
dan tolak H
o
jika L
o
>L
tabel
(Sudjana, 2005:
466-467).
2) Uji homogenitas
Untuk mengetahui seragam tidaknya variasi sampel-sampel yang
diambil dari populasi yang sama, maka perlu melakukan pengujian
terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel. Untuk
menguji homogenitas sampel digunakan Uji Bartlett, yang
bentuknya sebagai berikut:
Sampel ke Dk
dk
1
S
i
2
Log S
i
2
dk log S
i
2
1
2
.
.
K
n
1
1
n
2
1
n
k
1
1
1
1
n
1
1
2
n
1
1
k
n
S
1
2
S
2
2
S
k
2
Log S
1
2
Log S
2
2
Log S
k
2
(n
1
1) Log S
1
2
(n
2
1) Log S
2
2
(n
k
1) Log S
k
2
J ml
( )
1
i
n
|
|
.
|
\
|
1
1
i
n
- -
2
) 1 (
k i
LogS n
Di daftar tersebut kita hitung harga-harga yang diperlukan yaitu:
53
a)
( )
( )
|
|
.
|
\
|
1
1
2
2
i
i i
n
S n
S
b) Harga satuan B dengan rumus:
B =( ) ( )
1
2
i
n S Log
Ternyata untuk uji Bartlett digunakan statistika chi kuadrat:
( ) ( ) { }
=
2 2
1 10 ln
i i
S Log n B
Dengan ln 10 =2,3026, disebut logaritma asli dari pada bilangan 10.
Dengan kriteria jika
2
hitung
<
2
tabel
, dengan taraf signifikansi 5%,
maka dapat dikatakan homogen (Sudjana, 2002: 261).
3) Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk menguji kelinieran regresi, adapun
yang diuji dalam penelitian ini adalah:
H
o
=hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah
tidak linier.
H
a
=hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah
linier.
Berikut adalah daftar analisis varians yang digunakan untuk menguji
kelinieran regresi. Hipotesisnya adalah:
H
o
=model regresi tidak signifikan
H
a
=model regresi signifikan
Sumber
Variansi
dk
Jumlah kuadrat
(J K)
KT F
54
Total N Y
i
2
Y
i
2
-
Regresi (a)
Regresi (b | a)
Residu
1
1
n-2
( )
n
Y
2
i
( ) a b J K J K
reg
=
( )
2
i res
Y
Y J K
=
( )
n
Y
2
i
( ) a b J K S
2
reg
=
( )
2 n
Y
Y
S
2
i 2
res
2
res
2
reg
S
S
Tuna cocok
Kekeliruan
k-2
n-k
J K
(TC)
J K
(E)
( )
( )
( )
( )
k n
J K
S
2 k
J K
S
TC 2
E
TC 2
TC
=
( )
( )
2
E
2
TC
S
S
Dari daftar diatas didapatkan dua hasil yaitu :
2
res
2
reg
S
S
F= untuk uji independen
( )
( )
2
E
2
TC
S
S
F = yang akan dipakai untuk menguji tuna cocok regresi linier.
Dalam hal ini, kita tolak hipotesis model regresi linier jika F F
(1
o)(k
2, n k)
. Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang
=(k 2) dan dk penyebut =(n k). (Sudjana, 2005: 331-332)
b. Uji Deskripsi
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan hasil perhitungan
ketiga variabel beserta hasil belajarnya dengan menggunakan rata-rata
55
(mean), median, modus, serta dibuat diagramnya dengan histogram dan
poligon.
Sebelum mencari rata-rata, median, dan modus diperlukan tabel
distribusi frekuensi guna memudahkan dalam perhitungan. Pertama,
menentukan rata-ratanya dengan menggunakan rumus:
=
i
i i
f
x f
x
Dimana:
x
=rata-rata (mean)
i
f =jumlah frekuensi
i i
x f
\
|
+ =
f
F n
p b M
e
) (
2
1
Keterangan:
Me =median
b =batas bawah kelas median
p =panjang kelas median
n =banyak data
F =frekuensi komulatif sebelum kelas median
f =frekuensi kelas median
56
Kemudian menentukan modus (data terbanyak) dengan menggunakan
rumus:
|
|
.
|
\
|
+
+ =
2 1
1
b b
b
p b M
o
Keterangan:
M
o
=modus
b =batas bawah kelas modus
p =panjang kelas
b
1
=frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
b
2
=frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
Dari hasil perhitungan ketiganya kemudian dideskripsikan sehingga
menghasilkan penjabaran yang jelas.
c. Analisis akhir
1) Koefisien korelasi
Dengan kriteria pengujian H
o
diterima pada taraf signifikan =5%
dan dk =n 1, apabila r
hitung
<r
tabel
. Langkah-langkah menetukan
koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
a) Menentukan hubungan antara satu variabel bebas (X
i
) dengan
variabel terikat (Y).
{ }
=
2 2 2 2
) ( )( ) ( ( Y Y n X X n
Y X Y X n
r
i i
i i
xy
Misal:
57
Menentukan hubungan antara minat belajar (X
1
) dengan prestasi
belajar matematika siswa (Y) atau .
{ }
=
2 2 2
1
2
1
1 1
) ( )( ) ( ( Y Y n X X n
Y X Y X n
r
xy
Dengan cara yang sama, kita dapat menetukan pula hubungan
antara kecerdasan emosional (X
2
) dengan prestasi belajar
matematika (Y) atau , hubungan antara kemampuan spasial
(X
3
) dengan prestasi belajar matematika (Y) atau .
b) Menentukan hubungan antara satu variabel bebas dengan satu
variabel bebas yang lain
Yaitu hubungan antara minat belajar (X
1
) dengan kecerdasan
emosional (X
2
) atau , hubungan antara minat belajar (X
1
)
dengan kemampuan spasial (X
3
) atau , dan hubungan antara
kecerdasan emosional (X
2
) dengan kemampuan spasial (X
3
) atau
.
Misal :
{ }
=
) ) ( )( ) ( (
2
1
2
1
2
2
2
2
1 2 1 2
12
X X n X X n
X X X X n
r
Dengan cara yang sama, kita dapat menetukan pula dan .
c) Menentukan hubungan minat belajar, kecerdasan emosional dan
kemampuan spasial dengan prestasi belajar matematika siswa.
Sebelum menentukan hubungan antara Y, X
1
, X
2
, dan X
3
58
ditentukan nilai koefisien korelasi parsial dengan variabel-
variabel berikut :
(1) Untuk variabel Y, X
1
, dan X
2
Misalkan menentukan korelasi parsial antara Y dan X
1
dengan menganggap X
2
tetap, maka dinyatakan dengan r
y1.2
dan koefisien korelasi parsial antara antara Y dan X
2
apabila
X
1
dianggap tetap dinyatakan dengan r
y2.1
, yaitu :
( )( )
2
1.2
2
y2
1.2 y2 y1
y1.2
r 1 r 1
r r r
r
=
( )( )
2
1.2
2
y1
1.2 y1 y2
y2.1
r 1 r 1
r r r
r
=
Dengan cara yang sama akan didapatkan r
y13
dan r
y23
(2) Untuk variabel Y, X
1
, X
2
, dan X
3
Misalkan menetukan koefisien korelasi parsial antara Y
dengan X
3
dan menganggap X
1
dan X
3
tetap, maka
dinyatakan dengan r
y1.23
, yaitu :
( )( )
2
13.2
2
y3.2
13.2 y3.2 y1.2
y1.23
r 1 r 1
r r r
r
=
Dengan demikian dapat dikemukakan hubungan antara koefisien
korelasi, koefisien korelasi ganda, dan korelasi korelasi parsial
variabel Y dengan X
1
, X
2
, dan X
3
, yaitu :
( )( )( )
2
Y3.12
2
Y2.1
2
y1
2
y12.3
r 1 r 1 r 1 R 1 =
(Sudjana, 2005: 386)
59
2) Persamaan regresi
a) Regresi linier sederhana atau tunggal
Regresi linier digunakan karena terjadi sebuah fenomena yang
terdiri dari sebuah variabel bebas (X) dan sebuah variabel terikat
(Y), untuk regresi linier yang terdiri dari sebuah variabel terikat
(Y) persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
bX a Y
+ =
Dimana :
( )( ) ( )( )
( )
( ) ( )( )
( )
=
2
i
2
i
i i i i
2
i
2
i
i i i i i
X X n
Y X Y X n
b
X X n
Y X X X Y
a
Dengan n =ukuran sampel
Persamaan regresi diatas akan digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
dan variabel terikat Y.
(1) Untuk mengetahui hubungan antara minat belajar (X
1
)
dengan prestasi belajar matematika (Y), maka persamaannya
adalah:
1
bX a Y
+ =
(2) Untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional
(X
2
) dengan prestasi belajar matematika (Y), maka
persamaannya adalah:
2
bX a Y
+ =
60
(3) Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan spasial (X
3
)
dengan prestasi belajar matematika (Y), maka persamaannya
adalah:
3
bX a Y
+ =
b) Regresi linier ganda
Regresi linier ganda digunakan karena terjadi sebuah fenomena
yang terdiri dari beberapa variabel bebas (X) dan sebuah variabel
terikat (Y). Adapun persamaan regresi linier ganda yang akan
digunakan adalah:
Y
=a
0
+a
1
X
1
+a
2
X
2
+a
3
X
3
Kemudian nilai a
0
, a
1
, a
2
, a
3
dapat dicari dengan menyelesaikan
persamaan sebagai berikut :
y
i
x
1i
=a
1
x
1i
2
+a
2
x
1i
x
2i
+a
3
x
1i
x
3i
y
i
x
2i
=a
1
x
1i
x
2i
+a
2
x
2i
2
+a
3
x
2i
x
3i
y
i
x
3i
=a
1
x
1i
x
3i
+a
2
x
2i
x
3i
+a
3
x
3i
2
Keterangan :
Y =prestasi belajar
X
1
=minat belajar
X
2
=kecerdasan emosional
X
3
=kemampuan spasial
a
1
=koefisien X
1
a
2
=koefisien X
2
a
3
=koefisien X
3
61
Y Y y
X X x
X X x
X X x
i 1i
3
3i 1i
2
2i 1i
1
1i 1i
=
=
=
=
3) Koefisien/ Indeks determinasi
Untuk mengetahui besarnya prosentase hubungan variabel Y
(prestasi belajar) dengan variabel X
1
(minat belajar), X
2
(kecerdasan
emosional), dan X
3
(kemampuan spasial). Rumus koefisien korelasi
determinasi adalah R
2
100%. Besar prosentase koefisien
determinasi pada penelitian ini :
a) Antara Y dan X
1
Prosentase koefisien determinasi =r
2
y1
100%
b) Antara Y dan X
2
Prosentase koefisien determinasi =r
2
y2
100%
c) Antara Y dan X
3
Prosentase koefisien determinasi =r
2
y3
100%
d) Antara Y dan X
1
,X
2
dan X
3
Prosentase koefisien determinasi =R
2
y.123
100%
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan
Analisis data merupakan bagian terpenting dalam suatu penelitian,
karena hanya dengan analisis data yang telah dikumpulkan dapat memberi
arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Pada
bab ini dilaporkan tentang hasil-hasil penelitian serta pembahasannya. Hasil
yang dilaporkan adalah pra uji hipotesis yang meliputi uji normalitas dan uji
homogenitas dengan data yang diambil dari nilai hasil ulangan sebelum
penelitian serta uji linieritas data penelitian, uji deskripsi, dan uji hipotesis
yang meliputi koefisien korelasi, persamaan regresi, dan indeks determinasi.
Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan menentukan populasi sesuai
dengan rencana yang ditetapkan. Dalam penelitian ini populasinya adalah
kelas VIII SMP N 2 Tawangsari semester 1 tahun ajaran 2011/ 2012 yang
berjumlah 5 kelas. Sampel diambil secara cluster random sampling, artinya
dari seluruh siswa kelas VIII SMP N 2 Tawangsari semester 1 tahun ajaran
2011/ 2012 diambil sampel tiga kelas secara acak yaitu satu kelas sebagai
kelas uji coba dan dua kelas sebagai kelas korelasi yang masing-masing kelas
diambil 50% dari jumlah siswa. Disini yang berperan sebagai kelas uji coba
adalah kelas VIII C dan sebagai kelas korelasi adalah kelas VIII A dan VIII B
dengan pengambilan sampel 50% jumlah siswa dari kelas tersebut.
62
63
Setelah subyek penelitian ditetapkan, selanjutnya peneliti menentukan
sapel untuk uji coba penelitian. Instrumen yang memerlukan uji coba
penelitian adalah minat belajar matematika, kecerdasan emosional,
kemampuan spasial, dan prestasi belajar belajar.
B. Uji Coba
Uji coba instrumen diambil dari 34 siswa kelas VIII C SMP N 2
Tawangsari Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Soal yang diuji cobakan sebanyak
70 butir, dengan ketentuan 25 butir angket minat belajar matematika, 20 butir
tes kecerdasan emosional, 20 butir tes kemampuan spasial, dan 5 soal uraian
untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Tujuan dari uji coba instrumen ini
adalah untuk menentukan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen
penelitian.
1. Butir angket dan tes
a. Validitas
Dari perhitungan r
xy
tiap item kemudian dikonsultasikan
terhadap r
tabel
, untuk N =34, taraf signifikan 5%, maka r
tabel
=0,339.
1) Minat Belajar
Berikut diberikan contoh perhitungan validitas item no. 2
uji coba angket minat belajar yang digunakan dalam penelitian.
Untuk tabel analisis dan hasilnya secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran 14.
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) ( ) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
xy
E E E E
E E E
=
64
N =34 XY =8416
X =104 Y =2721
X
2
=336 Y
2
=219365
=0,549
Karena r
xy
=0,549 >r
tabel
=0,339 maka dapat disimpulkan
item no. 2 uji coba angket minat belajar adalah valid.
Butir uji coba angket minat belajar yang tidak valid adalah
nomor item 1, 3, 19, dan 23. Sedangkan yang valid adalah butir
nomor 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21,
22, 24, dan 25 sehingga butir uji coba angket minat belajar
yang
digunakan untuk penelitian sebanyak 21 butir angket.
2) Kecerdasan Emosional
Berikut diberikan contoh perhitungan validitas item no. 1
uji coba tes kecerdasan emosional yang digunakan dalam
penelitian. Untuk tabel analisis dan hasilnya secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran 15.
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) ( ) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
xy
E E E E
E E E
=
65
N =34 XY =2256
X =62 Y =1254
X
2
=124 Y
2
=44328
{ }{ }
2 2
) 1224 ( ) 44328 ( 34 ) 62 ( ) 124 ( 34
) 1224 )( 62 ( ) 2256 ( 34
=
xy
r
{ }{ } 1498176 1507152 3844 4216
75888 76704
=
xy
r
3339072
816
=
xy
r
312781 , 1827
816
=
xy
r
447 , 0 =
Karena r
xy
=0,447 > r
tabel
=0,339 maka dapat disimpulkan
item no.1 uji coba tes kecerdasan emosional adalah valid.
Butir uji coba tes kecerdasan emosional yang tidak valid
adalah nomor 3, 4, 5, 8, 9, 15, 16, 17, 19, dan 20. Sedangkan yang
valid adalah butir nomor 1, 2, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14, dan 18.
Karena jumlah butir yang valid hanya 10, maka pada tes
kecerdasan emosional yang digunakan untuk penelitian ditambah
lagi 10 butir sehingga butir yang digunakan untuk penelitian adalah
20 butir soal.
3) Kemampuan Spasial
Berikut diberikan contoh perhitungan validitas item no. 1 uji coba
tes kemampuan spasial yang digunakan dalam penelitian. Untuk
tabel analisis dan hasilnya secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran 16.
66
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) ( ) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
xy
E E E E
E E E
=
N =34 XY =277
X =22 Y =399
X
2
=22 Y
2
=22
{ }{ }
2 2
) 399 ( ) 4957 ( 34 ) 22 ( ) 22 ( 34
) 399 )( 22 ( ) 277 ( 34
=
xy
r
{ }{ } 159201 168538 484 748
8778 9418
=
xy
r
) 9337 )( 264 (
640
=
xy
r
2464968
640
=
xy
r
021656 , 1570
640
=
408 , 0 =
Karena r
xy
=0,408 >r
tabel
=0,339 maka dapat disimpulkan
item no.1 uji coba tes kemampuan spasial valid.
Untuk butir uji coba tes kemampuan spasial yang tidak valid
adalah nomor 2, 4, 5, 6, 10, 11, 12, dan 20. Sedangkan yang valid
adalah butir nomor 1, 3, 7, 8, 9, 13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 19.
Karena jumlah butir yang valid hanya 11, maka pada tes
kemampual spasial yang digunakan untuk penelitian ditambah 9
butir sehingga butir yang digunakan untuk penelitian adalah 20
butir soal.
b. Reliabilitas
Dari perhitungan r
11
tiap item kemudian dikonsultasikan
terhadap r
tabel
, dengan N =40, taraf signifikan 5%, maka r
tabel
=0,312.
67
Rumus yan digunakan untuk mengetahui reliabilitas tes adalah
sebagai berikut:
1) Minat Belajar
Berikut diberikan contoh perhitungan reliabilitas uji coba
angket minat belajar yang digunakan dalam penelitian. Untuk tabel
analisis dan hasilnya secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 14.
a) Menghitung varian butir
Untuk varians butir no. 2:
( )
526 , 0
34
34
104
336 )
) (
(
2 2
2
2
=
=
N
N
X
X
b
Dan seterusnya sampai 25 butir.
Maka jumlah semua varian butir =
=
|
|
.
|
\
|
=
N
N
Y
Y
t
c) Menghitung reliabilitas alpha
k =25 025 , 47
2
=
t
266 , 8
2
=
b
68
|
.
|
\
|
=
205 , 47
266 , 8
1
1 25
25
11
r
( )( ) 82488 , 0 04167 , 1
11
= r 859 , 0 =
Karena r
11
=0,859 >r
tabel
=0,339 maka dapat disimpulkan uji
coba angket minat belajar bersifat reliabel, harga r
11
terletak pada
selang 0,80 <r
11
1,10 maka tingkat reliabilitas termasuk kategori
tinggi.
2) Kecerdasan Emosional
Berikut diberikan contoh perhitungan reliabilitas uji coba
tes kecerdasan emosional yang digunakan dalam penelitian. Untuk
tabel analisis dan hasilnya secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran 15.
a) Menghitung varian butir
Untuk varians butir no. 1:
( )
322 , 0
34
34
62
124 )
) (
(
2 2
2
2
=
=
N
N
X
X
b
Dan seterusnya sampai 20 butir.
Maka jumlah semua varian butir =
b) Menghitung varian total
=varian total
69
765 , 7
34
34
) 1224 (
44328
) (
2
2
2
2
=
=
|
|
.
|
\
|
=
N
N
Y
Y
t
c) Menghitung reliabilitas Alpha
k =20 765 , 7
2
=
t
8997 , 4
2
=
b
|
.
|
\
|
=
765 , 7
8997 , 4
1
1 20
20
11
r
( )( ) 369 , 0 053 , 1
11
= r 388 , 0 =
Karena r
11
=0,388 > r
tabel
=0,339 maka dapat disimpulkan uji
coba tes kecerdasan emosional bersifat reliabel, harga r
11
terletak
pada selang 0,20 <r
11
0,39 maka tingkat reliabilitas termasuk
kategori rendah.
3) Kemampuan Spasial
Berikut diberikan contoh perhitungan reliabilitas uji coba
tes kemampuan spasial yang digunakan dalam penelitian. Untuk
tabel analisis dan hasilnya secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran 16.
a) Menghitung varian butir
Untuk varians butir no. 1:
70
( )
228 , 0
34
34
22
22 )
) (
(
2 2
2
2
=
=
N
N
X
X
b
Dan seterusnya sampai 20 butir.
Maka jumlah semua varian butir =
b) Menghitung varian total
=varian total
077 , 8
34
34
) 399 (
4957
) (
2
2
2
2
=
=
|
|
.
|
\
|
=
N
N
Y
Y
t
c) Menghitung reliabilitas Alpha
k =20 077 , 8
2
=
t
781 , 3
2
=
b
|
.
|
\
|
=
077 , 8
781 , 3
1
1 20
20
11
r
( )( ) 532 , 0 053 , 1
11
= r 5599 , 0 =
Karena r
11
=0,5599 >r
tabel
=0,339 maka dapat disimpulkan
uji
coba tes kemampuan spasial bersifat reliabel, harga r
11
terletak
pada
selang 0,40 <r
11
0,59 maka tingkat reliabilitas termasuk
kategori
sangat agak rendah.
71
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk angket minat
belajar yang digunakan ada 21 butir nomor, yaitu nomor 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21,
22, 24, dan 25. Untuk tes
kecerdasan emosional yang digunakan ada 20 butir nomor, yaitu 10 nomor
1, 2, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14, dan 18 serta 10 nomor tambahan untuk
melengkapi. Begitu juga untuk tes kemampuan spasial yang digunakan
ada 20 butir nomor, yaitu 11 nomor 1, 3, 7, 8, 9, 13, 14, 15, 16, 17, 18,
dan 19 serta 9 nomor tambahan.
2. Butir Soal
a. Validitas
Berikut diberikan contoh perhitungan validitas item no. 1a uji
coba butir soal yang digunakan dalam penelitian. Untuk tabel analisis
dan hasilnya secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 17.
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) ( ) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
xy
E E E E
E E E
=
N =35 XY =9086
X =248 Y =1085
X
2
=2236 Y
2
=39065
{ }{ }
2 2
) 1095 ( ) 39065 ( 35 ) 248 ( ) 2236 ( 35
) 1095 )( 248 ( ) 9086 ( 35
=
xy
r
{ }{ } 1199025 1367275 61504 78260
271560 318010
=
xy
r
72
) 168250 )( 16756 (
46450
=
xy
r
2819197000
46450
=
xy
r 875 , 0 =
Karena r
xy
=0,875 >r
tabel
=0,334 maka dapat disimpulkan item
no1
uji coba soal tes valid.
Dari perhitungan ini dapat diketahui baharwa butir nomor soal
yang tidak valid adalah nomor 2a, sedangkan untuk nomor 1a, 1b, 2b,
dan 2c dinyatakan valid.
b. Reliabilitas
Berikut diberikan contoh perhitungan reliabilitas uji coba butir
tes yang digunakan dalam penelitian. Untuk tabel analisis dan hasilnya
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 17.
1) Menghitung varian butir
Untuk varians butir no. 1a:
( )
678 , 13
35
35
248
2236 )
) (
(
2 2
2
2
=
=
N
N
X
X
b
Dan seterusnya sampai 5 butir.
Maka jumlah semua varian butir =
=
|
|
.
|
\
|
=
N
N
Y
Y
t
b) Menghitung reliabilitas Alpha
k =5 347 , 137
2
=
t
122 , 71
2
=
b
|
.
|
\
|
=
347 , 137
122 , 71
1
1 5
5
11
r
( ) ) 482 , 0 ( 25 , 1
11
= r 603 , 0 =
Karena r
11
= 0,603 > r
tabel
= 0,334 maka dapat
disimpulkan uji coba angket motivasi belajar bersifat reliabel,
harga r
11
terletak pada selang 0,40 r
11
0,60 maka tingkat
reliabilitas termasuk kategori sangat cukup.
c) Indeks kesukaran
Berikut diberikan contoh perhitungan indeks kesukaran
uji coba butir tes yang digunakan dalam penelitian. Untuk
tabel analisis dan hasilnya secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran 17.
N
F
P =
F =9 dan N =35
74
N
F
P = =
35
9
=0,257
Karena harga 0,00 P 0,30, maka butir soal nomor
1a tergolong kategori soal mudah.
Dengan cara yang sama diketahui item soal nomor 1a
dan 2a tergolong kategori mudah. Dan untuk butir soal nomor
1b, 2b, dan 2c dikategorikan sedang.
d) Daya pembeda
Berikut diberikan contoh perhitungan daya pembeda
uji coba butir tes yang digunakan dalam penelitian. Untuk
tabel analisis dan hasilnya secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran 17.
MH =9,818 dan ML =2,455
x
1
2
=1,636 x
2
2
=108,727
n =11
) 1 (
) (
2
2
2
1
=
n n
x x
ML MH
t
i
) 1 11 ( 11
727 , 108 636 , 1
) 455 , 2 818 , 9 (
= t
110
364 , 110
364 , 7
= =7,352
Untuk taraf signifikan 5% dengan dk = 22, t
tabel
=
2,074. Karena t
hitung
lebih dari t
tabel
maka daya beda soal
nomor 1a signifikan.
75
Dari kelima soal ada dua butir soal yang tidak
signifikan yaitu
nomor 1b dan 2a. Butir soal nomor 1a, 2b,
dan 2c sudah teruji signifikan.
Berdasarkan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda maka diperoleh buti-butir uji coba angket yang valid dan tidak
valid. Untuk butir angket minat belajar yang digunakan adalah item nomor 2,
4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21,
22, 24, dan 25. Untuk
butir tes kecerdasan emosional yang digunakanbutir nomor 1, 2, 6, 7, 10, 11,
12, 13, 14, dan 18. Begitu juga untuk tes kemampuan spasial yang digunakan
butir nomor 1, 3, 7, 8, 9, 13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 19. Sedangkan untuk
butir
soal yang digunakan adalah butir nomor 1a, 1b, 2b, dan 2c. Dalam hal
ini
untuk butir uji coba angket yang tidak valid dibuang dalam artian tidak
diikut
sertakan pada angket penelitian.
C. Hasil Penelitian
1. Analisis Awal
a. Uji Normalitas
Pada uji normalitas ini akan diuji Ho: bahwa sampel berasal dari
populasi berdistribusi normal dan Ha: bahwa sampel berasal dari
populasi berdistribusi tidak normal. Untuk mengetahui sampel
berdistribusi normal atau tidak digunakan uji liliefors. Data nilai
diambil dari nilai sebelum melakukan penelitian.
1) Uji Liliefors Kelompok Korelasi
76
Dari perhitungan pada lampiran 26 diperoleh Lo =0,1286 dengan
N =36 dan taraf nyata = 0,05, maka L
tabel
=0,1477. Karena Lo <
L
tabel
maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel
berasal dari populasi berdistribusi normal.
2) Uji Liliefors Kelompok Uji Coba
Dari perhitungan pada lampiran 26 diperoleh Lo =0,1070 dengan
N = 35 dan taraf nyata = 0,05, maka L
tabel
=0,1498. Karena Lo <
L
tabel
maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel
berasal dari populasi berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Untuk mengetahui apakah sampel diperoleh dari populasi yang
homogen maka perlu uji homogenitas sampel dengan uji Bartlett. Data
untuk uji Barlett diperoleh setelah menguji kenormalitasan sampel.
Berikut adalah tabel perhitungan uji Barlett:
Sampel ke dk 1/dk s
i
2
dk.s
i
2
log s
i
2
(dk)log s
i
2
1 35 0,0286 187,5714 6565 2,2732 79,5608
2 34 0,0294 143,8235 4890 2,1578 73,3662
J umlah 69 0,057983 331,39496 11455 4,431 152,9271
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh:
1) Varians gabungan dari kedua sampel
=166,014
Sehingga Log S
2
=Log 166,014 =2,220.
2) Harga satuan B
( ) 1 . log
2
=
i
N S B =(2,220) (69) =153,190
77
3) Menentukan Chi-kuadrat
_
2
=( ) ( ) { }
2
log 1 10 ln
i i
S n B .
=(2,3026)(153,190 152,9271) =0,606
Hasil perhitungan dengan _
2
tabel
untuk = 5% dengan dk = (n
i
-1)
=(2-1) =1 dari harga kritis Chi-kuadrat diperoleh _
2
tabel
=3,841 dan
_
2
hitung
=0,606. Karena _
2
hitung
<_
2
tabel
yaitu (0,606 <3,841) maka Ho
diterima. Ini berarti bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen.
c. Uji Linieritas
Uji linieritas akan di uji Ho: ada hubungan yang signifikan
antara variabel bebas dan variabel terikatnya dan Ha: tidak ada
hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikatnya.
Uji linieritas dilakukan terhadap masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikatnya, dengan demikian dalam penelitian ini
dilakukan uji linieritas antara variabel minat belajar dan prestasi belajar,
kecerdasan emosional dan prestasi belajar, serta kemampuan spasial
dan prestas belajar. Sebelum uji linieritas dilaksanakan, pertama kali
harus dicari terlebih dahulu koefisien regresi masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat. Sedangkan uji independen digunakan
untuk mengetahui tingkat signifikansi model. Data yang digunakan
untuk uji linieritas diambil dari data setelah melakukan penelitian.
1) Antara X
1
(minat belajar) dan Y (prestasi belajar)
Berdasarkan perhitungan pada lampiran 29 diperoleh daftar
ANAVA sebagai berikut:
78
Daftar Analisis Varians
untuk Regresi Linier Sederhana X
1
dan Y
Sumber variasi dk JK KT F Ftabel
36 151218 151218
Regresi (a) 1 137641 137641
Regresi (b|a) 1 6422,85 6422,85 30,5245 4,13002
34 7154,15 210,416
Tuna Cocok 19 2370,82 124,78 0,3913 2,33982
Kekeliruan 15 4783,33 318,889
Total
Residu
Dari tabel di atas uji independen untuk taraf kesalahan 5%
dengan dk pembilang 19 dan dk penyebut 15 diperoleh F
tabel
=
2,3398. Karena F
hitung
=0,3913 <F
tabel
=2,3398, maka hipotesis
model regresi linier diterima. Untuk taraf kesalahan 5% dengan dk
pembilang 1 dan dk penyebut 34 diperoleh F
tabel
=4,13002. Karena
F
hitung
=30,5245 <F
tabel
=4,13002, maka model regresi linier X
1
dengan Y bersifat nyata.
2) Antara X
2
(kecerdasan emosional) dan Y (prestasi belajar)
Berdasarkan perhitungan pada lampiran 31 diperoleh daftar
ANAVA sebagai berikut:
Daftar Analisis Varians
untuk Regresi Linier Sederhana X
2
dan Y
Sumber variasi dk JK KT F Ftabel
36 151218 151218
Regresi (a) 1 137641 137641
Regresi (b|a) 1 7934,97 7934,97 47,8177 4,13002
34 5642,03 165,942
Tuna Cocok 9 2293,2 254,8 1,90215 2,2821
Kekeliruan 25 3348,83 133,953
Total
Residu
79
Dari tabel di atas uji independen untuk taraf kesalahan 5%
dengan dk pembilang 9 dan dk penyebut 25 diperoleh F
tabel
=
2,2821. Karena F
hitung
=1,90215 <F
tabel
=2,2821, maka hipotesis
model regresi linier diterima. Untuk taraf kesalahan 5% dengan dk
pembilang 1 dan dk penyebut 34 diperoleh F
tabel
=4,13002. Karena
F
hitung
=47,8177 <F
tabel
=4,13002, maka model regresi linier X
2
dengan Y bersifat nyata.
3) Antara X
3
(kemampuan spasial) dan Y (prestasi belajar)
Berdasarkan perhitungan pada lampiran 33 diperoleh daftar
ANAVA sebagai berikut:
Daftar Analisis Varians
untuk Regresi Linier Sederhana X
3
dan Y
Sumber variasi dk JK KT F Ftabel
36 151218 151218
Regresi (a) 1 137641 137641
Regresi (b|a) 1 1532,45 1532,45 4,32587 4,13002
34 12044,6 354,252
Tuna Cocok 11 3608,19 328,017 0,89427 2,32895
Kekeliruan 23 8436,37 366,799
Total
Residu
Dari tabel di atas uji independen untuk taraf kesalahan 5%
dengan dk pembilang 11 dan dk penyebut 23 diperoleh F
tabel
=
2,32895. Karena F
hitung
=0,89427 <F
tabel
=2,32895, maka hipotesis
model regresi linier diterima. Untuk taraf kesalahan 5% dengan dk
pembilang 1 dan dk penyebut 34 diperoleh F
tabel
=4,13002. Karena
F
hitung
=4,32587 <F
tabel
=4,13002, maka model regresi linier X
3
dengan Y bersifat nyata.
80
2. Analisis Deskripsi
a. Deskripsi Data Angket Minat Belajar
1) Daftar distribusi frekuensi Sturges
a) Rentang =84 49 =35
b) Banyak kelas interval yang diperlukan dapat menggunakan
aturan Sturges.
Banyak kelas =1 +(3,3) log n
n merupakan banyak data. Banyaknya data responden adalah 36.
Maka banyaknya kelas adalah 1 +(3,3) log 36 =1 +5,1358 =
6,1358 =6.
c) Panjang kelas interval p = =
6
26
=5,83
dan diambil panjang interval kelas adalah 6.
d) Dengan p =6 dan memulai data terkecil dari data yang ada
diambil 49, maka kelas pertama terbentuk adalah 49 54.
2) Mean, Median dan Modus
Tabel Data Distribusi Frekuensi
Interval Frekuensi
Nilai
(fi )
(x
i
) x
i
2
1 49-54 3 51,5 2652,25 154,5 7956,75
2 55-60 9 57,5 3306,25 517,5 29756,3
3 61-66 10 63,5 4032,25 635 40322,5
4 67-72 5 69,5 4830,25 347,5 24151,3
5 73-78 4 75,5 5700,25 302 22801
5 79-84 5 81,5 6642,25 407,5 33211,3
36 2364 158199
Kelas
Nilai Tengah
f
i
x
i
f
i
x
i
2
Jumlah
81
a) Mean
36
2364
= =
i
i i
f
x f
x =65,667
J adi mean atau rata-rata dari angket minat belajar adalah 65,667.
b) Median
Dari tabel untuk mencari mean akan digunakan untuk nilai
median dengan menggunakan rumus:
|
|
|
|
.
|
\
|
+ =
f
F n
p b Me
2
1
Setengah dari seluruh data diatas ada 18 siswa. Jadi median akan
di kelas interval ke tiga. Dari kelas median didapat:
b =60,5, p =6, f =10, dan F =12
|
|
|
|
.
|
\
|
+ =
10
12 ) 36 (
2
1
6 5 , 60 Me
=60,5 +3,6 =64,1
J adi, nilai median dari kelas di atas adalah 64,1.
c) Modus
Untuk mencari nilai modusnya dapat dicari dengan mengunakan
rumus:
|
|
.
|
\
|
+
+ =
2 1
1
b b
b
p b Mo
Dari tabel terdapat kelas yang mempunyai frekuensi terbanyak
adalah kelas ke tiga. Diketahui: b =60,5, p =6, b
1
=4, dan b
2
=8.
82
Maka modusnya adalah:
|
.
|
\
|
+
+ =
8 4
4
6 5 , 60 Mo
=60,5 +2 =62,5
J adi, Modusnya adalah 62,5.
3) Histogram dan poligon
10
4
9
3
-
5
48,5 54,5 60,5 66,5 72,5 78,5 84,5 Interval
fi
-
-
-
-
- ----- -
Poligon
Histogram
4) Analisis
Berdasarkan perhitungan skor angket minat belajar di atas, kelas
tersebut memiliki rata-rata (mean) sebesar 65,667 dan median
sebesar 64,1 dan modus sebesar 62,5. J ika dilihat pada garis kurva
histogram dan poligonnya menunjukkan bahwa tingkat minat belajar
siswa relatif rendah. Terbukti dengan perbandingan rentang antara
55 66 dan 67 84. Jumlah siswa yang berada pada rentang 55 66
lebih banyak dari pada rentang 67 84.
b. Deskripsi Data Tes Kecerdasan Emosional
1) Daftar distribusi frekuensi Sturges.
a) Rentang =40 18 =22
83
b) Banyak kelas interval yang diperlukan dapat menggunakan
aturan Sturges.
Banyak kelas =1 +(3,3) log n
n merupakan banyak data. Banyaknya data responden adalah 36.
Maka banyaknya kelas adalah 1 +(3,3) log 36 =1 +5,1358 =
6,1358 =6.
c) Panjang kelas interval p = =
6
22
=3,67
dan diambil panjang interval kelas adalah 4.
d) Dengan p =4 dan memulai data terkecil dari data yang ada
diambil 18, maka kelas pertama terbentuk adalah 18 21.
2) Mean, Median dan Modus
Tabel Data Distribusi Frekuensi
Interval Frekuensi
Nilai
(fi )
(x
i
) x
i
2
1 18-21 3 19,5 380,25 58,5 1140,75
2 22-25 1 23,5 552,25 23,5 552,25
3 26-29 9 27,5 756,25 247,5 6806,25
4 30-33 8 31,5 992,25 252 7938
5 34-37 8 35,5 1260,25 284 10082
6 38-41 7 39,5 1560,25 276,5 10921,8
36 1142 37441
Kelas
Nilai Tengah
f
i
x
i
f
i
x
i
2
J umlah
a) Mean
36
1142
= =
i
i i
f
x f
x =31,722
J adi mean atau rata-rata dari tes kecerdasan emosional adalah
31,722.
84
b) Median
Dari tabel untuk mencari mean akan digunakan untuk nilai
median dengan menggunakan rumus:
|
|
|
|
.
|
\
|
+ =
f
F n
p b Me
2
1
Setengah dari seluruh data diatas ada 18 siswa. Jadi median akan
di kelas interval empat. Dari kelas median didapat:
b =29,5 , p =4, f =8, dan F =13
|
|
|
|
.
|
\
|
+ =
8
13 ) 36 (
2
1
4 5 , 29 Me
=29,5 +2,5 =32
J adi, nilai median dari kelas di atas adalah 32.
c) Modus
Untuk mencari nilai modusnya dapat dicari dengan mengunakan
rumus:
|
|
.
|
\
|
+
+ =
2 1
1
b b
b
p b Mo
Dari tabel kelas keempat diketahui:
b =25,5, b
1
=7, b
2
=0, dan p =4.
Maka modusnya adalah:
5 , 29 4 5 , 25
7 0
7
4 5 , 25 = + = |
.
|
\
|
+
+ = Mo
85
J adi modus data di atas adalah 29,5.
3) Histogram dan poligon
7
1
9
3
-
8
17,5 21,5 25,5 29,5 33,5 37,5 41,5 Interval
fi
-
-
-
-
- ----- -
Poligon
Histogram
4) Analisis
Berdasarkan perhitungan skor tes kecerdasan logika matematika di
atas, kelas tersebut memiliki rata-rata (mean) sebesar 31,722, median
sebesar 32, dan modus sebesar 29,5. J ika dilihat pada garis kurva
histogram dan poligonnya menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan
emosional siswa relatif tinggi. Terbukti dengan kurva di atas yang
termasuk kurva negatif yaitu banyaknya siswa pada rentang kanan
atau 25 41.
c. Deskripsi Data Tes Kemampuan Spasial
1) Daftar distribusi frekuensi Sturges.
a) Rentang =16 4 =12
b) Banyak kelas interval yang diperlukan dapat menggunakan
aturan Sturges.
Banyak kelas =1 +(3,3) log n
86
n merupakan banyak data. Banyaknya data responden adalah 36.
Maka banyaknya kelas adalah 1 +(3,3) log 36 =1 +5,1358 =
6,1358. Dari data yang ada, banyaknya kelas dari perhitungan
6,1358 akan dibulatkan ke atas sehingga diperoleh 7 kelas.
c) Panjang kelas interval p = =
1358 , 6
12
=1,956
dan diambil panjang interval kelas adalah 2.
d) Dengan p =2 dan memulai data terkecil dari data yang ada
diambil 34, maka kelas pertama terbentuk adalah 4 5.
2) Mean, Median dan Modus
Tabel Data Distribusi Frekuensi
Interval Frekuensi
Nilai (f
i
) (x
i
)
1 4 5 4 4,5 20,25 18 81
2 6 7 5 6,5 42,25 32,5 211,25
3 8 9 3 8,5 72,25 25,5 216,75
4 10 11 4 10,5 110,25 42 441
5 12 13 8 12,5 156,25 100 1250
6 14 15 8 14,5 210,25 116 1682
7 16 17 4 16,5 272,25 66 1089
36 400 4971 Jumlah
Kelas
Nilai Tengah
f
i
x
i
f
i
a) Mean
11 , 11
36
400
= = =
i
i i
f
x f
x
J adi mean atau rata-rata dari tes kemampuan spasial adalah 11,11.
b) Median
Dari tabel untuk mencari mean akan digunakan untuk nilai
median dengan menggunakan rumus:
87
|
|
|
|
.
|
\
|
+ =
f
F n
p b Me
2
1
Setengah dari seluruh data diatas ada 18 siswa. Jadi median akan
di kelas interval kelima. Dari kelas median didapat:
b =11,5, p =2, f =8 dan F =16
12 5 , 0 5 , 11
8
16 ) 36 (
2
1
2 5 , 11 = + =
|
|
|
|
.
|
\
|
+ = Me
J adi, nilai median dari kelas di atas adalah 12.
c) Modus
Untuk mencari nilai modusnya dapat dicari dengan mengunakan
rumus:
|
|
.
|
\
|
+
+ =
2 1
1
b b
b
p b Mo
Dari tabel terdapat dua kelas yang mempunyai frekuensi
terbanyak yaitu kelas kelima dan kelas keenam. Dengan
menggunakan rumus, hasil dari perhitungan keduanya akan
dibandingkan dan dicari mana yang cocok atau mendekati.
Untuk kelas kelima, diketahui b =11,5, b
1
=7, b
2
=3, dan p =2.
Maka modusnya adalah:
94 , 12 44 , 1 5 , 11
3 7
7
2 5 , 11 = + = |
.
|
\
|
+
+ = Mo
Untuk kelas keempat, diketahui b =13,5, b
1
=3, b
2
=7, dan p =2.
Maka modusnya adalah:
88
1 , 14 6 , 0 5 , 13
7 3
3
2 5 , 13 = + = |
.
|
\
|
+
+ = Mo
3) Histogram dan poligon
3
__
-
-
-
-
___ ___
11,5 13,5
8
5
3,5 17,5 5,5
4
9,5 7,5 15,5
Interval
fi
Histogram
Poligon
4) Analisis
Berdasarkan perhitungan skor angket kemampuan spasial di atas,
kelas tersebut memiliki rata-rata (mean) sebesar 11,11 dan median
sebesar 12. Sedangkan untuk modus, pada tabel distribusi frekuensi
terlihat jelas bahwa terdapat dua kelas yang mempunyai frekuensi
sama besar yaitu kelas kelima dan kelas keenam. Setelah melalui
perhitungan untuk kelas kelima menghasilkan nilai modus sebesar
12,94, sedang untuk kelas keenam menghasilkan modus sebesar
14,1. Untuk kelas kelima jika dilihat interval skornya maka nilai
12,94 letaknya mendekati batas atas kelas yaitu di bawah skor 13.
Untuk kelas keenam yang nilai modusnya 14,1 juga terletak persis
pada batas bawah kelas, yaitu mendekati 14. Sehingga jika diambil
salah satunya maka kelas modus yang digunakan adalah kelas kelima
karena lebih mendekati. J ika dilihat pada garis kurva histogram dan
poligonnya menunjukkan bahwa tingkat kemampuan spasial siswa
89
relatif cukup tinggi. Terbukti dengan banyaknya siswa yang berada
pada skor pertengahan yaitu antara 11 hingga 15.
d. Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa
1) Daftar distribusi frekuensi Sturges.
a) Rentang =98 30 =68
b) Banyak kelas interval yang diperlukan dapat menggunakan
aturan Sturges.
Banyak kelas =1 +(3,3) log n
n merupakan banyak data. Banyaknya data responden adalah 36.
Maka banyaknya kelas adalah 1 +(3,3) log 36 =1 +5,1358 =
6,1358. Dari hasil tersebut, banyak kelas dibulatkan ke atas
sehingga terdapat 7 kelas.
c) Panjang kelas interval p = =
7
68
=9,71429
dan diambil panjang interval kelas 10.
d) Dengan p =12 dan memulai data terkecil dari data yang ada
diambil 30 maka kelas pertama terbentuk adalah 30 39.
2) Mean, median, dan modus
Tabel Data Distribusi Frekuensi
Interval Frekuensi Nilai Tengah
Nilai (f
i
) (x
i
)
1 30 - 39 5 39,5 1560,25 197,5 7801,25
2 40 - 49 6 44,5 1980,25 267 11881,5
3 50 - 59 9 54,5 2970,25 490,5 26732,25
4 60 - 69 5 64,5 4160,25 322,5 20801,25
5 70 - 79 3 74,5 5550,25 223,5 16650,75
6 80 - 89 3 84,5 7140,25 253,5 21420,75
7 90 - 99 5 94,5 8930,25 472,5 44651,25
Jumlah 36 2227 149939
Kelas f
i
x
i
f
i
89
90
a) Mean
36
2227
= =
i
i i
f
x f
x =61,86
J adi mean atau rata-rata dari data hasil belajar siswa adalah 61,86.
b) Median
Dari tabel untuk mencari mean akan digunakan untuk nilai
median dengan menggunakan rumus:
|
|
|
|
.
|
\
|
+ =
f
F n
p b Me
2
1
Setengah dari seluruh data diatas ada 18 siswa. J adi median akan
di kelas interval ketiga. Dari kelas median didapat:
b =49,5, p =10, f =9, dan F =11
|
|
|
|
.
|
\
|
+ =
9
11 ) 36 (
2
1
10 5 , 49 Me
=49,5 +7,78 =57,28
J adi, nilai median dari kelas di atas adalah 57,28.
c) Modus
Untuk mencari nilai modusnya dapat dicari dengan mengunakan
rumus:
|
|
.
|
\
|
+
+ =
2 1
1
b b
b
p b Mo
Dari tabel kelas keempat diketahui b =49,5, b
1
=4, b
2
=5, dan p
=10. Maka modusnya adalah:
91
|
.
|
\
|
+
+ =
5 4
4
10 5 , 49 Mo
=49,5 +4,44 =53,94
J adi, modus data di atas adalah 53,94.
3) Histogram dan poligon
(f
i
)
29,5
-
-
-
-
-
-------
9
6
5
3
39,5 89,5 49,5 59,5 69,5 79,5 99,5 Interval
Histogram
Poligon
4) Analisis
Berdasarkan perhitungan prestasi belajar siswa di atas, kelas tersebut
memiliki rata-rata (mean) sebesar 61,86, median sebesar 57,28, dan
modus sebesar 53,94. Jika dilihat pada garis kurva histogram dan
poligonnya, kurva tersebut termasuk jenis kurva positif yang
menunjukkan bahwa tingkat prestasi kurang. Terbukti lebih banyak
siswa yang berada di bawah skor rata-rata yaitu pada skor 30 hingga
60.
3. Analisis Akhir/ Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Korelasi
1) Uji Koefisien Korelasi Sederhana/ Linier
Rumus yang digunakan untuk analisis korelasi product moment.
91
92
( )( )
( ) | | ( ) | |
2 2 2 2
Y Y N X X N
Y X XY N
r
xy
E E E E
E E E
=
a) Hubungan minat belajar (X
1
) dengan prestasi belajar matematika
siswa (Y)
Dari hasil perhitungan pada lampiran 34 dan 35, didapat
indeks korelasi antara minat belajar dan prestasi belajar sebesar
r
hitung
= 0,688. Selanjutnya harga r
hitung
yang diperoleh
dikonsultasikan dengan r
tabel
dengan N = 36 dan tingkat
signifikansi () = 0,05 diperoleh r
tabel
=0,329, karena r
hitung
>r
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti terdapat hubungan
yang signifikan antara minat belajar dan prestasi belajar siswa
kelas VIII semester 1 SMP N 2 Tawangsari tahun ajaran
2011/2012.
b) Hubungan antara kecerdasan emosional (X
2
) dengan prestasi
belajar matematika siswa (Y)
Dari hasil perhitungan pada lampiran 34 dan 36, didapat
nilai koefisien korelasi antara kecerdasan emosional dan prestasi
belajar sebesar r
hitung
= 0,764. Selanjutnya harga r
hitung
yang
diperoleh dikonsultasikan dengan r
tabel
dengan N =36 dan tingkat
signifikansi () = 0,05 diperoleh r
tabel
=0,329, karena r
hitung
>r
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti terdapat hubungan
yang signifikan antara kecerdasan emosional dan prestasi belajar
93
siswa kelas VIII semester 1 SMP N 2 Tawangsari tahun ajaran
2011/2012.
c) Hubungan antara kemampuan spasial (X
3
) dengan prestasi belajar
matematika siswa (Y)
Dari hasil perhitungan pada lampiran 34 dan 37 didapat
nilai koefisien korelasi antara kemampuan spasial dan prestasi
belajar sebesar r
hitung
= 0,336. Selanjutnya harga r
hitung
yang
diperoleh dikonsultasikan dengan r
tabel
dengan N =36 dan tingkat
signifikansi () = 0,05 diperoleh r
tabel
=0,329, karena r
hitung
>r
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti terdapat hubungan
yang signifikan antara kemampuan spasial dan prestasi belajar
siswa kelas VIII semester 1 SMP N 2 Tawangsari tahun ajaran
2011/2012.
2) Uji Koefisien Korelasi Parsial
Dari perhitungan pada lampiran 41 didapat nilai koefisien
korelasi parsial yang akan digunakan dalam menentukan nilai
koefisien korelasi ganda.
Rumus yang digunakan adalah:
Dengan rumus yang serupa juga didapat r
y2.1
yaitu 0,131 untuk r
y3.1
dan 0,519 untuk r
y2.1
.
93
94
3) Uji Koefisien Korelasi Ganda
Hubungan antara minat belajar matematika (X
1
), dan kecerdasan
emosional (X
2
), serta kemampuan spasial (X
3
) terhadap prestasi
belajar matematika siswa (Y).
Rumus yang digunakan adalah:
( )( )( )
2
Y3.12
2
Y2.1
2
y1
2
y12.3
r 1 r 1 r 1 R 1 =
Dari hasil perhitungan pada lampiran 34 41 didapat nilai
koefisien korelasi ganda antara minat belajar matematika kecerdasan
emosional, dan kemampuan spasial secara bersama dengan prestasi
belajar sebesar r
hitung
=0,786. Selanjutnya harga r
hitung
yang diperoleh
dikonsultasikan dengan r
tabel
dengan N =36 diperoleh r
tabel
=0,329,
karena r
hitung
>r
tabel
maka Ho ditolak. Ini berarti Ha diterima yaitu
terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas (minat
belajar, kecerdasan emisional, dan kemampuan spasial) dan variabel
terikat (prestasi belajar).
b. Uji Regresi
1) Uji Regresi Linier
Uji regresi linier digunakan untuk mengetahui hubungan
antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat.
a) Regresi X
1
(minat belajar) dengan Y (prestasi belajar
matematika)
Berdasarkan perhitungan pada lampiran 42 diperoleh
persamaan regresi X
1
dengan Y yaitu = 1,547 X
1
39,388.
95
Maka 1,547 berarti perubahan rata-rata Y untuk setiap
perubahan satuan dalam variabel X
1
.
Adapun diagram pencarnya:
b) Regresi X
2
(kecerdasan emosional) dengan Y (prestasi belajar
matematika)
Berdasarkan perhitungan pada lampiran 42 diperoleh
persamaan regresi X
2
dengan Y yaitu = 2,443 X
2
14,587.
Maka 2,443 berarti perubahan rata-rata Y untuk setiap
perubahan satuan dalam variabel X
2
.
Adapun diagram pencarnya:
X
1
X
1
X
2
X
2
96
c) Regresi X
3
(kemampuan spasial) dengan Y (prestasi belajar
matematika)
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh persamaan
regresi X
3
dengan Y yaitu = 42,3004 +1,77572X
3
. Maka
1,77572 berarti perubahan rata-rata Y untuk setiap perubahan
satuan dalam variabel X
3
.
Adapun diagram pencarnya:
2) Uji Regresi Ganda
Uji regresi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan
antara semua variabel bebas dengan variabel terikat, persamaan
garis untuk tiga variabel bebas (X
1
, X
2
, dan X
3
). Dari perhitungan
pada lampiran 44 dan 45 didapatkan koefisien-koefisien regresi
0
=-34,011,
1
=0,557,
2
= 0,788, dan
3
=0,312 maka diperoleh
persamaan regresi linier ganda = 0,557 X
1
+0,788 X
2
+0,312 X
3
34,011. Maka
1
=0,557 berarti perubahan rata-rata Y untuk
setiap perubahan satuan dalam variabel X
1
apabila X
2
dan X
3
X
3
X
3
97
dianggap tetap,
2
=0,788 menyatakan perubahan rata-rata Y untuk
setiap perubahan satuan dalam variabel X
2
apabila X
1
dan X
3
tetap,
3
= 0,312 menyatakan perubahan rata-rata Y untuk setiap
perubahan satuan dalam variabel X
3
apabila X
1
dan X
2
tetap.
c. Harga Koefesien Determinasi (r
2
)
Koefisien determinasi dicari untuk mengetahui besarnya
presentase variabel bergantung Y yang dapat dijelaskan oleh variabel X,
besarnya koefisien determinasi adalah r
2
dan rumus koefisien
determinasi =r
2
x 100%.
1) Untuk korelasi Y dengan X
1
r
y1
=0,6878
koefisien determinasi =(0,6878)
2
x 100%
=0,4731 x 100%
=47,31%
2) Untuk korelasi Y dengan X
2
r
y2
=0,7645
koefisien determinasi =(0,7645)
2
x 100%
=0,5844 x 100%
=58,44%
3) Untuk korelasi Y dengan X
3
r
y3
=0,3360
koefisien determinasi =(0,3360)
2
x 100%
=0,1129 x 100%
98
=11,29%
4) Untuk korelasi antara Y dengan X
1
, X
2
, dan X
3
R
2
y.123
= 0,6177
koefisien determinasi =0,6177 x 100%
=61,77%
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara minat
belajar, dan kecerdasan emosional, serta kemampuan spasial dengan prestasi
belajar matematika pada siswa kelas VIII semester 1 SMP N 2 Tawangsari
tahun ajaran 2011/ 2012.
Sebelum data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi dan
regresi terlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan yaitu uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji linieritas. Setelah diperoleh sampel yang berdistribusi
normal dan terbukti bahwa masing-masing variabel bebas dan terikatnya
signifikan atau nyata maka dilanjutkan dengan uji deskripsi, uji korelasi, dan
regresi.
Hasil analisis dari koefisien korelasi r
y1,
dimana r
y1
= 0,6878,
388 , 39 547 , 1
1
=
.
X Y dan uji signifikan dengan uji F, maka hipotesis yang
berbunyi Terdapat Hubungan antara Minat Belajar Matematika dan Prestasi
Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Tawangsari tahun
ajaran 2011/ 2012 diterima. Hal ini terbukti dengan r
hitung
>r
tabel
yaitu
0,6878 >0,329.
99
Hasil penelitian ini mendukung pendapat Slameto yang menegaskan
bahwa siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Minat dapat
diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih
menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui
sesuatu aktivitas.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Wa Ode
Sarliati dalam skripsinya yang bejudul Hubungan Minat Belajar Matematika
Siswa dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas II SMP Negeri 3
Wangi-Wangi Selatan, dengan menghasilkan t
hitung
=3,2196 lebih besar dari
t
tabel
sebesar 1,67. Ini berarti terdapat hubungan positif yang signifikan antara
minat belajar matematika siswa dengan prestasi belajar matematika.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar
mempengaruhi prestasi seseorang. Siswa yang mempunyai minat belajar
tinggi pada suatu bidang akan lebih berhasil meraih prestasi dibidang tersebut
daripada siswa yang mempunyai minat belajar yang rendah.
Untuk perhitungan koefisien korelasi r
y2,
dimana r
y2
= 0,7845,
587 , 14 443 , 2
2
=
.
X Y dan uji signifikan dengan uji F, maka hipotesis yang
berbunyi Terdapat Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Prestasi
Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VIII Semester 1 SMP N 2 Tawangsari
tahun ajaran 2011/ 2012 diterima. Hal ini terbukti dengan r
hitung
>r
tabel
yaitu
0,7845 >0,329.
100
Hasil penelitian ini mendukung pendapat Gardner bahwa bahwa
bukan hanya satu jenis kecerdasan yang monolitik yang penting untuk meraih
sukses dalam kehidupan, melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebar
dengan tujuh varietas utama yaitu linguistik, matematika/ logika, spasial,
kinestetik, musik, interpersonal dan intrapersonal. Kecerdasan ini dinamakan
oleh Gardner sebagai kecerdasan pribadi yang oleh Goleman disebut sebagai
kecerdasan emosional. Dan juga pendapat Hamzah bahwa keterampilan
kecerdasan emosi ini bekerja secara sinergi dengan keterampilan kognitif,
orang-orang yang berprestasi tinggi memiliki keduanya. Makin kompleks
pekerjaan, makin penting kecerdasan emosi. Emosi yang lepas kendali dapat
membuat orang pandai menjadi bodoh. Tanpa kecerdasan emosi, orang tidak
akan mampu menggunakan kemampuan kognitif mereka sesuai dengan
potensi maksimum.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Dian Pertiwi dengan skripsi yang berjudul Hubungan
Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual dengan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Rowosari Kabupaten
Kendal Tahun Ajaran 2009/ 2010, dengan hasil menghasilkan koefisien
korelasi sederhana sebesar 0,711. Kemudian dari tabel korelasi menghasilkan
nilai SIG sebesar 0,00 <0,005 yang berarti besarnya nilai koefisien korelasi
signifikan. Jadi terdapat hubungan antar kecerdasan emosional dengan hasil
belajar siswa.
101
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional
mempengaruhi prestasi seseorang, baik dalam bidang pendidikan maupun
bidang pekerjaan. Seseorang yang hanya mengasah IQ nya saja tanpa
dibarengi EQ maka hasil usaha yang diperolehnya akan kurang maksimum.
Untuk perhitungan koefisien korelasi r
y3,
dimana r
y3
= 0,336,
3
776 , 1 301 , 42 X Y + =
.
dan uji signifikan dengan uji F, maka hipotesis yang
berbunyi Terdapat Hubungan antara Kemampuan Spasial dengan Prestasi
Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VIII SMP Semester 1 N 2 Tawangsari
Tahun Ajaran 2011/ 2012 diterima. Hal ini terbukti dengan r
hitung
>r
tabel
yaitu 0,336 >0,329.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat Hills yang menyatakan
bahwa ditemukan ada korelasi yang tinggi antara kemampuan spasial dengn
nilai matematika, jika dibandingkan dengan tes verbal dan penalaran. Begitu
juga dengan study Bishop yang menemukan adanya hubungan antara
pemecahan masalah matematika dengan kemampuan visuospasial. Tambunan
dalam penelitiannya juga menemukan hubungan yang positif antara
kemampuan spasial dengan prestasi belajar matematika.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Siti Marliah
Tambunan yang berjudul Hubungan antara Kemampuan Spasial dengan
Prestasi Belajar Matematika. Penelitian ini di lakukan pada tahun 2006
dengan sampel sebanyak 220 anak SD, dan menghasilkan koefisien korelasi
tunggal sebesar 0,422. Kemudian dari tabel korelasi menghasilkan nilai Sig
sebesar 0,00 <0,005 yang berarti besarnya nilai koefisien korelasi signifikan.
102
J adi terdapat hubungan antar kemampuan spasial dengan prestasi belajar
siswa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara kemampuan spasial siswa dengan prestasi belajar matematika. J ika
siswa mempunyai tingkat kemampuan spasial yang tinggi, maka prestasi
belajarnya akan tinggi, begitu pula sebaliknya.
Untuk perhitungan koefisien korelasi ganda, dimana R
y.123
=0,786
dan teruji signifikan maka hipotesis yang berbunyi Terdapat Hubungan
antara Minat Belajar dan Kecerdasan Emosional serta Kemampuan Spasial
dengan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VIII Semester 1 SMP
N 2 Tawangsari Tahun Ajaran 2011/ 2012 diterima. Hal ini dikarenakan
r
hitung
>r
tabel
yaitu 0,786 >0,329.
Hasil analisis regresi linier ganda menunjukkan bahwa persamaan
regresinya adalah = 0,557 X
1
+0,788 X
2
+0,312 X
3
34,011 maka a
1
=
0,557 berarti perubahan rata-rata Y (prestasi belajar matematika) untuk setiap
perubahan satuan dalam variabel X
1
(minat belajar) apabila X
2
(kecerdasan
emosional) dan X
3
(kemampuan spasial) dianggap tetap, a
2
= 0,788
menyatakan perubahan rata-rata Y (prestasi belajar matematika) untuk setiap
perubahan satuan dalam variabel X
2
(kecerdasan emosional) apabila X
1
(minat belajar) dan X
3
(kemampuan spasial) tetap, a
3
=0,312 menyatakan
perubahan rata-rata Y (prestasi belajar matematika) untuk setiap perubahan
satuan dalam variabel X
3
(kemampuan spasial) apabila X
1
(minat belajar) dan
X
2
(kecerdasan emosional) tetap.
103
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap koefisien determinasi
menunjukkan sumbangan efektif variabel bebas dengan variabel terikat
benar-benar merupakan sumbangan yang murni tanpa dipengaruhi oleh
variabel lain. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika siswa
kelas VIII semester 1 SMP N 2 Tawangsari tahun ajaran 2011/ 2012 dapat
diramalkan dari masing-masing variabel yaitu oleh minat belajar sebesar
47,31%, kecerdasan emosional sebesar 58,44%, kemampuan spasial sebesar
11,29%, dan sumbangan yang diberikan secara bersama-sama antara minat
belajar, kecerdasan emosional, dan kemampuan spasial dengan prestasi
belajar matematika sebesar 61,77%. Sumbangan dikategorikan cukup,
sehingga dikatakan bahwa minat belajar, kecerdasan emosional, dan
kemampuan spasial saling mendukung untuk meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa kelas VIII semester 1 SMP N 2 Tawangsari tahun ajaran
2011/ 2012.
Prestasi belajar matematika dalam penelitian ini sebagian ditentukan
oleh faktor minat belajar, kecerdasan emosional, dan kemampuan spasial
yaitu 61,77%, sedangkan faktor-faktor yang lain sekitar 38,23%.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat Maslow yang menyatakan
bahwa orang yang sehat mental, yang bebas dari hambatan-hambatan dapat
mewujudkan diri sepenuhnya. Kreativitaslah yang memungkinkan manusia
meningkatkan kualitas hidupnya. Untuk mencapai hal itu, perlulah sikap dan
perilaku kreatif yang dipupuk sejak dini, agar anak didik kelak tidak hanya
menjadi konsumen pengetahuan, tetapi mampu menghasilkan pengetahuan
104
baru, tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi mampu menciptakan pekerjaan
baru (Munandar, 1992: 45).
Jadi dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan minat belajar, kecerdasan emosional, dan kemampuan spasial
dengan prestasi belajar siswa. J ika kejiwaannya bagus maka seseorang akan
bisa mengontrol emosinya, dan emosi yang baik akan menunjang seseorang
untuk dapat lebih berfikir kreatif dan bersikap positif, sehingga akan mampu
meningkatkan minat belajar dan kemampuan berfikir spasialnya.
105
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan landasan teori, kerangka berfikir, hipotesis, dan bab di
atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat hubungan antara minat belajar dan kecerdasan emosional serta
kemampuan spasial dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas
VIII semester 1 SMP N 2 Tawangsari tahun ajaran 2011/ 2012.
2. Terdapat hubungan minat belajar dengan prestasi belajar matematika pada
siswa kelas VIII semester 1 SMP N 2 Tawangsari tahun ajaran 2011/ 2012.
3. Terdapat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar
matematika pada siswa kelas VIII semester 1 SMP N 2 Tawangsari tahun
ajaran 2011/ 2012.
4. Terdapat hubungan kemampuan spasial dengan prestasi belajar
matematika pada siswa kelas VIII semester 1 SMP N 2 Tawangsari tahun
ajaran 2011/ 2012.
5. Karena besar hubungannya positif maka dapat disimpulkan bahwa makin
tinggi skor minat belajar, kecerdasan emosi, dan kemampuan spasial, maka
makin tinggi pula prestasi belajar matematikanya.
105
106
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas disarankan:
1. Seorang siswa tidak hanya dituntut untuk mampu mengasah kecerdasan
intelektualnya saja, tetapi harus diseimbangkan juga dengan kecerdasan
emosi agar keduanya dapat berjalan dan saling mendukung guna
perbaiakan kualitas hidup. Dari kecerdasan emosi siswa bisa melahirkan
kreativitas dan mampu merealisasikannya melalui sikap dalam proses
belajar di kelas.
2. Kreativitas guru dalam mengajar juga dapat mempengaruhi tingkat minat
belajar siswa
3. Bagi seorang guru matematika diharapkan mampu memperhatikan kondisi
siswa baik minat belajar maupun kecerdasan emosinya, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
4. Dengan mengasah kemampuan spasial siswa diharapkan mampu
mendukung prestasi siswa khususnya dalam bidang matematika.
5. Untuk hasil yang lebih akurat lagi, sebaiknya dalam penelitian berikutnya
soal tes kecerdasan emosional disajikan dalam bentuk uraian.
6. Untuk mengetahui apakah hasil penelitian ini berlaku secara umum maka
perlu adanya penelitian kembali dengan mengambil populasi yang lebih
besar.