Adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk golongan Arthtropod Boon Virus Grup B yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti.
THE SECONDARY INFECTION DHF terjadi jika seseorang telah mendapat infeksi virus dengue pertama mendapat infeksi berulang dengan tipe virus berlainan dalam jangka waktu tertentu.
5/7/2014 2 DHF_Sunardi Data Angka Kejadian di Indonesia Sebelumnya Tahun 2005 Jumlah Kab/Kota yang terjangkit DBD/DHF (330 /75%) Tahun 2004 angka kejadian 0,43 % Tahun 2005 angka kejadian 0,34 % Thun 2007 angka kejadian ? 5/7/2014 DHF_Sunardi 3 Patofisiologi 5/7/2014 4 DHF_Sunardi Manifestasi Klinis 1. Demam mendadak disertai gejala klinik yang tidak spesifik : anoreksia, nyeri punggung, nyeri perut (karena pembesaran hati), nyeri sendi, nyeri kepala. Demam terjadi 2 - 7 hari. 2. Manifestasi perdarahan muncul pada hari ke 2 atau ke 3. - Uji torniqet (+). - Petechie. - Epitaksis, perdarahan gusi. - Hematomisis, melena. 3. Hepatomegali. 4. Trombocytopeni nilai trombosit < 100.000/mm 5. Kenaikan nilai hematrokit 20%. 6. Manifestasi lain : nyeri epigastrium dan muntah. 7. Renjatan berat (DSS). - nadi lemah dan cepat. - TD menurun. - Kulit teraba dingin dan lembab ujung hidung, jari tangan dan kaki - Gelisah kesadaran menurun. - Sianosis disekitar mulut. - Oliguri sampai anuri.
5/7/2014 5 DHF_Sunardi Derajat DHF Ada 4 bagian yaitu : 1. Derajat Ringan : Demam mendadak 2 - 7 hari dengan gejala klinis lain dan manifestasi perdarahan jaringan, Test Torniquet (+). 2. Derajat Sedang : Lebih berat dari golongan 1, gejala perdarahan kulit, manifestasi perdarahan lain (perdarahan gusi, epitaksis, hematemisis, melena). 3. Derajat Berat: Pasien mengalami renjatan dengan kegagalan sirkulasi, nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun, gelisah, kulit dingin. 4. Derajat sangat berat: Gejala tersebut diatas ditambah renjatan yang dalam dengan tekanan darah tidak teratur,nadi tidak teraba.
5/7/2014 6 DHF_Sunardi Komplikasi yang sering terjadi Ensepalopati. Demam tinggi. Gangguan kesadaran disertai atau tanpa kejang. Disorientasi Prognosanya buruk. Renjatan / Syok Hipovolemik
5/7/2014 8 DHF_Sunardi Lingkup Masalah Keperawatan 1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. 2. Gangguan rasa nyaman : nyeri. 3. Keterbatasan aktifitas. 4. Kecemasan anak dan orang tua. 5. Self care deficit. 6. Potensial terjadi syok
Jika terjadi syok : 1. Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
5/7/2014 9 DHF_Sunardi Rencana Keperawatan Dx: Gangguan keseimbangan cairan tubuh: kurang dari kebutuhan b.d peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah yang mengakibatkan keluarnya plasma dari pembuluh darah.
Tujuan: Gangguan keseimbangan cairan dapat diatasi
Kriteria evaluasi: Turgor baik, rasa haus hilang, Tronbosit Normal(200.000 300.000/mm) TD 100/70 140/90 mmHg, Nadi 60 100x/Mt, Respirasi 16-24 x/mt, Produksi urine 30-50 cc/jam
5/7/2014 10 DHF_Sunardi Intervensi Keperawatan. Pada pasien tampak perdarahan/tanpa syok. Penggantian cairan beri pasien minum sebanyak 1 - 2 liter/24 jam. Indikasi pemasangan infus : Jika pasien muntah terus menerus. Hematokrit terus meningkat. Observasi tanda-tanda perdarahan dan tanda-tanda syok. Observasi tanda-tanda vital setiap jam. Kompres dingin sesuai suhu tubuh. Catat intake dan out-put. Periksa Hb, Ht, L, Tromb setiap 4 - 6 jam.
Pada Pasien dengan syok. Infus Rl/kg BB/jam. Pemberian O2 2liter/menit. Observasi tanda-tanda vital tiap lima belas menit. Jika syok belum teratas Rawat diruang ICU 5/7/2014 11 DHF_Sunardi PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Upaya pemberantasan demam berdarah. Pemberantasan nyamuk aedesaegypti dilaksanakan terhadap nyamuk dewasa atau jentiknya.
Cara Pemberantasan. Nyamuk dengan insektisida (fogging)
Jentik Dengan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) Kimia abatisasi larvasida. Biologi : Memelihara ikan pemakan jentik. Fisik 3M : Menguras, Menutup dan Mengubur