Anda di halaman 1dari 14

50

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian, meliputi perakitan dan pengujian akan
dilaksanakan di Laboratorium Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan bulan
Mei-Juni 2014.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1 Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Tabel 3.1. Alat penelitian

No Nama Alat Jumlah
1. Multimeter 1 buah
2. Osiloskop 1 unit
3. Elektroda Ag/AgCl 3 buah
4. Laptop 1 unit
5. Power Supply 15V 1 unit
6. Jack Mic 3.5 mm 1 unit
7 Software Soundcard Scope -

3.2.2 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Tabel 3.2. Bahan penelitian

No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. IC OP07
TL071
4 buah
2 buah
2. Kapasitor 0,1 F
1 F
2 F
3 buah
4 buah
2 buah
51

3. Resistor
200
1 K
2 K
3K3
10 K
22 K
1 M
2 M
1 buah
2 buah
1 buah
2 buah
5 buah
2 buah
4 buah
4 buah
4. Kabel Penghubung - 3 meter

3.3 Diagram Blok Penelitian








3.4 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur yang dilakukan sebagai berikut :
1. Menyiapkan Alat dan Bahan
2. Menggambar lay out rangkaian pada papan PCB menggunakan spidol
permanent Snowman size F dan Size M.
3. Melarutkan tembaga tidak terpakai di papan PCB yang telah digambar
menggunakan larutan Ferum Clorida (Fe
2
Cl
3
) dan air (H
2
O) selama
beberapa menit.
4. Membersihkan jalur spidol yang menutupi tembaga tidak terlarut
menggunakan kertas pasir ukuran 400.
5. Melubangi dudukan komponen pada jalur yang ditentukan menggunakan
bor PCB 12V.
Biopotensial
dari tubuh
Elektroda
Penguat
Instrumentasi
Band Pass Filter(Low Pass Filter
diserikan High Pass Filter), dan
Notch Filter
Komputer

J ack Mic
3.5 mm
Software
Soundcard
Scope
52

6. Memasangkan komponen pada papan PCB seseuai jalur yang ditentukan
7. Meyolder kaki komponen pada tembaga PCB menggunakan solder 40W
220V dan timah.
8. Mengaktifkan software soudcard scope yang telah di install pada Personal
Computer.
9. Menguji rangkaian pada komputer dengan kabel Jack 3.5mm sebagai kabel
koneksi.
10. Memperbaiki kesalahan yang terdapat pada rangkaian.

3.5. Rancangan Penelitian
3.5.1 Rangkaian Instrumentasi
Karena sinyal EKG berupa tegangan difrensial yang lemah, maka
diperlukan instrumentasi dengan offset. Offset berfungsi untuk menghilangkan
tegangan noise yang ikut dalam sinyal EKG. Penguatan didesain 100X.
Penguat instrumentasi akan memberikan penguatan sebesar 100 kali.
Penguatan yang besar ini didasarkan pada kecilnya amplitudo sinyal biomedik
jantung yang berkisar antara 100 V- 5 mV. Penguatan tersebut diperoleh dari
penguatan penguat penyangga dan penguat differensial. Oleh karena itu,
penguatan yang akan dihasilkan oleh penguat instrumentasi adalah hasil perkalian
antara penguatan pada penguat penyangga dan penguat diferensial
(Darmawansyah, dkk., 2006).
Penguatan pada penguat instrumentasi adalah sebagai berikut :
(

) (

) (3.1)

3.5.1.1 Rangkaian Penguat Penyangga
Penguat penyangga berfungsi untuk menambah impedansi masukan bagi
penguat diferensial. Hal ini diperlukan mengingat kecilnya sinyal masukan dari
elektroda.
Supaya memiliki impedansi masukan yang besar maka digunakan penguat
non-inverting, dan supaya bersifat diferensial maka digunakan dua buah penguat
53

non-inverting yang digabung menjadi satu, seperti diperlihatkan dalam Gambar
3.1.


Gambar 3.1. Rangkaian penguat penyangga

Direncanakan penguat penyangga ini memberikan penguatan sebesar 100
kali. Penguatan pada penguat penyangga diperoleh dari persamaan (3.2) :

(3.2)
Dengan R adalah variable resistor untuk menentukan besarnya penguatan.
Penguatan Av dapat dihitung dengan menetapkan R = 10 k, maka
diperoleh :

(3.3)

3.5.1.2 Rangkaian Penguat Diferensial
Rangkaian penguat diferensial diperlihatkan dalam Gambar 3.2. Penguat
diferensial dipilih karena kemampuannya dalam menyingkirkan sinyal mode
common, sehingga dapat mengurangi pengaruh noise/interferensi yang
Penguat Non-Inverting
54

menganggu sinyal EKG. Noise/interferensi yang menganggu sinyal EKG dapat
dikurangi pengaruhnya dengan cara memasukkan noise tersebut ke dalam penguat
diferensial dalam bentuk mode common, sementara sinyal EKG dimasukkan ke
penguat dalam bentuk mode diferensial. Dengan demikian, sinyal EKG akan
diperkuat dengan penguatan mode diferensial yang nilainya relatif besar,
sementara itu noise akan diperkuat dengan penguatan mode common yang
nilainya relatif kecil. Pada saat keluar dari penguat diferensial, sinyal EKG akan
mempunyai nilai yang jauh lebih besar dibanding dengan noise, sehingga
pengaruh noise tersebut akan dapat diabaikan.


Gambar 3.2. Rangkaian penguat diferensial

Penguat diferensial ini menguatkan perbedaan tegangan sinyal pada kedua
kutub masukannya. Direncanakan penguatannya sebesar 10 kali dengan
menetapkan R
2
= 10 k dan R
1
= 1 k.


(3.4)

Dengan menggabungkan rangkaian penguat diferensial dasar dan
rangkaian penguat penyangga maka akan diperoleh sebuah penguat diferensial
yang mempunyai impedansi masukan yang sangat besar dan nilai penguatannya
55

dapat diubah dengan mudah tanpa mempengaruhi kemampuannya dalam
menyingkirkan sinyal mode common. Gabungan kedua rangkaian penguat ini
sering disebut sebagai penguat instrumentasi yang rangkaiannya diperlihatkan
dalam Gambar 3.3.


Gambar 3.3. Gabungan penguat diferensial dasar dan penguat penyangga yang
menghasilkan penguat instrumentasi

Sehingga penguatan pada penguat instrumentasi adalah sebagai berikut :
(

) (

)
(

) (

)
() ()
(3.5)

3.5.2 Rangkaian Low Pas Filter
Low Pass Filter adalah filter yang akan meloloskan frekuensi yang berada
dibawah frekuensi cut off (fc) dan meredam frekuensi diatas fc. Frekuensi cut off
dari low pass filter RC dapat dihitung dengan persamaan (3.6) sebagai berikut :

56

(3.6)

Keterangan :
fc = frekuensi cut off
R = hambatan
C = kapasitas
Adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi rendah serta meredam
frekuensi tinggi. Filter lolos bawah orde satu dapat dibuat dari satu tahanan dan
satu kapasitor seperti pada Gambar 3.4. Filter orde satu ini mempunyai pita
transisi dengan kemiringan -20 dB/dekade atau 6 dB/oktav.
Sementara besarnya frekuensi cut off didapat dari:

Gambar 3.4. Low Pass Filter Orde-1
Sedangkan untuk Low Pass Filter untuk Orde-2 yaitu dapat ditunjukkan pada
Gambar 3.5 berikut :

Gambar 3.5. Rangkaian Low Pass Filter Orde-2
frekuensi cutoff low pass filter orde-2 didapat dari persamaan (3.7) dibawah:

(3.7)


57

Dengan menetapkan C
1
= C
2
= 0,1 F dan nilai R
1
= R
f
, dimana

maka :

()

(3.8)
Jadi nilai R
1
= R
f
= 2,25 M dan nilai R
1
diperoleh dari persamaan (3.9) :

(3.9)
Karena keterbatasan komponen yang ada di pasaran, maka untuk R
1
= R
f
diganti
nilai resistansi sebesar 2 M dan untuk R
2
diganti dengan 1 M.

3.5.3. Rangkaian High Pass Filter
Rangkaian High Pass Filter ini digunakan untuk mengurangi noise dengan
frekuensi rendah yang dihasilkan oleh tubuh. Tubuh manusia juga mengeluarkan
noise pada frekuensi antara 0 sampai 1 Hz dan noise dari catuan DC pada
frekuensi rendah. HPF akan melewatkan frekuensi diatas frekuensi cut-off
(AKHAL, 2012). Dalam rangkaian ini digunakan frekuensi cut-off sebesar 1 Hz.
58

Nilai cut-off diambil karena frekuensi monitoring EKG berkisar antara 0,05 20
Hz.

Gambar 3.6. Rangkaian high pass filter

Dengan menetapkan C
1
= C
2
= 0,1 F dan nilai R
2
= R
f
, dimana


maka :

()

(3.10)

Jadi nilai R
2
= R
f
= 2,25 M dan nilai R
1
diperoleh dari persamaan (3.11) :


59

(3.11)
Karena keterbatasan komponen yang ada di pasaran, maka untuk R
2
= R
f

diganti nilai resistansi sebesar 2 M dan untuk R
1
diganti dengan 1 M.

3.5.4 Rangkaian Notch Filter
Notch filter atau filter takik dalam perancangan ini difungsikan untuk
meredam noise yang ditimbulkan oleh interferensi jala-jala yang terjadi pada
frekuensi 50 Hz. Frekuensi tersebut kita dapat tentukan R
1
dengan menetapkan C
1

dan C
2
sebesar 1 F.

Gambar 3.7. Rangkaian notch filter

(3.12)

Dengan diperolehnya nilai R
1
= R
2
= 3,185 k, maka dapat ditentukan
nilai dari hambatan R
3
, sesuai dengan persamaan (3.12) :


60



(3.12)
Sedangkan untuk nilai kapasitor C
3
, ditentukan dengan persamaan (3.13) :
C
3
= 2 C
1
= 2 (1F)
= 2 F (3.14)
Karena keterbatasan komponen yang ada di pasaran, maka untuk R
1
= R
2
diganti
nilai resistansi sebesar 3,3 k dan untuk R
3
diganti dengan 2 k..

3.5.5 Pengolahan Program
Sinyal yang masuk ke PC akan diproses oleh software Soundcard
Scope. Pada software ini terdapat program filter yang berfungsi untuk meredam
notch noise dan random noise. Sinyal analog yang masuk ke PC akan diubah
oleh software menjadi sinyal digital dengan frekuensi sampling sebesar 44,1
kHz. Oleh Soundcard Scope sinyal digital tersebut akan terbaca sebagai
bilangan. Nilai-nilai tersebut kemudian diolah kembali dengan Microsoft Excel
sehingga dapat ditampilkan oleh monitor dan dapat dicetak oleh printer.


3.6. Analisis Data
Langkah-langkah menganalisa data yaitu:
Data yang diperoleh dari Soundcard Scope direkam dan diperoleh dalam
bentuk grafik.
Kemudian grafik tersebut di save dengan format xls untuk memperoleh
nilai-nilai dari grafik tersebut dalam Microsoft Excel.
Nilai-nilai dari grafik yang tersimpan di Microsoft Excel diubah dalam
bentuk kolom dan nilai-nilai tersebut harus mutlak.
Nilai-nilai yang telah mutlak kemudian di chart dengan pilihan scatter,
maka diperoleh grafik.
61

Grafik yang telah terbentuk dibandingkan dengan grafik EKG professional
meliputi Atrial depolarization (P Wave) , Ventricular depolarization
(QRS), Ventricular repolarization (ST Segment & T Wave), Interval PR
dan Interval QT
Dari hasil analisa diperoleh periodesitas yang terbentuk pada peralatan
EKG yang dikembangkan oleh peneliti memiliki interval yang sama. Hal
ini menyerupai grafik EKG yang memiliki periodesitas yang sama juga.
























62

3.7 Diagram Alir Penelitian






























Mulai
Perancangan Desain
Konstruksi Desain
Uji Coba
Elektroda
Hasil
Tidak
Ya
Perancangan Rangkaian
Penguat Instrumentasi
Hasil Uji
Coba
Rangkaian
Tidak
Perancangan Rangkaian
High Pass Filter dan
Notch Filter

Ya
Hasil Uji
Coba
Rangkaian
Tidak
Ya
X
63


X
Pembuatan Program
Interfacing
Uji Coba
Program
Hasil Uji
Coba
Program
Tidak
Ya
Selesai

Anda mungkin juga menyukai