Anda di halaman 1dari 9

KEWARGANEGARAAN

“CIVIC & DEMOKRASI”

OLEH:
VIKAR DARMA BAKTI MENDROFA
409240035
FISIKA ND ‘09

JURUSAN FISIKA NON-KEPENDIDIKAN 2009


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A. 2010/2011
 PENGERTIAN CIVIC EDUCATION
Dalam buku Belajar Civic Education dari Amerika, dijelaskan bahwa Civic Education adalah
pendidikan- untuk mengembangkan dan memperkuat dalam atau tentang pemerintahan otonom
(self government). Pemerintahan otonom demokratis berarti bahwa warga negara aktif terlibat
dalam pemerintahannya sendiri; mereka tidak hanya menerima didikte orang lain atau
memenuhi tuntutan orang lain. Yang pada akhirnya cita-cita demokrasi dapat diwujudkan
dengan sesungguhnya bila setiap warganegara dapat berpartisipasi dalam pemerintahannya
Dalam demokrasi konstitusional, civic education yang efektif adalah suatu keharusan karena
kemampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat demokratis, berpikir secara kritis, dan
bertindak secara sadar dalam dunia yang plural, memerlukan empati yang memungkinkan kita
mendengar dan oleh karenanya mengakomodasi pihak lain, semuanya itu memerlukan
kemampuan yang memadai (Benjamin Barber, 1992)

Tujuan civic education adalah partisipasi yang bermutu dan bertanggung jawab dalam
kehidupan politik dan masyarakat baik ditingkat lokal, maupun nasional. Hasilnya adalah dalam
masyarakat demokratis kemungkinan mengadakan perubahan sosial akan selalu ada, jika warga
negaranya mempunyai pengetahuan, kemampuan dan kemauan untuk mewujudkannya.
Partisipasi warga negara dalam masyarakat demokratis, harus didasarkan pada pengetahuan,
refleksi kritis dan pemahaman serta penerimaan akan hak-hak dan tanggung jawab.
Partisipasi semacam itu memerlukan
(1) penguasaan terhadap pengetahuan dan pemahaman tertentu,
(2) pengembangan kemampuan intelektual dan partisipatoris,
(3) pengembangan karakter atau sikap mental tertentu, dan
(4) komitmen yang benar terhadap nilai dan prisip fundamental demokrasi.

Dalam civic education juga didalamnya mengembangkan tiga komponen utama:


pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), kecakapan kewarganegaraan (civic skills), dan
watak-watak kewarganegaraan (civic dispositions).

Civic Education memberdayakan warganegara untuk dapat membuat pilihan yang bijak dan
penuh dengan kesadaran dari berbagai alternatif yang ditawarkan, memberikan pengalaman-
pengalaman dan pemahaman yang dapat memupuk berkembangnya komitmen yang benar
terhadap nilai-nilai dan prinsip yang memberdayakan sebuah masyarakat bebas untuk tetap
bertahan.

Civic Education bukan hanya meningkatkan partisipasi warga negara, tetapi juga
menanamkan partisipasi yang berkompeten dan bertanggungjawab dan kompeten harus
didasarkan pada perenungan (refleksi), pengetahuan dan tanggung jawab moral.
Ace Suryadi mengatakan bahwa Civic Education menekankan pada empat hal :

Pertama, Civic Education bukan sebagai Indoktrinasi politik, Civic Education sebaiknya tidak
menjadi alat indoktrinasi politik dari pemerintahan yang berkuasa. Civic Education seharusnya
menjadi bidang kajian kewarganegaraan serta disiplin lainnya yang berkaitan secara langung
denga proses pengembangan warga negara yang demokratis sebagai pelaku-pelaku
pembengunan bangsa yang bertanggung jawab.

Kedua, Civic Education mengembangkan state of mind, pembangunan karakter bangsa


merupakan proses pembentukan warga negara yang cerdas serta berdaya nalar tinggi. Civic
education memusatkan perhatian pada pembentukan kecerdasan (civic intelligence), tanggung
jawab (civic responbility), dan partisipasi (civic participation) warga negara sebagai landasan
untuk mengembangkan nilai dan perilaku demokrasi. Demokrasi dikembangkan melalui
perluasan wawasan, pengembangan kemampuan analisis serta kepekaan sosial bagi warga
negara agar mereka ikut memecahkan permasalahan lingkungan. Kecakapan analitis itu juga
diperlukan dalam kaitan dengan sistem politik, kenegaraan, dan peraturan perundang-undangan
agar pemecahan masalah yang mereka lakukan adalah realistis.

Ketiga, Civic Education adalah suatu proses pencerdasan, pendekatan mengajar yang selama
ini seperti menuangkan air kedalam gelas (watering down) seharusnya diubah menjadi
pendekatan yang lebih partisipatif dengan menekankan pada latihan penggunaan nalar dan
logika. Civic education membelajarkan siswa memiliki kepekaan sosial dan memahami
permasalahan yang terjadi dilingkungan secara cerdas. Dari proses itu siswa dapat juga
diharapkan memiliki kecakapan atau kecerdasan rasional, emosional, sosial dan spiritual yang
tinggi dalam pemecahan permasalahan sosial dalam masyarakat.
Keempat, Civic Education sebagai lab demokrasi, sikap dan perilaku demokratis perlu
berkembang bukan melalui mengajar demokrasi (teaching democracy), akan tetapi melalui
penerapan cara hidup berdemokrasi (doing democracy) sebagai modus pembelajaran. Melalui
penerapan demokrasi, siswa diharapkan akan seceptnya memahami bahwa demokrasi itu
penting bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam hal ini civic education lebih dipentingkan karena menekankan pada:

Pertama, Civic Education tidak hanya sekadar melayani kebutuhan-kebutuhan warga dalam
memahami masalah-masalah sosial politik yang terjadi , tetapi lebih dari itu. Ia pun memberikan
informasi dan wawasan tentang berbagai hal menyangkut cara-cara penyelesaian masalah .
dalam kontek ini, civic education juga menjanjikan civic knowledge yang tidak saja menawarka
solusi alternatif, tetapi juga sangat terbuka dengan kritik (kontruktif).
Kedua, Civic education dirasakan sebagai sebuah kebutuhan mendesak karena merupakan
sebuah proses yang mempersiapkan partisipasi rakyat untuk terlibat secara aktif dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara secara demokratis.

Pendidikan yang bersifat demokratis, harus memiliki tujuan menghasilkan tujuan


menghasilkan lulusan yang mampu berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan mampu
mempengaruhi pengambilan keputusan kebijakan publik. Dengan kata lain, pendidikan harus
mampu menanamkan kesadaran dan membekali pengetahuan kan peran warga dalam
masyarakat demokratis.

Guna membangun masyarakat yang demokratis diperlukan pendidikan agar warganya dapat
mengkritisi dan memahami permasalahan yang ada. Dengan demikian civic education akan
menghasilkan suatu pendidikan yang demokratis dengan melahirkan generasi masa depan yang
cerdas, terbuka, mandiri dan demokratis.

Sehingga diharapkan civic education dapat memberikan nilai-nilai demokrasi dengan tujuan :

Pertama, Dapat memberikan sebuah gambaran mengenai hak dan kewajiban warga negara
sebagai bagian dari integral suatu bangsa dalam upaya mendukung terealisasinya proses transisi
menuju demokrasi, dengan mengembangkan wacana demokrasi, penegakan HAM dan civil
society dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kedua, Menjadikan warga negara yang baik (good citizen) menuju kehidupan berbangsa dan
bernegara yang mengedepankan semangat demokrasi keadaban, egaliter serta menjunjung
tinggi hak-hak asasi manusia. Ketiga, Meningkatkan daya kritis masyarakat sipil. Keempat,
Menumbuhkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat sipil secara aktif dalam setipa kegiatan
yang menunjang demokratisasi, penegakan HAM dan perwujudan civil society.
 DEMOKRASI
Semua negara mengakui bahwa Demokrasi sebagai alat ukur dari keabsahan politik.
Kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintahan menjadi basis tegaknya
system politik demokrasi. Demokrasi meletakkan rakyat pada posisi penting, hal ini karena
masih memegang teguh rakyat selaku pemegang kedaulatan. Negara yang tidak memegang
demokrasi disebut negara otoriter. Negara otoriterpun masih mengaku dirinya sebagai negara
demokrasi. Ini menunjukkan bahwa demokrasi itu penting dalam kehidupan bernegara dan
pemerintahan.

PENGERTIAN

Demokrasi dikenal dalam pengertian universal, Konseptual dan kontekstual.

MENURUT TERMINOLOGI
Demokrasi pengertian etimologis mengandung makna pengertian universal. Abraham
Lincoln th 18673 memberikan pengertian demokrasi “ government of the people, by the
people, and for the people”.
Menurut etimologi/bahasa, demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu dari demos = rakyat
dan cratos atau cratein=pemerintahan atau kekuasaan. Demokrasi berarti pemerintahan rakyat
atau kekuasaan rakyat. Oleh karena itu dalam sistem demokrasi rakyat mendapat kedudukan
penting didasarkan adanya rakyat memegang kedaulatan.
Pelaksanaan demokrasi ini ada dua cara yaitu demokrasi langsung dan tidak langsung.
Demokrasi langsung, rakyat seluruhnya dikutsertakan dalam permusyawaratan untuk
menentukan kebijakan dan mengambil keputusan. Hal ini terjadi pada zaman yunani kuno
(abad ke 4 SM – abad ke 6 SM). Pada masa itu Yunani berupa negara kota (polis). Akan
tetapi pada masa itu ada pembatasan ikut dalam pemerintahan adalah anak, wanita dan budak.
Akibat perkembangan penduduk maka system demokrasi. Akibat perkembangan penduduk
maka demokrasi langsung sudah tidak memungkin lagi sehingga timbul cara kedua yaitu
demokrasi tidak langsung.
Demokrasai tidak langsung dilaksanakan melalui system perwakilan. Biasanya dilaksanakan
dengan cara pemilihan umum. Secara terminology . Demokrasi dari segi terminology
mengandung makna demokrasi konseptual. Demokrasi dilihat dari segi pemikiran politik.
Torres demokrasi dilihat dari tiga tradisi pemikiran politik. Clssical Aristotelian theory,
medieval theory dan contemporary doctrine. Torres melihat demokrasi dari segoi formal dan
substantive.
Formal menunjuk pada demokrasi dlm arti system pemerintahan. Substantive menunjuk pada
demokrasi dalam 4 bentuk.
(1) menitik beratkan pada perlindungan terhadap tirani.
(2) titik berat pada manusia mengembangkan kekuasaan dan kemampuan.
(3) melihat keseimbangan partisipasi masyarakat terhadap beban yang berat dan tuntutan
yang tidak dapat dipenuhi.
(4) bahwa tidak dapat mencapai partisipasi yang demokratis tanpa perubahan lebih dulu
dalam keseimbangan social dan kesadaran social. Perubahan social dan partisipasi demokratis
perlu dikembangkan secara bersamaan karena satu sama lain saling ketergantungan.
Dari segi terminology dan konseptual ada beberapa pendapat :
1. Tradisi pemikiran Aristotelian demokrasi merupakan salah satu bentuk pemerintahan;
2. Tradisi medieval theory menerapkan roman law dan konsep popular souvregnty.
3. Contemporary doctrine dengan konsep republik dipandang sebagai bentuk pemerintahan
rakyat yang murni.
4. Harris Soche, Demokrasi adalah pemerintahan rakyat karena itu kekuasaan melekat
pada rakyat.
5..Henry B. Mayo, system politik demokratis adalah menunjukkan kebijakan umum
ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat, dan
didasarkan atas kesamaan politik dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

6. International Commision for Jurist, Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan untuk
membuat keputusan politik diseleng-garakan oleh wakil wakil yang dipilih dan bertanggung
jawab kepada mereka melalui pemilihan yang bebas.

7. C.F. Strong, Suatu system pemerintahan pada mayoritas anggota dewasa dari masyarakat
politik ikut serta atas dasar system perwakilan yang menjamin bahwa pemerin-tah akhirnya
mempertanggung jawabkan tindakan kepada mayoritas

8.Samuel Huntington, system politik sebagai demokratis sejauh para pembuat keputusan
kolektif yang paling kuat dalam system itu dipilih melalui pemilihan umum yang adil, jujur,
dan semua orang dewasa mempunyai hak yang sama memberikan suara.

Demokrasi secara kontekstual dilihat dari fakta kenyataan pemerintahan yang pernah dan
sedang terjadi. Indosnesia pada zaman pemerintahan Soekarno masa orde lama dengan
konstitusi RIS dan UUDS 50 dikenal demokrasi liberal, setelah kembali ke UUD 45 dikenal
demokrasi terpimpin. Era Soeharto dan orde baru diukenal demokrasi Pancasila, era reformasi
sejak 1998 masih dikenal demokrasi Pancasila.

DEMOKRASI SEBAGAI BENTUK PEMERINTAHAN

Demokrasi pernah dipahami sebagai bentuk pemerintahan, akan tetapi perkembangannya


dipahami dalam pengertian luas, sebagai bentuk pemerintahan dan politik.

Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan.

Pada awalnya Plato mengemukakan 5 macam bentuk negara sesuai dengan sifat tertentu dari
jiwa manusia.

1. Aristokrasi, pemerintahan dipegang oleh sekelompok kecil para cerdik pandai


berdasarkan keadilan. Kemerosotan dari aristokrasi ini menjadi Timokrasi.
2. Timokrasi,. Pemerintahan dijalankan untuk menda-patkan kekayaan untuk
kepentingan sendiri. Oleh karena kekayaan untuk kepentingan sendiri lalu jatuh dan
dipegang olah kelopmpok hartawan. Sehingga yang berhak memerintah adalah orang
yang kaya saja timbullah oligarchi.
3. Oligarchi, pemerintahan dijalankan oleh sekelompok orang yang memegang kekayaan
untuk kepentingan pribadi.. Timbul kemelaratan umum. Banyak orang miskin.
Tekanan penguasa semikin berat. Rakyat semakin sengsara. Akhirnya rakyar sadar
dan bersatu memegang pemerintahan. Timbullah Demokrasi.
4. Demokrasi. Pemerintahan secara demokrasi diutama-kan kemerdekaan dan kebebasan.
Oleh karena kebe-basan dan kemerdekaan ini terlalu diutamakan timbul kesewenang-
wenangan. Kemerdekaan dan kebebasan menjadi tidak terbatas. Lalu timbullah prinsip
Anarki.
5. Anarchi, pemerintahan anarki seseorang dapat berbuat sesuka hatinya. Rakyat tidak
mau lagi diatur, karena ingin mengatur dan memerintah sendiri. Negara menjadi
kacau. Untuk itu perlu pemimpin yang keras dan kuat. Akhirnya timbullah Tirany.
6. Tirany. Pemerintahan dipegang oleh seorang saja dan tidak suka terdapat peresaingan.
Semua orang yang menjadi saingan disingkirkan dan diasingkan,. Pemerintahan ini
tambah jauh dari keadilan.
Plato juga dalam perkembangan ajarannya tentang bentuk pemerintahan mengemukakan lagi :

A. Bentuk negara Ideal form (bentuk cita), yaitu negara


dalam bentuk kesempurnaan.

1. Monarki. Bentuk pemerintahan dipegang oleh seorang sebagai pemimpin tertinggi


dijalankan untuk kepen-tingan orang banyak biasanya pada kerajaan.
2. Aristokrasi, Pemerintahan dipegang oleh orang yang pandai.
3. Demokrasi, Pemerintahan dipegang oleh rakyat.

B. The Corruption form (bentuk pemerosotan)

1. Bentuk Tirani, bentuk pemerosotan dari monarhci


2. Oligarchi, bentuk pemerosotan dari Aroistokrasi
3. Mobokrasi, pemerosotan dari demokrasi. Pemerintahan dipegang oleh rakyat yang
tidak tahu dan tidak menguasai pemerintahan, tidak terdidik. (the rule of the mob)

DEMOKRASI SEBAGAI SISTEM POLITIK

Demokrasi dari system politik lebih luas dari bentuk pemerintahan.


Menurut Huntington, system politik dapat dibedakan dari system politik demokrasi dan non
demokrasi.
Sistem politik demokrasi, system pemerintahan dalam suatu negara yang menjalankan prinsip
demokrasi. Tidak sewenag-wenang. Kekuasaan tidak takterbatas. Mengutamakan kepentingan
umum dan keadilan. (contoh lihat penjelasan umum UUD 45 sebelum amandemen, ada
disebutkan 7 prinsip pemerintahan yang baik).
Sistem politik non demokrasi, politik otoriter, totaliter, dictator, rezim militer, rezim satu
partai, monarki absolut, dan system komunis.

DEMOKRASI SEBAGAI SIKAP HIDUP

Demokrasi ini dipahami sebagai sikap hidup dan pandang-an hidup yang demokratis.
Pemerintahan dan system politik tumbuh dan berkembang tidak datang dengan sendirinya.
Demokrasi membutuhkan usaha nyata dan perilaku demokratis untuk mendukung
pemerintahan dan system politik demokrasi. Perilaku didasarkan nilai-nilai demokrasi dan
membentuk budaya/kultur demokrasi baik dari warganegara maupun dari pejabat
negara/pemerintah.
DEMOKRATISASI

Demokratisasi merupakan penerapan kaidah-kaidah atau prinsip demikrasi pada keguatan


sistem politik kenegaraan. Tujuasn untuk membentuk kehidupan politik bercirikan demokrasi.
Demokratisasi merujuk pada proses perubahan menuju system pemerintahan yang lebih
demokratis.

Tahapan demokrasi:

1. pergantian dari penguasa non demokratis ke penguasa demokrasi


2. pembentikan lembaga dan tertib politik demokrasi;
3. konsolidasi demokrasi
4. praktik demokrasi sebagai budaya politik bernegara.

Ciri-ciri demokrasi.

1. berlangsung secara evolusioner;


2. perubahan secara persuasive bukan koersif; (musyawarah bukan paksaan atau
kekerasan);
3. proses demokrasi tidak pernah selesai. Demokrasi suatu yang ideal tidak pernah
tercapai. Negara yang benar-benar demokrasi tidak ada. Bahkan negara yang
menyatakan negaranya demokrasi dapat jatuh menjadi otoriter.

Demokrasi di Indonesia

Bangsa Indonesia sejak dulu sudah mempraktikkan ide ten-tang demokrasi walau bukan
tingkat kenegaraan, masih tingkat desa. Disebut demokrasi desa.Contoh pelaksanaan
demokrasi desa pemilihan kepala desa dan rembug desa. Inilah demokrasi asli.
Demokrasi desa mempunyai 5 ciri.
Rapat, mufakat, gotong royong, hak mengadakan protes bersama dan hak menyingkir dari
kekuasaan raja absolut
Mempergunakan pendekatan kontekstual, demokrasi di Indonesia adalah demokrasi
Pancasila.
Demokrasi Pancasila ini oleh karena Pancasila sebagai ideology negara, pandangan hidup
bangsa Indonesia, dasar negara Indonesia dan sebagai identitas nasional Indonesia. Sebagai
ideology nasional, Pancasila sebagai cita-cita ma-syarakat dan sebagai pedoman membuat
keputusan politik. Sebagai pemersatu masyarakat yang menjadi prosedur penyelesaian
konflik.
Nilai-nilai demokrasi yang terjabar dari nilai-nilai Pancasila sbb:

1. Kedaulatan rakyat;
2. republik
3. Negara berdasar atas hukum
4. Pemerintahan yang konstitusional
5. Sistem perwakilan
6. Prinsip musyawarah
7. Prinsip ketuhanan

Demokrasi Pancasila dapat diartikan secara luas dan sempit.


Secara luas, demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila dalam bidang politik, ekonomi dan social.
Secara sempit, demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut
hikmat kebi-jaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.

Sehubungan dengan demokrasi Pancasila, di Indonesia mengenal juga istilah “masyarakat


Madani” (civil society).

Welzer dengan rumusan konseptual, civil society adalah jaringan yang kompleks dari LSM
diluar pemerintahan ne-gara (NGO) yang bekerja secara merdeka atau bersama-sama
pemerintah yang diatur oleh hukum. Ia merupakan ranah publik yang beranggotakan
perorangan.

Masyarakat madani Indonesia tidak sepenuhnya sama dengan civil society menurut konsep
liberalisme/komunita-rianisme Barat. Masyarakat madani Indonesia mempunyai ciri khas,
tetap agamis/religius dan adanya fasilitasi lebih nyata dari negara dalam hal memberikan
jaminan hukum dan dukungan politik bagi kehadiran masyarakat madani, suasana kulturtal
dan ideologis dan menyediakan infrastruktur social yang diperlukan.
Keterkaitan Demokrasi Pancasila dengan civil society/ masyarakat madani Indonesia, secara
kualitatif ditandai oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, jaminan
hak asasi manusia, penegakan prinsip rule of law, partisipasi yang luas dari warganegara
dalam mengam bil keputusan publik diberbagai tingkatan, pelaksanaan Pendidikan
Kewarganegaraan untuk mengembangkan warganegara Indonesia yang cerdas dan baik,
berakhlak baik serta berbudi luhur.

SISTEM POLITIK DEMOKRASI

1. Landasan System Politik Demokrasi di Indonesia

Menurut Samuel Huntington sistem politik demokrasi dapat dibedakan dari system politik
demokrasi dan non demokrasi.
Sistem politik demokrasi didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur dan kelembagaan yang
demokratis. Sistem ini mampu menjamin hak kebebasan warganegara, membatasi kekuasaan
pemerintah dan mem-berikan keadilan. Indonesia sejak awal berdiri sudah menjadikan
demokrasi sebagai pilihan sistem politik.
Negara Indonesia sebagai negara demokrasi terdapat pada pembukaan UUD 45 alinea ke 4
dan Ps 1 ayat (2) UUD 45 (sebelum di amandemen), kedaulatan adalah di tangan rakyat dan
dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Ps 1 ayat (2) setelah
diamandemen berubah menjadi “kedaulatan berada dita-ngan rakyat dan dilaksanakan
menurut UUD”. Perubahan ini menghi-langkan kata “dilaksanakan sepenuhnya” menjadi
dilaksanakan menu-rut UUD. Apapun perubahannya ini membuktikan sejak berdirinya negara
Indonesia telah menganut demokrasi.

2. Sendi-Sendi Pokok Sistem Politik Demokrasi Di Indonesia Berdasarkan UUD 45

a. Berbentuk republik (Ps 1 ayat (1)


b. Ide kedaulatan rakyat (Ps 1 ayat (2))
c. Negara berdasar atas hukum (Ps 1 ayat (3))
d. Pemerintahan berdasarkan konstitusi (lihat BAB III)
e. Pemerintahan yang bertanggung jawab. Masalah pertanggung jawaban pemerintah dalam
hal ini Presiden kepada siapa dan bagaimana serta waktu penyampaian pertanggung jawaban
tidak diatur dalam UUD 45, baik sebelum dan sesudah di amandemen.
f. Sistem perwakilan. Sistem ini jelas dalam UUD 45 dengan adanya Pemilihan Umum, untuk
memilih wakil rakyat di DPR/D dan DPD.
g. Sistem pemerintahan Presidensiil. Hal ini jelas pada makna negara berbentuk republik, dan
Presiden memegang kekua-saan pemerintahan menurut UUD. Presiden dibantu oleh wakil
Presiden. Selain itu Presiden dibantu oleh menteri-menteri.

PENDIDIKAN DEMOKRASI

Perilaku dan kultur demokrasi menunjuk pada nilai-nilai demokrasi di masyarakat.


Masyarakat yang demokratis adalah masyarakat yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi.
Menurut Henry B. Mayo nilai-nilai demokrasi meliputi damai, sejahtera, adil, jujur,
menghargai perbedaan, menghormati kebebasan. Membangun kultur demokrasi berarti
tindakan mensosialisasikan, mengenalkan dan menegakkan nilai demokrasi pada masyarakat.
Membangun kultur demokrasi lebih sulit dari membangun struktur demokrasi. Tidak tegaknya
kultur demokrasi menyebabkan masya rakat sulit diatur, terjadi kekerasan, terror, brutal,
masyarakat tidak aman. Contohnya : Sampai sekarang masih ada usaha RMS yang ditandai
dengan ulang tahun RMS, Gerakan Papua Merdeka yang ditandai dengan ulang tahun setiap
tahun. Perang antar suku yang bermotifkan SARA.
Indonesia sudah ada institusi demokrasi, masyarakat belum menikmati demokrasi, baik
dikalangan pemerintahan, jasa usaha. Dari segi pemerintahan masyarakat banyak merasa
tertindas. Pada jasa usaha terjadi penindasan terhadap pekerja. Nampaknya demok rasi masih
merupakan usaha, dan masih terbatas pada kaum elit. Disini terlihat institusi tidak didukung
oleh perilaku demokratis. Tercapainya demokrasi sampai menyentuh kehidupan rakyat cukup
lama dan sulit, sehingga masih sangat mutlak diperlukan.
Ada 3 hal pengetahuan dan kesadaran demokrasi.
1. demokrasi adalah pola kehidupan menjamin hak warganegara;
2. demokrasi merupakan the long learning process
3. kelangsungan demokrasi tergantung kepada proses pendidikan demokrasi pada masyarakat
secara luas.

Pendidikan demokrasi ini dapat diterapkan pola pemasyara-katkan moral pancasila dengan P4
yang berlaku seluruh lapisan masyarakat, mulai dari SD hingga Perguruan Tinggi, pegawai
rendah hingga Presiden, petani, pedagang, hingga pengusaha.
Pendidikan nilai-nilai demokrasi lebih baik dari sosialisasi. Pendidikan demokrasi dalam arti
melakukan pendidikan nilai-nilai demokrasi itu terhadap semua warganegara tanpa kecuali
rakyat atau birokrat. Pendidikan nilai-nilai demokrasi ini merupakan ba-gian dari pendidikan
politik terhadap warganegara. Selama ini sa-lahnya pada kegiatan sosialisasi nilai-nilai,
seharusnya pendidikan nilai-nilai demokrasi. Secara analogi pada waktu penataran P4 yang
diajarkan adalah nilai-nilai Pancasila, mengapa tidak diajar-kan nilai-nilai demokrasi dalam
pendidikan demokrasi.
Nilai-nilai demokrasi itu dapat digali dalam makna demok-rasi itu sendiri yang telah
dijabarkan dalam UUD dan kehidupan bernegara. Paling tidak nilai-nilai demokrasi itu
mencakup :
1. masalah kedaulatan
2. makna negara berbentuk republik
3. negara berdasar atas hukum
4. pemerintahan yang konstitusionil
5. sistem perwakilan
6. prinsip musyawarah
7. prinsip ketuhanan

Pola demokrasi dapat mengembangkan unsur demokrasi desa yang terdiri dari rapat, mufakat,
gotong royong, hak mengadakan protes bersama dan menyingkir dari kekuasaan absolut.
Nilai-nilai demokrasi langsung dijabarkan dalam demokrasi dibi-dang politik, dibidang
ekonomi dan dibidang sosial.

Anda mungkin juga menyukai