Anda di halaman 1dari 28

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 71 PERATURAN PRESIDEN NOMOR 71

TAHUN 2012 TAHUN 2012


TENTANG TENTANG
PENYELENGGARAAN PENGADAAN PENYELENGGARAAN PENGADAAN
TANAH BAGI PEMBANGUNAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN
UNTUK KEPENTINGAN UMUM UNTUK KEPENTINGAN UMUM UNTUK KEPENTINGAN UMUM UNTUK KEPENTINGAN UMUM
K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M
BIRO HUKUM SEKRETARIAT JENDERAL
Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
1
BB
I I
RR
O O
H H
KK
EE
MM
EE
N N
TT
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Pemerintah dengan persetujuan DPR pada tanggal 14 Januari
2012 telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012
tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum, yg dalam pelaksanaannya mengedepankan
prinsip kemanusiaan, demokratis dan keadilan.
Undang-Undang agar dapat dilaksanakan diperlukan
H H
UU
KK
UU
MM
TT
EE
RR
I I
AA
N N
||
P P
UU
2
Telah terbit Perpres No. 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
sebagai tindak lanjut ketentuan Pasal 53 ayat (3) dan Pasal 59
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012
Undang-Undang agar dapat dilaksanakan diperlukan
Peraturan Perundang-Undangan pelaksanaannya
Beberapa ketentuan dalam UU Nomor 2 Tahun 2012 :
Penyelenggara Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
(Pasal 6 jo Pasal 11).
1. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum wajib
diselenggarakan oleh Pemerintah dan tanahnya
selanjutnya dimiliki Pemerintah atau Pemerintah Daerah;
2. Dalam hal Instansi yang memerlukan Pengadaan Tanah
untuk Kepentingan Umum adalah BUMN, tanahnya
menjadi milik BUMN.
PENDAHULUAN PENDAHULUAN ( (22) )
3
menjadi milik BUMN.
Sumber Pendanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan
Umum (Pasal 52)
1. APBN dan/atau APBD;
2. Dalam hal Instansi yang memerlukan tanah Badan Hukum
Milik Negara/BUMN yang mendapatkan penugasan
khusus, pendanaan bersumber dari internal perusahaan
atau sumber lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BB
I I
RR
O O
H H
KK
EE
MM
EE
N N
TT
DASAR DASAR HUKUM HUKUM
1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum (Lembaran Negara Republik
H H
UU
KK
UU
MM
TT
EE
RR
I I
AA
N N
||
P P
UU
Kepentingan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 22, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5280);
4
BB
I I
RR
O O
H H
KK
EE
MM
EE
N N
TT
PENGERTIAN PENGERTIAN
Definisi dalam Raperpres ini pada dasarnya sama dengan
Undang-Undang 2 Tahun 2012 dengan Penambahan sbb:
1. Penilai Publik adalah penilai yang telah memperoleh izin dari
Menteri Keuangan untuk memberikan jasa penilaian.
2. Penetapan Lokasi adalah penetapan atas lokasi pembangunan
untuk kepentingan umum yang ditetapkan dengan keputusan
gubernur, yang dipergunakan sebagai izin untuk Pengadaan
Tanah, perubahan penggunaan tanah, dan peralihan hak atas tanah
dalam Pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
H H
UU
KK
UU
MM
TT
EE
RR
I I
AA
N N
||
P P
UU
dalam Pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum.
3. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia yang selanjutnya
disingkat BPN adalah Lembaga Pertanahan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
4. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi yang
selanjutnya disebut Kantor Wilayah BPN adalah BPN di Provinsi
yang dipimpin oleh Kepala Kantor Wilayah BPN yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPN.
5
BB
I I
RR
O O
H H
KK
EE
MM
EE
N N
TT
PENGERTIAN PENGERTIAN
5. Kantor Pertanahan adalah BPN di Kabupaten/Kota yang dipimpin oleh
Kepala Kantor Pertanahan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala BPN melalui Kepala Kantor Wilayah BPN.
6. Tim Persiapan Pengadaan Tanah yang selanjutnya disebut Tim Persiapan
adalah tim yang dibentuk oleh gubernur untuk membantu gubernur
dalam melaksanakan pemberitahuan rencana pembangunan, pendataan
awal lokasi rencana pembangunan dan Konsultasi Publik rencana
pembangunan.
7. Tim Kajian Keberatan yang selanjutnya disebut sebagai Tim Kajian adalah
tim yang dibentuk oleh gubernur untuk membantu gubernur
H H
UU
KK
UU
MM
TT
EE
RR
I I
AA
N N
||
P P
UU
tim yang dibentuk oleh gubernur untuk membantu gubernur
melaksanakan inventarisasi masalah yang menjadi alasan keberatan,
melakukan pertemuan atau klarifikasi dengan pihak yang keberatan,
melakukan kajian dan membuat rekomendasi diterima atau ditolaknya
keberatan.
8. Satuan Tugas adalah satuan yang dibentuk oleh BPN untuk membantu
pelaksanaan Pengadaan Tanah.
9. Ruang atas tanah dan bawah tanah adalah ruang yang ada dibawah
permukaan bumi dan/atau ruang yang ada diatas permukaan bumi
sekedar diperlukan untuk kepentingan yang langsung berhubungan
dengan penggunaan tanah.
6
BB
I I
RR
O O
H H
KK
EE
MM
EE
N N
TT
MATERI MATERI MUATAN MUATAN
Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
diselenggarakan melalui tahapan:
Persiapan
Perencanaan
H H
UU
KK
UU
MM
TT
EE
RR
I I
AA
N N
||
P P
UU
Penyerahan
hasil
Persiapan
Pelaksanaan
7
BB
I I
RR
O O
H H
KK
EE
MM
EE
N N
TT
PERENCANAAN PERENCANAAN
Instansi
Perencanaan Pengadaan Tanah yang
berdasarkan atas:
1. Rencana Tata Ruang Wilayah;
2. Rencana Pembangunan Jangka
Menengah;
3. Rencana Strategis; dan
4. Rencana Kerja Pemerintah Instansi
H H
UU
KK
UU
MM
TT
EE
RR
I I
AA
N N
||
P P
UU
4. Rencana Kerja Pemerintah Instansi
yang bersangkutan.
Disusun dalam bentuk:
Dokumen Perencanaan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Pengadaan Tanah
8
PERENCANAAN PERENCANAAN
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah
memuat: memuat:
1. maksud dan tujuan rencana pembangunan;
3. letak tanah;
2. kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah dan Rencana Pembangunan
Nasional dan Daerah;
4. luas tanah yang dibutuhkan;
5. gambaran umum status tanah;
Disusun berdasarkan studi
kelayakan yang mencakup:
1. survei sosial ekonomi;
2. kelayakan lokasi;
3. analisis biaya dan manfaat
pembangunan bagi
wilayah dan masyarakat;
BIRO BIRO HUKUM HUKUM
KEMENTERIAN|PU KEMENTERIAN|PU
9. rencana penganggaran.
5. gambaran umum status tanah;
6. perkiraan waktu pelaksanaan Pengadaan
Tanah;
7. perkiraan jangka waktu pelaksanaan
pembangunan;
8. perkiraan nilai tanah; dan
wilayah dan masyarakat;
4. perkiraan nilai tanah;
5. dampak lingkungan dan
dampak sosial yang
mungkin timbul akibat dari
Pengadaan Tanah dan
pembangunan; dan
6. studi lain yang diperlukan.
9
BB
I I
RR
O O
H H
KK
EE
MM
EE
N N
TT
PERSIAPAN PERSIAPAN
Setelah Menerima Dokumen Perencanaan
Pengadaan Tanah melaksanakan tahapan
kegiatan Persiapan Pengadaan Tanah
Gubernur
Tim Persiapan bertugas:
1. mengumumkan rencana
pembangunan;
2. melakukan pendataan awal
lokasi rencana pembangunan;
3. melaksanakan Konsultasi
Membentuk Tim Persiapan
H H
UU
KK
UU
MM
TT
EE
RR
I I
AA
N N
||
P P
UU
3. melaksanakan Konsultasi
Publik rencana pembangunan;
4. menyiapkan Penetapan Lokasi
pembangunan;
5. mengumumkan Penetapan
Lokasi pembangunan untuk
kepentingan umum; dan
6. melaksanakan tugas lain yang
terkait persiapan Pengadaan
Tanah bagi pembangunan
untuk Kepentingan Umum
yang ditugaskan oleh gubernur.
Tim Persiapan beranggotakan:
1. Bupati/walikota;
2. Satuan kerja perangkat
daerah provinsi terkait;
3. Instansi yang memerlukan
tanah; dan
4. Instansi terkait lainnya.
10
PERSIAPAN PERSIAPAN
Pemberitahuan rencana
pembangunan;
Tim Persiapan
Rencana pembangunan
disampaikan kepada
masyarakat pada rencana
lokasi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum.
Pendataan awal lokasi
rencana pembangunan
Konsultasi Publik
Rencana Pembangunan
Meliputi kegiatan:
Pengumpulan data awal
Pihak yang Berhak; dan
Objek Pengadaan Tanah.
Dilaksanakan untuk
mendapatkan
kesepakatan lokasi
rencana pembangunan
dari Pihak yang Berhak.
lokasi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum.
Langsung antara lain
melalui sosialisasi, tatap
muka, atau surat
pemberitahuan.
Tidak Langsung antara
lain melalui media cetak
atau media elektronik.
Objek Pengadaan Tanah.
Pihak yang Berhak:
1. Perseorangan;
2. Badan hukum;
3. Badan sosial;
4. Badan keagamaan; atau
5. Instansi pemerintah.
yang memiliki atau
menguasai Obyek
Pengadaan Tanah sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
rencana pembangunan
dari Pihak yang Berhak.
Menghadirkan Pihak
yang Berhak dan
Masyarakat yang akan
terkena dampak
Gubernur menetapkan
lokasi dalam waktu
paling lama 14 (empat
belas) hari kerja terhitung
sejak diterimanya
permohonan Instansi.
11
BB
I I
RR
O O
H H
KK
EE
MM
EE
N N
TT
PELAKSANAAN PELAKSANAAN
Pelaksanaan Pengadaan Tanah meliputi:
a. inventarisasi dan identifikasi penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah;
b. penilaian Ganti Kerugian;
H H
UU
KK
UU
MM
TT
EE
RR
I I
AA
N N
||
P P
UU
c. musyawarah penetapan Ganti Kerugian;
d. pemberian Ganti Kerugian; dan
e. pelepasan tanah Instansi.
12
BB
I I
RR
O O
H H
KK
EE
MM
EE
N N
TT
PELAKSANAAN PELAKSANAAN
INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI PENGUASAAN,
PEMILIKAN, PENGGUNAAN, DAN PEMANFAATAN TANAH
Meliputi kegiatan:
1. pengukuran dan pemetaan bidang per bidang tanah; dan
2. pengumpulan data Pihak yang Berhak dan Objek Pengadaan
Tanah.
Dilaksanakan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja
H H
UU
KK
UU
MM
TT
EE
RR
I I
AA
N N
||
P P
UU
Pengumuman hasil inventarisasi dan identifikasi meliputi subjek
hak, luas, letak, dan peta bidang tanah Objek Pengadaan Tanah.
Hasil inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan,
penggunaan, dan pemanfaatan tanah wajib diumumkan di kantor
desa/kelurahan, kantor kecamatan, dan tempat Pengadaan Tanah
dilakukan dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja.
13
BB
I I
RR
O O
H H
KK
EE
MM
EE
N N
TT
PELAKSANAAN PELAKSANAAN
Ganti Kerugian
Penilaian Ganti Kerugian dilakukan oleh
Penilai yang ditetapkan oleh Lembaga
Pertanahan
Penilaian dilakukan bidang per bidang tanah,
meliputi:
a. tanah;
b. ruang atas tanah dan bawah tanah;
c. bangunan;
d. tanaman;
e. benda yang berkaitan dengan tanah;
H H
UU
KK
UU
MM
TT
EE
RR
I I
AA
N N
||
P P
UU
e. benda yang berkaitan dengan tanah;
dan/atau
f. kerugian lain yang dapat dinilai.
Pemberian Ganti Kerugian dapat diberikan
dalam bentuk:
a. uang;
b. tanah pengganti;
c. permukiman kembali;
d. kepemilikan saham; atau
e. bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah
pihak.
14
BB
I I
RR
O O
H H
KK
EE
MM
EE
N N
TT
PENYERAHAN PENYERAHAN
Lembaga Pertanahan menyerahkan hasil
Pengadaan Tanah kepada Instansi yang
memerlukan tanah setelah:
1. pemberian Ganti Kerugian kepada Pihak
yang Berhak dan Pelepasan Hak; dan/atau
2. pemberian Ganti Kerugian telah dititipkan di
H H
UU
KK
UU
MM
TT
EE
RR
I I
AA
N N
||
P P
UU
2. pemberian Ganti Kerugian telah dititipkan di
pengadilan negeri.
15
Tahapan Tahapan Penyelenggaraan Penyelenggaraan PengadaanTanah PengadaanTanah
16
Waktu Minimal
(tanpa keberatan)
141 141 37 Total 319
Waktu Maksimal
(dengan keberatan)
289 257 37 Total 583
Catatan :
Waktu dalam tahapan terhitung sejak dokumen perencanaan resmi diterima oleh
Gubernur.
Waktu dihitung dengan satuan hari kerja.
BB
I I
RR
O O
H H
KK
EE
MM
EE
N N
TT
PENGADAAN PENGADAAN TANAH TANAH BAGI BAGI PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN UNTUK UNTUK
KEPENTINGAN KEPENTINGAN UMUM UMUM KARENA KARENAKEADAAN KEADAAN MENDESAK MENDESAK
H H
UU
KK
UU
MM
TT
EE
RR
I I
AA
N N
||
P P
UU
17
BB
I I
RR
O O
H H
KK
EE
MM
EE
N N
TT
SUMBER SUMBER PENDANAAN PENDANAAN
Sumber
Pendanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN); dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD).
Badan Hukum Milik Negara/Badan Usaha Milik
Negara yang mendapatkan penugasan khusus,
pendanaan bersumber dari internal perusahaan atau
sumber lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
H H
UU
KK
UU
MM
TT
EE
RR
I I
AA
N N
||
P P
UU
perundang-undangan.
Dana Pengadaan Tanah meliputi dana:
a. perencanaan;
b. persiapan;
c. pelaksanaan;
d. penyerahan hasil;
e. administrasi dan pengelolaan; dan
f. sosialisasi.
18
CONTOH CONTOH
KASUS KASUS
BB
I I
RR
O O
H H
KK
EE
MM
EE
N N
TT
KASUS KASUS
H H
UU
KK
UU
MM
TT
EE
RR
I I
AA
N N
||
P P
UU
19
CLASS ACTION KELOMPOK MASYARAKAT DESA SERUT, DKK
(PEKERJAAN NORMALISASI KALI GOMBONG )
Kelompok masyarakat
ketiga desa tersebut
mengajukan gugatan
class action no
07/PDT.G/2009/PN.KBM
Dianggap telah
merusak
lingkungan para
penggugat,
menyebabkan
banjir dan
tanah
Desa Banjareja
Desa Gandusari
Desa Serut
KONTRAK KERJA
04PKK/PPSDA-SO/2008
11 MARET 2008
PEKERJAAN NORMALISASI KALI
GOMBONG dalam bentuk pelindung
tebing kritis kali gombong
Kementerian PU
PT. TRADA
GOMBONG
tanah
penggugat tidak
dapat
dimanfaatkan
lagi seperti
sebelum ada
nya proyek
tersebut
Desa Gandusari
Pemeriksaan dihentikan krn
tata cara gugatan class
action dinyatakan tidak sah.
Tidak ada upaya hukum,
Sudah incracht
20
(PROYEK PEMBANGUNAN BANJIR KANAL TIMUR)
Penggugat Intervensi II (18
Subjek hukum) mengakui
tanah sengketa sebagai
miliknya
Gugatan
Intervensi II
Perkara
No. 322/Pdt.G/2008/PN.Jaktim
Amar putusan :
1. Menyatakan Umro
sebagai pemilik sah
Gugatan meminta ganti rugi atas pembebasan tanah proyek
BKT di Kampung Rawadas rt 8 rw 3, kel Pondok Kopi, kec
Duren Sawit seluas 6.270 m hak girik /letter c no 441
persil 1S1 an Umro binti Djana
3
Penggugat Intervensi III
mengakui tanah sengketa
sebagai miliknya
Gugatan
Intervensi III
(ahli waris
Batong bin
Atjong)
4
Penggugat
intervensi I
melakukan Banding.
Posisi Kasus Proses
Kementerian PU
1
Umro binti Djana
Gugatan Intervensi I
(Idi Taing)
Penggugat
Intervensi I
mengakui
tanah
sengketa
sebagai
miliknya
sebagai pemilik sah
2. PU , Ketua P2T
membayar ganti
rugi
2
Posisi Kasus Proses
Banding
21
Kementerian PU
1
2
4
Gugatan :
PU-Walikota membayar tanah jalan tol Reformasi Makassar
PETA PERKARA INCE KOEMALA DENGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
(JALAN TOL REFORMASI MAKASSAR)
Ince Baharuddin Rahman A Aziz Intje Chandra Taniwijaya
Intje Koemala PN Jaksel
No.1255/Pdt.G/2009/PN.Jaksel
Dicabut
(12/11/2009)
P Agama Makassar
No. 442/Pdt.g/2011/PA Mks
NO (ditolak) di PT PA
(11/06/2011)
Gugatan sebagai ahli waris yang sah menurut hukum islam
3
Posisi kasus terakhir
Kasasi Di MARI
PU-Walikota membayar tanah jalan tol Reformasi Makassar
No.190/Pdt.G/2002/PN.Mks
PN, PT, MA, dan PK
(Bukan Domain PU)
Putusan :
-Yang Bayar Wali Kota Makasar
Ince Baharuddin
Menang
PN Makassar
No. 184/Pdt.G/2001/PN.Mks
PT Makassar
No. 50/Pdt/2003/PT.Mks
Novum (Sertifikat : 5,6,44/94)
MARI (Kasasi)
No. 3287 K/Pdt/2006
MARI (PK)
No. 117 PK/Pdt/2008
PU kalah
(12/11/2001)
PU kalah
(25/03/2003)
PU kalah
(21/08/2007)
PU kalah
(24/11/2010)
5
Putusan No Perkara 248/Pdt.G/Plw/2009/PN.Mks
Gugat Perlawanan PN Makassar Menunda
Putusan,
sampai ada kepastian putusan mana yang
benar.
Johni Alexander
dan Lili Mangintung
Gugat Perlawanan
hakim menilai bahwa bukti baru tersebut tidak bersifat menentukan, karena berdasarkan
penelitian Tim Penanganan Masalah Pertanahan dinyatakan bahwa tanah yang terkena proyek
jalan tol tersebut bukanlah tanah negara melainkan tanah adat atas nama Intje Koemala,
sedangkan dalam Bukti Sertifikat Hak Pakai dimaksud dinyatakan sebagai tanah Hak Pakai
bekas tanah negara, sehingga tidak menentukan hak kepemilikan, dan juga terbitnya
Sertifikat Hak Pakai Tersebut tidak dilandasi oleh riwayat tanah/ asal usul tanah 22
PERKARA
Wong Anwar Hairuddin (Tol Makassar Seksi 2)
Penggugat mengaku sebagai pemilik dari beberapa bidang
tanah yang terletak di Kelurahan Rappojawa & Rappokaling,
Kecamatan Tallo, Kota Makassar seluas 72.786 m2 yang
Pemimpin Bagian Proyek Pembinaan
Jalan dan Jembatan Tol (Tergugat)
Wong Anwar Hairuddin
(Penggugat)
Perkara No.
83/Pdt.G/2012/PN.MKS
23
Kecamatan Tallo, Kota Makassar seluas 72.786 m2 yang
terkena proyek jalan tol Makassar Seksi 2.
Penggugat mendalilkan dengan adanya putusan Mahkamah
Agung RI No. 117/PK/Pdt/2009 yang menyatakan SHP an.
Departemen PU tidak bersifat menentukan, maka tidak ada
alasan bagi tergugat I untuk tidak membayar ganti rugi
tanah objek perkara Rp. 36.393.000.000,-
Posisi terakhir:
Telah Sidang Lapangan , & menyerahkan Kesimpulan
Menunggu Putusan
PERKARA
Tol Cikampek - Palimanan
H. Eman Sulaeman
Dkk(Penggugat)
Ketua TPT Jalan Tol Cikampek
(Cikopo) Palimanan Wilayah I.
(Tergugat)
Perkara No.
09/Pdt.G/2012/PN.Subang
Dalil Gugatan :
H. Eman S, dkk yang mengaku sebagai pemilik tanah yang
dibebaskan untuk pembangunan jalan tol Cikampek
24
dibebaskan untuk pembangunan jalan tol Cikampek
Palimanan. Dalil gugatan Penggugat yaitu tidak setuju atas
harga ganti rugi yang telah dikonsinyasi di PN Subang;
Telah diputus tgl 29 Agustus 2012 dengan Putusan Gugatan
Gugur karena Penggugat tidak pernah menghadiri persidangan
Catatan : Saat ini TPT tengah mengajukan 5 (lima) Permohonan
Konsinyasi kepada PN Subang dan sekarang dalam proses Penetapan.
PETA PERKARA NATIGOR
PANJAITAN
Kementerian PU NATIGOR PANJAITAN
No. 60/Pdt.G/2002/PN.TNG
Tuntutan : Ganti rugi tanah jln Tol Ruas Pdk. Aren Ulujami
senilai total Rp. 2,9 milyar
Putusan : PU dan P2T dihukum utk membuat/memproses surat penetapan/perintah kepada
PT. Jasa Marga untuk membayar ganti rugi
PN Tangerang
No. 60/Pdt.G/2002/PN.TNG
PU kalah
26/08/2002
PT Bandung PU kalah
PT. Jasa Marga Gugat Perlawanan
PT. Jasa Marga
1
2
PN Tangerang
No. 318/Pdt/PLW/2004/PN.TNG
PT. JM Menang
25/04/2005
3
Putusan :
- Menyatakan sita eksekusi terhadap objek sengketa tidak sah dan
tidak berharga;
- Menyatakan Sita Eksekusi No. 48/Pen.Eks/2004/PN.TNG tgl 30 Juli
tidak berkekuatan Hukum
Penetepan Eksekusi : No. 48/PEN.EKS/2004/PN.TNG tgl. 30/07/2004
Eksekusi : Surat Menteri PU kpd Dirut PT. Jasa Marga No. HK.01.08-MN/635 tgl. 21/12/2005.
Perihal : Surat Perintah Pembayaran Sbg Pelaksaanaan Putusan Pengadilan yang Berkekuatan
Hukum Tetap
PT Bandung
No. 92/PDT/2003/PT.BDG
PU kalah
19/05/2003
MARI (Kasasi)
2746 K/Pdt/2003
PU kalah
25/03/2004
MARI (PK)
11 PK/Pdt/2005
PU kalah
14/06/2006
Penetepan Eksekusi : No. 14/PEN.EKS/2004/PN.TNG tgl. 01/02/2007
Eksekusi : Surat Dirjen Bina Marga An. Menteri PU kpd Dirut PT. Jasa Marga No. KU.08.13-
Db/354 tgl. 08/05/2008. Perihal : Surat Penetapan Perintah Pembayaran Putusan PK No.
11PK/Pdt/2005 dan Penetapan Eksekusi PN Tangerang Nomor 14/PEN.EKS/2007/PN.TNG
PT Banten
No. 50/Pdt/2005/PT.BTN
PT. JM Menang
04/01/2006
NATIGOR PANJAITAN
No. 33/Pdt.G/2005/PN.TNG
NATIGOR PANJAITAN
PN Tangerang
No. 33/Pdt.G/2005/PN.TNG
PU kalah
14/07/2005
PT Banten
No. 18/PDT/2006/PN.BTN
PU Menang
24/04/2006
Putusan : Menguatkan Putusan PN
25
PETA PERKARA FLY OVER PRAMUKA
H. TATANG SUTARNA KEMENTERIAN PU
Obyek Gugatan : Tanah Seluas + 8.480 m2 Girik C110 Persil 17 S III yang
terkena pembangunan Fly Over Pramuka
Tuntutan : Menghukum T I (Bina Marga), T II (Walikota Jaktim), dan T III
(Dinas PU DKI) membayar Ganti Rugi sebesa Rp. 34.960.170.00,00
PN Jakarta Timur
No. 39/Pdt.G/2007/PN.JKT.TIM
PU kalah
14/08/2007
PT. JAKARTA PU kalah
MASUROH BINTI AMAT
Obyek Gugatan : Tanah Seluas 7320 m2 Girik C110 Persil 17 S III
yang terkena pembangunan Fly over Pramuka
Tuntutan :
Menghukum Tergugat I (Kem. PU), Tergugat II (Dinas PU DKI),
Tergugat III (Walikota Jaktim/P2T) agar tidak membayar uang
ganti rugi kepada Turut Tergugat II (H. Tatang Sutarna)
Menghukum T II (Dinas PU DKI) membayar Ganti Rugi
sebesa Rp. 65.100.000.000,00
PN Jakarta Timur
No. 579/Pdt.G/2011/PN.JKT.TIM
Proses
Persidangan
1
2
PT. JAKARTA
No. 39/Pdt.G/2007/PN.JKT.TIM
PU kalah
14/05/2008
Putusan:
PU dinyatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum
Menghukum TII dan T III untuk membayar ganti rugi kepada Penggugat
(PU lepas dari kewajiban membayar ganti rugi kepada Penggugat)
MARI (Kasasi)
440 K/PDT/2009
PU kalah
17/06/2009
MARI (Peninjauan Kembali)
440 K/PDT/2009
PU kalah
30/09/2010
PU lepas dari kewajiban membayar ganti rugi kepada Penggugat
PU lepas dari kewajiban membayar ganti rugi kepada Penggugat
No. 579/Pdt.G/2011/PN.JKT.TIM Persidangan
26
KEMENTERIAN PU ROEKIYONO AFFANDIE
PETA PERKARA CIKUNIR JUNCTION
RAHMAN ISA
TAUFIK BIN YAHYA
No. 339/Pdt.G/2005/PN.BKS
AFFANDIE MENANG
08/03/2006
No. 395/Pdt./2006/PT.BDG
AFFANDIE MENANG
22/03/2007
PERDAMAIAN
AKTA NOTARIS NO. 12 TGL 25 MEI 2007
No. 320/Pdt.G/2006/PN.BKS GUGATAN
DINYATAKAN NO
(TIDAK DAPAT
DITERIMA) No. 386/Pdt.G/2009/PN.BKS
(Putusan tgl 9/12/2010)
1
2
No. 373/Pdt.G/2010/PN.BKS
GUGATAN DINYATAKAN
NO(TIDAK DAPAT
DITERIMA)
Putusan tgl 11/07/2011
4
3
5
6
1
6
No.205/Pdt.G/2011/PN.BKS
Penggugat menuntut kepada Kementerian Pekerjaan
DIMYATI
No. 42/Pdt.G/2009/PN.BKS
Gugatan dicabut
oleh Penggugat
tanggal 14 Juli 2009
3
5 No. 55/Pdt.G/2011/PN.BKS
GUGATAN DINYATAKAN
NO (TIDAK DAPAT
DITERIMA)
Putusan tgl 01/11/2011
Penggugat menuntut kepada Kementerian Pekerjaan
Umum (Tergugat I), PT. Jasa Marga (Tergugat II),
dan P2T Pemerintah Kota Bekasi (Tergugat III) untuk
secara tanggung renteng membayar ganti kerugian
sisa lahan yang belum dibayar melalui konsinyasi.
Status Terakhir Sidang : Pembuktian
PERKARA CIKUNIR JUNCTION
Obyek Perkara :
tanah seluas + 21.550 m2 di Kel. Jatibening, Pd. Gede, Kota Bekasi yang terkena
pembangunan jalan Tol JORR E1 Cikunir.
Tuntutan : uang ganti kerugian
Proses Konsinyasi :
Permohonan Konsinyasi tgl 4 Oktober 2010 oleh ketua TPT JORR Widodo Subagio, M. Eng.
Sc kpd Ketua PN Bekasi untuk melakukan penitipan uang ganti rugi atas tanah seluas 8.645
m2 sebesar Rp. 7.002.450.000,-
Penetapan Konsinyasi Ketua PN Bekasi No. 06/EKS.CONS/2010/PN.Bks tanggal 10
November 2010.
Posisi terakhir proses konsinyasi :
Uang Ganti rugi yang dikonsinyasikan telah diserahkan oleh PN Bekasi kepada pihak
Affandie tanpa sepengatahuan Kementerian PU.
Pihak Kementerian PU belum mendapatkan alas hak .
27
28

Anda mungkin juga menyukai