Anda di halaman 1dari 3

Pneumothorax

Definisi
suatu keadaan, di mana terdapat udara di dalam rongga pleura yang mengakibatkan kolaps jaringan
paru.
Klasifikasi berdasarkan kejadian dan Jenis Fistula
Pneumothorax spontan Primer : terjadi tiba-tiba tanpa adanya riwayat penyakit paru yang
mendasari sebelumnya, umumnya pada individu yang sehat, dewasa muda, dan tidak
berhubungan dengan aktifitas fisik yang berat, tapi justru terjadi pada saat istirahat.
Pneumothorax spontan sekunder : terjadi karena adanya riwayat penyakit paru yang
mendasarinya, missal ( TB Paru, PPOK, Asma Bronkial, Pneumonia, Tumor paru )
Pneumothorax Traumatik Iatrogenik : terjadi akibat dari komplikasi dari tindakan medis,
dibagi 2 :
PTI Aksidental : terjadi akibat tindakan medis karena kesalahan atau komplikasi
tindakan tersebut, contoh : parasentesis dada, biopsy pleura, biopsy transbronkial,
biopsy/ aspirasi paru perkutaneus, kanulasi vena sentral, barotrauma.
PTI Artifisial : tindakan yang sengaja dilakukan dengan cara mengisi udara ke rongga
pleura melalui jarum dengan suatu alat Maxwell box. Biasanya untuk terapi TB
( sebelum era antibiotic) atau untuk menilai permukaan paru.
Penumothorax Traumatik Non Iatrogenik : terjadi Karena jejas kecelakaan ( jejas pada dinding
dada baik terbuka/tertutup ), terjadi akibat trauma, baik trauma penetrasi atau yang
menyebabkan robeknya pleura, dinding dada maupun paru. Diperkirakan 40% dari semua kasus
pneumothorax. Tidak harus fraktur iga maupun luka penetrasi yang terbuka. Trauma tumpul
atau kontusio pada dinding dada, berikut lokasinya :
Trauma jaringan lunak pada region subclavia ( emfisema subkutis )
Trauma pada trakea ( emfisema mediastinum, emfisema subkutis )
Trauma pada bronkus ( emfisema mediastinum, emfisema interstitialis )
Rupture alveoli ( emfisema interstitial )
Robekan pada pleura viseralis ( pneumothorax )
Robekan pada bulla ( pneumothorax spontan )
Trauma pada dinding dada dan pleura parietalis ( pneumothorax, emfisema subkutis )
Rupture esophagus ( emfisema mediastinum, emfisema subkutis )
Robeknya diafragma ( emfisema mediastinum, Pneumothorax )
Fistula tertutup : Di mana fistelnya tertutup udara di dalam rongga pleura, terkurung & biasanya
akan diresobsi spontan, sehingga tekanan di rongga pleura sedikit meningkat daripada tekanan
pleura pada sisi hemithorax kontralateral tetapi masih lebih rendah dari tekanan atmosfer. Tida
di dapatkan defek atau luka terbuka dari dinding dada.
Fistula terbuka : Di mana fistelnya terbuka sehingga rongga pleura mempunyai hubungan
terbuka dengan bronkus atau dengan dunia luar, tekanan di dalam rongga pleura sama dengan
tekanan di udara bebas. Luka terbuka pada dinding dada menyebabkan pada saat inspirasi udara
dapat keluar melalui luka tersebut. Pada saat inspirasi, mediastinum dalam keadaan normal
tetapi saat ekspirasi mediastinum bergeser ke sisi dinding yang terluka.
Tension atau Ventil : Di mana fistelnya berfungsi sebagai ventil sehingga udara dapat masuk ke
dalam rongga pleura tetapi tidak dapat ke luar kembali. Akibatnya tekanan udara di dalam
rongga pleura makin lama makin tinggi & dapat mendorong mediastinum ke arah kontralateral
Berdasarkan Lokalisasi
(a) Pneumotoraks parietalis
(b) Pneumotoraks mediastinalis
(c) Pneumotoraks basalis
Berdasarkan tingkat kolapsnya jaringan paru
(a) Pneumotoraks totalis, apabila seluruh jaringan paru dari satu hemitoraks mengalami kolaps.
(b) Pneumotoraks parsialis, apabila jaringan paru yang kolaps hanya sebagian
Epidemiologi
Kekerapan pneumotoraks berkisar antara 2,4 - 17,8 per 100.000 penduduk per tahun
Laki-laki : perempuan = 5:1
Pneumotoraks lebih sering ditemukan pada hemitoraks kanan daripada hemitoraks kiri
Pneumotoraks bilateral kira-kira 2% dari seluruh pneumotoraks spontan
Etiologi
Trauma thorax
Tekanan pada daerah paru
PPOK
Asma
Fibrosis kistik
Tuberkulosis
Patogenesis
Pneumotoraks spontan terjadi oleh karena pecahnya bleb/kista kecil yang diameternya tidak
lebih dari 1 -2 cm yang berada di bawah permukaan pleura viseralis & sering ditemukan di
daerah apeks lobus superior & inferior.
Terbentuknya bleb ini oleh karena adanya perembesan udara dari alveoli yang dindingnya
ruptur melalui jaringan intersisial ke lapisan jaringan ikat yang berada di bawah pleura viseralis
Sebab pecahnya dinding alveolus ini belum diketahui dengan pasti, diduga ada dua faktor
sebagai penyebabnya.
1) Faktor infeksi atau radang paru.
Infeksi atau radang paru walaupun minimal akan membentuk jaringan parut pada dinding
alveoli yang akan menjadi titik lemah
2) Tekanan intra alveolar yg tinggi akibat batuk atau mengejan.
Dengan pecahnya bleb yang terdapat di bawah pleura viseralis, maka udara akan masuk ke
dalam rongga pleura & terbentuklah fistula bronkopleura. Fistula ini dapat terbuka terus,
dapat tertutup & dapat berfungsi sebagai ventil.

Anda mungkin juga menyukai